Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEKS HIKAYAT

Disusun oleh : Bagas Bimantoro


Kelas : X-10
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………….. .ii


PEMBAHASAN……………………………………………………..1
A. Sejarah Hikayat………………………………………...……1
B. Pengertian Hikayat…………………...……………………...2
C. Unsur Hikayat……………………………………………….3
D. Struktur Hikayat……………………………………………..5
E. Ciri-Ciri Hikayat…………………………………………….6
F. Contoh Hikayat……………………………………………...7
DAFTAR PUSTAKA……………………...........................................9

ii
PEMBAHASAN

A. Sejarah Hikayat
Kata hikayat berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah diterjemahkan menjadi cerita atau
kisah, berkaitan erat dengan kisah pahlawan bangsa Melayu atau lebih khusus tentang kisah yang
terjadi di istana dan silsilah para Sultan Melayu. (Wagner, 1959: 246). Hikayat merupakan karya
sastra yang berkaitan atau yang menceritakan hal-hal yang berhubungan dengan suatu kesultanan
atau suatu daerah seperti Hikayat Raja-Raja Pasai dan Hikayat Aceh (Raja Noor, 1972: 18). Dalam
khazanah literatur Melayu, hikayat merupakan karya sastra sejarah Melayu klasik. Sebagai sastra
sejarah Melayu klasik, hikayat menjadi catatan penting setiap kerajaan Melayu di Nusantara.
Umumnya hikayat menceritakan peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi di istana dan
beberapa keturunan raja yang menjadi pusat kajiannya. Dalam sastra sejarah Melayu, banyak
dijumpai beberapa hikayat sebagai kata pertama dalam karya sastra sejarah selain juga
menggunakan kata silsilah dan tambo, seperti Hikayat Melayu, Hikayat Siak, Hikayat Merong
Mahawangsa, Silsilah Melayu dan Tambo Minangkabau. (Teng, 2015: 51-52).

Latar sejarah munculnya hikayat tidak bisa dilepaskan dari suatu tradisi lama yang
kebanyakan merupakan tradisi lisan (oral tradition) sehingga para pujangga diberi perintah dan
tugas oleh sultan untuk menghasilkan karya-karya sejarah. Sebagaimana sultan memerintah Tun
Sri Lanang menulis kembali catatan sejarah mengenai peraturan raja-raja Melayu dengan segala
adat-istiadatnya supaya kelak diketahui oleh anak cucu di masa mendatang. Dalam hal ini, hikayat
menjadi salah satu karya sejarah yang ditulis atau dikarang oleh orang-orang yang dekat dengan
raja-raja yang memerintah (Raja Noor, 1972: 18).

Selaras dengan pandangan Norazimah Bt Zakaria (2011: 2), dalam Hikayat Melayu diuraikan
tentang keturunan raja-raja Melayu yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan raja-raja Siak.
Hikayat Melayu sarat dengan unsur sastra yang juga berkaitan erat dengan unsur sejarah Siak.
Sebagai sebuah teks sastra sejarah, Hikayat Melayu ditulis dengan tujuan tertentu yakni
untuk memuji dan mengagungkan kehebatan sang raja supaya kelak diketahui oleh anak cucu
sebagaimana yang termaktub pada bagian mukadimah mengenai cerita Raja Iskandar Zulkarnain
yang ditulis pada 24 Juli tahun 1893” (Hikayat Melayu. 1998: 1).

1
B. Pengertian Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama pada Bahasa Melayu yang berisikan
mengenai suatu kisah, cerita, dan juga dongeng. Umumnya mengisahkan mengenai kehebatan
maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian dan juga mukjizat dari
tokoh utama. Sebuah hikayat itu dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau pun juga untuk
membangkitkan semangat juang.

Pengertian hikayat merupakan salah satu karya sastra lama yang memiliki bentuk prosa yang
didalamnya mengisahkan mengenai kehidupan dari keluarga istana, kaum bangsawan atau pun
juga orang-orang ternama dengan segala kegagahan, kehebatan, kesaktian ataupun juga
kepahlawanannya. Selain dari itu, dalam hikayat tersebut juga diceritakan mengenai kekuatan,
mukjizat dan semua tentang keanehannya.

Selain beberapa definisi di atas, terdapat juga pengertian hikayat yang dipaparkan oleh para
ahli sastra, berikut ini beberapa di antaranya:
 Menurut Suherli
Hikayat adalah teks narasi Melayu klasik yang termasuk ke dalam ragam jenis cerita rakyat.
Hikayat menonjolkan unsur penceritaan dengan ciri kesaktian dan kemustahilan para tokoh-
tokohnya.
 Menurut Sugiarto
Hikayat berasal dari bahasa Arab yang berarti kisah atau cerita. Kata ini selanjutnya diserap ke
dalam bahasa Melayu dengan tidak menghilangkan makna aslinya. Oleh karena itulah, semua
karya berbentuk prosa dalam karya sastra Melayu lama disebut hikayat.

 Menurut Hidayati
Hikayat adalah salah satu karya sastra Melayu klasik yang termasuk ke dalam jenis folklore
yang terdapat dalam khazanah kesusastraan Indonesia.

2
C. Unsur Hikayat
Adapun unsur hikayat itu terdiri atas dua kategori, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Secara
intrinsik, unsur-unsur hikayat terdiri atas:
1. Tema atau Ide
adalah inti atau tema dasar dari sebuah cerita hikayat. Ide atau tema hikayat biasanya
didapat dari kisah-kisah aktual yang terjadi di masa itu atau juga bisa bersumber dari berbagai
kitab keagamaan dan sumber-sumber lainnya. Setelah tema ditentukan, pengarang bisa
mengembangkan tema atau ide tersebut melalui penokohan, alur, gaya bahasa, serta unsur-unusr
intrinsik lainnya.

2. Sudut Pandang
Adalah posisi atau cara pandang pengarang di dalam hikayat tersebut. Pengarang bisa
mengambil sudut pandang pertama (sudut pandang tokoh utama), atau sudut pandang orang ketiga
(berperan sebagai pencerita atau pengamat dalam hikayat yang dibuat).

3. Penokohan
Merupakan unsur hikayat yang berisi tokoh-tokoh apa saja yang terlibat di dalamnya.
Tokoh-tokoh dalam cerita hikayat bisa berupa tokoh protagonis (tokoh utama atau tokoh yang
dianggap baik dalam hikayat), tokoh antagonis (tokoh yang dianggap berseberangan dengan tokoh
protagonis), dan tokoh-tokoh lainnya. Sebuah tokoh bisa diceritakan oleh pengarang secara dettil,
baik itu ciri-ciri fisiknya, maupun perangai dan pola pikirnya.

4. Latar
Merupakan unsur cerita yang berisi tempat, waktu, dan suasana yang terkandung di dalam
hikayat. Latar bisa diambil dari kenyataan sehari-hari maupun hasil rekaan si pengarang.

5. Alur Cerita (Plot)


Merupakan jalan cerita yang hendak dibangun oleh sebuah hikayat. Biasanya, alur atau
plot ini terdiri atas pengenalan awal cerita, pengenalan peristiwa, konflik, puncak konflik, dan
penyelesaian konflik. Dalam hikayat, semua unsur alur tersebut harus ada dan penempatannya
harus runtut, mulai dari pengenalan hingga penyelesaian masalah.
3
6. Gaya
Adalah cara pengarang menyampaikan sebuah hikayat. Agar penyampaiannya menarik,
seorang pengarang biasanya menggunakan berbagai macam-macam majas, seperti macam-macam
majas perbandingan, macam-macam majas sindiran, macam-macam majas penegasan, atau
macam-macam majas pertentangan.

7. Amanat
Adalah pesan atau ajaran moral yang hendak disampaikan oleh seorang pengarang. Amanat
ini biasanya tidak disampaikan secara lugas, melaikan secara tersirat dibalik hikayat yang
disampaikan. Oleh karena itu, pembaca mesti membaca hikayat hingga tuntas agar amanat dibalik
hikayat dapat ditemukan dan dipelajari oleh pembaca.

Secara ekstrinsik, unsur-unsur hikayat terdiri atas 2 macam, yaitu:

8. Latar Belakang Cerita


Adalah unsur yang menyatakan sebab dikarangnya sebuah hikayat. Untuk mengetahui
unsur ini, pembaca mesti menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam hikayat, mencari
tahu biografi atau riwayat hidup pengarang, serta mengetahui di tahun berapakah hikayat itu
dibuat. Dengan begitu, pembaca bisa tahu latar belakang atau sebab hikayat itu dibuat.

9. Nilai-Nilai Kehidupan
Terdiri dari nilai moral, agama, budaya dan sebagainya yang mempengaruhi terbentuknya
sebuah hikayat. Unsur ini bisa diketahui dari nilai-nilai apa saja yang dianut oleh seorang
pengarang atau nilai-nilai dan kebudayaan apa saja yang saat itu dominan di masyarakat.

4
D. Struktur Hikayat

1. Abstraksi
Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi
rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat
opsional yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.
2. Orientasi
Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang
berkaitan dengan hikayat tersebut.
3. Komplikasi
Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian
ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai
bermunculan.

5
4. Evaluasi
konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya dari
konflik tersebut.

5. Resolusi
Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami
tokoh atau pelaku.
6. Koda
Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh
pembacanya.

E. Ciri – Ciri Hikayat

1. Bahasa
bahasa yang digunakan pada hikayat itu adalah bahasa Melayu lama

2. Istana sentries
Pusat ceritanya itu berada didalam lingkungan istana. Hikayat tersebut seringkali bertema
dan berlatar kerajaan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tokoh yang diceritakan ialah raja serta
Pangeran (anak raja). Selain dari itu, latar tempat dalam cerita ini adalah negeri yang dipimpin
oleh raja dalam suatu kerajaan.

3. Pralogis (kemustahilan)
Banyak cerita yang terdapat pada hikayat tidak bisa untuk di terima oleh akal. kemustahilan
dalam teks, baik dari segi bahasa ataupun juga dari segi cerita. Kemustahilan ini berarti hal yang
tidak logis atau juga tidak bisa diterima nalar.
Contoh Seperti : bayi lahir disertai pedang dan panah, seorang putri keluar dari gendang

4. Statis
Dalam Hikayat ini memiliki sifat yang kaku dan juga tetap.
6
5. Kesaktian
Seringkali kita dapat menemukan kesaktian pada para tokoh dalam hikayat.

Contohnya seperti : Syah Peri mengalahkan Garuda yang mampu untuk merusak sebuah
kerajaan, Raksasa memberi sarung kesaktian untuk dapat mengubah wujud serta kuda hijau.

6. Anonim
Anonim berarti tidak diketahui dengan secara jelas nama pencerita atau pengarang. Hal
tersebut disebabkan karena cerita yang disampaikan itu secara lisan. artinya tidak jelas siapa yang
membuat/mengarang hikayat tersebut

7. Arkais
Menggunakan kata arkhais, Bahasa yang digunakan pada masa lampau. Jarang
dipakai/tidak lazim digunakan dalam komunikasi pada masa kini.Contoh : hatta, maka, titah, upeti,
bejana, syahdan serta juga sebermula.

F. Contoh Hikayat

Bunga Kemuning

Dahulu kala, ada seorang anak raja yang memiliki 10 orang putri yang dia beri nama
dengan berbagai nama-nama warna. Istri sang raja sendiri sudah lama sekali wafat usai melahirkan
anak bungsu mereka, Putri Kuning. Sangat berbeda dari anaknya yang lain, Putri Kuning ini
mempunyai perilaku yang amat baik, tidak seperti kaka-kaknya yang bandel dan manja.

Suatu ketika, sang rasa hendak pergi ke suatu daerah untuk suatu keperluan. Ke-9 putri-
putrinya meminta dibawakan oleh-oleh yang mewah dari sang raja. Sedangkan, Putri Kuning tidak
meminta apa pun, dan hanya berharap agar sang raja pulang dengan selamat.

7
Singkat kata, sang raja pulang membawa hadiah dan memberikannya kepada putri
bungsunya, Yaitu Putri kuning.Lalu Putri -putri nya yang lain beserta saudara-saudaranya merasa
cemburu dan mempunyai niat untuk memberikan pelajaran kepada adik mereka.

Tanpa sepengetahuan sang raja, Putri Kuning dipukul oleh kakak-kakaknya hingga
meninggal dan dikuburkan di tempat yang tak jauh dari istana. Mengetahui anaknya telah
menghilang, sang raja pun mencari-cari putri bungsunya, tetapi tak jua ditemukan.

Suatu hari, sang raja melihat bunga yang berwarna kuning tumbuh pada sebuah tanah.
Ternyata, tanah itulah tempat dikuburkannya anak bungsu raja. Melihat bunga tersebut, sang raja
pun segera menamainya dengan bunga kemuning.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://www.laduni.id/post/read/55664/hikayat-dalam-peradaban-islam-nusantara
https://pendidikan.co.id/hikayat
https://www.ilmusiana.com/2019/05/pengertian-hikayat-adalah.html
https://dosenbahasa.com/unsur-unsur-hikayat
https://contohsoal.co.id/contoh-hikayat/

Anda mungkin juga menyukai