Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH POLITIK BAHASA NASIONAL

“HAL-HAL YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM MENYUSUN


KEBIJAKAN PENELITIAN SASTRA DAN PENGAJARANNYA”

DOSEN PENGAMPU :
Prof. H. Yundi Fitrah, Drs., M.Hum., Ph.D

DISUSUN OLEH :
1. Salsabella Wawa Anasya (RRA1B117004)
2. Mellynia Zulpita (RRA1B117013)
3. Nur Halimatusyadiyah Ms Lubis (RRA1B117008)
4. Ayu Aprilia Khofifah Indrasari (RRA1B117007)

KELAS : REGULER B
SEMESTER 6

PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas berkah dan rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “hal-hal yang dipertimbangkan
dalam menyusun kebijakan penelitian sastra dan pengajarannya”. Dengan
selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada kami. Makalah ini disusun untuk para
pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang "Hal-Hal Yang
Dipertimbangkan Dalam Menyusun Kebijakan Penelitian Sastra Dan
Pengajarannya" Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah
ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya
pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Terima kasih.

Jambi, Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….

………...…i

DAFTAR ISI…………………………………….………………………..………ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………….……………...……...………………..1

1.2 Rumusan Masalah …………………………….....……..…………………2

1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………..……...2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 kehidupan sastra di Indonesia selama ………………………………....3

2.2 kondisi umum penelitian sastra …………………………………….….4

2.3 Arah penelitian dan Pengajaran Sastra…………………………………6

2.4 kebijakan penelitian sastra dan dan pengajaran sastra………………..8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………...…………………..….9

3.1.1 Saran………. ………………………………………………………..…9

3.1.2 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Pasal 41 dan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2009, penanganan bahasa dan sastra daerah menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah dan dalam pelaksanaan tanggung jawab itu, pemerintah daerah harus
berkoordinasi dengan pemerintah pusat sebagai pembuat kebijakan nasional
kebahasaan. Selain berupa pembagian tugas yang lebih terperinci, koordinasi itu
dapat juga berupa fasilitasi kepakaran dan dukungan sumber daya.
Dalam hal sastra, pengembangan akan dilakukan terhadap sastra yang
bermutu dan bernilai luhur. Sastra yang seperti itu juga akan didukung upaya
pembinaan agar tradisi bersastra di kalangan sastrawan pemula dan penikmat
sastra tumbuh secara baik.
Sebuah karya sastra bisa dipandang sebagai sesuatu yang diperlukan dan
dinikmati dikala senggang. Ia menjadi sesuatu yang ringan, menarik,
menyenangkan, dan bisa mengendurkan pikiran. Karya sastra bisa juga dipandang
sebagai sesuatu yang berharga dan mulia, yang hanya bisa dipahami dan dihayati
bila telah dikaji dan direnungkan dengan sungguh-sungguh karena di dalamnya
terdapat hakikat kebenaran, kebaikan, keindahan yang diungkapkan secara
artistik. Pada kenyataannya, sastra telah diajarkan kepada siswa untuk seluruh
jenjang pendidikan selama ini. Namun, disinyalirkan bahwa pembelajaran sastra
belum mencapai hasil yang optimal. Pembelajaran sastra perlu dikembangkan
karena pembelajaran tersebut didukung oleh aspek pertimbangan psikologis.
Pembelajaran sastra yang baik dan benar adalah pengajaran yang mengadopsi
perspektif estetik dan memberi penekanan pada sudut pandang tersebut. Porsi
pengajaran sastra yang lebih sedikit dibandingkan bahasa tidak harus menjadi
sebuah masalah yang mendasar. Pembelajaran sastra tidak hanya meningkatkan
keterampilan berbahasa. Sastra juga dapat mengembangkan keterampilan hidup
lainnya seperti berpikir kritis, berkepribadian, dan bermasyarakat
(berbudaya).

1
Penelitian apresiasi sastra memang sudah sering dilakukan oleh mahasiswa
S1 dan S2. Namun, fokus penelitian mereka masih seputar nilai-nilai intrinsik,
aspek sosial, religi, budaya dan sebagainya dengan mengadopsi faham
strukturalisme yang dimaknai sebagai paradigma lama dalam pembelajaran sastra.
Makalah ini membahas tentang “Hal-hal yang Dipertimbangkan dalam
Menyusun Kebijakan Penelitian Sastra dan Pengajarannya” untuk mengetahui apa
saja yang perlu dipertimbangkan dalam penelitian sastra dan pengajarannya.
Penelitian sastra sangat dimungkinkan karena banyak objek sastra yang dapat
dijadikan bahan kajian. Diantara objek penelitian itu adalah rentang pembagian
waktu, ragam bahasa, teks sastra, perkembangan sastra, dan kritik sastra.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, berikut beberapa rumusan masalahnya.
1. Bagaimana kehidupan sastra di Indonesia selama ini?
2. Bagaimana Seperti apa kondisi umum penelitian sastra?
3. Bagaimana Arah penelitian dan Pengajaran Sastra?
4. Apa saja kebijakan penelitian sastra dan dan pengajaran sastra?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk kehidupan sastra di Indonesia selama ini?
2. Untuk Seperti apa kondisi umum penelitian sastra?
3. Untuk Arah penelitian dan Pengajaran Sastra?
4. Untuk Apa saja kebijakan penelitian sastra dan dan pengajaran sastra?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kehidupan Sastra di Indonesia


Di indonesia hidup sastra berbahasa Indonesia dan sastra berbahsa daerah
yang jumlahnya sangat banyak. Kedudukan sastra berbahasa Indonesia memiliki
keistimewaan dibandingkan dengan sastra berbahasa daerah, antara lain karna
kedudukan bahasa Indonesia. Jauh sebelum dijadikan sebagai bahasa Indonesia,
bahasa melayu sudah menjadi lingua franca dalam perhubungan antarsuku di
kepulauan nusantara. Dengan demikian, bahasa melayu menjadi bahasa yang
digunakan dan dipahami oleh berbagai suku. Hal itu menyediakan kemungkinan
bagi sastra berbahasa melayu untuk dikenal pula oleh berbagai suku. Setelah
terjadi ikrar tentang bahasa persatuan pada 28 Oktober 1928, sastra berbahasa
indonesia menjadi sastra bebahasa persatuan atau sastra berbahasa nasional
sehingga karena bahasanya itu, menjadi pula sastra nasional. Dari segi itu pula
kiranya sastra Indonesia mengandung fungsi sebagai lambing kenasionalan atau
lambing persatuan. Demikianlah,sastra Indonesia merupakan bagian dari wacana
persatuan atau wacana nasional.
Sastra daerah, yaitu sastra yang berbahasa daerah, yang karena bahasanya
itu, sulit untuk dikenal dan dipahami di luar komunitas bahasa daerahnya masing-
masing. Sastra daerah jadilah sastra yang berada dalam lingkungan lokal dan tidak
masuk ke dalam peraturan nasional.
Hal tersebut perlu dikemukakan untuk menyadarkan kita bahwa
“ketidaknasionalan” sastra daerah itu hanyalah karena bahasa yang digunakannya
bukan bahasa nasional, dan sama sekali bukan karena sastra daerah itu bersifat
“anasional” atau antipersatuan. Orang yang mengapresiasi sastra daerah akan
menyadari bahwa isi dan semangat yang terkandung dalam sastra daerah itu
sejenis saja dengan apa yang terkandung dalam sastra Indonesia, lebih-lebih
dalam hal semangat kenasionalannya. Oleh karena itu, sastra daerah hendaknya

3
diakui sebagai milik bangsa Indonesia, yang bersama dengan sastra Indonesia,
sebagai keseluruhan merupakan bagian kekayaan nasional.
Kekayaan nasional yang berupa sastra Indonesia dan sastra daerah itu
sangat bermacam-macam. Kemacamragaman yang segera tampak ialah bahasa
daerah yang jumlahnya sangat banyak. Kemacamragaman itu tampak pula dalam
khazanahnya dan perkembangan yang dialami oleh setiap satra itu, misalnya ada
yang memiliki sastra lisan dan sastra tulis dan yang hanya memiliki sastra lisan;
ada yang memiliki sastra lama dan sastra baru, ada yang hanya memiliki sastra
lama. Sastra Indonesia dan sastra daerah itu juga berasal dari luar, pada masa lalu
hingga masa sekarang. Jenis dan intenitas kontak itu pun berbeda-beda, begitu
juga hasil yang terjadi akibat kontak itu.
Di samping keragaman, dalam sastra Indonesia dan sastra daerah itu
terdapat juga kesamaan. Kesamaan ini pun patut mendapat perhatian. Kesamaan
dan keragaman ini terkait dengan kebudayaan Indonesia keseluruhannya yang
juga memiliki keadaan demikian.
Kehidupan sastra Indonesia, di samping dipandang dan diperlakukan
sebagai etnisitas yang masing-masing berdiri sendiri, hendaknya dipandang dan
diperlakukan pula sebagai sati keseluruhan, yaitu sebagai komunitas sastra bangsa
Indonesia, sebagai komunitas sastra yang majemuk.
Dengan penggunaan secara serempak dua pandangan ini, banyak hal yang
dapat dijelaskan dengan lebih baik. Juga, cara pandang ini akan memperkuat
kesadaran akan persatuan berdasarkan pemaknaan terhadap adanya kesamaan dan
kergaman.

2.2 Kondisi Umum Penelitian


Penelitian yang terus berlangsung dari tahun ketahun tentang sastra dan
pengajaran sastra dilakukan di fakultas sastra, fakultas pendidikan bahasa dan
seni, dan di program pasca sarjana, oleh para siswa S-1, S-2, dan S-3, dalam
kegiatan studi mereka berupa penyusunan skripsi, tesis, dan disertasi. Melalui
kegiatan tersebut banyak segi sastra atau pengajaran sastra yang dijelaskan dan
khususnya dalam disertasi,juga di harapkan dihasilkan teori baru pada bidang

4
ilmu sastra dan pengajaran sastra.Pokok masalah yang diteliti pada umumnya
sesuai dengan perhatian mahasiswa itu masing-masing,tidak berdasarkan rencana
penelitian yang menyeluruh yang menjadi payungnya.
Penelitian lainnya ialah penelitian yang diselenggarakan melalui proyek-
proyek yang diadakan pada lembaga-lembaga pemerintah,lembaga
swasta,termasuk yayasan-yayasan asing.perseorangan juga ada yang melakukan
penelitian biasanya dengan dukungan dana dari suatu lembaga swasta.
Dari segi tujuan penelitian ini pada umumnya untuk mengetahui berbagai
segi kesastraan atau pengajarannya.Kurang banyak penelitian yang bertujuan
untuk menemukan dan mengembangkan teori baru dalam bidang sastra atau
model-model baru dalam pengajaran sastra.Juga masih kurang dilakukan untuk
memberikan pelayanan ilmu sastra bagi berbagai bidang kehidupan,
Pada umumnya penelitian ini dilakukan terhadap sastra tertentu secara
terpisah dari sastra-sastra lainnya,dalam arti penelitian ini tidak berdasarkan
kerangka kerja yang memperlihatkan sastra di Indonesia secara keseluruhannya
sebagai satu bidang penelitian yang berkaitan.Karena penelitian itu tidak
berdasarkan kerangka yang menyeluruh,hasilnya kurang dapat digunakan untuk
menyusun pengetahuan kesastraan yang berkenaan dengan komunikasi sastra di
Indonesia secara keseluruhannya.
Adapun objek penelitiannya bermacam-macam,yaitu sastra lisan(berupa
mite,legenda,dongeng),hikayat,novel,cerita pendek,sajak,sastra lakon,naskah lama
yang berisi sastra,biografi sastrawan,dan nilai budaya dalam sastra.
Penelitian tentang cerita rekaan(lama dan baru,lisan dan tulisan) dan sastra
lakon umumnya berupa analisis struktur yang menghasilkan deskripsi tentang
unsur-unsur instrinsik narasi,sedangkan penelitian tentang naskah berupa
inventarisasi naskah serta gambaranwujud da nisi naskah disertai dengan analisis
tentang isinya atau tidak.dalam penelitian itu jarang dikemukakan probelamatika
teoritisnya sehingga penelitian itu tid tak memberika jawaban terhadap masalah
teori,melainkan berhenti pada tahap deskripsi.Penelitian itu baru dilakukan pada
beberapa cabang ilmu sastra untuk cabang lainnya,seperti pada perbandigan
sastra,sosiologi sastra dan sejarah sastra masi kurang.

5
Penelitian tentang pengajaran sastra yang berkenaan dengan materi
pengajaran pelaksanaan pengajaran,dan evaluasinya,biasanya dideskripsikan saja
atau dilakukan penyusunan model-model yang eksperisikan,yang mendapat
banyak perhatian ialah pengajaran sastra Indonesia,mengingat pengajaran sastra
Indonesia dilaksanakan disemua jenis sekolah hinggake perguruan tinggi(di FS
dan FPBS),sedangkan sastra daerah hany diajarkan di SD dan SLTP, dan
beberapa saja yang diajarkan di FS dan FPBS.
Tenaga peneliti berasal dari lulusan FS dan FPBS yang kebanyakan
lulusan SI,kemudian berangsur-angsur terlibat pula tenaga magister dan
doctor,mereka umumnya bekerja sebagai dosen diperguruan tinggi dan staf di
pusat bahasa,di balai bahasa,dan lingkungan kantor wilayah dapartemen
pendidikan.jadi,jarang tugasnya khusus sebagai peneliti,kecuali yang berasal dari
lembaga penelitian yang dilakukan oleh seseorang jarang berkesinambungan.
Publikasi dan penyebaran hasil penelitian sebagaian di selenggarakan oleh
proyek,yang produknya tidak boleh di perjual belikan sehingga hasil penelitian
mungkin tidak sampai kepada orang yang memerlukan.
Hasil penelitian tentang sastra dan pengajaran sastra diharapkan baca dan
dimanfaatkan sebagai rujukan dalam penelitian yang dilakukan kemudian,juga
diharapkan dipergunakan oleh dosen dan mahasiswa sebagai penunjang
perkuliahan dan penulisan karya ilmiah.begitu pula hasil penelitian itu dapat
diolah sebagai pengajaran disekolah atau sebagai bahan bacaan umum agar
pengetahuan tentang sastra pengajaran sastra itu menjadi milik masyarakat luas.

2.3 Arah Penelitian Sastra dan Pengajaran Sastra


Untuk menjawab tantangan dan peluang di masa datang perlu dilakukan
penelitian pada bidang sastra yang bermutu, kreatif, dan produktif, serta relevan
dengan tuntutan kehidupan yang mengandung persaingan dan kerjasama.
Penelitian yang mutu mensyaratkan penguasaan dan penerapan teori
secara benar. Oleh karena itu, diperlukan pendidikan yang baik di perguruan
tinggi dengan menyiapkan calon peneliti yan menguasai teori sastra dan mampu

6
memilih serta menggunakannya, sesuai dengan masalah yang nyata yng terdapat
di lapangan.
Peneliti dituntut punya kreativitas dalam arti ia mampu menemukan
realitas baru dalam kehidupan satra dan kehidupan masyarakat dan budaya,
mampu menemukan cara cara baru dalam memecahkan masalah itu. Penelitian
sastra juga dituntut untuk produktif, yaitu dilakukan degan giat mengingat
persoalan dan kebutuhan juga akan muncul terus menerus dan bermacam- macam.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang banyak jenisnya dan tinggi tingkat
keseringannya.
Kehidupan sastra berubah sebab kehidupan masyarakat pun berubah
dengan irama yang makin cepat. Penelitian sastra harus dapat mengimbangi
timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru sebagai akibat dari perubahan itu. Terjadi
persaingan antara berbagai bidang kehidupan dan antara bangsa-bangsa.
Bersamaan dengan itu, terjadi kemungkinan untuk melakukan kerja sama.
Penelitian sastra harus mampu memberikan pelayanan dan sumbangsih bagi
kehidupan masyarakat.
Mengingat keadaan seperti itu, penelitian sastra dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan tentang kehidupan sastra, untuk pengembangan ilmu
sastra, untuk pembinaan watak bangsa, dan untuk pelayanan bagi berbagai bidang
kehidupan. Mengingat kenyataan kehidupan sastra di indonesia bersifat majemuk,
dalam penelitian, sastra yang bermacam ragam itu diperlukan sebagai satu
komunitas sastra terjelma menjadi satu bidang penelitian.
Tema sentral penelitian ialah mengetahui konvensi-konvensi yang terdapat
dalam sastra indonesia sebagai sebuah komunitas sastra dan mengatuhui unsur-
unsur yang bersifat lentur yang menimbulkan inovasi, berupa saling pengaruh,
transformasi, dan variasi. Demikianlah sastra di indonesia diperlukan sebagai
sebuah komunitas sastra yang mengandung kesamaan dan keragaman.
Selanjutnya, keberadaan komunitas sastr di indonesia diperlakukan pula sebagai
bagian dari komunitas sastra yang lebih luas, di Asia Tenggara, di Asia, dan
seluruh dunia yang saling berhubungan.

7
2.4 Kebijakan Penelitian Sastra dan Pengajaran Sastra
Penelitian yang perlu dilakukan ialah sebagai berikut.
a. Penelitian untuk mengumpulkan, merekam, menyalin, menerjemahkan, dan
mendeskripsikan karya sastra terus dilanjutkan mengingat masih banyak
bahan yang perlu digarap.
b. Penelitian untuk menyusun pengetahuan yang lengkap tentang setiap sastra
daerah
c. Penelitian untuk menyusun pengetahuan yang lengkap tentang sastra
seIndonesia
d. Penelitian untuk mengembangkan teori sastra berdasarkan kehidupan sastra di
Indonesia
e. Penelitian untuk memberikan pelayanan ilmu sastra bagi berbagai bidang
kehidupan sehingga ilmu sastra memiliki relevansi bagi kemajuan bangsa.
f. Penyusunan materi bagi keperluan pengajaran sastra di sekolah dan di
perguruan tinggi berkenaan dengan sastra tertentu.
g. Penelitian berkenaan dengan berbagai komponen dalam pengajaran sastra
untuk tujuan apresiasi untuk tujuan apresiasi sastra, ekspresi sastra, dan
pengetahuan sastra.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kehidupan sastra di Indonesia. Di Indonesia hidup sastra berbahasa Indonesia


dan sastra berbahasa daerah yang jumlahnya sangat banyak. Kedudukan sastra
berbahasa Indonesia memiliki keistimewaan dibandingkan dengan sastra
berbahasa daerah, antara lain karna kedudukan bahasa Indonesia. Setelah terjadi
ikrar tentang bahasa persatuan pada 28 Oktober 1928, sastra berbahasa indonesia
menjadi sastra bebahasa persatuan atau sastra berbahasa nasional sehingga karena
bahasanya itu, menjadi pula sastra nasional. Kekayaan nasional yang berupa sastra
Indonesia dan sastra daerah itu sangat bermacam-macam
Penelitian yang terus berlangsung dari tahun ketahun tentang sastra dan
pengajaran sastra dilakukan di fakultas sastra, fakultas pendidikan bahasa dan
seni, dan di program pasca sarjana, oleh para siswa S-1, S-2, dan S-3, dalam
kegiatan studi mereka berupa penyusunan skripsi, tesis, dan disertasi. Penelitian
lainnya adalah penelitian yang diselenggarakan melalui proyek- proyek yang
diadakan pada lembaga-lembaga pemerintah, lembaga swasta, atau kerja sama
lembaga pemerintah dan lembaga swasta, termasuk yayasan-yayasan asing.
Arah Penelitian Sastra dan Pengajaran Sastra Untuk menjawab tantangan dan
peluang di masa datang perlu dilakukan penelitian pada bidang sastra yang
bermutu, kreatif, dan produktif, serta relevan dengan tuntutan kehidupan yang
mengandung persaingan dan kerjasama. Kehidupan sastra berubah sebab
kehidupan masyarakatnya pun berubah dengan irama yang makin cepat.
3.2 Saran

Pada saat membuat makalah penulis menyadari bahwa banyak sekali


kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber penulis akan memperbaiki
makalah tersebut. Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya menegnai
pembahasan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Seminar Politik Bahasa, 2011. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,


Jakarta. ISBN 979-685-098-2

10

Anda mungkin juga menyukai