Disusun oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkatnya
kami dapat menyelesaikan Makalah Sastra Lisan Lampung untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bahasa Lampung.
Kami juga berterimakasih kepada Ibu Nur Choironi, S.Pd., M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Lampung yang telah memberikan arahan dan saran
untuk pembuatan makalah ini dan kepada semua pihak yang telah memberikan
motivasi kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan dalam makalah ini.
Semoga makalah ini dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai salah satu materi
pada silabus semester V mata kuliah Bahasa Lampung serta bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya bagi dunia pendidikan.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................I
DAFTAR ISI...............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................III
1.3 Tujuan................................................................................................................IV
1.4 Manfaat..............................................................................................................IV
1.5 Metode................................................................................................................V
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................5
3.2 Saran....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................7
LAMPIRAN.................................................................................................................8
III
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.3 Tujuan
V
BAB II
PEMBAHASAN
Sastra lisan atau sastra rakyat adalah karya sastra dalam bentuk ujaran
(lisan), tetapi sastra itu sendiri berkutat di bidang tulisan. Sastra lisan membentuk
komponen budaya yang lebih mendasar, tetapi memiliki sifat-sifat sastra pada
umumnya.
Sastra lisan Lampung adalah sastra berbahasa Lampung yang hidup secara
lisan, yang tersebar dalam bentuk tidak tertulis (kini sudah diinventarisasi dan
sudah banyak yang ditulis). Sastra lisan Lampung merupakan milik kolektif etnik
Lampung dan bersifat anonim. Ciri utamanya kelisanan, anonim, dan lekat
dengan kebiasaan, tradisi, dan adat istiadat dalam kebudayaan masyarakat
Lampung. Sastra itu banyak tersebar di masyarakat, merupakan bagian yang
sangat penting dari kekayaan budaya etnik Lampung dan juga merupakan bagian
dari kebudayaan nasional.
II.2 Fungsi Sastra Lisan Lampung
1
Pada zaman dahulu, sastra lisan Lampung disebarkan dari mulut ke kuping
(bukan dari mulut ke mulut) pada suasana atau kegiatan berikut ini:
A. Effendi Sanusi (1996) membagi sastra lisan Lampung menjadi lima jenis:
peribahasa, teka-teki, mantra, puisi, dan cerita rakyat.
1. Sesikun/Sekiman (Peribahasa)
2. Seganing/Teteduhan (Teka-Teki)
Sanak sango muaghei lapah di sabah, makai kawai besei, kepiahno adek
bah. Nyo kidah?
3. Memang (Mantra)
3
a. memperkuat mental dan percaya diri.
b. mengusir roh jahat, misalnya kesurupan, menggangu kehidupan manusia
c. mengobati orang sakit,
d. mengalahkan kekuatan alam sekitar, menjinakan binatang buas.
e. menundukan hati seseorang.
b. Agar disegani orang, Ngegelepegh nago sati, ijo sai guremeu Tunduk
sagalo penunggeu bumei, sembah gureumeu Berkat La ilaha illalloh,
Muhammad Rasululloh Artinya: Menggelepar naga sakti, ini yang gurumu.
Tunduk segala penggu bumi, sembah gurumu. Berkat La ilaha illalloh,
Muhammad Rasululloh
4. Warahan (Cerita Rakyat)
Hikayat adalah bentuk karya sastra lisan yang berisi kisah, cerita
dan juga dongeng. Kisah Buay Selagai adalah cerita rakyat Lampung
(warahan/wawaghahan) yang berbentuk hikayat, adapun kisah-kisah
lainnya yang berbentuk hikayat, yaitu Kisah Si Raden dan si Batin, Si
Luluk, Sekh Dapur, Sidang Belawan, dan Abdul Muluk Raja Hasbanan.
2. Dongeng
3. Mitos
4. Epos
5
menyangkut suatu peristiwa kepahlawanan yang benar-benar terjadi atau
diyakini sebagai kebenaran yang pernah berlangsung di masa silam.
5. Legenda
6. Fabel
7
1. Paradinei/paghadini
3. Pattun/segata/adi-adi
9
Payu uy mulang pai uy Pedom nyak sanga silop
Dang saka ga di huma Min pitu minjak miwang
Manuk disayang kenuy
Indani ghaddak minyak
Layau kimak tigaga
Titanom di cenggighing
Nyilok silok di lawok Musakik kik injuk nyak
Lentera di balimbing Bukundang kalah sahing
Najin ghalang kupenok
Musaka ya gila wat
Kidang ghisok kubimbing
Ki temon ni peghhati
Kusassat ghelom selom Ya gila sangon mawat
Asal putungga batu Niku masangkon budi
Kusassat ghelom pedom
Ali-ali di jaghi kiri
Asal putungga niku
Gelang di culuk kanan
Kughatopkon mak ghattop Mahap sunyin di kutti
Kayu dunggak pumatang Ki salah dang sayahan
Terjemahannya:
Pacaran Kalah Saingan
4. Bebandung
Bubadung adalah salah satu bentuk seni sastra lisan daerah yang
menggunakan Bahasa lampung.
11
Sanak Aghuk (Anak Yatim)
Syair Terjemahan
Pegat tali mu biduk Putus talimu perahu
Jemuhang jak bengkalan Berlayar dari pelabuhan
Sangun kak ghadu tanyuk Memang sudah hanyut
Sanak aghuk buangan Anak yatim terbuang
Sanak aghuk tebuang Anak yatim terbuang
Sangun mak ngemik teduh Memang tak di harapkan
Gelik kain seghilang Habis selembar kain
Pakaiku ngumban ken luh Untukku buang air mata
Tepik pai nikeu tiyuh Selamat tinggal desa
Hai badan wara wirei Hai badan wara wiri
Sijo ngebuang teduh Ini membuang harapan
Kalau kelawan bagei Semoga bisa tercapai
Berlayar diwai deres Berlayar diair deras
Pengayuh cappa diwai Dayung jatuh keair
Hai badan tede tedes Hai badan bersabarlah
Cadang pai maghei Semoga esok lebih baik
Beduk subuh ngebunyei Beduk subuh berbunyi
Tando ulun sembahyang Tanda kita sembahyang
Sedih keu jamo direi Sedihku dengan diri
Kapan yo dapek mulang Kapan ia bisa kembali
Sijow nyak ngepik tanggeh Ini saya berpesan
Cuak ahlei pamilei Panggil sanak keluarga
Dirikeu ghadlu jaweh Diriku sudah jauh
Lapah ngebuang direi Pergi membuang diri
5. Ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang.
13
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Sastra lisan Lampung adalah sastra berbahasa Lampung yang hidup secara
lisan, yang tersebar dalam bentuk tidak tertulis (kini sudah diinventarisasi dan
sudah banyak yang ditulis).
1. Sesikun/Sekiman (Peribahasa)
2. Seganing/Teteduhan (Teka-Teki)
3. Memang (Mantra)
4. Warahan (Cerita Rakyat)
Puisi-puisi Lampung dibedakan berdasarkan fungsi mereka. Berdasarkan
fungsi, ada lima macam puisi Lampung, yang masing-masing memiliki beragam
nama tergantung dialek:
1) Paradinei/paghadini
2) Pepaccur/pepaccogh/wawancan
3) Pattun/segata/adi-adi
4) Bebandung
5) Ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang
III.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Sanusi, A. Effendi. 1996. Sastra Lisan Lampung Dialek Abung. Bandar Lampung:
Gunung Pesagi.
Sanusi, A. Effendi et al. 1996. Struktur Puisi Lampung Dialek Abung. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Sanusi, A. Effendi. 1999. Sastra Lisan Lampung. Bandar Lampung: Buku Ajar FKIP
Unila.
https://lovelylampung.com/sastra-lisan-lampung-pengertian-jenis-fungsi-macam-
bentuk-dan-contoh/, pada hari Rabu, 9 November 2022, pukul. 10.00 WIB.
https://lovelylampung.com/bentuk-contoh-dan-macam-macam-warahan-atau-
wawaghahan-cerita-lisan-lampung/, pada hari Rabu, 9 November 2022,
pukul. 11.00 WIB.
https://www.celebrities.id/read/contoh-sastra-lisan-lampung-50D2JD?page=2, pada
hari Rabu, 9 November 2022, pukul. 11.30 WIB.
http://saluasado.blogspot.com/2015/08/bentuk-bentuk-sastra-puisi-lampung-a.html,
pada hari Rabu, 9 November 2022, pukul. 11.50 WIB.
17