Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lampung merupakan nama Provinsi di ujung selatan pulau Sumatera,
Provinsi ini memiliki suku pribumi tersendiri yang unik yang dinamakan Ulun
Lampung, Ulun Lampung sendiri berarti Orang Lampung, Hampir seluruh
wilayah Lampung dihuni dan Sumatera Selatan bagian selatan dan tengah seperti
Martapura, Muara dua di Kemering Ulu, Kayu Agung dan Kemering Lir, Merpas
disebelah selatan Bengkulu dan Cikoneng di pantai barat Banten dihuni oleh Ulun
Lampung.
            Pada dasarnya jurai Ulun Lampung adalah berasal dari Sekala Brak,
namun dalam perkembangannya, secara umum masyarakat adat Lampung terbagi
dua yaitu masyarakat adat Lampung Saibatin dan masyarakat adat Lampung
Pepadun. Masyarakat Adat Saibatin kental dengan nilai aristokrasinya, sedangkan
Masyarakat adat Pepadun lebih kental dengan demokrasinya.
            Ulun lampung mempunyai bahasa sendiri yang unik bahasa ini berasal dari
cabang Sundik dari rumpun bahasa melayu Polenesia barat. Bahasa Lampung
memiliki dua dialek, yaitu dialek A  atau dialek ( Api) dan dialek O atau dialek
(Nyo), sebagian besar adat Saibatin menggunakan dialek A (Api) sedangkan adat
Pepadun menggunakan dialek O (Nyo). Namum sangat disayangkan bahasa
Lampung kurang popular di masyarakat Lampung, mengingat sekarang ini
penduduk daerah Lampung sudah sangat beragam, kebanyakan masyarakat
mengunakan bahasa Indonesia , bahasa jawa, sunda, minang dan masih banyak
lagi, hanya beberapa kelompok orang saja yang masih intens menggunakan
bahasa Lampung. Bahkan banyak warga Lampung baik yang asli lahir di
Lampung maupun pendatang sama sekali tidak mengerti bahasa Lampung.
Hal ini sangat berpengaruh pada sastra Lampung, mengingat sastra
merupakan hasil ungkapan dan ekspresi pribadi manusia yang berupa
pengalaman, pemikiran, imajinasi,perasaan ide atau keyakinan dalam suatu bentuk
gambaran yang konkret dalam sebuah karya yang menggunakan media bahasa.

1
Sastra Lampung adalah sastra yang menggunakan bahasa Lampung sebagai media
kreasi dan ekspresi baik secara lisan maupun secara tertulis.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Sastra lisan lampung
2. Bagaimana Cara Penyebaran Sastra Lisan Lampung
3. Apakah macam jenis dari Sastra Lisan Lampung
4. Apakah Fungsi dari Sastra Lisan Lampung

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Sastra lisan lampung
2. Untuk mengetahui Bagaimana Cara Penyebaran Sastra Lisan Lampung
3. Untuk mengetahui macam jenis dari Sastra Lisan Lampung
4. Untuk mengetahui Fungsi dari Sastra Lisan Lampung

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,
pemikiran, perasaan, ide, semangat, atau keyakinan dalam suatu bentuk gambaran
konkret yang membangkitkan pesona dengan bahasa sebagai medianya.
Sastra lisan Lampung adalah sastra berbahasa Lampung yang hidup secara
lisan, yang tersebar dalam bentuk tidak tertulis (kini sudah diinventarisasi dan
sudah banyak yang ditulis). Sastra lisan Lampung merupakan milik kolektif etnik
Lampung dan bersifat anonim. Sastra itu banyak tersebar di masyarakat,
merupakan bagian yang sangat penting dari kekayaan budaya etnik Lampung dan
juga merupakan bagian dari kebudayaan nasional.

B. Cara Penyebaran Sastra Lisan Lampung


Pada zaman dahulu, umumnya, sastra lisan Lampung disebarkan dari
mulut ke mulut pada suasana atau kegiatan berikut:
1. Pada saat bersantai.
2. Pada saat mengerjakan kerajinan tangan (tapis, menyulam dan menganyam).
3. Pada saat beramai-ramai bekerja di kebun atau sawah.
4. Pada saaat upacara penyambutan tamu adat.
5. Pada saat upacara jejuluk (gelar sebelum nikah, diberikan bersamaan dengan
pememberian nama) atau adek (gelar adat, diberikan pada saaat upacara
pernikahan).
6. Pada saat acara muda-mudi
7. Pada saat berlangsung acara cangget “tarian adat”
8. Ketika berlangsungnya acara pelepasan mempelai.

Pada saat ini, sastra lisan Lampung sudah mulai disebarkan melalui media massa,.
Sebagaian besar sekolah jenjang pendidikan dasar yang ada di Propinsi Lampung
telah mengajarkan bahasa dan sastra lisan Lampung untuk mengisi muatan lokal.

3
C. Lima Macam Sastra Lisan Lampung
1. Teka-teki (Seganing/Teteduhan)
Seganing/Teteduhan adalah soal yang dikemukakan secara samar-samar,
biasanya untuk permainan atau untuk pengasah pikiran.
2. Pribahasa (Sesikun/Segiman)
Sesikun/Sekiman adalah bahasa yang memiliki arti kiasan atau semua bahasa
berkias. Fungsinya sebagai alat pemberi nasihat, motivasi, sindiran, celaaan,
sanjungan, perbandingan, atau pemanis dalam berbahasa.
3. Mantra ( Mamang)
Memang adalah perkataan atau ucapan yang dapat mendatangkan daya gaib:
dapat menyembuhkan, dapat mendatangkan celaka, dan sebagainya.
4.    Cerita Rakyat (Warahan)
Adalah sebuah cerita rakat yang disampaikan secara lisan mengunakan bahasa
Lampung. Cerita ini biasanya berupa fabel, epos, legenda, mite dan lain-lain
5.     Puisi
adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
seseorang secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batin.
Struktur fisik terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi
(rima, ritma, dan metrum), dan tipografi puisi. Struktur batin terdiri atas tema,
nada, perasaan, dan amanat. Kedua struktur itu terjalin dan terkombinasi
secara utuh yang membentuk dan memungkinkan sebuah puisi memantulkan
makna, keindahan, dan imajinasi bagi penikmatnya (A. Effendi Sanusi, 1996).
Macam macam puisi Lampung sebagai berikut :
1) Wawacan (Papacuh)
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah salah satu jenis sastra lisan
Lampung yang berbentuk puisi, yang lazim digunakan untuk
menyampaikan pesan atau nasihat dalam upacara pemberian gelar adat
(adek/adok).
2) Paradinei/paghadini
adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara penyambutan
tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat.

4
Paradinei/paghadini diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik
pihak yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi
paradinei/paghadini berupa tanya jawab tentang maksud atau tujuan
kedatangan (A. Effendi Sanusi).
3) Pattun/ Sagata/ Adi-adi
pantun/Segata/Adi-Adi adalah salah satu jenis puisi Lampung yang di
kalangan etnik Lampung lazim digunakan dalam acara-acara yang sifatnya
untuk bersukaria, misalnya pengisi acara muda-mudi nyambai, miyah
damagh, kedayek.
4) Bebandung
Adalah puisi-puisi yang berisi ajaran dan petuah-petuah agama
5) Ringget/ Pisaan
Ringget/pisaan/dadi/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahiwang adalah
puisi tradisi Lampung yang lazim digunakan sebagai pengantar acara adat,
pelengkap acara pelepasan pengantin wanita ke tempat pengantin pria,
pelengkap acara tarian adat (cangget), pelengkap acara muda-mudi
(nyambai, miyah damagh, atau kedayek).

D. Fungsi Sastra Lisan Lampung


Secara umum, sastra lisan dalam kehidupan etnik Lampung memiliki
beberapa fungsi sebagai berikut:
1. pengungkap alam pikiran, sikap, dan nilai-nilai kebudayaan masyarakat
Lampung
2. penyampai gagasan-gagasan yang mendukung pembangunan manusia
seutuhnya
3. pendorong untuk memahami, mencintai, dan membina kehidupan dengan
baik
4. pemupuk persatuan dan saling pengertian antarsesama
5. penunjang pengembangan bahasa dan kebudayaan Lampung
6. penunjang perkembangan bahasa dan sastra Indonesia

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Demkian macam-macam sastra lisan Lampung begitu beragam kental akan
budaya dan ciri khas Lampung, sangat disayangkan apabila kita terlebih lagi
warga Lampung tidak mengenal itu semua dan tidak melestarikannya. Bukankah
dewasa ini sudah banyak sekali media massa baik media elektronik maupun non
elektronik yang bisa kita manfaatkan untuk mensosialisasikan Sastra Lampung
agar bahasa dan sastra Lampung tidak punah ditelan zaman.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://nurwindast.blogspot.com/2015/10/mengenal-sastra-lampung.html

Anda mungkin juga menyukai