Anda di halaman 1dari 10

55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia sastra kini telah banyak dilingkupi dengan beraneka ragam bentuk karya-
karyanya, baik itu yang tradisional maupun yang modern. Sebut saja novel, cerita
pendek, dongeng, puisi, dan sebagainya. Namun, ada salah satu bentuk sastra yang kini
berangsur-angsur mulai menghilang, yaitu hikayat. Hikayat termasuk karya sastra
Melayu Klasik. Hikayat adalah cerita kuno sejenis roman yang umumnya mengisahkan
tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan,
kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Pada umumnya akhir cerita berisi tentang
peperangan atau percintaan antara tokoh utama laki-laki dengan tokoh utama
perempuan. Hikayat menggunakan bahasa melayu, sehingga hikayat pada saat ini
kurang populer.
Maka dari itu kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk mengangkat
kembali teks hikayat agar tidak dianggap lagi sebagai karya sastra yang ketinggaan
jaman. Karena sesungguhnya karya sastra hikayat memiliki keunikan tersendiri dan
penuh dengan nilai-nilai dasar yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat. Dan kami
menganaisis teks hikayat dengan judul “Malim Deman”

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu hikayat melayu asli?
2. Ciri-ciri bahasa melayu asli
3. Apa saja analisis kandungan teks Malim Deman?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian kami adalah untuk mengetahui lebih lanjut tentang seluk beluk
karya sastra hikayat yang pada saat ini sudah mulai menghilang dan untuk menambah
wawasan serta pengetahuan tentang kandungan teks hikayat.

1.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang teks hikayat.

1
55

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hikayat

2.1.1 Pengertian Hikayat

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa,terutama dalam Bahasa


Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita ,undang-undang, sejarah yang
bersifat rekaan, kepahlawanan, keagamaan dan dongeng. Umumnya
mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap
dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Sebuah hikayat
dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat
juang.

2.2 Struktur Hikayat

2.2.1 Teks Hikayat

Hikayat mempunyai struktur cerita yang berbeda dengan karya sastra Melayu
lainnya, antara lain:

 Dimulai dengan menceritakan asal mula Malim Deman.


 Menceritakan peristiwa mengagumkan berhubungan dengan kesaktian dan
pengalaman – pengalaman Malim Deman.
 Diawali dengan kata pertama syahdan, artian, alkisah, atau sebermula.

2.3 Ciri – Ciri Teks Hikayat

2.3.1 Ciri-ciri hikayat

1. Isinya menceritakan tentang kehidupan di istana atau kerajaan


2. Ceritanya selalu berakhir dengan kebahagiaan
3. Menggunakan bahasa Melayu yang sulit dipahami
4. Memulai kisahnya dengan kata-kata sebermula, arkian, syahdan, alkisah,
hatta atau tersebutlah
5. Disusun dengan unsur instrinsik dan ekstrinsik
6. Diikutsertakan dengan pantun

2
55

7. Berbingkai-bingkai artinya berisi cerita-cerita yang diceritakan oleh


seseorang setelah hal ihwal orang yang bercerita itu diceritakan.

3
55

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi atau Tempat


Kami mengerjakan makalah ini dikantin SMA Negeri 1 Kepanjen dan di Warnet
X – Classnet
3.2 Metode

Mengambil referensi dari internet,Buku Pegangan Belajar Bahasa


Indonesia,jurnal dan artikel

3.3 Rujukan

Kami merujuk pada jurnal tentang Makalah Hikayat karya Arya Suwardi (2013)
dan

3.4 Waktu
Hari Jumat, 11 November 2016 dan Selasa, 15 November 2016 . Jam 4.07 sampai
selesai

4
55

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Hikayat Melayu Asli

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa
cerita, kisah, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kephalawanan
seseorang, lengkap dengan keanehan, kekuatan/ kesaktian, dan mukjizat sang tokoh
utama

4.2 Ciri – Ciri Hikayat Melayu Asli

 Bersifat anonim (tanpa nama pengarang).


 Berkembang secara statis (sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang
mengalami perubahan yang sangat lambat)
 Dipengaruhi oleh kesusasteraan Hindu dan Arab.
 Istanasentris (cerita yang mengisahkan kehidupan kerajaan, bersifat feodal)
 Berupa hikayat,tambo, atau dongeng.
 Pralogis, tidak berdasarkan logika (bersifat khayalan)

4.3 Analisis Teks

Hikayat Melayu Asli

Judul Hikayat : Malim Deman

Penerbit : Balai Pustaka

a. Unsur Intrinsik
 Tema
Tema yang diambil dalam hikayat “Malim Deman” adalah tentangKehidupan
seorang raja.
 Penokohan

~ Malim Deman : Bijaksana.

Bukti : “Malim Deman adalah putera raja dari Bandar Muar yang sangat
bijaksana, lagi sangat elok rupanya”

5
55

~ Nenek Kebayan : Penolong.

Bukti : Dengan bantuan nenek kebayan juga, ia berasil mencuri selendang


putri bungsu.

~ Putri Bungsu : Mudah tersinggung atau mudah marah.

Bukti : “Puteri Bungsu sangat masyghul hatinya”

~ Raja Jin : Licik.

Bukti : “Raja jin bersedia meminjamkan burung borak kepada Malin


Deman dengan syarat . . .”

~ Malim Dewana : Penurut.

Bukti : “Maka ia pun terbang kembali kekayangan dengan anaknya Malim


Dewana”.

 Latar/Setting

 Latar Tempat :
~ Bandar Muar

“selang berapa lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar”

~ Rumah Nenek Kebayan

“akhirnya, sampailah ia kerumah nenek Kebayan”

~ Kayangan

“sesampainya di kayangan didapatinya Puteri Bungsu . . .”

 Latar Suasana :

~ Suasana Menegangkan :

“Malim Deman mengalahkan mambang molek denganmenyambung


ayam, maka timbullah pertikaman antara keduanya”

6
55

~ Suasana Senang:

“Sekali lagi Malim Deman sekeluarga pun turun kembali ke dunia


semula”

 Alur : Maju
- Tahap perkenalan

“Malim deman adalah putera raja dari Bandar Muar yang sangat bijaksana
lagi sangat elok rupanya”

- Penampilan Permasalahan:

“setelah besar, Malim Deman bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya


pergi kerumah nenek kebayan untuk mendapatkan puteri bungsu dari
kayangan sebagai istrinya”

- Komplikasi (Tahap Permasalah) :

“puteri bungsu sangat masyghul hatinya. Kebetulan pula ia menemukan


kembali baju kayangan. Maka ia pun terbang kembali kekayangan dengan
anaknya Malin Dewana”

- Tahap Klimaks :

“sesampainya di kayangan didapatinya Puteri Bungsu akan dikawinkan


dengan Mambang Molek. Malim Deman mengalahkan Mambang dalam
menyambung ayam. Maka timbullah pertikaman antara keduanya”

- Tahap Ketegangan Menurun:

“sekali lagi Malim Deman sekeluarga pun turun ke dunia semula”.

 Sudut Pandang

“Akhirnya, sampailah ia kerumah nenek kebayan “

Dari data di atas digambarkan bahwa penulis menggunakan Sudut pandang


orang ketiga serba tahu.

 Gaya Bahasa

7
55

- Penggunaan bahasanya sulit di mengerti.


- Menggunakan bahasa melayu kuno.
- Menggunakan kata penghubung maka dalam awal kalimat, contoh:

“Maka berapa lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar”.

 Amanat
- Keluarga itu sangat penting dalam kehidupan kita, jadi jangan kita sia-
siakan keluarga kita tersebut.
- Saling tolong-menolonglah terhadap sesama, tetapi jangan tolong-
menolong dalam berbuat kejahatan.

- Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.

b. Unsur Ekstrinsik

 Nilai Pendidikan

- Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang
membutuhkan tanpa rasa pamrih.

 Nilai Moral

- Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain. Kita harus
bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.

 Nilai Budaya

- Kita harus saling menghormati terhadap sesama.

8
55

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

 Hikayat adalah cerita kuno sejenis roman yang biasanya menceritakan kehidupan
kerajaan
 Hikayat dilengkapi juga dengan unsur instrinsik dan ekstrinsik
 Hikayat sulit untuk dipahami karena menggunakan bahasa melayu. Namun,hikayat
sarat akan nilai-nilai kehidupan
 Dari segi isi dan unsur didalamnya,hikayat asli dan terjemahan tidak jauh berbeda

5.2 Saran

Sebagai pelajar yang memiliki rasa cinta tahan air sudah sepatutnya kita
melestarikan kebudayaan untuk membaca hikayat. Meskipun kita sekarang dijaman
yang serba modern, tapi tetap saja kita tidak boleh melupakan kebudayaan tradisional
kita yang juga syarat akan pendidikan dan merupakan identitas kepribadian bangsa kita.

9
55

DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai