Anda di halaman 1dari 2

Nama : Putu Rian Putra Wibawa

No : 42

Kelas : X IPA 6

Bahasa Indonesia

LKS Hal 59-60

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan teks tersebut!

a. Malim Demam adalah putera raja dari Bndar Muar yang sangat bijaksana, lagi sangat elok
rupanya. Wataknya sangat bijaksana.

b.Cerita tersebut terjadi di Bandar Muar.

c. Tujuan Malim Demam menemui Nenek Kebayan untuk mendapatkan Puteri Bungsu dari
kayangan sebagai istrinya.

d. Yang dilakukan Malim Demam kepada Puteri Bungsu adalah mencuri baju layang Puteri
Bungsu sehingga Puteri Bungsu tidak dapat kembali ke kayangan. Nenek Kebayan lalu
mengawinkan mereka.

e.Puteri Bungsu sangat masyghul hati karena sampai Malim Dewana besar pun Malim Demam
tetap tidak mau kembali ke istan melihat putranya.

f.Amanat yang dapat dipetik dari hikayat tersenut adalah keluarga sangat penting dalam
kehidupan kita, jadi jangan sia-siakan keluarga kita tersebut.

3. Identifikasikan karakteristik hikayat tersebut dalam tabel berikut!

Karakteristik Hikayat Penjalasan/Kutipan

Anonim Tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarangnya. Hal
tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan
Kemustahilan Kemustahilan dalam teks tersebut adalah mendapatkan Puteri
Bungsu yang berasala dari kayangan dan burung borak yang dapat
membawa malim demam menuju kayangan
Kesaktian Tokohnya Malim demam yang dapat mencuri baju layang Puteri Bungsu dan
burung borak yang disimpan Nenek Kebayan yang dapat membawa
Malim Demam menuju kayangan
Istanasentris Terdapat pada kalimat “Maling Demam adalah putera raja dari
Bandar Muar……” yang membuktikan hikayat tersebut berlatar di
kerajaan
Kata arkais/Klise Banyak penggunaan kata klise seperti “ditabalkan”,, “Gering”,
“Mangkat”, dan “Masyghul”
4.Buatlah ringkasan cerita (sinopsis) cerita hikayat tersebut!

Pada suatu masa hidup seseorang anak yatim bernama Malim Deman, yang hidup bersama ibunya
dan menggarap sawah milik ibunya itu. Di dekat sawahnya tinggal seorang janda tua bernama
Mandeh Rubiah, yang sering memberi Malim Deman makan saat dia menggarap sawah.

Suatu malam, saat Malim Deman menunggu sawah, dia merasa kehausan dan pergi ke rumah
Mandeh Rubiah untuk meminta makan. Tiba-tiba Malim Deman mendengan suara-suara, dan
ternyata di kolam dekat rumah itu, ada tujuh bidadari yang sedang mandi. Malim Deman melihat
ada tujuh selendang yang nampaknya merupakan selendang yang digunakan para bidadari untuk
kembali ke kahyangan.

Malim Deman menyembunyikan salah satu selendang itu, sehingga saat matahari terbit dan para
bidadari hendak pulang ke kahyangan, salah satu bidadari, Putri Bungsu tidak bisa kembali sehingga
menjadi menjadi sedih dan menangis.

Malim Deman pura-pura mendekati dan mengibur bidadari itu dan kemudian mengajaknya ke
rumah Mandeh Rubiah. Mandeh Rubiah bersenang hati dan mengangkat Putri Bungsu sebagai
anaknya.

Lama-kelamaan Malin Deman dan Putri Bungsu jatuh cinta dan akhirnya menikah. Kemudian, setelah
menikah, mereka dikaruniani seorang anak yang bernama Sutan Duano.

Namun, lama kelamaan perangai Malim Deman berubah, menjadi buruk dan suka berjudi. Putri
Bungsu sedih melihatnya dan menangisi nasibnya serta ingin kembali ke Kahyangan.

Tiba-tiba, Putri Bungsu menemukan selendangnya yang disembunyikan Malim Deman di rumah
ibunya. Dengan selendang ini, Putri Bungsu membawa anaknya Sutan Duano kembali ke kahyangan.

Mengetahui hal ini, Malim Deman menjadi menyesal dan sedih karena perbuatan buruknya telah
menjadikannya kehilangan keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai