Anda di halaman 1dari 4

RIO JUNIORSON X MIA 3

HIKAYAT MALIM DEMAN”


 
Malim deman adalah putra raja dari bandan muar yang sangat bijaksana, lagi
sangat elok rupanya. Setelah besar, malim deman bermimpi seorang wali Allah
menyuruhnya pergi kerumah nenek kebayan untuk mendapatkan puteri bungsu dari
kayangan sebagai istrinya. Dengan pengiring yang banyak, pergilah malim Deman ke rumah
nenek kebayan. Dengan bantuan nenek kebayan juga, ia berhasil mencuri baju layang
putri bungsu, sehingga puteri Bungsu tidak dapat kembali ke kayangan. Nenek kebayan lalu
mengawinkan mereka.
Maka berapa lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar. Jamuan makanan
besar-besaran lalu di adakan. Malim Deman juga ditabalkan menjadi raja. Tidak lama
kemudian Malin Deman gering, lalu mangkat. Sejak kematian ayahhanda, Malim Deman lali
memerintah negeri. Setiap hari ia asyik menyambung ayam saja. Dalam keadaan yang
demikian, Puteri Bungsu pun melahirkan seorang anak yang diberi nama Malim Dewana.
Akhirnya Malim Dewana besarlah, tetapi Malim Deman tetap tidak mau kembali ke istana
melihat puteranya. Putri Bungsu sangat masyghul hatinya. Kebetulan pula ia menemukan
kembali baju layangnya. Maka ia pun terbang kembali kekayangan dengan anaknya Malim
Dewana.
Sepeninggal Puteri Bungsu,  barulah Malim Deman menyesal. Tujuh hari tujuh
malam  ia tidak beradu, tidak santap, leka dengan menangis saja. Akhirnya ia berazam pergi
mendapatkan istri dan anaknya kembali. Dengan susah payah, sampailah ia ke rumah nenek
kebayan dan bertanya dimana diperoleh burung borak yang dapat membawanya kekayangan.
Dengan bantuan nenek kebayan, tahulah ia bahwa Puteri Terus Mata ada menyimpan burung
borak. Raja jin bersedia meminjamkan burung borak kepada Malim Deman dengan syarat
bahwa Malim Deman harus kawin dengan anaknya yaitu Puteri Terus Mata. Malim Deman
menyanggupi hal ini.
Sesampainya di kayangan didapatinya Puteri Bungsu akan dikawinkan dengan
Mambang Molek. Malim Deman mengalahkan Mambang Molek dalam menyambung ayam.
Maka timbullah pertikaman antara keduanya. Mambang Molek terbunuh. Sekali lagi Malim
Deman sekeluarga pun turun kembali ke dunia semula. Perkawinan dengan Puteri Terus
Mata lalu diadakan.
Hatta Malim Deman pun menjadi seorang raja yang sangat bijaksana lagi gagah
berani. Dan baginda katiga laki istri juga sangat sayang kepada Puteranya
B). UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK HIKAYAT
Unsur Intrinsik
1. Tema
    Tema yang diambil dalam  hikayat “Malim Deman” adalah tentangKehidupan seorang raja.
2. Penokohan
    Malim Deman :Bijaksana
    Nenek Kebayan :Penolong.
   
    Putri Bungsu : Mudah tersinggung atau mudah marah.
    Raja Jin : Licik.
    Malim Dewana :Penurut.
3. Latar/Setting
 Latar Tempat :   

     Bandar Muar


     “selang berapa lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar”
                  Rumah  Nenek Kebayan
     “akhirnya, sampailah ia kerumah nenek Kebayan”
             Kayangan
     “sesampainya di kayangan didapatinya Puteri Bungsu . . .”
 
Latar Suasana :
     Suasana Menegangkan :
     “Malim Deman mengalahkan mambang molek denganmenyambung ayam, maka
timbullah  pertikaman 
     antara keduanya”
     Suasana Senang:
     “Sekali lagi Malim Deman sekeluarga pun turun kembali ke dunia semula”
4.  Alur
    Maju
- Ekposisi (Tahap perkenalan):
   “Malim deman adalah putera raja dari Bandar Muar yang sangat bijaksana, lagi sangat elok
rupanya”
- Penampilan Permasalahan:
   “setelah besar, Malim Deman bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya pergi kerumah
nenek kebayan 
   untuk mendapatkan puteri bungsu dari kayangan sebagai istrinya”
- Komplikasi (Tahap Permasalah) :
   “puteri bungsu sangat masyghul hatinya. Kebetulan pula ia menemukan kembali baju
kayangan. Maka ia 
   pun terbang kembali kekayangan dengan anaknya Malin Dewana”
- Tahap Klimaks :
   “sesampainya di kayangan didapatinya Puteri Bungsu akan dikawinkan dengan Mambang
Molek. Malim 
   Deman mengalahkan Mambang dalam menyambung ayam. Maka timbullah pertikaman antara
keduanya”
- Tahap Ketegangan Menurun:
   “sekali lagi Malim Deman sekeluarga pun turun ke dunia semula”.
5. Sudut Pandang
    “Akhirnya, sampailah ia kerumah nenek kebayan “
    Dari data di atas digambarkan bahwa penulis menggunakan Sudut pandang orang ketiga serba
tahu.
6. Gaya Bahasa
     Penggunaan bahasanya sulit di mengerti.
     Menggunakan bahasa melayu kuno.
     Menggunakan kata penghubung maka dalam awal kalimat, contoh:
     “Maka berapa lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar”.
7.  Amanat
     Keluarga itu sangat penting dalam  kehidupan  kita, jadi jangan kita sia-siakan keluarga kita
tersebut.
     Saling tolong-menolonglah  terhadap sesama, tetapi jangan tolong-menolong dalam berbuat
kejahatan.
     Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.
 
 Unsur Ekstrinsik 
Nilai Pendidikan
- Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa
rasa pamrih.
Nilai Moral
- Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain. Kita harus bersikap bijaksana
dalam 
   menghadapi segala hal di dalam hidup kita.
Nilai Budaya
- Kita harus saling menghormati terhadap sesama
STRUKTUR TEKS HIKAYAT
1. Arkais : Masih menceritakan sesuatu yang kuno dengan
penggunaan Bahasa zaman dulu
2. Anonim : Memenuhi karena tidak di ketahui siapa yang membuat
teks ini
3. Leluri : Memenuhi karena terdapat pembicaraan secara lisan
dalam teks
4. Pralogis : Memenuhi karena menceritakan tentang wanita dari
kayakngan,raja jin yang sakti yang tidak nyata.
5. Istana Sentris : Memenuhi karena terjadi di lingkungan istana

Kaidah Kebahasaan(Memenuhi)
1. Kata Ganti : Ia,Dia
2. Kata Deskripsi : Bijaksana,Elok,Lali
3. Kata Tindakan : Menikah,Mencuri,Menyambung,Memerintah
4. Kata Pasif : Diberi,Didapati
5. Kata Mental : Ditabahkan
6. Kata Penghubung : Dari,Untuk,Kemudian,Dengan
Setelah di analisa mengenai dan di lihat berdasarkan struktur dan juga kaidah
kebahasaan yang di dapat bahwa teks ini dapat kita katakan sebagai teks hikayat
karena dari segi struktur maupun kebahasaannya sudah lengkap dan memenuhi
syarat teks.

Anda mungkin juga menyukai