ERA GLOBALISASI
LAPORAN
Direkomendasikan untuk Mata Pelajaran
Ekonomi, Sosiologi, Sejarah, dan Bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
Pembimbing,
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 1 Majalengka,
1. Yth. Ibu Hj. Aah Suniah,S.Pd, selaku Kepala SMAN 1 Majalengka yang
telah memberikan izin penyelenggaraan kegiatan karya wisata ini,
2. Yth. Bapak Drs. H. Dedi Suarjono selaku pembimbing yang telah
memberikan motivasi,bimbingan,dan arahan dalam penyusunan laporan
ini,
3. Yth. Ayah Bunda para penyusun yang telah memeberikan motivasi baik
materil maupun moril selama pelaksanaan kegiatan studi lapangan dan
penyusun laporan ini,dan
4. Teman-teman seperjuangan yang telah berpartisipasi aktif dan
kebersamaan dalam melakukan observasi dan penyusun laporan ini.
Penyusun,
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suku Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai
sekarang masih mempertahankan nilai-nilai budaya dasar yang dimiliki dan
diyakininya, di tengah-tengah kemajuan peradaban di sekitarnya. Aspek paling
kuat dalam pengelolaan kehidupan yang berkelanjutan di masyarakat. Adat
Baduy adalah terciptanya sistem hukum, sosial dan budaya yang diturunkan dari
agama dan keyakinan mereka.
B. RUMUSAN MASALAH
D. Metode Penulisan
1. Wilayah
2. Bahasa
Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Kanekes Dalam antara lain:
Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua (untuk laki-
laki), yang menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan
pakaian modern seperti kaos oblong dan celana jeans.
huma serang, yaitu suatu ladang suci bagi mereka yang berpemukiman
dalam.
Huma tangtu,yaitu ladang yang dikerjakan oleh masyrakat Baaduy Dalam
yang meliputi Huma tuladam,
Suku baduy merupakan salah satu suku asli Banten dengan jumlah
penduduk suku baduy sekitar 5000-8000 orang. Lokasi suku baduy berada
di kaki pegunungan Kendeng, Desa Kenkes, Kecamatan Leuwidamar,
Kabupaten Lebak, Banten. Baduy merupakan sebutan yang diberikan oleh
masyarakat luar dan berawal dari sebutan para peneliti. Peneliti
menyamakan mereka dengan kelompok masyarakat yang berpindah atau
nomaden. Pada sejarah “baduy” diberikan oleh pemerintahan kesultanan
banten, ketika itu masyarakat asli Banten enggan menerima ajaran islam
mereka menolak dan diasingkan ke daerah pedalaman. Namun orang suku
baduy lebih senang dengan sbeutan lain untuk mereka yaitu “urang
kenakes” atau dalam artinya orang kenakes berdasarkan asal daerah
mereka yang tinggal di Kenakes.
B. Kepercayaan
.
C. Interaksi dengan Masyarakat Luar
D. Wilayah
Wilayah Kanekes secara gerografis terletak pada koordinat 6°27’27’’-
6°30’0” LS dan 108°3’9” - 106°4’55” BT. Mereka bermukim tepat di kaki
pegunungan Kendeng di desa Kankes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten
Lebak-Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan
Kendeng dengan ketinggian 300-600 meter di atas permukaan laut (DPL) tersebut
mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan kemiringan tanah rata-
rata mencapai 45% yang merupakan tanah vulkanik (dibagian utara), tanah
endapan (dibagian tengah), dan tanah campuran (dibagian selatan). Suhu rata-rata
20°C.
E. Bahasa
Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek Sunda-Banten.
Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancer menggunakan Bahasa
Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari
sekolah. Orang Kanekes Dalam tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat
istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam
tuturan lisan saja.
F. Kelompok Masyarakat
Orang Kanekes memiliki hubungan sejarah dengan orang Sunda.
Penampilan fisik dan mereka mirip dengan orang-orang Sunda pada umumnya.
Satu-satunya perbedaan adalah kepercayaan dan cara hidup mereka. Orang
kanekes menutup diri dari pengaruhdunia luar dan secara ketat menjaga cara
hidup mereka yang tradisional sedangkan orang Sunda lebih terbuka kepada
pengaruh asing dan mayoritas memeluk agama islam.
Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu
tangtu, panamping, dan dangka (Permana, 2001).