Anda di halaman 1dari 2

RIO JUNIORSON X MIA 3

HIKAYAT PANJI SEMIRANG


 
Alkisah pada zaman dahulu hiduplah seorang raja di Tanah Jawa yang merupakan empat
bersaudara. Yang tua menjadi raja di Kuripan, yang muda menjadi raja di Daha, yang tengah
menjadi raja di Gegelang, dan yang bungsu menjadi rajadi Singasari. Empat orang bersaudara itu
sangat menyayangi satu sama lain. Negeri tempat mereka tinggal sangat ramai dan termasyur.
Banyak pedagang asing yang masuk untuk berniaga di dalam negeri itu.
Bermula dari seseorang yang bernama Nata Kuripan dengan selirnya yang bernama
Paduka Mahadewi. Mereka memiliki anak laki-laki yang sangat tampan rupanya. Dari wajahnya
sudah terlihat jejak-jejak keagungan dari ayahnya. Maka, diberinyalah inang pengasuh serta
tanah di Karang Banjar Ketapang. Orang-orang menyebut anak tersebut dengan sebutan Raden
Banjar Ketapang.
Permaisuri Kuripan yang mengetahui itu, juga ingin mempunyai anak laki-laki yang baik
parasnya. Ia pun mendiskusikannya dengan suaminya. Setelah beberapa lama, mereka
memutuskan untuk menyembah segala dewa-dewa selama 40 hari 40 malam agar keinginannya
dikabulkan.
Unsur-Unsur Intrinsik
Tema Silsilah Panji Semirang
Latar Suasana
Bahagia ( Terlalu amat berkasih-kasihan empat bersaudara,…)
Latar Waktu
Zaman dahulu ( Sebermula pada zaman dahulu kala ada raja di Tanah Jawa empat
bersaudara…)
Latar Tempat
-Tanah Jawa ( Sebermula pada zaman dahulu kala ada raja di Tanah Jawa
empat bersaudra,……)
-Kuripan ( Yang tua menjadi ratu di Kuripan)
-Daha ( yang tengah menjadi ratu di Daha)
-Gegelang ( yang bungsu menjadi ratu di Gegelang)
-Karang Banjar Ketapang ( …, maka dipungutkan inang pengasuh dengan
sepertinya dan diberi pekarangan oleh Baginda di Karang Banjar Ketapang.)
 
Watak Tokoh
Raja: periang ( …..pada segenap tahun utus-mengutus, empat buah negeri itu terlalu amat
baik perintahnya dan periksanya akan segala rakyatnya,…..Dan termasyurlah pada segala negeri
di Tanah Jawa akan raja empat buah negeri itu, terlalu baik perintahnya,…..)
Nata Kuripan: agung ( ….dan sikapnya dan jejak keagung-agungan), mau menerima
pendapat ( Setelah sang nata mendengar kata Permaisuri demikian maka dipikirkan sang Nata,
benarlah seperti kata Permaisuri.), tekun (Maka sang Nata dan Permaisuri pun memujalah dua
laki istri kepada segala macam Dewa-Dewa siang dan malam empat puluh hari empat puluh
malam.)
Permaisuri: tekun (Maka sang Nata dan Permaisuri pun memujalah dua laki istri kepada
segala macam Dewa-Dewa siang dan malam empat puluh hari empat puluh malam.),
berkeinginan kuat (ingin rasanya ia hendak berputera laki-laki yang baikparasnya.)
Sudut Pandang
Orang ketiga tunggal ( Karena tidak melibatkan sang pencerita di dalamnya)
Gaya bahasa
-Menggunakan majas repetisi (terdapat dalam kata “maka”)
-Menggunakan majas hiperbola (…..dan mendam kula dan menghabiskan segala
rerawitan isi laut dan darat.)
Nilai-Nilai (Unsur Ekstrinsik)
•Religi ( terdapat dalam pemujaan dewa)
•Kesabaran dan ketekunan (ketika sang Nata dan Permaisuri menyembah
dewa selama 40 hari 40 malam)
•Kerukunan ( terdapat dalam empat bersaudara yang berkasih-kasihan)
•Pengharapan ( terdapat dalam keinginan Nata dan Permaisuri dalam
mendapatkan anak).
I
Isi dari teks tersebut selain daripada unsur intrinsik dan ekstrinsiknya yakni adalah menceritakan
mengenai 4 orang yang menguasai tanah jawa yang menguasai tanah jawa dengan daerahnya masing
masing. Kemudian salah satu di antara mereka memiliki seorang anak yang sangat tampan dan mewarisi
keagungan salah satu raja. Hal ini pun membuat permaisuri kuripan menginginkan anak dengan paras
yang sama. Ia pun berusaha melakukan segala cara untuk memiliki anak yang seperti itu,salah satu di
antaranya yakni dengan menyembah dewa agar keinginanya di kabulkan.

Atau dalam kata lain teks ini mendeskripsikan tentang seseorang yang menginginkan sesuatu yang sama
dengan orang lain namun dengan mempercayai pada hal-hal yang konon hanya ilusi dan pembbicaraan
belaka yang tidak disertai adanya data konkret yang ada pada setiap bagiannya.

Anda mungkin juga menyukai