LITERASI
BAB 3. GAGASAN
Undang-undang RI mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi nasional
yang digunakan di seluruh wilayah NKRI, sementara bahasa daerah adalah
bahasa lokal yang digunakan secara turun-temurun oleh warga di berbagai
daerah di Indonesia. Kedua bahasa ini memiliki hak hidup dan berkembang di
Indonesia, dengan bahasa Indonesia melahirkan sastra Indonesia dan bahasa
daerah melahirkan sastra daerah.
Karakteristik :
Sastra daerah memiliki karakteristik lebih umum dikenal dengan sastra lisan.
Hal ini dikarenakan sastra daerah merupakan jenis sastra yang kebanyakan
disebarkan dari mulut ke mulut. Sejalan dengan apa yang dikatakan
Endraswara bahwa sastra lisan adalah karya yang disebarkan dari mulut
kemulut secara turun temurun (2008: 151). Dalam daerah Bolaang
Mongondow dikenal dengan istilah monutuy (bertutur).
Suripan Sadi Hutomo (1991) membedakan Sastra daerah terbagi menjadi dua
bentuk: sastra daerah “lisan” dan sastra daerah “tulis.” Sastra daerah lisan
disampaikan secara lisan dan menggunakan bahasa daerah tertentu, terdiri
dari ungkapan tradisional, pertanyaan tradisional, puisi rakyat, dan prosa
rakyat. Sementara sastra daerah tulis menggunakan media bahasa daerah
tertentu dan disebarkan secara tertulis, terbagi menjadi sastra daerah tulis
tradisional (wiracarita, kakawin, suluk, serat, babad, kidung) dan sastra daerah
tulis modern (puisi bebas, prosa bebas).
DATA :
Mempelajari nilai-nilai kedaerahan sebagai bagian dari kebinekaan Indonesia
adalah mengakui kekayaan budaya daerah. Sastra daerah, sebagai penyimpan
nilai-nilai kedaerahan, menjadi penting bagi kebinekaan budaya di Indonesia,
tergantung pada dukungan dari masyarakat setempat. Pemanfaatan sastra
daerah sebagai kekayaan budaya daerah yang pada gilirannya akan
memberikan sumbangan terhadap terhadap sastra dan budaya nasional hingga
saat ini belum digarap secara optimal (Zaidan, 2002:6).
PERBEDAAN SASTRA :
Sastra daerah dan sastra Indonesia, meskipun berbeda, bisa disamakan dengan
dua saudara kandung. Sastra daerah menggunakan bahasa daerah dan selalu
mengandung unsur lokal, sementara sastra Indonesia menggunakan bahasa
Indonesia dan tidak selalu memiliki unsur lokal. Namun, keduanya saling
menginspirasi, melengkapi, dan mempengaruhi satu sama lain.
Pembelajaran sastra di lembaga pendidikan formal pengajaran sastra hingga
saat ini dianggap masih belum menyentuh substansi serta mampu mengusung
misi utamanya, yakni memberikan pengalaman bersastra (apresiasi dan
ekspresi) kepada para peserta didik.
https://www.sastramedia.com/2022/04/sastra-daerah-posisi-dan-
sumbangannya.html
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://www.neliti.com/id/
publications/241043/tinjauan-terhadap-problematika-pembelajaran-sastra-
indonesia-pada-pendidikan-
for&ved=2ahUKEwimscaFv8WEAxU62TgGHQvgC6YQFnoECBsQAQ&usg=AOvVaw1Cl
F3XlyHjs6W60NGnH-N_
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=http://
eprints.unm.ac.id/4297/1/3%2520ISI
%2520SKRIPSI.pdf&ved=2ahUKEwi0sqW4v8WEAxVgXGwGHcvLAhcQFnoECCcQAQ&u
sg=AOvVaw3uO4nsvZ83DXuR-WkJjRxp
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://
kbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/
media_detail_1542360763.pdf&ved=2ahUKEwi0sqW4v8WEAxVgXGwGHcvLAhcQFno
ECBoQAQ&usg=AOvVaw0vtqvGGRpf-2UBCCY-bZO4
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=http://
ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/
DS&ved=2ahUKEwi0sqW4v8WEAxVgXGwGHcvLAhcQFnoECBkQAQ&usg=AOvVaw2r
WEHBDL9armgf2S8m9FlP
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://
ejournal.ihdn.ac.id/index.php/
dharmasastra&ved=2ahUKEwi0sqW4v8WEAxVgXGwGHcvLAhcQFnoECCsQAQ&usg=
AOvVaw1GvkwDAfwHTa9Rw0fAaah2
https://www.dw.com/id/ancaman-kepunahan-bahasa-daerah-di-indonesia/a-
55202134