Nim : RRA1B117004
Kelas : Reguler B
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
1. Penegrtian Debat
Menurut seorang ahli bernama Asidi Dipodjojo dalam buku yang berjudul
“Komunasi Lisan”, debat merupakan suatu proses komunikasi yang dilakuk=n
secara lisan yang dinyatakan dengan bahasa untuk mempertahankan gagasan atau
pendapat. Dalam sebuah debat, setiap pihak berhak mengajukan pendapat dan
memberikan alasan sehingga pihak lawan atau pihak yang tidak setuju dapat
menerima dan berpihak kepadanya.
Dalam sebuah buku tentang public speaking yang ditulis oleh seorang ahli
bernama G. Sukadi, debat diartikan sebagai kegiatan saling beradu pendapat
antarpribadi maupun antarkelompok orang yang bertujuan untuk mencapai
kemenangan atau kesepakatan. Sedangkan menurut Guntur Tarigan dalam
bukunya yang berjudul “Retorika”, debat adalah adu argumentasi tentang suatu
hal tertentu untuk mencapai kemenangan satu pihak.
Selain itu, debat dapat digunakan sebagai metode dalam proses belajar-
mengajar dalam rangka menciptakan suasana untuk mencapai tujuan belajar-
mengajar tertentu.
2. Tujuan Debat
Tujuan dilakukannya debat juga untuk menunjukkan kebenaran atas sesuatu yang
3. Fungsi Debat
merespon suatu masalah dengan cepat dan tepat melalui sikap dan cara berpikir
kritis terhadap suatu topik, dan menambah pemahaman suatu konsep atau teori
4. Debat
Seorang yang tergabung dalam tim debat baik pro, kontra, maupun tim
netral harus menjunjung etika atau norma dalam bertanya dan berdebat. Etika
bertanya dalam debat yaitu bersungguh-sungguh dalam mencari data, tidak
menguji pembicara, pertanyaan langsung menuju ke fokus permasalahan,
mengajikan pertanyaan-pertanyaan khusus, menghindari cara berpikir yang salah,
tidak menyangkutpautkan prasangka emosional ketika bertannya, dan
menunjukkan sikap wajar.
Selain memiliki etika, fungsi, dan tujuan, debat juga memiliki unsur-unsur
debat, ciri-ciri, struktur, macam jenis, dan tata cara debat. Beberapa hal tersebut
biasanya berbeda-beda bergantung negara yang mealukan debat dan acara yang
diselenggarakan.
Suatu kegiatan dapat disebut debat jika memiliki beberapa unsur-unsur di bawah
ini:
1. Memiliki mosi. Emosi adalah topik atau bahasan yang akan diperdebatkan
dan mempunyai sifat konvensional. Adanya mosi sangat penting karena di
dalam sebuah debat terdapat pihak pro dan kontra.
2. Debat harus memiliki pihak pro atau pihak afirmatif yang setuju terhadap
mosi yang telah diberikan. Pihak pro akan memberikan pidatonya terlebih
dahulu mengenai alasan mengapa mendukung pernyatan di dalam mosi.
3. Selain pihak pro, juga terdapat pihak oposisi atau pihak kontra yang tidak
setuju dengan mosi yang sudah diberikan. Pihak kontra akan menyanggah
pernyataan dari pihak afirmatif.
4. Sebagai penengah antara pihak pro dan kontra, debat harus mempunyai
pihak netral atau pihak yang tidak menaruh dukungan dan tidak condong
terhadap salah satu pihak.
5. Dalam debat harus ada moderator yang bertugas mempin dan mengatur
jalannya debat. Tata tertib debat, memperkenalkan masing-masing pihak,
dan penyampaian mosi akan dilakukan oleh moderator.
7. Unsur yang terakhir yaitu adanya penulis atau notulen acara yang bertugas
mencatat hal-hal terkait debat yang sedang berlangsung misalnya mosi
debat, pernyataan moderator, penyampaian masing-masing tim atau pihak,
dan hasil keputusan akhir.
7. Ciri-Ciri Debat
6. Di sesi tertentu terdapat kegiatan tanya jawab antar pihak yang berdebat
dengan dipimpin oleh moderator.
8. Struktur Debat
Debat yang baik harus memenuhi struktur debat yang telah disepakati bersama.
Berikut ini adalah struktur debat yang baik dan benar.
Debat Formal
Debat formal juga dikenal dengan sebutan debat konfensional atau debat
pendidikan. Debat formal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
masing-masing tim pembicara untuk menyampaikan kepada audiens atau peserta
debat tentang beberapa argumen maupun gagasan yang dapat menunjang atau
menolak usulan. Argumen yang disampaikan harus masuk akal, jelas, dan
menyangkut kebutuhan bersama.
3. Ajukan argumen dengan analisis yang kritis, masuk akal, dan runtut.
Ketiga hal ini akan lebih baik jika dilakukan dengan kemampuan retorika
yang baik.
5. Argumen yang disampaikan tidak perlu terlalu banyak karena waktu yang
terbatas. Susun argumen ke dalam poin-poin yang singkat dan lugas yang
merujuk langsung ke permasalahan yang sedang didebatkan.