Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL

Akhlak atau kelakuan yang baik adalah segala tingkah laku yang terpuji. Menurut Salam

(2000:168), akhlak terpuji dapat terwujud apabila kita memiliki sifat-sifat terpuji pula,

yaitu 1) sabar, 2) benar, 3) amanah, 4) adil, 5) kasih sayang, 6) hemat, 7) berani,

8) kuat, 9) malu, 10) memelihara kesucian diri dan11) menepati janji.

.Cerita ini menggunakan alur maju dengan sudut pandang orang ketiga dan berlatar di

Negeri Jambi, kerajaan dan bukit. Cerita ini bertemakan kepercayaaan, dengan amanat

perkataan dan perbuatan kita harus benar agar dapat dipercaya orang lain, jika berjanji

harus ditepati. Berdasarkan unsur-unsur tersebut, ditemukan kutipan-kutipan yang

menggambarkan nilai moral benar, amanat, hemat, malu dan menepati janji.

1. Nilai Moral Sabar

“Setiap pagi dan sore ketiga dubalang itu secara bergiliran naik ke atas bukit untuk
melihat dan memeriksa lukah-lukah tersebut. Pada hari pertama, kedua, ketiga hingga
hari keenam, belum menunjukkan adanya tanda-tanda yang mencurigakan. Pada hari
ketujuh di pagi hari, Dubalang Duo Belas mendapat giliran naik ke atas bukit untuk
memeriksa lukah-lukah tersebut. Alangkah terkejutnya saat ia berada di atas bukit. Ia
melihat sesuatu menggelepar-gelepar di dalam sebuah lukah.”

Nilai moral sabar yang terdapat adalah warga sabar dan tetap naik ke bukit setiap
hari hanya ingin melihat lukah-lukah tersebut walaupun sampai 7 hari.

2. Nilai Moral Benar

“Apa saja kehendak Tuanku akan hamba berikan, asalkan hamba bebas dari lukah ini.
Bukankah Tuan adalah raja yang arif bijaksana.” Raja berpikir sebentar, kemudian
katanya “Kalau begitu, baiklah.Pertama aku minta kau enyah dari Negeri Jambi, atau
jangan mengganggu rakyat Jambi, baik anak-anak maupun orang tua. Kedua aku minta
cincin pinto- pinto (pinta-pinta), yaitu cincin sakti, apo yang kuminta haruss ado.”
Dengan cepat Hantu Pirau itu menyanggupi. Secara ajaib, Hantu Pirau telah memegang
sebuah cincin pinto-pinto, lalu diserahkan kepada raja. Salah seorang dubalang
diperintahkan raja untuk melepaskan Hantu Pirau itu dari dalam lukah. Sejak itu, Negeri
Jambi tidak pernah lagi diganggu Hantu Pirau.”

Pada kutipan tersebut Hantu Pirau yang menggangu rakyat Negeri Jambi pada

saat itu tertangkap oleh jebakan yang dipasang rakyat negeri atas perintah raja. Dengan
memohon kepada raja Hantu Pirau minta tilepaskan dari jebakan tersebut, raja pun

mengajukan persyaratan. Raja akan melepaskan Hantu Pirau

Jika ia memberikan cincin pinto-pinto dan ia harus lenyap tidak akan mengganggu

warga desa lagi. Hantu Pirau pun menyanggupi persyaratan yang diajukan raja dan ia

pun dilepaskan. Bisa saja Hantu Pirau berbohong ketika itu dan ia menggangu warga

desa kembali. Tetapi ia termasuk hantu yang jujur dan berbuat sesuai dengan

perkataanya. Sejak saat itu Hantu Pirau tidak pernah lagi menggangu rakyat Negeri

Jambi. . Pada cerita rakyat Dongeng Hantu Pirau nilai moral benar ditunjukkan oleh

Raja Negeri Jambi dan Hantu Pirau yang perkataannya benar sesuai dengan

perbuatannya.

3. Nilai Moral Amanah

“Anaknya yang bernama Sultan Baring mematuhi perintah ayahnya, lalu berangkat ke
Negeri Jambi, membawa surat pengangkatannya menjadi Raja Negeri Jambi, yaitu raja
kedua setelah ayahnya. Sultan Baring juga terkenal raja yang arif bijaksana seperti
ayahnya.”

Pada kutipan di atas Sultan Baring mendapat amanat dari ayahnya, Raja

Jambi dari Negeri Keling untuk menggantikan beliau menjadi raja Negeri Jambi.

Kemudian Sultan baring berangkat ke Negeri Jambi untuk menjalankan amanat

ayahnya tersebut. Dengan menjadi raja Jambi bisa saja Sultan Baring berlaku

sewenang-wenang terhadap rakyatnya agar mendapat keuntungan untuk dirinya

sendiri. Namun Sultan Baring dapat dipercaya ia tidak melakukan hal tersebut, ia

mejalankan amanah ayahnya dengan baik. Sultan Baring menjadi raja Jambi yang

arif dan bijaksana seperti ayahnya.


Pada cerita rakyat Dongeng Hantu Pirau nilai moral amanah ditunjukkan

oleh Sultan Baring yang menjalankan perintah sesuai dengan amanah ayahnya.

4. Nilai Moral Adil

Pada cerita Dongeng Hantu Pirau, penulis tidak menemukan adanya

gambaran nilai moral adil dalam cerita tersebut.

5. Nilai Moral Kasih Sayang

Pada cerita Dongeng Hantu Pirau penulis tidak menemukan adanya

gambaran nilai moral kasih sayang dalam cerita tersebut.

6. Nilai Moral Hemat

“Sesampainya dinegeri masing-masing, perintah raja pun disampaikan


kepada semua penduduk. Dalam sehari saja, banyak lukah yang selesai,
dan segera mereka bawa ke atas bukit yang tidak jauh dari tempat mereka,
lalu mereka pasang seperti layaknya memasang lukah di sungai atau rawa-
rawa.”

Selanjutnya pada kutipan di atas para perwakilan daerah yang menghadap

raja untuk meminta petunjuk cara menghadapi Hantu Pirau, ketika sampai di

daerah mereka masing-masing langsung memberitahukan kepada seluruh rakyat

untuk melaksanakn perintah yang telah ditunjukkan oleh raja, yaitu memasang

lukah di bukit. Dalam sehari saja lukah-lukah tersebut telah selesai dan mereka
langsung memasang lukah tersebut di bukit. Rakyat Jambi dapat memanfaatkan

waktu dengan baik, sehingga Hantu Pirau pun dapat tertangkap dengan cepat.

Pada cerita rakyat Dongeng Hantu Pirau nilai moral hemat ditunjukkan

oleh para Dubalang dan rakyat Jambi yang menghemat waktu dengan langsung

memberitahukan perintah raja kepada seluruh rakyat Jambi.

7. Nilai Moral Berani

Pada cerita Dongeng Hantu Pirau penulis tidak menemukan adanya

gambaran nilai moral berani dalam cerita tersebut.

8. Nilai Moral Kuat

Pada cerita Dongeng Hantu Pirau penulis tidak menemukan adanya

gambaran nilai moral kuat dalam cerita tersebut.

9. Nilai Moral Malu

“Mereka masih mencoba mengatasi dengan segala mantra yang mereka


kuasai. Mereka malu mau cepat-cepat menghadap raja. Takut dimarahi
raja karena tidak bisa mengatasi Hantu Pirau.”

Pada kutipan tersebut rakyat Negeri Jambi ketika itu dibuat resah oleh Hantu Pirau yang

menggangu anak. Mereka malu mau cepat-cepat menghadap raja untuk melaporkan dan

meminta pertolongan untuk mengatasi Hantu Pirau tersebut. Takut berbuat kesalahan

dan dimarahi raja karena tidak bisa mengatasi sendiri hal itu. Sehingga mereka masih

mencoba mengatasi dengan segala mantra yang mereka kuasai. Walaupun pada akhirnya

mereka tetap menghadap raja.


Pada cerita rakyat Dongeng Hantu Pirau nilai moral malu ditunjukkan

oleh rakyat Jambi yang malu jika berbuat kesalahan terhadap raja mereka.

10. Nilai Moral Menjaga Kesucian Diri

Pada cerita Dongeng Hantu Pirau penulis tidak menemukan adanya

gambaran nilai moral memelihara kesucian diri dalam cerita tersebut.

11. Nilai Moral Menepati Janji

(1) “Ketiga dubalang itu mohon diri setelah berjanji akan melaksanakan
perintah raja. Dalam perjalanan pulang, ketiga orang itu tetap heran
dalam hati.
Sesampainya di negeri masing-masing, perintah raja pun disampaikan
kepada semua penduduk.”

(2) “Dengan cepat Hantu Pirau itu menyanggupi. Secara ajaib Hantu Pirau
telah memegang cincin pinto-pinto lalu diserahkan kepada raja. Seorang
dubalang diperintahkan raja untuk melepas Hantu Pirau itu dari dalam
lukah.
Pada kutipan (1) dan (2) dubalang yang menghadap raja Negeri Jambi kembali

dengan membawa informasi bagaimana cara mengatasi Hantu Pirau. Mereka berjanji

akan melaksanakan perintah raja tersebut. Ketika merek dalam perjalanan pulang, mereka

tetap merasa heran terhadap perintah raja untuk memasang lukah atau penagkap ikan di

atas bukit. Meskipun dalam keadaan heran, sesampainya di negeri masing-masing,

perintah raja tatap disampaikan kepada semua penduduk. Ternyata benar, lukah yang

mereka pasang di bukit berhasil menagkap Hantu Pirau. Hantu Pirau minta dilepaskan

kepada raja. Merekapun melakukan perjanjian dan keduanya saling menepati apa yang

telah menjadi kesepakatan.

Pada cerita rakyat Dongeng Hantu Pirau nilai moral menepati janji ditunjukkan

oleh rakyar Jambi, Raja dan Hantu Pirau dengan melakukan apa yang telah disanggupiya.

Anda mungkin juga menyukai