STRATEGI
Posted on April 3, 2013
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken
N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia.
Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada
tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada
tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934
Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama
perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris
Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever
Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-
1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620
tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-
009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham
menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham
menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang
dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533
HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan
makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk
kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000,
yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H.
tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-
jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan
(dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-
TH.2000.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.
Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER memiliki strategi – strategi
dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain:
Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan sistimpengisian
kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin bisnis eceran diamerika
serikat. Sistem mili wal-mart mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secaralangsung
kepada pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka pada kasir.terminaltitik pejualan
mencatat kode barang setiap barang yang melewati kasir dan mengirimkantransaksi pembelian
langsung kepada komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkanpesanan dari semua toko
wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok. Pemasok juga dapatmengakses daa penjualan dan
persediaan wal-mart menggunakan teknologi web. Sistem inimampu membuat wal-mart
mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikanpersediaannya untuk memenuhi
permintaan pelanggan.
2. DIFERENSIASI PRODUK
Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang lain,produk
masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan caraterjun
langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengandiadakannya
perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan
produk-produk pesaing lainnya.
1.Periklanan
2.Promosi Penjualan
3.Hubungan Masyarakat dan Publisitas
4.Penjualan Secara Pribadi
Visi
• Unilever berusaha menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari. Kami membantu
orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand
dan pelayanan yang baik bagi mereka dan juga bagi orang lain.
• Kami akan menginspirasi orang-orang untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang
dapat memberikan perbedaan besar bagi dunia.
• Kami akan mengembangkan cara baru untuk melakukan usaha dengan tujuan mengembangkan
perusahaan kami sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.
• Kami sepenuhnya menyadari bahwa kami perlu mengembangkan model baru untuk
pertumbuhan usaha. Kami bertujuan melaksanakan program kerja jangka panjang dengan
supplier kami, para pelanggan dan rekan lainnya dalam mencapai tujuan ini.
• Dengan portfolio brand kami yang kuat, kehadiran yang menonjol pasar dan komitmen yang
bertahan lama untuk berbagi nilai kreasi, kami percaya kami berada di tempat terbaik untuk
mencapai tujuan ini.
Misi
• Kemajuan sebuah perusahaan dipengaruhi oleh banyak aspek, mulai dari visi dan misi
perusahaan, bisnis plan dan dalam edisi ini Human Capital akan membahas mengenai succession
plan atau rencana suksesi. Untuk menggali pengalaman mengenai rencana suksesi ini rasanya
sangat wajar jika kita coba berkaca pada perusahaan besar seperti PT. Unilever Indonesia.
• Bagi PT. Unilever Indonesia, rencana suksesi dianggap sangat penting karena berkaitan dengan
kelangsungan perusahaan. “Rencana suksesi itu menurut saya sangat penting karena kami
beroperasi jangka panjang bukan hanya operasi satu atau dua tahun,” tutur Joseph Bataona,
Human Resources Director PT. Unilever Indonesia.
• Secara teknis rencana suksesi PT. Unilever ke depan, seperti dijelaskan Joseph, pertama karena
pertumbuhan perusahaan ke depan harus melihat apakah perusahaan akan punya karyawan yang
sama atau mengalami pertambahan atau pengurangan, kedua apakah perusahaan mempunyai
stock tenaga kerja dan apakah stock ini akan cukup atau perlu ditambah atau mungkin orangnya
tetap sama tetapi perlu dididik lagi untuk memenuhi requirement di tahun mendatang. Dalam
konteks unilever, sejak awal tahun 70-an telah mempunyai program untuk merekrut fresh
graduate dari perguruan tinggi.
1. Kekuatan (Strengths)
1.Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model yang
tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik
perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si
model dalam iklan tersebut.
2.PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga.
Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan
penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan
dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007)
3.Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
4.Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap
jajaran.
5.Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan
ice cream.
6.Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk
menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
7.PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga
ke daerah-daerah dapat terlayani.
8.PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”. Unilever
dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.
2. Kelemahan (Weaknesses)
1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti dihadapi
perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai
agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan
yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen
(SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat
berorientasi komersial.
2.Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
3.Jumlah karyawan yang tambun.
4.Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia
tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
5.Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
6.Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
7.Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
8.Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
3. Kesempatan (Opportunities)
1.Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi ekonomi
Indonesia sebesar 6.3%.
2.Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, dan papua.
3.Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
4.Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik.
5.Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan
122.922.553 (50,1%) perempuan.
6.Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
7.Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
8.Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.
4. Ancaman (Threats)
1.Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula
kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak,
bahan kimia dan komoditas lainnya.
2.Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
3.Melemahnya daya beli konsumen.
4.Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
5.Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya
pemasaran produk.
6.Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
7.Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
8.Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi
produk-produk luar negeri.
9.Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang
membahayakan komunitas orang utan.
10.Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
11.Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik faktor internal
maupun faktor eksternal yang dapat mendukung kegiatan perusahaan tersebut dalam
rangka mencapai tujuannya. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pihak manajemen
perusahaan didapatkan beberapa faktor yang dapat menunjang kegiatan perusahaan dalam
mencapai tujuannya, yaitu :
PT. Unilever Indonesia Tbk yang menarik yang dapat menarikminat para konsumen.
3. Pilihan produk yang bervariasi
PT Unilever Indonesia Tbk menawarkan produk Rinso yang bervariasi Sehingga para
pelanggan diberikan berbagai alternatif pilihan produk sesuai dengan kebutuhan mereka.
Produk Rinso yang ditawarkan antara lain Rinso Anti Noda, Rinso Warna, Rinso Matic,
dan Rinso Excel, yang mempunyai kegunaan pada masing-masing variannya.
4.Memiliki tenaga kerja yang terampil dan kemampuan yang baik
PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki komitmen pada keragaman dan lingkungan kerja
yang diwarnai oleh sikap saling percaya dan hormat dimana semua memiliki rasa
tanggung jawab atas kinerja dan reputasi perusahaan. PT Unilever Indonesia Tbk
akan merekrut, mempekerjakan dan mengembangkan para karyawan atas dasar
kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan.
5.Memiliki modal yang kuat
PT. Unilever Indonesia Tbk melaksanakan kegiatan tentunya ditunjang oleh
Dana yang besar dari para pemegang saham dan pemilik modal.
Kata strategi berasal bahasa yunani :”strategos” (stratus militer dan “ag” = memimpin yang
berarti “generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal dalam membuat rencana
untuk memenangkan perang. Dalam manajemen strategis yang baru, mintzberg mengemukakan
5P yang sama dengan strategi yaitu : perencanaan : Perencanaan (Plan), Pola (Paten),Posisi
(Position), Perspektif dan Permainan atau taktik (Play)
Pengertian Pemasaran Menurut Para Ahli - Pemasaran merupakan konsep menyeluruh yang
menyangkut berbagai kegiatan pemasaran yang tercakup dalam satu sistem pemasaran. Pemasaran
merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berekembang dan mendapatkan laba.
Pemasaran tidak terbatas pada dunia bisnis saja, karena sebenarnya setiap hubungan antar individu
dan antar organisasi yang melibatkan proses pertukaran adalah kegiatan pemasaran.
Banyak sekali definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli, meskipun berbeda-beda tetapi pada
dasarnya mempunyai arti yang sama. Perbedaan tersebut karena perbedaan sudut pandang saja. Untuk
memperjelas pengertian pemasaran, maka berikut ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli.
1 Philip Kotler
“Pemasaran adalah proses sosial dan managerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh
apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. (Kotler,
1986 : 5)”
2. William J. Staton
“Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.” (Stanton, 1986 : 7)
Dari definisi-definisi di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pemasaran mempunyai arti sebagai berikut:
1. Pemasaran merupakan suatu proses yang dilakukan individu maupun kelompok.
2. Adanya proses pertukaran arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
3. Adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang harus dipuaskan oleh kegiatan manusia lain yang
menghasilkan alat pemuas tersebut yang berupa produk barang dan jasa.
4. Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang terintegrasi secara dinamis, dalam arti bahwa
pemasaran merupakan hasil dari berbagai macam kegiatan.
Memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat membantu dalam pencapaian tujuan
perusahaan serta beradaptasi dengan lingkungan adalah merupakan tujuan seorang manajer
pemasaran. Manajemen pemasaran mempunyai proses untuk mempengaruhi tingkat, jangkauan waktu
dan komposisi permintaan dengan cara hingga membantu perusahaan mencapai sasarannya.
Pengertian Manajemen Pemasaran menurut Parah Ahli - Philip Kotler sebagai berikut:
“Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan dan pengawasan terhadap program
yang telah dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran dan hubungan
yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
(Kotler, 1986;20)”
Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa fungsi manajemen pemasaran mencakup proses yang
melibatkan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan. Kegiatan tersebut bertujuan menimbulkan pertukaran yang diinginkan, baik yang
menyangkut kebutuhan psikologi, sosial dan kebudayaan yang dapat disesuaikan dengan sikap dan
perilaku konsumen.
Bagi perusahaan untuk mendapatkan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan memperoleh
keuntungan pemasaran menjadi salah satu kegiatan yang terpenting. Perusahaan yang menitik beratkan
usahanya untuk mencapai sukses dalam jangka panjang. Falsafah tersebut disebut konsep pemasaran.
Semua kegiatan perusahaan harus dicurahkan untuk mengetahui apa yang menjadi kegiatan konsumen
dan kemudian memuaskan keinginan-keinginan tersebut.
Di dalam konsep pemasaran diajarkan bahwa kegiatan pemasaran suatu perusahaan harus dimulai
dengan usaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan dari konsumen. Kemudian
perusahaan menyesuaikan kegiatannya agar dapat memuaskan kebutuhan konsumen dengan cara
efektif dan efisien. Maksud dari efektif dan efisien disini adalah dalam pemenuhan kebutuhan konsumen
harus tepat sasaran dan tepat waktu, yaitu apa yang diinginkan konsumen dan kapan konsumen
menginginkannya.
“Konsep pemasaran adalah sebuah upaya pemasaran terkoordinasi yang berfokus pada pasar dan
berorientasi pada pelanggan dengan tujuan memberikan kepuasan pada pelanggan sebagai kunci untuk
mencapai tujuan organisasi. (Kotler, 1997, 17)”
Dari definisi konsep di atas diperoleh empat komponen utama yang melandasi konsep pemasaran, yaitu:
1. Fokus pasar
Perusahaan harus dapat membatasi dan menentukan pasarnya yang akan menjadikan sasarannya
karena kenyataannya tidak ada perusahaan yang sanggup melaksanakan semua kegiatannya disemua
pasar dengan memenuhi kebutuhan pelanggan.
3. Pemasaran terpadu
Kegiatan perusahaan harus dikoordinasi dengan baik dengan bagian-bagian lain dari perusahaan untuk
berusaha memberikan kepuasan kepada konsumen.
4. Kemampulabaan
Melalui konsep pemasaran perusahaan harus berusaha membina hubungan baik dengan konsumen,
sehingga tercipta hubungan timbal balik yang menguntungkan. Perusahaan tidak dituntut untuk dapat
menjual barang dan jasa yang diproduksi melainkan untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat
dijual.
Jadi dengan konsep pemasaran perusahaan menjajaki apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh
konsumen kemudian mengembangkan produk yang akan memuaskan keinginan konsumen dan
sekaligus memperoleh laba, namun dengan perkembangan teknologi dan masyarakat telah
menyebabkan perkembangan konsep pemasaran pula.
Sekarang perusahaan dituntut untuk dapat menanggapi tekanan-tekanan dari luar, ketidakpuasan
konsumen, perhatian pada masalah-masalah lingkungan dan kekuatan-kekuatan politik yang legal.
Perusahaan tidak lagi berorientasi pada konsumen saja, tetapi juga harus berorientasi pada tanggung
jawab sosial. Konsep pemasaran dan tanggung jawab sosial sebuah perusahaan yang berjalan dengan
selaras ini disebut konsep pemasaran masyarakat (Social marketing concept).
Agar konsep pemasaran dan tanggung jawab sosial dapat berjalan dengan selaras,
pihakmanajemen harus berupaya keras dalam program jangka panjangnya membuat keseimbangan
untuk:
1. Memuaskan keinginan konsumen pembeli produk
2. Memuaskan keinginan masyarakat yang terpengaruhi oleh kegiatan perusahaan
3. Mencapai tujuan mendapat laba perusahaan.
Perubahan situasi dan kondisi yang terus menerus terjadi dalam masyarakat membawa konsekwensi
pada perubahan konsep pemikiran dari waktu ke waktu. Orientasi perusahaan mencerminkan adaptasi
perusahaan terhadap perubahan situasi dan kondisi tersebut
Adapun tahap-tahap perkembangan konsep pemasaran sebagai berikut: (Swastha, 1997; 17)
1. Konsep Produksi
Konsep ini mengemukakan bahwa pelanggan akan memahami produk-produk yang tersedia secara luas
dan harganya murah, maka manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi produksi dan
distribusi.
2. Konsep Produk
Konsep ini berpendapat bahwa para konsumen akan menyukai produk-produk berkualitas, penampilan,
ciri-ciri terbaik, maka organisasi harus mencurahkan upaya terus menerus dalam perbaikan produk.
3. Konsep Penjualan
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen jika dibiarkan sendiri, biasanya tidak akan membeli produk-
produk dari organisasi perusahaan tersebut, maka perusahaan harus melakukan kegiatan penjualan
yang agresif dan usaha promosi yang gencar.
4. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyerahan produk yang memuaskan secara
lebih efektif dan efisien dibanding pesaing.
William J, Stanton, Prinsip Pemasaran, Edisi Ketujuh,Jilid Kedua, Erlangga, Jakarta, 1986
Philip Kotler, (1986) Manajemen Pemasaran, Jakarta : Erlangga.
Basu Swasta, dan Handoko, T Hani., 1997, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perilakuk Konsumen ,
Liberty, Yogyakarta.