Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERSEBARAN BAHASA LAMPUNG

(PERKEMBANGAN DIALEK BAHASA LAMPUNG DAN PESEBARAN DI


MASING-MASING DAERAH

Disusun Oleh : 1. Dila Billadi Sholichah (2213041067)


2. Prisna Yunita Dwi (2213041054)
3. Rahma Sahida (2213041051)
4. Malika Tavana Zain (2213041057)

5. Nanda Salsabila (2213041068)

Kelas : 4B
Mata Kuliah : Bahasa Lampung

Dosen Pengampu : 1. Drs. Iqbal Hilal, M.Pd.

2. Siska Meirita, M.Pd.

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
selalu melimpahkan rahmat-Nya sehingga tim penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah Modul pembelajaran yang berjudul “Sejarah Perkembangan
dan Persebaran Bahasa Lampung (Perkembangan Dialek Bahasa Lampung dan
Persebaran di Masing-masing Daerah)” dengan baik. Tujuan penyusunan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi nilai mata kuliah bahasa Lampung.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
dengan tulus memberikan doa, dukungan, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan sebaik yang penulis bisa. Dengan itu, tim penulis ucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang selalu membantu melancarkan seluruh
kegiatan ini, diantaranya:

1. Allah SWT. yang telah memberikan petunjuk, kekuatan, kesabaran serta


keteguhan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik tanpa melalaikan perintah-Nya.
2. Keluarga dari setiap anggota kelompok yang ikut mendoakan dan melancarkan
proses penyelesaian makalah ini dengan baik.
3. Drs. Iqbal Hilal, M.Pd. dan Siska Meirita, M.Pd.. selaku dosen pengampu mata
kuliah Bahasa Lampung.
4. Rekan kelompok 2, selaku penulis yang telah menyelesaikan proses
penyusunan makalah ini.

Bandarlampung, 05 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1

1.3 Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

2.1 Pengertian Bahasa Lampung ............................................................ 3

2.2 Perkembangan Bahasa Lampung ...................................................... 4

2.3 Persebaran Bahasa Lampung ............................................................ 5

2.4 Pembagian Jenis Dialek Bahasa Lampung ....................................... 10

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 13

3.2 Saran ................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Lampung adalah salah satu bahasa yang menjadi bagian dari
keberagaman linguistik di Indonesia. Sebagai bagian dari warisan budaya yang
kaya, bahasa ini memiliki sejarah perkembangan dan persebarannya sendiri yang
menarik untuk dipelajari. Seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika
sosial yang terus berubah, pemahaman akan asal-usul, perkembangan, serta
persebaran bahasa Lampung menjadi penting untuk diungkap dan dipelajari lebih
lanjut.
Perkembangan bahasa Lampung tidak hanya mencakup evolusi strukturalnya,
tetapi juga melibatkan faktor-faktor sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang
memengaruhi perubahan dan penyebarannya di berbagai wilayah. Oleh karena itu,
penelitian mengenai sejarah perkembangan dan persebaran bahasa Lampung
dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang identitas etnik dan
kekayaan budaya masyarakat Lampung.
Melalui makalah ini, akan dilakukan penelusuran terhadap perkembangan
dialek-dialek bahasa Lampung serta persebarannya di masing-masing daerah.
Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang bagaimana bahasa Lampung telah berkembang dan
menyebar di sepanjang sejarahnya, serta pengaruh-pengaruh yang
memengaruhinya dari berbagai aspek kehidupan masyarakat. Selain itu, penelitian
ini juga dapat memberikan kontribusi dalam melestarikan bahasa dan budaya
Lampung sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang tersebut, berikut ini rumusan masalah
dalam makalah ini:
1. Apa pengertian dari bahasa Lampung?

1
2. Bagaimana perkembangan bahasa Lampung?
3. Bagaimana persebaran bahasa Lampung?
4. Bagaimana pembagian jenis dialek dalam bahasa Lampung?

1.3 Tujuan
Berikut ini tujuan dari pembuatan artikel tentang Sejarah, Persebaran dan
Perkembangan bahasa Lamung:
1. Mengetahui pengertian bahasa Lampung.
2. Memahami proses perkembangan bahasa Lampung.
3. Memahami persebaran bahasa Lampung.
4. Mengetahui pembagian jenis dialek dalam bahasa Lampung.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahasa Lampung

Bahasa Lampung adalah bahasa atau kelompok dialek Austronesia yang terdapat
di Provinsi Lampung, Indonesia. Bahasa ini memiliki jumlah penutur sekitar 5,19
juta dan merupakan bahasa yang masih hidup. Bahasa Lampung juga merupakan
salah satu bahasa daerah yang dipelihara secara baik oleh masyarakat
penuturnya, yaitu masyarakat Lampung. Dalam hubungannya dengan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa-bahasa daerah mempunyai fungsi
tersendiri untuk menunjang pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.

Sanusi mengatakan "Bahasa Lampung adalah salah satu bahasa daerah yang ada
di Nusantara. Bahasa itu terdapat di Provinsi Lampung, merupakan bahasa yang
masih hidup dan dipelihara oleh masyarakat penuturya. Bahasa lampung tidak
mengenal tingkatan seperti bahasa jawa (tingkat ngoko, kromo, dst). Namun,
seperti halnya bahasa yang lain, bahasa Lampung memiliki ragam, yaitu ragam
resmi dan ragam tidak resmi" (Sanusi, Tata Bahasa Bahasa Lampung, 2006 hal.
4). Kemudian menurut pendapat Nasution, dkk (2008) Bahasa Lampung adalah
bahasa daerah dan sebagai bahasa ibu bagi masyarakat di Provinsi Lampung.

Bahasa Lampung dibagi menjadi 2 yaitu Pepadun dan Saibatin. Perbedaan


Bahasa Lampung pada letak geografis. Bahasa Lampung dengan Dialek Nyos
(Pepadun) adalah bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat Lampung di
wilayah nonpesisir. Adapun Bahasa Lampung Dialek Api (Saibatin) adalah
bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat pesisir.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bawah bahasa lampung adalah bahasa
yang sangat penting untuk dilestarikan, karena merupakan budaya dari bangsa
Indonesia, keberadaannya perlu dijaga, diberdayakan, dibina, dan dikembangkan

3
sehingga dapat berperan dalam upaya menciptakan masyarakat Lampung yang
memiliki jati diri yang kuat.

Fungsi bahasa Lampung yang dikemukakan oleh Sanusi (2006:4) yaitu : "dalam
kedudukannya sebagai bahasa daerah, bahasa Lampung berfungsi sebagai (1)
lambang kebanggaan daerah Lampung, (2) lambang identitas daerah Lampung.
(3) alat komunikasi di dalam warga dan masyarakat lampung, (4) sarana
pendukung budaya Lampung dan budaya Indonesia. serta (5) pendukung sastra
Lampung dan sastra Indonesia. Di dalam hubungan dengan fungsi bahasa
Indonesia, bahasa Lampung berfungsi sebagai (1) pendukung bahasa Indonesia
dan (2) salah satu sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia.

2.2 Perkembangan Bahasa Lampung

Bahasa Lampung adalah salah satu dari rumpun bahasa Austronesia yang
dituturkan oleh masyarakat Lampung di provinsi Lampung, Indonesia.
Persebaran bahasa ini terkait erat dengan sejarah dan perkembangan masyarakat
Lampung itu sendiri.

1) Asal-usul: Bahasa Lampung diyakini berasal dari rumpun bahasa Austronesia


yang tersebar luas di wilayah Asia Tenggara. Para ahli bahasa meyakini
bahwa bahasa Lampung berkembang secara independen dari bahasa-bahasa
lain di wilayah ini, meskipun ada pengaruh dari bahasa-bahasa tetangga
seperti Jawa dan Sunda.
2) Perkembangan Sejarah: Perkembangan bahasa Lampung juga dipengaruhi
oleh interaksi antara masyarakat Lampung dengan budaya-budaya lain di
wilayah tersebut, termasuk Hindu-Buddha dan Islam. Penyebaran agama
Islam, misalnya, juga turut memengaruhi perkembangan bahasa Lampung
karena banyaknya kosakata dan konsep baru yang diperkenalkan.

4
3) Peran dalam Perdagangan: Wilayah Lampung terletak di jalur perdagangan
maritim kuno, yang memungkinkan interaksi antara masyarakat Lampung
dengan berbagai suku dan budaya lainnya. Hal ini juga memengaruhi
perkembangan bahasa Lampung dengan adanya peminjaman kata-kata dan
istilah dari bahasa-bahasa asing.
4) Diaspora: Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat Lampung juga
tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dan di luar negeri. Diaspora ini juga
memainkan peran dalam penyebaran bahasa Lampung di luar wilayah
asalnya.
5) Pelestarian Bahasa: Seperti banyak bahasa daerah lain di Indonesia, bahasa
Lampung juga menghadapi tantangan dalam pelestariannya akibat dominasi
bahasa Indonesia dan globalisasi. Namun, berbagai upaya telah dilakukan
oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas lokal untuk
mempromosikan dan melestarikan bahasa Lampung.

Secara keseluruhan, persebaran bahasa Lampung terkait erat dengan sejarah


dan perkembangan masyarakat Lampung, interaksi dengan budaya-budaya lain di
wilayah tersebut, serta peran dalam perdagangan dan diaspora. Meskipun
menghadapi tantangan dalam pelestariannya, upaya pelestarian terus dilakukan
untuk mempertahankan keberagaman bahasa dan budaya di Indonesia.

2.3 Persebaran Bahasa Lampung

Bahasa Lampung merupakan bahasa yang tersebar di Provinsi Lampung,


Sumatera Selatan, dan Banten. Sebelum itu, persebaran bahasa Lampung terdiri
atas daerah-daerah yang tergabung dengan Provinsi Lampung sebelumnya, yaitu
Provinsi Sumatera Selatan dan Karesidenan Lampung. Kendatipun Provinsi
Lampung sebelum 18 Maret 1964 tersebut secara administratif masih merupakan
bagian dari Provinsi Sumatera Selatan. Tetapi, Provinsi Lampung memiliki
potensi yang sangat besar dan corak warna yang membuatnya menarik bagi

5
pemerintah Belanda. Sebelum itu, pada zaman VOC, Provinsi Lampung tidak
terlepas dari incaran penjajahan Belanda.

Tatkala Banten dibawah pimpinan Sultan Agung Tirtayasa (1651-1683),


Banten berhasil menjadi pusat perdagangan yang dapat Sumatra dan Maluku.
Sultan Agung ini dalam upaya meluaskan wilayah kekuasaan Banten mendapat
hambatan karena dihalang-halangi VOC. Sultan Haji, putra Sultan Agung
Tirtayasa, yang bernama Sultan Haji diserahi tugas untuk menggantikan
kedudukan mahkota kesultanan Banten. Dengan kejayaan Sultan Banten pada
saat itu, VOC selalu berusaha untuk menguasai kesultanan Banten. Usaha VOC
ini berhasil dengan jalan membujuk Sultan Haji sehingga berselisih paham
dengan ayahnya Sultan Agung Tirtayasa. Dalam perlawanan menghadapi
ayahnya sendiri, Sultan Haji meminta bantuan VOC dan sebagai imbalannya
Sultan Haji akan menyerahkan penguasaan atas daerah Lampung kepada VOC.
Tetapi, tidak berhasil mendudukinya. Baru pada tahun 1834, setelah Asisten
Residen diganti oleh perwira militer Belanda dan dengan kekuasaan penuh, maka
Benteng Radin Imba Kusuma berhasil dikuasai. Radin Imba Kusuma menyingkir
ke daerah Lingga, namun penduduk daerah Lingga ini menangkapnya dan
menyerahkan kepada Belanda. Radin Imba Kusuma kemudian di buang ke Pulau
Timor.

Pada akhirnya, pada tanggal 18 Maret 1964, Provinsi Lampung lahir dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 31964 yang kemudian menjadi
Undang-undang. Bahasa Lampung merupakan bahasa yang masih hidup dan
dipelihara oleh masyarakat penuturnya, yaitu masyarakat Lampung. Persebaran
bahasa Lampung telah mengalami evolusi dan perubahan sepanjang sejarahnya,
dari masa lampau hingga saat ini. Berikut adalah gambaran umum tentang
bagaimana persebaran bahasa Lampung telah berkembang dari dulu hingga saat
ini:

6
1) Periode Prasejarah: Pada periode prasejarah, bahasa Lampung mungkin telah
berkembang di wilayah Lampung secara bertahap, terkait dengan migrasi dan
perkembangan masyarakat setempat. Pada masa ini, bahasa Lampung
mungkin hanya dituturkan di wilayah Lampung yang terbatas.
2) Masa Hindu-Buddha: Selama masa Hindu-Buddha, wilayah Lampung
menjadi bagian dari jaringan perdagangan dan pertukaran budaya di
Nusantara. Kontak dengan budaya Hindu-Buddha di Jawa dan Sumatera serta
interaksi dengan budaya-budaya maritim lainnya mungkin telah
mempengaruhi perkembangan bahasa Lampung.
3) Masa Islam: Penyebaran agama Islam di wilayah Lampung pada abad ke-16
mungkin telah memperluas jangkauan bahasa Lampung melalui perdagangan,
misi-misi Islam, dan migrasi. Islam juga membawa pengaruh baru dalam
kosakata dan konsep ke dalam bahasa Lampung.
4) Kolonisasi Belanda: Selama masa kolonial Belanda, kontak dengan bangsa
Eropa, terutama Belanda, memperkenalkan bahasa Belanda dan
mempengaruhi bahasa Lampung melalui peminjaman kata-kata dan konsep.
5) Era Modern: Pada abad ke-20, dengan berkembangnya infrastruktur dan
komunikasi, serta penyebaran pendidikan formal, bahasa Indonesia menjadi
semakin dominan di Lampung sebagai bahasa resmi dan pengantar
pendidikan. Meskipun demikian, bahasa Lampung tetap dijaga dan
digunakan secara luas oleh masyarakat Lampung dalam kehidupan sehari-
hari, terutama di lingkungan keluarga dan komunitas lokal.
6) Diaspora dan Urbanisasi: Seiring dengan urbanisasi dan migrasi, terutama ke
kota-kota besar di Indonesia, serta diaspora ke luar negeri, bahasa Lampung
juga tersebar ke wilayah-wilayah di luar Lampung. Meskipun dalam konteks
urbanisasi mungkin terjadi penurunan penggunaan bahasa Lampung, upaya
pelestarian dan revitalisasi bahasa telah dilakukan oleh berbagai pihak.
7) Media dan Teknologi: Perkembangan media dan teknologi informasi, seperti
televisi, radio, dan internet, telah memainkan peran dalam memperkenalkan

7
bahasa Lampung ke lebih banyak orang dan memfasilitasi komunikasi
antarpenutur bahasa Lampung di seluruh dunia.

Persebaran bahasa Lampung dari masa lampau hingga saat ini mencerminkan
dinamika sosial, budaya, dan politik yang telah memengaruhi wilayah Lampung.
Meskipun bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi dan bahasa pengantar
utama di pendidikan dan administrasi, bahasa Lampung tetap menjadi identitas
penting bagi masyarakat Lampung dan terus dijaga serta digunakan dalam
berbagai konteks kehidupan sehari-hari.

2.3.1 Persebaran Rumpun Bahasa Lampung

Bahasa Melayu dan bahasa Lampung sangat dekat secara geografis.


Hingga saat ini, corak penutur bahasa Melayu dan Lampung di Sumatra
bagian selatan berbeda. Hanya ada persekutuan adat yang dibentuk pada
Perkembangan ini menyebabkan orang yang berbicara bahasa Lampung
lebih cenderung menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua, dan
terjadi pemukiman orang Lampung di Cikoneng, Jawa Barat, selama masa
Kesultanan Banten (Sudirman, 2005: 45).

Sampai akhir tahun 1800-an, masyarakat Lampung terbagi menjadi


kelompok-kelompok berdasarkan marga, yang menyebabkan setiap
kelompok etnik menggunakan dialek mereka sendiri. Kelompok marga
biasanya menggunakan bahasa Melayu atau bahasa Indonesia untuk
berkomunikasi. Walker menjelaskan masalah ini dengan mengatakan
bahwa di daerah di mana bahasa Lampung digunakan, ada banyak
perbedaan dialek yang membingungkan karena orang yang berbicara salah
satu dialek lebih suka menggunakan campuran dialek Melayu atau
Indonesia di tempat lain. Publikasi terbaru yang menyebutkan bahwa orang
yang berbicara dialek Abung seperti Peminggir, Pubian, dan Maringgai
lebih cenderung berbicara dalam bahasa Melayu atau Indonesia, Walker
(Sudirman, 2005: 46).

8
Abad kedelapan, yaitu keratuan seperti Keratuan Dipuncak, Keratuan
Pemanggilan, Keratuan Pugung, Keratuan Dibalau, dan Keratuan Darah
Putih (Sudirman et al., 2005). Tidak pernah ada kerajaan feodal di
Lampung, jadi orang-orangnya harus tunduk kepada Sriwijaya dari abad
ketujuh sampai ketiga belas, Majapahit dari abad ketiga belas dan empat
belas, dan Banten dari abad lima belas dan enam belas. Selain itu, dari abad
ke-16 hingga abad ke-20, transmigrasi dan kolonisasi telah menyebabkan
kemajuan masyarakat Lampung dari berbagai aspek sosial, budaya, dan
agraris.

Walker berbicara tentang masyarakat Lampung, yang tercermin dalam


lambang daerah, "Sang Bhumi Ruwa Jurai", yang merupakan tanah yang
dihuni oleh dua suku. Maksudnya, penduduk asli dan orang asing tinggal di
Lampung. Baik penduduk asli maupun pendatang lebih cenderung
menggunakan bahasa Melayu atau bahasa Indonesia untuk berkomunikasi
untuk menciptakan solidaritas dalam masyarakat. Namun, penutumya
hanya menggunakan bahasa Lampung dalam kelompok etnik, rumah
tangga, dan upacara adat yang masih homogen. Karena penggunaan bahasa
Lampung oleh berbagai kelompok etnik masyarakat Lampung di berbagai
tempat dan waktu di Sumatra bagian selatan, sifat bahasa Lampung
sekarang sudah homogin. Oleh karena itu, sifat homogin bahasa Lampung
telah diteliti dari perspektif geografis di Sumatra bagian Selatan
(Sumbagsel). Sifat bahasa Lampung yang homogen tersebar secara merata
di Sumbagsel. Penutur di bagian utara telah banyak berinteraksi dengan
orang Melayu Palernbang sejak Sriwijaya, dan orang di bagian selatan
telah banyak berinteraksi dengan orang Melayu Jakarta sejak kemerdekaan
Republik Indonesia.

Karena penggunaan bahasa Lampung oleh berbagai kelompok etnik


masyarakat Lampung di berbagai tempat dan waktu di Sumatra bagian
selatan, sifat bahasa Lampung sekarang sudah homogin. Oleh karena itu,

9
sifat homogin bahasa Lampung telah diteliti dari perspektif geografis di
Sumatra bagian Selatan (Sumbagsel). Sifat bahasa Lampung yang
homogen tersebar secara merata di Sumbagsel. Penutur di bagian utara
telah banyak berinteraksi dengan orang Melayu Palernbang sejak
Sriwijaya, dan orang di bagian selatan telah banyak berinteraksi dengan
orang Melayu Jakarta sejak kemerdekaan Republik Indonesia.

Akibat penggunaan bahasa Melayu, orang yang berbicara bahasa


Lampung menggunakan bahasa Melayu terutarna di daerah dekat
perbatasan Lampung, terutama di wilayah mulai dari Kayu Agung, Gunung
Batu, Martapura, Muaradua, Ranau, hingga Aji Kagungan Kota Bumi dan
sekitarnya. Orang-orang yang berbicara bahasa Lampung secara ekstemal
menggunakan bahasa Melayu terutarna di daerah kantong bahasa Semende,
atau "Enclave Bahasa Semende." Oleh karena itu, bahasa Lampung adalah
bahasa yang digunakan oleh orang-orang Lampung di Provinsi Lampung,
bagian barat Palembang, dan pantai barat Banten. Ini adalah rumpun
bahasa Melayu-Polinesia Barat yang terdiri dari bahasa Komering, bahasa
Lampung Nyo, dan bahasa Lampung Api (Sudirman et al., 2005)

2.4 Pembagian Jenis Dialek Bahasa Lampung

Bahasa lampung dibagi menjadi 2 bagian yaitu bahasa Lampung Pepadun


(Nyow) dan bahasa Lampung Saibatin (Api). Berikut ini penjelasan dan
pembagian secara letak geografis.

2.4.1 Bahasa Lampung Pepadun Menurut Abdulsyani (2013), terdiri dari:

1. Pepadun Abung Siwo Mego (Nuban, Nunyai, Unyi, Anak Toho,


Nyerupo, Selagai, Beliyuk, Kunang).
2. Pepadun Mego Pak (Bolan (bulan), Tegamo’an, Aji, Suwai Umpu).

10
3. Pepadun Pubian Telu Suku (Manyarakat (banyarakat/ manyakhakat),
Tambapupus, Buku Jadi).
4. Buway Gunung (Kampung Negerisipin, sekitar Way sekampung bagian
hulu, keturunan dari Pubian Manyarakat).
5. Buway dari suku bangsa bertempat tingal di Sungai Tatang dekat Bukit
Siguntang Sumatera Selatan.
6. Kebuwayan yang datang dari Pagaruyung Laras.
7. Buay Balam (Keturunan dari Poyang Sakti, dari persekutuan ”Paksi Pak
Tukket Pedang” disekitar tiyuh Batu Brak Skala Brak).
8. Buay Nuwat (Keturunan dari Poyang Serata di Langik, dari persekutuan
”Paksi Pak Tukket Pedang” disekitar tiyuh Batu Brak Skala Brak), dan
sebagainya.

2.4.2 Bahasa Lampung Saibatin

Menurut Abdulsyani (2013) masyarakat adat Saibatin (Dialek Api) terdiri


dari:

1. Sai Batin Marga 5 (lima) Kalianda dan sekitarnya (Marga Ratu, Marga
Legun, Marga Rajabasa, Marga dantaran, Marga Katibung).
2. Sai Batin Marga Lunik.
3. Sai Batin Marga Balak.
4. Sai Batin Marga Bumi Waras Teluk Betung.
5. Sai Batin Punduh (7 Kepenyimbangan Adat).
6. Sai Batin Pedada (8 Kepenyimbangan Adat).
7. Sai Batin Way Lima.
8. Sai Batin Kedundung, dan sebagainya.

Bahasa Lampung memiliki beberapa dialek yang bervariasi tergantung pada


wilayah geografisnya. Beberapa dialek yang cukup dikenal dalam bahasa
Lampung antara lain:

11
1) Dialek Pesisir: Dialek ini dituturkan di wilayah pesisir Lampung, terutama di
sepanjang pantai barat Lampung, seperti Kota Bandar Lampung, Lampung
Barat, Lampung Selatan, dan sebagian Lampung Tengah. Dialek ini memiliki
ciri khas dalam intonasi dan kosakata yang sedikit berbeda dengan dialek-
dialek lainnya.
2) Dialek Abung: Dialek ini dituturkan oleh suku Abung di wilayah pedalaman
Lampung, terutama di Kabupaten Lampung Utara. Dialek Abung memiliki
ciri khas dalam tata bahasa dan kosakata yang sedikit berbeda dengan dialek-
dialek lainnya.
3) Dialek Tulang Bawang: Dialek ini dituturkan di wilayah Kabupaten Tulang
Bawang dan sekitarnya. Dialek ini memiliki karakteristik yang unik dalam
pengucapan dan kosakata yang berbeda dengan dialek-dialek lainnya.
4) Dialek Komering: Dialek ini dituturkan di sepanjang sungai Komering, yang
melintasi beberapa kabupaten di Lampung seperti Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Kabupaten Ogan Komering Ilir, dan sekitarnya. Dialek
Komering memiliki ciri khas dalam intonasi dan kosakata yang khas bagi
penduduk di sepanjang aliran sungai Komering.
5) Dialek Laut (Dialek Pesisir Timur): Dialek ini dituturkan di wilayah pesisir
timur Lampung, terutama di Kabupaten Lampung Timur dan sekitarnya.
Dialek ini memiliki ciri khas dalam intonasi dan kosakata yang sedikit
berbeda dengan dialek-dialek lainnya.

Selain itu, ada juga variasi dialek kecil lainnya tergantung pada sub-suku dan
daerah kecil di dalam wilayah Lampung. Namun, di antara dialek-dialek tersebut,
yang paling umum dikenal adalah dialek Pesisir, Abung, dan Tulang Bawang.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan materi di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa


Bahasa Lampung adalah ragam bahasa yang digunakan oleh suku Lampung di
provinsi Lampung, Indonesia. Sejarahnya melibatkan perjalanan panjang dan
interaksi dengan berbagai budaya, yang menciptakan variasi dialek di dalamnya.
Perkembangannya tercermin dalam keberlanjutan dan adaptasi bahasa ini seiring
waktu, menjadi identitas penting bagi masyarakat Lampung. Persebaran bahasa
Lampung mencakup wilayah provinsi Lampung di Indonesia, di mana berbagai
dialek seperti Abung, Pesisir, Pubian, dan lainnya berkembang sesuai dengan ciri
khas masyarakat setempat. Pembagian antara dialek A dan O mungkin memiliki
pengaruh geografis atau sosial yang memberikan warna unik pada bahasa
Lampung, menggambarkan kompleksitas dan keanekaragaman bahasa dalam
masyarakatnya.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah disajikan mengenai sejarah hingga


perkembangan bahasa Lampung kita dapat mengetahui pentingnya hal tersebut
untuk diketahui, maka dari itu kita perlu mempertahankan dan melestarikan
bahasa Lampung agar tidak hilang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. (2013). Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Indonesia. Kantor Bahasa Provinsi Lampung. (2008). Persebaran bahasa-bahasa di


Provinsi Lampung. Kantor Bahasa Provinsi Lampung.

SOFIA, E. (2015). Penggunaan Bahasa Lampung di Kabupaten Rajabasa. BAHASA


, 6 (1).

Sudirman, A., Ramlan, M., Kridalaksana, H., & Fernandez, I. Y. (2005). Hubungan
Kekerabatan Bahasa Melayu dan Bahasa Lampung. Humaniora, 17(1), 45–
54.

Udin, N., Sudrajat, R., Akhyar, W., Rejono, I., & Sanusi, E. (1992). Tata Bahasa
Lampung Dialek Pesisir.

14

Anda mungkin juga menyukai