Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PERUSAHAAN PT.

UNILEVER
INDONESIA, Tbk
Dosen Pengampu: Sri Rahayu Tri Astuti, S.E., M.M

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

1. Vannisa Fadilata (12010116130254)


2. Iqbal Herindra (12010116130257)
3. Innany M M (12010116130266)
4. Indrayani M. S (12010116140105)

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNya
kami dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul ‘Analisis PT Unilever Indonesia,
Tbk.” Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam proses
pengerjaannya, namun kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Laboratorium Manajemen yang telah membantu kami dalam mengerjakan laporan ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang sudah memberi
konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan ini. Kami
berharap laporan ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Semarang , 3 Maret 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... iii
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. iii
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ iii
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... iii
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 1
2.1 Profile Company PT. Unilever Indonesia ................................................. 1
2.2 Strategi Aspek Pemasaran ......................................................................... 2
2.3 Strategi Aspek Operasional .......................................................................3
2.4 Strategi Aspek Keuangan .......................................................................... 4
2.5 Strategi Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia ..................................6
2.5 Analisis SWOT .......................................................................................... 6
2.5 Contoh Kasus PT. Unilever Indonesia ....................................................... 8
BAB III PENUTUP ...................................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................
3.2 Kritik dan Saran ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah Perusahaan multinasional yang


memasarkan berbagai barang konsumen di berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan akan
nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membuat
para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.
Di dalam menghadapi persaingan antar perusahaan, PT. Unilever Indonesia, Tbk
sudah menyiapkan strategi dan taktik dalam menghadapi persaingan-persaingan antar
perusahaan. Mengingat banyaknya pesaing yang berkiprah di dunia internasional, maka
sangat diperlukan adanya strategi yang sangat jitu dari perusahaan yang mampu mengangkat
namanya di benak para konsumen di berbagai Negara.
Dalam hal ini, kami akan menganalisis beberapa point penting dari PT. Unilever
tentang strategi yang digunakan dalam memenangkan persaingan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah PT. Unilever ?
2. Apa saja Strategi Pemasaran dari PT. Unilever ?
3. Apa saja Strategi Operasional dari PT. Unilever ?
4. Apa saja Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia dari PT. Unilever ?
5. Apa saja Strategi Keuangan dari PT. Unilever ?
6. Apa dan bagaimana analisis SWOT dari PT. Unilever ?
7. Apa Kasus yang terdapat dalam PT. Unilever dan Bagaimana cara mengatasinya?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui sejarah serta perluasan dan perkembangan PT. Unilever.
2. Untuk mengetahui, memahami dan mempelajari strategi pemasaran PT. Unilever.
3. Untuk mengetahui, memahami dan mempelajari strategi operasional PT. Unilever
4. Untuk mengetahui, memahami dan mempelajari strategi manajemen sumber daya
manusia PT. Unilever
5. Untuk mengetahui, memahami dan mempelajari strategi keuangan PT. Unilever
6. Untuk memahami dan mempelajari analisis SWOT dari PT. Unilever.
7. Untuk mengetahui, memahami dan mempelajari kasus yang terdapat di PT. Unilever dan
cara menyelesaikan kasus tersebut.

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. PROFILE COMPANY

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai


Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen,
notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan
surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan
No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada
tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli
1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang
dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah
menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan
keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di
Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal
(Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.

Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang
saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100
per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta
No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui
oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No.
C-17533 HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur
dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-
produk kosmetik.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13


Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih
Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan
memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan
Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan
No. C-18482HT.01.04-TH.2000.

1
B. STRATEGI ASPEK PEMASARAN

1. Kepemimpinan Harga Rendah


Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan
sistim pengisian , wal-mart menjadi pemimpin bisnis eceran di Amerika Serikat. Sistem wal-
mart mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secara langsung kepada pemasok ketika
pelanggan membayar pembelian mereka pada kasir.terminal titik pejualan mencatat kode
barang setiap barang yang melewati kasir dan mengirimkan transaksi pembelian langsung
kepada komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkan pesanan dari semua toko wal-
mart dan mengirimkannya ke pemasok. Pemasok juga dapat mengakses dari penjualan dan
persediaan wal-mart menggunakan teknologi web. Sistem ini mampu membuat wal-mart
mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikan persediaannya untuk memenuhi
permintaan pelanggan.

2. Diferensiasi Produk
Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi
Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca,
sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya.

3. Segmentasi Produk
Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila
dirancang dengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah atau
kawasan tertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena Unilever telah
memiliki pabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap negara. Hal ini dilakukan
agar setiap negara dapat membeli produk yang sesuai dengan keinginan dan kebiasaan
mengkonsumsi produk yang sangat erat hubungannya dengan cita rasa negaranya.

4. Berfokus Pada Peluang Pasar


Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang
lain, produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan
cara terjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengan
diadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan antara produk
Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.

5. Menguatkan Keakraban Pelanggan dan Pemasok


Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok
terhadap jadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana
dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga melakukan Tanya
jawab kepada para konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen
mengeluh.

2
6. Strategi Penjualan atau Promosi
Strategi Promosi yang dapat dilakukan oleh PT. Unilever yaitu:
 Periklanan → semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa
yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
 Promosi Penjualan → Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan
mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
 Hubungan Masyarakat dan Publisitas → berbagai program untuk mempromosikan
dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
 Penjualan Secara Pribadi → interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih
untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan
 Pemasaran Langsung → penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat
penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau
mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat, berkembangnya
berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen maka Strategi Promosi
dirumuskan menjadi:
 Advertising
 Consumer Sales Promotion
 Trade Promotion and Co-Marketing
 Packaging. Point Of Purchase
 Personal Selling
 Public relations
 Brand Publicity
 Corporate Advertising
 The Internet
 Direct Marketing
 Experiantial contact: Event, sponsorship
 Customer Service
 Word Of Mouth

C. STRATEGI ASPEK OPERASIONAL


Merumuskan strategi manajemen operasional paling tidak membutuhkan dua
komponen, yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai dan cara menyediakan sarana
dan prasarana tersebut. Dari dua komponen diatas, hal-hal pokok dalam manajemen
operasional dapat dijabarkan menjadi beberapa bidang, yaitu inventarisasi, prosedur,
pembelian barang, pengendalian mutu, biaya produksi, produktivitas kerja, jadwal produksi,
tenaga kerja, penggunaan fasilitas, dan pemeliharaan peralatan
Di sisi operasi, Unilever Indonesia memperhatikan efisiensi dan efektivitas
penggunaan air di pabrik Rungkut, Jawa Timur dalam strategi winning with continous
improvement. Isu kelangkaan air dan sanitasi tidak luput dari perhatian Unilever Indonesia.
“Dengan menurunkan jumlah limbah produksi, kami menciptakan efisiensi dan menurunkan
biaya, yang pada akhirnya akan meningkatkan marjin dan menurunkan resiko.

3
Analisa value chain PT. Unilever Indonesia:

1) Inbound logistik
a. Penerimaan bahan baku : bahan baku diterima oleh gudang pusat. Bahan baku diberi
kode, diinput di database persediaan umtuk memudahkan kontrol jumlah persediaan
yang tersedia, persediaan yang habis, dan persediaan yang baru di tambah.
b. Pengendalian kualitas : pengendalian kualitas dilakukan oleh departemen (Quality
Control Material). Departemen ini bertugas memastikan bahan baku yang masuk
digudang sudah sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
2) Operation
a. Proses produksi : dilakukan oleh tenaga produksi yang mengolah bahan baku
sedemikian rupa hingga menjadi produk jadi yang siap dipasarkan. Proses produksi
ini meliputi beberapa aktivitas seperti : penakaran, pencampuran, dan pengemasan.
Setelah dikemas, jumlah produk jadi tersebut diinput.
b. Pengendalian produk : pengendalian produk dilakukan oleh departemen Quality
Control Product. Departemen ini bertugas memastikan bahwa produk yang diproduksi
sudah sesuai dengan standar kualitas yang sudah di tetapkan oleh PT.Unilever
Indonesia Tbk.
3) Outbond logistic
a. Packaging : pengemasan produk dengan kardus-kardus dan siap untuk di distribusikan
ke pasar
b. Distributor : barang yang sudah di packaging siap di distribusikan ke berbagai (
Distribution Center ) di seluruh dunia.
c. Brand Controller : bagian ini memegang kendali pada tiap tempat yang tersebar di
seluruh dunia. Ini mempermudah kontrol terhadap jumlah produk yang di pasarkan
dan memantau jumlah produk yang tersebar.
d. Produk display : produk yang di pajang disemua tempat digunakan untuk
mendemonstrasikan produk secara langsung tanpa dibuka untuk dicoba.

D. STRATEGI ASPEK KEUANGAN


1. Komponen Biaya Anggaran pada PT Unilever :

Komponen yang digunakan pada PT. Unilever adalah Cost Debt(Biaya Hutang) :

Cost of Debt (Biaya Hutang) adalah Hutang dapat diperoleh dari lembaga pembiayaan
atau dengan menerbitkan surat pengakuan hutang (oligasi). Biaya hutang yang berasal dari
pinjaman adalah merupakan bunga yang harus dibayar perusahaan, sedangkan biaya hutang
dengan menerbitkan obligasi adalah tingkat pengembalian hasil yang diinginkan (required of
return) yang diharapkan investor yang digunakan untuk sebagai tingkat diskonto dalam
mencari nilai obligasi.

Suatu perusahaan memanfaatkan sumber pembelanjaan utang, dengan tujuan untuk


memperbesar tingkat pengembalian modal sendiri (ekuitas). Biaya Utang dibagi menjadi dua
macam yaitu :

4
 Biaya Utang sebelum Pajak (before-tax cost of debt)
Menurut Warsono (2003: 139), besarnya biaya utang sebelum pajak dapat
ditentukan dengan menghitung besarnya tingkat hasil internal (yield to
maturity) atas arus kas obligasi, yang dinotasikan dengan kd.
 Biaya Utang setelah Pajak (after-tax cost of debt)
Menurut Warsono (2003: 139), mengatakan bahwa perusahaan yang
menggunakan sebagian sumber dananya dari utang akan terkena kewajiban
membayar bunga. Bunga merupakan salah satu bentuk beban bagi perusahaan
(interest expense). Dengan adanya beban bunga ini akan menyebabkan
besarnya pembayaran pajak penghasilan menjadi berkurang.

2. Estimasi Biaya/ Satuan Biaya pada PT Unilever

Perhitungan biaya yang diperlukan dalam membuat melakukan investasi. Perhitungan


biaya meliputi, perhitungan, biaya tempat, produksi, karyawan, perizinan pendirian usahan
dan lain sebagainya. Estimasi biaya harus tepat guna menghindari terjadinya dampak
kerugian bagi investor atau pendiri usaha, sehingga usaha yang dibuat dapat berjalan dengan
optimal.

Definisi perkiraan biaya adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang
diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu
(Iman Soeharto_National Estimating Society USA), berdasarkan definisi, tersebut maka
perkiraan biaya mempunyai pengertian sebagai berikut :

• Perkiraan biaya yaitu melihat, memperhitungkan dan mengadakan perkiraan


atas hal-hal yang akan terjadi selanjutnya
• Analisis biaya yang berarti pengkajian dan pembahasan biaya yang pernah ada
yang digunakan sebagai informasi yang penting

Kualitas estimasi sangat ditentukan oleh :

• Tersedianya data dan informasi


• Teknik dan metode yang digunakan
• Kecakapan dan pengalaman estimator
• Tujuan pemakaian perkiraan biaya

3. Penyusunan Anggaran / Investasi Perusahaan

Anggaran merupakan perhitungan modal yang dipergunakan dalam 1 periode tertentu.


Pada Kali ini PT. Unilever menggunakan Penyusunan Anggaran dengan metode Top Down.

Proses penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuan sebelumnya dan tidak


berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan anggaran Top Down ini secara garis besar
berupa pemberian sejumlah uang dari pihak atasan kepada para karyawannya agar
menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk menjalankan sebuah program.

5
4. Penyusunan Cash Flow Perusahaan.

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan
dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap
kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan.

5. Kriteria Investasi

Kriteria Investasi yang dipakai PT Unilever adalah Payback Period (PP) :

Payback Periode adalah metode penilaian terhadap jangka waktu pengembalian investasi
suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih (Proceed)
yang diperoleh setiap tahun.

E. STRATEGI ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA


Kegiatan manajemen sumber daya manusia berkisar pada pengadaan, penggunaan dan
pemeliharaan sumber daya manusia. Agar ketiga pokok kegiatan tersebut berjalan lancar
perlu disiapkan sistem yang handal.Tahap pengadaan mencakup perencanaan SDM,
rekrutmen, seleksi dan orientasi. Tahap penggunaan perlu memperhatikan kesesuaian antara
kemampuan SDM dan apa yang menjadi tugas serta tanggung jawabnya. Juga perlu
diperhatikan hal-hal mengenai kesempatan memperoleh pelatihan dan pendidikan, supervisi,
penilaian kinerja, imbalan serta jaminan perlindungan dan kesehatan kerja.Terakhir, pada
tahapan pemeliharaan sumber daya manusia tujuannya adalah bagaimana agar karyawan
merasa puas bekerja.
Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia.Unilever secara
rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka.Setelah itu diberikan pelatihan sistem
produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan.Mereka tidak langsung kerja tetapi
ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang seperti manufaktur, pemasaran, penelitian dan
pengembangan.Saat ini tenaga kerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah
3.000 orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap
berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga
maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.

F. ANALISIS SWOT
1. Strengths (Kekuatan):
a. Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-
model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu
konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat
mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam iklan tersebut.
b. PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat
terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah
mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever

6
Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut
majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007).
c. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
d. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi
di segenap jajaran.
e. Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care,
savoury, dan ice cream.
f. Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan
distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat
penjualan.
g. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi
produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
h. PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on
quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa
mengabaikan kualitas produk.

2. Kelemahan (Weaknesses)
a. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang
mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar
departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,ko
munikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda.Dan
ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM,
keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat
berorientasi komersial.
b. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
c. Jumlah karyawan yang tambun.
d. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever
indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
e. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
f. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
g. Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
h. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.

3. Kesempatan (Opportunities)
a. Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan
bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
b. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
c. Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan
konsumen.
d. Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik
yang baik.
e. Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%)
dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.

7
f. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
g. Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
h. Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83
%.

4. Ancaman (Threats)
a. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa
sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh
kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
b. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
c. Melemahnya daya beli konsumen.
d. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
e. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan t
ingginya biaya pemasaran produk.
f. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
g. Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
h. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional
menjadi produk-produk luar negeri.
i. Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan
yang membahayakan komunitas orang utan.
j. Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
k. Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

G. KASUS PT. UNILEVER INDONESIA Tbk

GAPKI Sesalkan Sikap Unilever


Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyesalkan sikap Unilever
yang memutuskan kontrak pembelian minyak sawit mentah (CPO) dari PT SMART Tbk
hanya karena laporan Greenpeace.

Menurut Sekjen GAPKI Joko Supriyono, tindakan Unilever tersebut terburu-buru.


Apalagi, katanya, SMART dan Unilever merupakan anggota Rountable on Sustainable Palm
Oil (RSPO) yang merupakan anggota para pemangku kepentingan dalam industri sawit yang
mendorong pengembangan dan penggunaan CPO lestari.

"Unilever seharusnya memanfaatkan forum RSPO untuk melakukan klarifikasi dan


penyelesaian terhadap klaim Greenpeace yang bukan anggota RSPO dan laporan lembaga
swadaya masyarat (LSM) internasional itu belum tentu benar," katanya di Jakarta, Rabu
(16/12).

Namun, dia mengatakan dampak kasus penghentian sementara pembelian produk


minyak sawit PT SMART oleh Unilever tidak akan memengaruhi industri CPO Indonesia

8
secara signifikan. Berdasarkan data PT SMART, penjualan produk minyak sawit ke Unilever
tidak mencapai 5 persen dari total penjualan.

Direktur Utama PT SMART Tbk Daud Dharsono menjelaskan penjualan produk


minyak sawit ke Unilever hanya sekitar dua hingga 3 persen saja dari total penjualan. Hal itu
tidak banyak berubah sejak 2005. "Jadi tidak banyak berpengaruh memang terhadap bisnis
kita," tuturnya.Untuk meningkatkan kualitas CPO, ]oko menjelaskan, pihaknya bersama
Departemen Pertanian saat ini tengah mengembangkan sistem standar CPO. "Saat ini kita
sedang kembangkan standar Indonesian Sustainable Palm Oil, jadi itu semacam sistem untuk
buktikan kita juga sustainable dengan UU dan peraturan," tuturnya.

( Sumber : bataviase.co.id )

Hasil Analisis

PT Unilever adalah perusahaan multinasional yang bergerak dalam bidang produksi


produk-produk kebutuhan sehari-hari konsumen. Produk-produknya sudah dikenal luas oleh
masyarakat, dan telah mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai produk-produk yang
berkualitas tinggi. Oleh karena itu dalam memproduksi produk-produknya tentunya unilever
sangat memperhatikan bahan-bahan yang akan diproduksi menjadi produk-produk unilever.
Terutama dalam hal kualitas bahan baku atau dampak sosial dari bahan bakumisalnya
pencemaran lingkungan atau pengrusakan hutan yang ditimbulkan. Seperti contoh salah satu
pemasok bahan baku untuk produk unilever yaitu minyak kelapa sawit (CPO) dari PT
SMART tbk yang mendapat laporan dari Greenpeace bahwa adanya pelanggaran perluasan
lahan perkebunan sawit yang mengakibatkan perusakan hutan. Sehingga unilever
memutuskan untuk menghentikan pembelian minyak kelapa sawit karena unilever
bertanggung jawab atas dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan dalam masalah ini.

Solusi

1. Memilih pemasok secara hati-hati, atas dasar praktek usaha yang sesuai dengan
praktek usaha.
2. Berupaya menciptakan kerja sama yang terbuka dan kooperatif dengan para
pemasok, karena hubungan yang kuat memungkinkan untuk bekerja sama dengan
para pemasok dalam mengatasi persoalan yang timbul dan meningkatkan kualitas.
3. Mendorong mitra agar berbisnis dengan cara yang berkelanjutan. Melalui Program
Manajemen Kualitas Pemasok (Supplier Quality Management Programme -
SQMP)
4. Mendorong para pemasok menerapkan standar tertinggi dalam berbisnis.

Analisis SWOT kasus PT. Unilever Indonesia

a. Strengths (Kekuatan):
- Produk-produk sudah dikenal luas oleh masyarakat
- Produk memiliki kualitas yang tinggi

9
b. Kelemahan (Weaknesses):
- Pencemaran Lingkungan dari perluasan lahan perkebunan sawit
- Rusaknya hutan yang ditimbulkan akibat perluasan lahan perkebunan sawit

c. Kesempatan (Opportunities):
- Produk-produk Unilever telah mendapat kepercayaan dari masyarakat

d. Ancaman (Threats)
- Adanya laporan Green Pearce

10
BAB III
PENUTUP

11
DAFTAR PUSTAKA

http://blog.ub.ac.id/achmadnazar/files/2013/11/Analisis-PT-UNILEVER-Tbk1.pdf

http://syafiqfadhillah.blogspot.com/2017/11/aspek-keuangan-pada-pt-unilever.html

http://agrungeprayitno.blogspot.com/2015/04/analisis-swot.html

https://emaalife.wordpress.com/2017/05/06/pos-blog-pertama/

12

Anda mungkin juga menyukai