Anda di halaman 1dari 12

SUFIKS

Sufiks adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah
mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya di sebut safiksasi (suffixation). Sufiks dibagi
menjadi :

Sufiks (-an)
■ Sufiks –an pertama-tama berfungsi dalam bahasa Indonesia.
■ A. Fungsi
Sufiks –an pertama-tama berfungsi untk membentuk kata benda. Karena pengaruh beberapa
bahasa daerah atau dialek terdapat pula sufiks –an yang berfungsi membentuk kata sifat, namun
bentuk ini belum terlalu produktif.
■ B. Arti
Kata-kata yang mengandung sufiks –an, dapat mendukung salah satu arti berikut:
1. Tempat
Contoh: pangkalan, pegangan, tumpuan, hadapan, dan lain-lain.
2. Perkakas atau alat
Contoh: ayunan, kurungan, timbangan, pikulan, dan lain-lain.
3. Hal atau cara
Contoh: Didikan: dapat berarti hal mendidik atau cara mendidik. Balasan: hal membalas atau
cara membalas.
4. Akibat atau hasil perbuatan
Contoh: buatan, hukuman, balasan, karangan, dan lain-lain.
5. Sesuatu yang di… atau sesuatu yang telah... seperti yang telah disebut dalam kata dasar.
Contoh: larangan, catatan, tumbuhan, makanan, pantangan, pakaian, karangan.
6. Seluruh atau himpunan
Contoh: lautan, sayuran, daratan, kotoran, dan lain-lain.
7. Menyerupai atau tiruan dari
Contoh: anak-anakan, kuda-kudaan, dan lain-lain.
8. Tiap-tiap
Contoh: harian, bulanan, mingguan, tahunan, lusinan, dan lain-lain.
9. Sesuatu yang mempunyai sifat sebagai yang diesbut pada kata dasar
Contoh: manisan, asinan, kuningan, lapangan.
10. Menyatakan intensitas baik mengenai kuantitas maupun mengenai kualitas.
Contoh: - Mengenai kualitas: besaran, kecilan, tinggian.
- Mengenai kuantitas: buah-buahan, sayur-sayuran, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain.
Sufiks (-i)
■ A. Bentuk
Tidak mengalami perubahan.
■ B. Fungsi
Sufiks –I berfungsi untuk membentuk kata kerja.
■ C. Arti
Tafsiran arti yang diturunkan dari kata-kata yang berakhiran –i adalah sebagai berikut:

1. Menyatakan bahwa objek dari kata-kerja itu menunjukkan suatu tempat atau arah berlangsungnya peristiwa tersebut
( lokatif ). Karena objeknya itu menjadi tempat berlangsungnya suatu peristiwa, maka akibatnya objek itu tidak
bergerak, berada dalam keadaan diam.
Contoh: Kami menanyai mereka.
Saya mengelilingi kota.
2. Kadang-kadang arti lokatif itu mendapat arti jhusus, yaitu memberi kepada atau menyebabka sesuatu jadi.
Contoh: Menghargai jasa orang.
Menyakiti hatinya.
Menghormati orang tua.
3. Menyatakan intensitas, atau pekerjaan itu dilangsungkan berulang ulang (frekuentatif), atau pelakunya
lebih dari satu orang.
Contoh: Tentara itu menembaki benteng musuh.
Anak-anak itu melempari anjing itu.
Sufiks (-kan)
■ A. Bentuk
Bentuknya tidak berubah.
■ B. Fungsi
Sufiks – kan berfungsi untuk membentuk kata kerja.
■ C. Arti
Macam-macam bidang arti yang dapat didukung oleh sufiks – kan adalah:
a. Menyatakan kausatif. Pengertian kaudatif berarti membuat, menyebabkan sesuatu
atau menjadikan sesuatu.
Contoh: menerbangkan, melemparkan, menyeberangkan, mengemukakan,
menyakitkan, dan lain-lain.
b. Suatu variasi dari arti kausatif adalah menggunakan sebagai alat, atau membuat
dengan.
Contoh: menikamkan tombak, memukulkan tongkat.
c. Menyatakan beneaktif, atau membuat untuk orang lain.
Contoh: membelikan, meminjamkan
d. Ada pula sufiks – kan yang sebenarnya merupakan ringkasan dari kata tugas akan.
Contoh: mengharapkan = mengharap akan
sadarkan = sadar akan

■ Baik sufiks – kan maupun sufiks –i mempunyai fungsi yang sama yaitu membentuk kata kerja. Tetapi
kedua akhiran itu mengandung suatu perbedaan terutama dalam hubungan dengan objeknya.
Hubungan antara kata kerja yang berakhiran –i dengan objeknya adalah objek berada dalam
keadaan diam, menjadi tempat berlangsungnya perbuatan itu. Sedangkan untuk sufiks – kan ,
objeknya berada dalam keadaan bergerak.
Contoh: Perhimpunan itu mendatangkan sebuah regu sepak bola.
Kami sendiri mendatangi tempat itu.
Walaupun begitu kadang-kadang tidak terasa lagi perbedaan antara kedua akhiran itu.
Sufiks (-nya)
■ A. Bentuk
ada dua macam nya. Nya jenis pertama adalah kata ganti orang ketiga tunggal, baik dalam fungsinya sebagai pelaku
atau pemilik. Dalam hal ini nya tidak berstatus akhiran. Nya yang kedua adalah –nya yang berstatus akhiran.
■ Akhiran –nya mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Untuk mengadakan transposisi atau suatu jenis kata lain menjadi kata benda.
Contoh: baik buruk nya, merajalela nya, timbul tenggelam nya.
b. Menjelaskan atau menekankan kata yang berasa di depannya.
Contoh: Tamunya belum datang.
Ambilah obatnya dan minumlah.
Di rumah itu ada hantunya.
c. Menjelaskan situasi.
Contoh: Ia belajar dengan rajinnya.
Angin bertiup dengan kencangnya.
Ia menyanyi dengan merdunya.
d. Di samping itu ada beberapa kata tugas dibentuk dengan mempergunakan akhiran –nya.
Contoh: agaknya, rupanya, sesungguhnya, sebenarnya, dan lain-lain.
Sufiks (-man, -wan, -wati)
A. Bentuk
■ Ketiga macam sufiks ini berasal dari bahasa Sansekerta. Dalam bahasa Sansekerta bentuk
sufiks –man dan –wan dipakai untuk menunjukkan jenis jantan, sedangkan bentuk betina
untuk masing-masing bentuk adalah –mati dan –wati. Tetapi dalam bahasa Indonesaia
sufiks –mati menimbulkan nilai rasa yang lain sekali, yaitu diasosiakan dengan
kata mati sebagai lawan kata hidup. Oleh sebab itu bentuk tersebut tidak diterima. Untuk
menyatakan bentuk betina yang sejajar dengan –man dipergunakan bentuk –wati, yaitu
bentuk betina dari –wan.
■ B. Arti
Arti ketiga sufiks ini adalah yang mempunyai.
Contoh: seniman cendekiawan seniwati
budiman karyawan wartawan
sukarelawan gerilyawan negarawan
Sufiks (–kah)
■ Sufiks –kah lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata dengan
imbuhan jenis ini akan berubah makna menjadi penegasan dalam pertanyaan.
Contohnya bukankah, sudahkah, benarkah.

Sufiks (–pun)

■ Makna yang terbentuk dari kata dengan imbuhan ini adalah ‘juga’. Contoh kata
yang mengandung sufiks ini antara lain sayapun, kitapun, merekapun. Misal dalam
kalimat ‘Sayapun merasa terpukul atas kejadian itu’. Sufiks –pun pada kata
sayapun memiliki makna bahwa ‘saya’ juga merasa terpukul seperti yang lainnya.
Sufiks serapan

Sufiks juga dapat ditemui pada kata-kata serapan asing. Berikut beberapa akhiran tersebut:
■ Sufiks –al yang mempunyai makna sifat, contohnya aktual, formal, emosional.
■ Sufiks –iah yang bermakna sifat, contohnya alamiah, lahiriah, batiniah.
■ Sufiks –asi/isasi yang mempunyai makna proses, contohnya naturalisasi, konfirmasi.
■ Sufiks –asme yang mempunyai makna kata benda, contohnya antuasiasme.
■ Sufiks –er yang mempunyai makna sifat, contohnya sekunder, primer, tersier.
■ Sufiks –if yang mempunyai makna sifat, contohnya sportif, objektif, subjektif.
■ Sufiks –is yang mempunyai makna sifat, contohnya praktis, ekonomis.
■ Sufiks –al yang mempunyai makna paham/ aliran, contohnya komunisme, nasionalisme,
patriotisme.
■ Sufiks –or yang mempunyai makna ‘orang yang bertindak sebagai’, contohnya narator, aktor,
editor.
Contoh kalimat sufiks

■ Lapangan sepak bola itu selalu dijaga dan dipelihara karena merupakan tempat latihan Timnas U-19.
■ Pangkalan ojek di depan terminal Jayasuka diserang kelompok tidak bertanggung jawab.
■ Anto terjatuh ke dalam kubangan air ketika hendak menolong kucing.
■ Ani dan Aruni bermain rumah-rumahan di dalam tenda.
■ Hampir semua anak laki-laki menyukai permainan mobil-mobilan.
■ Ayah berhenti memberi ibu uang belanja bulanan karena PHK.
■ Lukisan hitam-putih itu lebih menarik perhatian pengunjung pameran.
■ Tembakan meleset oknum polisi mengenai seorang bocah yang sedang bermain dengan teman-
temannya.
■ Ayu selalu mempercayai ramalan berdasarkan zodiak.
■ Anak-anak TK menyukai ayunan yang dicat warna-warni.

Anda mungkin juga menyukai