Anda di halaman 1dari 9

HALAMAN 54

Jawaban:

- Definisi hikayat:

Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa yang mengisahkan tentang kehidupan tokoh-tokoh
tertentu, baik tokoh nyata maupun tokoh rekaan. Hikayat biasanya mengandung unsur-unsur fantasi,
kesaktian, dan keajaiban. Hikayat dibaca untuk hiburan, pendidikan, dan pembangkit semangat.

- Arti kata hikayat

Kata hikayat berasal dari bahasa Arab, yaitu "haka" yang berarti menceritakan, menirukan, mewartakan,
menyerupai, berkata, meneruskan, dan melukiskan. Dari arti ini, saya menyimpulkan bahwa hikayat
adalah karya sastra yang menceritakan sesuatu.

- Ciri-ciri hikayat

Berdasarkan sumber-sumber yang saya dapatkan, hikayat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berbentuk prosa

2. Mengisahkan tentang kehidupan tokoh-tokoh tertentu

3. Berisi unsur-unsur fantasi, kesaktian, dan keajaiban

4. Dibaca untuk hiburan, pendidikan, dan pembangkit semangat

- Tujuan penulisan hikayat

Hikayat ditulis dengan berbagai tujuan, antara lain :

a. Sebagai hiburan

b. Untuk tujuan pendidikan

c. Sebagai pembangkit semangat

Dengan menggabungkan ketiga informasi tersebut, saya menyimpulkan bahwa hikayat adalah karya
sastra lama berbentuk prosa yang mengisahkan tentang kehidupan tokoh-tokoh tertentu, baik tokoh
nyata maupun tokoh rekaan. Hikayat biasanya mengandung unsur-unsur fantasi, kesaktian, dan
keajaiban. Hikayat dibaca untuk hiburan, pendidikan, dan pembangkit semangat.

- Contoh hikayat

Hikayat Cekel Weneng Pati

Hikayat Bayan Budiman


Hikayat Iskandar Zulkarnain

Hikayat Panji Semirang

Hikayat Abdullah

Hikayat Abu Nawas

Hikayat Amir Hamzah

Hikayat Hang Tuah

Hikayat Inderaputera

HALAMAN 55

Kegiatan 1

Kalian akan menyimak hikayat berjudul Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak yang akan dibacakan secara
bergiliran dalam satu kelompok. Agar dapat menyimak dengan baik, perhatikanlah langkah-langkah di
bawah ini!

1. Pusatkan perhatian pada teks hikayat yang dibacakan oleh temanmu.

2. Saat menyimak, kalian dapat menggunakan tabel “Adiksimba” berikut untuk mengidentifikasi hal-hal
penting dalam cerita.

Isian Tabel Adiksimba

- Siapa?

Jawaban: Datu Mabrur

- Apa?

Jawaban: Ada seorang Datu yang sakti mandraguna sedang bertapa di tengah laut.

- Mengapa?

Jawaban: Ia memohon kepada Sang Pencipta supaya diberi sebuah pulau yang akan jadi tempat
pemukiman untuk anak cucu serta keturunannya kelak.

-Kapan?

Jawaban: Siang sampai malam hari.

- Di mana?
Jawaban: Di Laut dan di antara selat laut serta selat Makassar.

- Bagaimana?

Jawaban: Dia bersemedi di Batu Karang untuk meminta sebuah pulau dari Sang Pencipta.

-Isi Teks

Jawaban:

Menurut hikayat, pada permulaannya terdapat seorang Datu yang sakti mandraguna baru bertapa di
tengah laut. Namanya adalah Datu Mabrur. Dia bertapa antara Selat Laut serta Selat Makassar dari siang
hingga malam. Datu Mabrur bersemedi di atas batu karang, antara buih, deburan ombak, gelombang,
angin serta badai topan. Datu Mabrur mohon pada Sang Pencipta supaya diberi sebuah pulau. Pulau itu
akan jadi tempat permukiman bagi anak, cucu serta keturunan Sang Datu kelak.

3. Gunakanlah isian pada tabel kalian untuk membuat ringkasan cerita yang terdiri atas minimal 200
kata.

Jawaban:

Menurut sahibul hikayat, sebermula ada seorang Datu yang sakti mandraguna sedang bertapa di tengah
laut.

Namanya Datu Mabrur.

Ia bertapa di antara Selat Laut dan Selat Makassar.

Siang-malam ia bersamadi di batu karang, di antara percikan buih, debur ombak, angin, gelombang dan
badai topan.

Ia memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau. Pulau itu akan menjadi tempat bermukim
bagi anak-cucu dan keturunannya, kelak.

Hatta, ketika laut tenang, seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari permukaan laut dan terbang
menyerangnya.

Tanpa beringsut dari tempat duduk maupun membuka mata, Datu Mabrur menepis serangan mendadak
itu.

Ikan itu terpelanting dan jatuh di karang. Setelah jatuh ke air, ikan itu menyerang lagi.

Demikian berulang-ulang.

Di sekeliling karang, ribuan ikan lain mengepung, memperlihatkan gigi mereka yang panjang dan tajam,
seakan prajurit siap tempur.
HALAMAN 58

Kegiatan 2

Setelah menyimak Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak jawablah pertanyaan berikut.

1. Berdasarkan penggalan cerita pada Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak berikut, sifat Datu Mabrur apakah
yang hendak disampaikan penulis kepada pembaca?

Siang-malam ia bersamadi di batu karang, di antara percikan buih, debur ombak, angin, gelombang dan
badai topan.

Jawaban:

Sifat Datu Mabrur yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca dari kutipan teks di atas adalah sifat
gigih dan pantang menyerah dalam mencapai tujuan yang ingin diraih.

Hal tersebut terlihat dari penggambaran suasana yang tidak menyenangkan, tetapi tetap dilalui oleh
Datu Mabrur.

2. Bagaimana perasaan Ikan Todak saat muncul ke permukaan dan memperkenalkan dirinya kepada
Datu mabrur?

- Ia merasa marah karena dirinya terluka.

- Ia merasa malu karena ia kalah dalam pertempuran.

- Ia merasa takut karena berhasil dikalahkan oleh Datu Mabrur.

3. Apakah kalian setuju dengan sikap Raja Ikan Todak yang menyerang Datu Mabrur?

- Saya tidak setuju karena Datu Mabrur tidak sengaja mengganggu mereka.

Sebaiknya, Raja Ikan Todak bertanya terlebih dahulu kepada Datu Mabrur.

4. Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah.

a. Datu Mabrur ingin memiliki pulau yang dapat ia tinggali dan kuasai.

Jawaban: Salah

b. Datu Mabrur dapat mengatasi serangan Ikan Todak.

Jawaban: Benar

c. Ikan Todak menyerang Datu Mabrur karena telah sengaja menyakiti pasukannya

Jawaban: Salah
d. Sa-ijaan berarti saling membantu.

Jawaban: Benar

e. Proses munculnya daratan baru dari dasar laut terjadi sejak tengah malam hingga pagi hari.

Jawaban: Benar

5. Bagaimana hubungan pesan moral yang disampaikan dengan kondisi masyarakat pada saat ini?

Pesan moral dalam hikayat di atas adalah pentingnya bekerjasama dan saling membantu.

HALAMAN 59

Kegiatan 1

1. Nama tokoh: Si Miskin

Karakter tokoh: Gigih

Masalah yang dihadapi tokoh: Istrinya mengidam buah mempelam yang ada di taman raja.

Cara tokoh menyelesaikan masalah: Ia mencoba untuk meminta buah mempelam di pasar terlebih
dahulu. Setelah itu, dia minta ke kerajaan.

2. Nama tokoh: Istri si Miskin

Karakter tokoh: Mudah menangis atau bersedih, sensitif.

Masalah yang dihadapi tokoh: Dia hamil kemudian mengidam buah mempelam yang berada di taman
raja.

3. Nama tokoh: Maharaja Indera Dewa

Karakter tokoh: Baik hati

Masalah yang dihadapi tokoh: Si miskin meminta buah mempelam yang ada di taman raja.

Cara tokoh menyelesaikan masalah: Memberi si miskin buah mempelam setangkai dari taman raja.

HALAMAN 60

Bagian Indentifikasi Plot Cerita

Bagan terdiri dari 5 kotak.


Dalam KBBI Daring, plot diartikan sebagai alur, perjalanan cerita dari awal, tengah, dan akhir.

Bagan 1: pengenalan cerita Raja kayangan dan istrinya diusir oleh Batara Indera dan harus hidup di
dunia dengan keadaan miskin serba kekurangan. Bagan 2: awal konflik Istri si Miskin kemudian hamil
dan ngidam ingin makan buah mempelam, namun si Miskin tidak mampu membelinya. Si Miskin
akhirnya pergi ke pasar untuk meminta buah busuk atau sisa dari para pedagang.

Para pedagang sangat baik dan memberikan buah mempelam, bahkan ada yang memberi buah lainnya,
nasi, hingga kain. Si Miskin segera memberikannya kepada sang istri. Bagan 3: menuju konflik
Sesampainya di rumah, sang istri tidak mau memakan buah mempalem dari pasar.

Bagan 4: klimaks Sang istri malah menangis, dan ingin mati saja dengan jika tidak bisa memakan buah
dari taman raja, dia hanya mau makan buah yang diambil dari taman raja. Demi istri dan calon buah
hatinya, si Miskin bertekad datang menemui Maharaja Indera Dewa.

Bagan 5: penyelesaian Sang istri akhirnya bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, hingga suatu hari
anak dari si Miskin dengan tampang yang rupawan. Ketika sedang menggali tanah untuk membuat
pondasi rumah, si Miskin menemukan emas yang sangat banyak hingga membuatnya kaya raya.

HALAMAN 63

1. Apakah setiap tokoh memiliki porsi yang sama dalam cerita untuk digambarkan karakternya? Jika
tidak, tokoh mana yang mendapatkan porsi lebih banyak? Jelaskan alasanmu!

- Tidak, tokoh utama yang biasanya dijadikan judul dalam teks hikayat memiliki porsi yang lebih banyak.

- Ya, tokoh antagonis dan protagonis mendapat porsi yang sama.

2. Adakah keterkaitan antara karakter tokoh dan cara mereka menyelesaikan masalah? Mengapa?

Jawaban:

Ya, ada keterkaitan antara karakter tokoh dan cara mereka menyelesaikan masalah.

Seseorang akan menyelesaikan masalah sesuai dengan karakternya.

Tentunya cara orang yang penyabar dan pemarah berbeda dalam menyelesaikan masalah.

3. Apa yang akan terjadi jika si Miskin tidak jujur menyampaikan kepada istrinya bahwa mempelam yang
didapatnya kali pertama dari pasar? Apakah hal tersebut akan sangat memengaruhi cerita?

Jawaban:
Istri si Miskin tidak akan membujuk kembali suaminya agar pergi ke istana dan meminta mempelam ke
raja.

Ceritanya juga tentu akan berubah.

4. Apakah kalian setuju dengan sikap istri si Miskin yang menolak mempelam yang dibawa suaminya dari
pasar? Mengapa?

Setuju karena ia harus menguji rasa sayang suaminya terhadap dirinya dan kandungannya.

5. Jika kalian menjadi si Miskin apakah kalian akan melakukan hal yang sama saat diminta istrinya
meminta mempelam Raja? Jelaskan alasan jawabanmu!

- Ya karena hal itu menunjukkan kasih sayang terhadap istri dan buah hati yang dikandung.

Kegiatan 2

Kali ini kalian akan belajar membandingkan karakterisasi dan plot pada hikayat dan cerpen.

Sebelumnya, bacalah cerpen Tarian Pena berikut.

Lalu, bandingkanlah karakterisasi dan plot antara cerita Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak, Hikayat si
Miskin, dan cerpen Tarian Pena.

1. Bagaimana latar belakang tokoh memengaruhi cerita?

Jawaban:

Latar belakang tokoh mempengaruhi cerita dengan cara menunjukkan kondisi batin dan emosional
tokoh.

Hal itu berpengaruh terhadap bagaimana tokoh menanggapi hal yang terjadi di sekelilingnya.

Pada Hikayat si Miskin, dan Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak, tokoh-tokoh yang ada di dalamnya memiliki
latar belakang kerajaan atau kesaktian.

Oleh karena itu, ceritanya pun berisi konflik antar golongan dan cara mengatasi konflik tersebut tidak
jauh dari peperangan atau penggunaan kekuatan ajaib.

Sementara itu, pada cerpen Tarian Pena, tokoh-tokoh yang ada di dalamnya memiliki latar belakang
yang bervariatif sehingga konflik dan cara mengatasinya juga berbeda-beda.

2. Sudut pandang apa yang digunakan oleh penulis dalam menyampaikan cerita?

Jawaban:
Sudut pandang yang digunakan oleh penulis dalam menyampaikan cerpen Tarian Pena adakah sudut
pandang orang pertama.

Hal itu dapat dilihat dari bagaimana penulis menggambarkan tokoh utama sebagai 'aku'.

Sedangkan pada cerita Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak, dan Hikayat si Miskin penulis menggunakan
sudut pandang orang ketiga, orang yang menceritakan.

3. Bagaimana alur dibangun dalam cerita?

Jawaban:

Alur yang dibangun dalam Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak, dan Hikayat si Miskin adalah alur maju, yakni
alur yang bergerak maju.

Sedangkan alur yang dibangun dalam cerpen Tarian Pena bervariatif, terdapat alur majunya dan alur
mundurnya.

HALAMAN 67

Buatlah kesimpulan mengenai perbedaan karakterisasi tokoh dan plot hasil analisis kalian dengan
penjelasan di atas.

Jawaban:

Karakteristik tokoh pada cerita hikayat dan cerpen sangat bertolak belakang, hal ini karena setting cerita
dan waktu pembuatan kedua genre cerita tersebut berbeda.

Karakteristik tokoh pada hikayat lebih banyak mengambil tokoh-tokoh dari kerajaan ataupun kayangan
dengan setting tempat terbatas seperti di istana ataupun kayangan.

Konflik yang terjadi di cerita hikayat lebih kepada konflik seputar kayangan, kerajaan, dan golongan.

Penyelesaian konflik juga banyak menggunakan cara-cara peperangan dan penggunaan hal-hal gaib.

Merdeka, Kegiatan 2

Sedangkan plot atau alur cerita hikayat biasanya menggunakan alur maju yang berbingkai serta lebih
kompleks dan panjang.
Sementara pada cerita cerpen, tokoh yang dipakai beragam, sehingga konflik dan cara penyelesaiannya
juga bervariatif, bahkan terkadang tidak terduga oleh pembaca.

Alur atau plot yang dipakai pada cerpen juga lebih bervariatif dengan sudut penceritaan yang beragam
pula.

Bisa menggunakan sudut pandang orang pertama, kedua, ataupun ketiga.

itu yang mendengar kata si Miskin. Seperti hancurlah rasa hatinya. Maka ada yang memberi buah
mempelam, ada yang memberikan nasi, ada yang memberikan kain baju, ada yang memberikan
buahbuahan.

4. Nilai Budaya

Konsep nilai: Budaya menyembah seorang raja atau tunduk kepada raja.

Anda mungkin juga menyukai