Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Psikologi perkembangan dan teori belajar

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan dan Teori


Belajar yang dibina oleh Dosen Nuril Mufidah, M. Pd.

Oleh
Abdul Qodir (220104110148)
Auwalynnisa Fimaghfirotila (220104110153)
Anisah Maimunah (220104110154)
Marwah Mabrukah (220104110152)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PRODI


PENDIDIKAN BAHASA ARAB
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah yang maha esa dengan segala rahmat dan nikmat-
Nya. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Karena berkat limpahan kasih sayangnya kita selalu berada dalam naungannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi
perkembangan dan teori belajar. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar
menambah wawasan kepada para pembaca.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih atas pihak yang ikut berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikiran sehingga makalah dengan judul:
“Kedudukan Psikologi perkembangan dan Teori Belajar Dalam Lapangan Pendidikan
Bahasa Arab” ini dapat tersusun hingga selesai. Selanjutnya kepada ibu Dr. Nuril
Mufidah M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Perkembangan dan
Teori Belajar atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.
Kami sebagai penyusun makalah ini meminta maaf karena makalah rancangan ini
masih memiliki banyak kekurangan dan juga jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan kritik, saran serta masukan yang membangun dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini.

Malang, Maret 03 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................
1.1. Latar belakang.............................................................................................................
1.2. Rumusan masalah........................................................................................................
1.3. Tujuan..........................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................
2.1. Pengertian Psikologi Perkembangan...............................................................................
2.2. Pengertian Teori Belajar.....................................................................................................
2.3. Kedudukan Psikologi Perkembangan dan Teori Belajar Dalam Lapangan
Pendidikan Bahasa Arab.........................................................................................................
a. Kedudukan Psikologi Perkembangan Dalam Pendidikan Bahasa Arab......................
2.4. Teori Belajar dan Pembelajaran........................................................................................
2.5. Penerapan Teori Belajar Dalam Lapangan Pendidikan Bahasa Arab...............................
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pendidikan memegang peranan penting di setiap negara, melalui proses


pendidikan, budaya dan nilai-nilai luhur dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.
Dan bahasa merupakan salah satu dari sekian banyak budaya yang harus diwariskan
kepada generasi muda, karena dengan adanya bahasa mempermudah komunikasi antar
manusia.
Di era globalisasi saat ini, peran bahasa sebagai alat komunikasi antar bangsa,
negara, dan masyarakat internasional sangat penting dan diperlukan. Itulah sebabnya di
era sekarang ini sangat diperlukan penguasaan bahasa asing, terutama bahasa
internasional. Seiring dengan berkembangnya kerjasama antar bangsa dan negara,
peningkatan alat komunikasi menjadi semakin penting. Mempelajari bahasa asing
menjadi sangat diperlukan ketika kita memahami bahwa komunikasi dan aktivitas
masyarakat lumpuh tanpa bahasa.
Belajar bahasa adalah bagian penting dari kehidupan manusia. Bahasa
merupakan alat komunikasi dan interaksi sosial yang harus dipelajari sejak dini.
Penguasaan bahasa yang baik mendukung kualitas hidup seseorang, terutama dalam
kaitannya dengan komunikasi sosial. Tanpa bahasa seseorang tidak dapat
berkomunikasi. Dalam hal ini, peneliti membedakan antara konsep pemerolehan bahasa
dan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa adalah proses dimana siswa belajar
untuk memperoleh bahasa, dan pembelajaran bahasa adalah tentang akuisisi bahasa
dimana bahasa diajarkan secara formal. Untuk mempersiapkan generasi kita
menghadapi tantangan era globalisasi, kurikulum juga mencakup pelajaran bahasa
asing. Pendidikan bahasa asing di sekolah Islam diajarkan tidak hanya dalam bahasa
Inggris, tetapi juga dalam bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bahasa Alquran dan
bahasa internasional.

1
Bahasa Arab sering dianggap sebagai bahasa yang sulit untuk dipelajari,
terutama bagi pelajar. Siswa secara individu berpendapat bahwa bahasa Arab
merupakan bahasa klasik, kuno, sehingga permasalahan tersebut mempengaruhi
motivasi siswa untuk belajar bahasa Arab. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa tidak
dapat dipisahkan dari psikologi, yang dapat digunakan sebagai pendekatan untuk
memahami bagaimana orang belajar bahasa. Psikologi adalah disiplin yang bertujuan
untuk mempelajari proses pikiran manusia dan semua fenomena yang mengatur semua
perilaku. Psikologi juga sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia dalam segala
aktivitasnya yang sangat luas, termasuk kemampuan berbahasa individu. Dilihat dari
bahasa, selain sebagai alat komunikasi dan komunikasi antarpribadi, masih banyak
fungsi lainnya. Diantaranya adalah bahasa sebagai pendukung tanpa syarat dari semua
pengetahuan manusia. Disiplin ilmu yang mempelajari bahasa dalam perkembangannya
sekarang dikenal dengan istilah linguistik. Linguistik dapat diartikan sebagai ilmu yang
obyek kajiannya adalah bahasa. Memahami ilmu ini mengarah pada pengetahuan dan
memperkuat kepercayaan pada bahasa. Bahasa merupakan sesuatu yang niscaya ada
dalam segala aktivitas kehidupan manusia. Berkaitan dengan psikologi siswa yang
menguasai bahasa berkembang menjadi psikologi bahasa, atau psikologi bahasa.
Psikologi bahasa biasanya didefinisikan sebagai studi tentang sifat bahasa, struktur
bahasa, bagaimana bahasa diperoleh, bagaimana cara kerjanya dan bagaimana bahasa
itu berkembang. Oleh karena itu, agar pembelajaran bahasa menjadi lebih efektif,
diperlukan psikologi siswa yang menyesuaikan dengan perkembangan siswa.

1.2. Rumusan masalah


a. Apa pengertian psikologi perkembangan?
b. Apa pengertian teori belajar?
c. Bagaimana Kedudukan psikologi pergembangan dalam pendidikan bahasa
Arab?
d. Bagaimana teori belajar dalam lapangan pendidikan bahasa arab?

1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian psikologi perkembangan

2
b. Untuk mengetahui pengertian teori belajar
c. Untuk memahami kedudukan psikologi perkembangan dalam pendidikan
pendidikan bahasa Arab
d. Untuk memahami teori belajar dalam lapangan pendidikan bahasa Arab
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Psikologi Perkembangan

Psikologi berasal dari bahasa Yunani psyche yang artinya jiwa. Logos berarti
ilmu pengetahuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara etimologi psikologi berarti
“ilmu yang mempelajari dan menyelidiki mengenai proses jiwa dan mental serta
perbuatan atau tingkah laku manusia dalam hubungan dengan interaksi lingkungan dan
kehidupannya. Baik mengenai gejala proses maupun latar belakangnya “namun
pengertian antara ilmu jiwa dan psikologi sebenarnya berbeda atau tidak sama. dan pada
proses perkembangan, jelas bahwa adanya perubahan-perubahan yang meliputi aspek
fisik, intelektual, sosial, moral, bahasa, emosi dan perasaan, minat motivasi, sikap,
kepribadian, bakat, dan kreatifitas, maka di mana dalam setiap aspek tersebut pada
dasarnya membuat kombinasi-kombinasi atau juga hubungan baru yang kemudian
membentuk spesialisasi fisik dan psikologis yang berbeda antara manusia yang satu dan
lainnya. Seperti yang sudah di jelaskan bahwa psikologi perkembangan merupakan
cabang ilmu psikologi yang dapat di artikan secara umum akan mempelajari mengenai
mengapa dan bagaimana seorang manusia mengalami berbagai perubahan seiring
berjalannya waktu. Ilmu yang mempelajari cabang ilmu ini awalnya berfokus pada
perkembangan bayi dan anak-anak. Namun seiring berjalannya waktu, ilmu ini akan
makin meluas kepada anak remaja, Perkembangan dewasa, proses penuaan, dan
akhirnya mencakup seluruh masa hidup manusia. Sementara itu, psikologi
perkembangan juga dapat diartikan bahwa sebagai ilmu psikologi yang mempelajari
perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan sejak manusia lahir hingga meninggal
dunia.

3
Dalam psikologi perkembangan dapat mempelajari berbagai perubahan yang di bagi ke
dalam tiga dimensi besar di antar lain yaitu:

1. perkembangan fisik
2. perkembangan kognitif
3. perkembangan sosio-emosional

Dalam ketiga dimensi di atas mencakup adanya berbagi subjek pembahasan


yang luas, misalnya kemampuan dalam motorik, fungsi eksekutif, pengertian moral,
penguasaan bahasa, perubahan sosial, perubahan kepribadian, perkembangan
emosional, konsep dari, pembentukan identitas. Dalam tiga dimensi di atas psikologi
perkembangan mempelajari bagaimana alam dan pola pengasuhan memiliki pengaruh
perkembangan seseorang dan bagaimana proses perkembangan tersebut ada di dalam
konteks seiring berjalannya waktu. Dan beberapa para ahli yang mengertikan tentang
psikologi perkembangan yaitu:

1. Prof. Dr. F.J. Monks, prof. Dr. A. M. P. Knoers, dan Prof. Dr. Siti Rahayu
Haditoro.
Menurut beliau psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang
mempersoalkan faktor-faktor yang umum yang dapat mempengaruhi proses
perkembangan yang terjadi dalam diri pribadi seseorang dengan menitikberatkan pada
relasi antara kepribadian dan perkembangan”.

2. Dra. Kartini Kartono


Beliau mengungkapkan bahwa psikologi pada anak merupakan psikologi
perkembangan adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang di mulai
dari periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja sampai periode
adolesens menjelang dewasa.

3. Encyclopedia international.

4
Merupakan psikologi yang mempelajari tentang perkembangan merupakan
suatu cabang dari psikologi yang mengetengahkan pembahasan tentang perilaku anak
yang historis, titik berat pembahasannya ada pada penganalisan elemen-elemen perilaku
anak yang di mungkinkan akan menjadikan syarat terbentuknya perilaku dewasa yang
kompleks.

4. Carter v. Good
Mengungkapkan bahwa psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi
dari psikologi yang membahas tentang arah atau tahapan kemajuan dari perilaku dengan
mempertimbangkan phylogenetic dan ontogenetic, termasuk semua fase pertumbuhan
dan penurunan.

5. Elizabeth R. Hurlock
Mengungkapkan bahwa mengenai pengertiannya sebagai bagian dari psikologi
yang dapat mempelajari perkembangan manusia sejak manusia di ciptakan atau
konsepsi sampai meninggal dunia.

6. F J.Monk.
Mengungkapkan bahwa objek psikologi perkembangan adalah perkembangan
manusia.

7. Ahmadi
Mengungkapkan bahwa psikologi perkembangan yaitu suatu cabang dari
psikologi yang membahas tentang gejala jiwa seseorang, baik menyangkut
perkembangan atau kemuduran perilaku seseorang sejak masa konsep hingga dewasa.

8. David G. Myers.
Mengungkapkan bahwa “a branch of psychology that studies physical,
cognitiva, and social change throuot the life span”.

9. Linda L Dailoff.

5
Mengungkapkan bahwa cabang psikologi yang mempelajari mengenai
perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia
yang di mulai sejak terbentuknya makhluk hidup tersebut melalui pembuahan hingga
menjelang mati.

10. M. Lenner.
Mengungkapkan bahwa psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang
mempelajari persamaan dan perbedaan suatu fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup,
yaitu mempelajari bagaimana proses berpikir pada anak-anak, memiliki perasaan dan
perbedaan, dan bagaimana kepribadian seseorang berubah dan berkembang dari anak -
anak remaja, sampai dewasa.
Selain itu. Ada pula ruang lingkup psikologi perkembangan yang dapat di bedakan
berdasarkan fase-fase usia manusia meliputi; [1] masa anak, [2] masa puber atau
pemuda, [3] masa dewasa, [4] masa orang tua.

1. Psikologi anak
a. Masa bayi [usia 2 minggu-2 tahun] di masa ini merupakan masa kritis dalam
perkembangan kepribadian mereka merupakan masa di mana pada dasar untuk
kepribadian dewasa ini masa yang harus sudah di mulai di tanamkan.
b. Masa kanak-kanak [2-6 tahun] di mana pada masa ini merupakan masa pada
anak-anak yang di mulai untuk mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai
persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan sebagai
proses adaptasi pada waktu masuk sekolah dasar.
c. Masa anak sekolah [6-12 tahun] di mana pada masa ini di sebut juga masa
intelektual karena anak akan fokus pada kegiatan mendapatkan pendidikan dan
perkembangan intelektual yang membekali anak dengan kesiapan untuk
menjalankan tuntutan dari orang sekitarnya .

2. Psikologi puber atau psikologi pemuda


Dalam psikologi ini mulai terjadi di usia awal remaja yakni sekitar usia umur 11
atau 12 tahun hingga 16 tahun. Di dalam masa ini, ada berbagai tanda yang di miliki
oleh individu laki-laki atau perempuan yang berhubungan dengan perubahan bentuk

6
porsi, ciri seks primer, dan ciri seks sekunder. Dan pada masa ini biasanya banyak yang
muncul di berbagai masalah dalam kehidupannya yang biasanya di selesaikan melalui
psikologi perkembangan, meliputi:
1. Kecanggungan dalam pergaulan
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Timbulnya perasaan sedih karena sudah mulai muncul perombakan pandangan
hidup
4. Adanya sikap menentang orang tua
5. Mengalami kegelisahan
6. Senang bereksperimen dan bereksplorasi
7. Mulai banyak fantasi dan lain sebagainya

3. Psikologi dewasa
Di dalam periode ini di bagi menjadi 3 tahapan yaitu;
1. Masa dewasa awal [21-40 tahun]. Masa ini merupakan masa kemantapan dan
produktifnya manusia yang di penuhi dengan adanya kegelisahan, masalah,
ketegangan sosial, periode komitmen, dan lain sebagainya.
2. Masa dewasa pertengahan [40-60 tahun]. Masa transisi di mana manusia
sudah mengabaikan ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya. Dan di mana
pada usia ini manusia mulai sudah memiliki ketertarikan terhadap agama
yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya.

4. Psikologi orang tua


Kisaran usia 60 tahun – meninggal dunia. Pada masa ini merupakan masa
penutup dalam psikologi perkembangan atau bahkan penutup dalam rentang hidup
seseorang sudah beranjak jauh dari dewasa terdahulu dan juga biasanya memiliki
berbagai perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Dan
banyak juga yang menyikapi bahwa pada masa ini sebagai masa yang mana manusia
akan memiliki kekuatan, berpikir negatif, sedih, lemah secara fisik, dan lain sebagainya.

Psikologi juga salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang
mempelajari mengenai perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia yang melalui
di berbagai prosedur ilmiah. Psikologi perkembangan juga berasal dari perkembangan

7
manusia. apa sebenernya perkembangan manusia itu? Perkembangan manusia dapat di
pahami bahwa suatu proses tertentu yang dapat menunjukkan mengenai proses yang
menuju kehidupan mendatang atau masa depan dan tidak bisa di ulang kembali.

2.2. Pengertian Teori Belajar


Teori belajar merupakan suatu langkah- langkah yang dapat bisa membantu guru
atau pendidik untuk mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid atau
peserta didik. Namun juga ada yang lebih suka mengajar berdasarkan pengalaman saat
belajar. Namun, belajar dalam dunia pendidikan yaitu konsep pengetahuan yang banyak
di lakukan oleh pendidik. Dan pada dasarnya teori belajar ini sangat banyak, namun
yang sering di gunakan oleh beberapa guru atau pendidik yaitu hanya 4, yaitu: teori
belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar konstruktivistik, dan teori
belajar humanistik.

a. Teori behavioristik
Merupakan teori perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi
antara stimulus dan respon. Contoh: adanya sistem point ketika siswa melakukan
pelanggaran terhadap aturan- aturan di sekolah.

b. Teori belajar kognitif


Merupakan teori yang menggambarkan bahwa belajar mempunyai proses yaitu:
analisis, mengolah informas, prediksi, dan problem solving, dalam teori ini lebih
mengutamakan proses belajar daripada hasilnya. Contoh: ketika guru menggunakan
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik serta memberi ruang bagi mereka untuk
saling berbicara serta diskusi dengan teman-temannya.

c. Teori belajar konstruktivistik


Merupakan teori yang mengakui bahwa peserta didik akan dapat menginterprestasi-kan
informasi ke dalam pikirannya, hanya pada konteks pengalaman dan pengetahuan
mereka sendiri, pada kebutuhan, latar belakang dan minatnya contoh: guru bertindak
pemandu atau fasilitator.

8
d. Teori belajar humanistik
Merupakan teori yang menyatakan bahwa manusia berhak mengenali dirinya
sendiri sebagai langkah untuk belajar sehingga di harapkan mampu mencapai aktualitas
diri. Contoh: guru memberikan motivasi kepada murid agar tertarik mengikuti
pembelajaran.

2.3. Kedudukan Psikologi Perkembangan dan Teori Belajar Dalam Lapangan


Pendidikan Bahasa Arab

a. Kedudukan Psikologi Perkembangan Dalam Pendidikan Bahasa Arab

Kedudukan psikologi perkembangan dalam Pendidikan bahasa Arab sangatlah


penting pada anak usia dini, remaja, maupun orang dewasa. Karena Pendidikan Bahasa
Arab mempunyai beberapa manfaat yang bisa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari
seperti menghafal Al-Qur’an atau mengajari syariat islam pada anak nantinya. Seorang
anak pada usia 0-8 tahun mengalami perkembangan emosi, mental, perilaku, sosialisasi,
dan lainnya1. Maka apabila kita mengenalkan anak Pendidikan bahasa Arab lebih awal
bisa memudahkan kita mendidik agama islam pada mereka karena hal tersebut
sangatlah penting dalam menjalanai kehidupan jangka panjang. Keutamaan bahasa Arab
sangatlah jelas karena bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an. Cukup alasan seperti itu
bagi kita untuk mempelajari dan mengajarkan Pendidikan Bahasa Arab kepada semua
kalangan2. Di Al-Qur’an dibahas di sepuluh tempat, salah satu diantaranya yaitu:

‫) ُقْر ٰا ًنا َع َر ِبًّيا َغْيَر‬27( ‫َو َلَقْد َض َر ْبَنا ِللَّناِس ِفى َٰه َذ ا ٱْلُقْر َء اِن ِم ن ُك ِّل َم َثٍل َّلَع َّلُهْم َيَتَذَّك ُروَن‬
)28( ‫ِذ ْي ِع َو ٍج َّلَع َّلُهْم َيَّتُقْو َن‬
Artinya: Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap
macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran (27). (Ialah) Al Quran dalam
bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa (28).

Menurut tafsir ringkas kementrian Republik Indonesia, Al-qur'an adalah kitab yang
berisi tuntunan hidup bagi umat manusia, salah satunya dengan jalan menyajikan

9
perumpamaan. Dan sungguh, telah kami buatkan dalam Al-Qur'an ini segala macam
perum-pamaan tentang umat-umat terdahulu yang Allah binasakan. Perumpamaan itu
kami tujukan bagi umat manusia agar mereka dapat memperoleh pelajaran lalu
menyadari kesalahannya. Kitab tersebut yaitu Al-Qur'an yang redaksinya tersusun
dalam bahasa arab; tidak ada kebengkokan atau ajaran yang salah di dalamnya. Kami
turunkan Al-Qur'an itu agar mereka bertakwa kepada Allah dan meninggalkan
kekafiran3.

Dapat disimpulkan bahwa bahasa Arab wajib dipelajari bagi setiap muslim. Dengan
mempelajari Bahasa Arab kita bisa mengerti syariat atau sunnah yang diajarkan oleh
Rosulullah SAW.

Ada beberapa macam manfaat mempelajari bahasa Arab dilihat dari sisi
Psikologi, diantaranya:

1. Mempelajari Ilmu Bahasa Arab yang Positif

Pemahaman yang umum diketahui oleh seorang pelajar dalam mempelajari


bahasa Arab mereka menjadi lebih mengerti dan lebih mudah memahami tentang ilmu
agama. Seseorang yang mempelajari bahasa Arab cenderung menjadi seseorang yang
ahli dalam agama.

2. Menjadi Media Untuk Pengembang Ilmu Agama

Manfaat psikologi mempelajari bahasa Arab yang selanjutnya adalah bahasa


Arab menjadi media pengembang yang mudah apabila seseorang ingin mendalami ilmu
agama. Contohnya, seorang pelajar indonesia mendapatkan beasiswa ke timur tengah
disana mereka dengan mudah beradaptasi dengan sekitarnya dan dengan mudah
mempelajari dan mengembangkan ilmu disana

3. Mengetahui perkembangan pengajaran oleh guru


Kita bisa melihat dari guru atau pengajar yang memberikan materi sejauh mana
guru tersebut menguasai Bahasa. Kita bisa menilai materi yang diajarkan oleh guru
hingga pengetahuan yang diajarkan pada muridnya. bahasa Arab sejauh ini hanya
dipelajari oleh kalangan tertentu saja, misal hanya di lembaga tertentu seperti pondok
pesantren dengan berbasis bahasa Arab.

10
4. Mengetahui minat pada Bahasa Arab

Mengasah minat dan bakat dalam bahasa Arab akan berpengaruh pada
kehidupan, karena apabila kita terus mengasah minat dan bakat pada bahasa Arab kita
secara tidak langsung ingin mengetahui keagungan yang ada pada Bahasa yang dipakai
sehari hari oleh Rosulullah SAW.dan rasa ingin tahu kepada agama lebih tinggi apabila
kita mendalami atau mengasah bahasa Arab.

5. Mampu menguasai bahasa kedua selain baha latin

Mengetahui bahasa kedua selain bahasa latin mempunyai pengaruh besar dalam
mendalami agama, karena bahasa ini merupakan bahasa pengantar ilmu dan bahasa
yang sering diapakai oleh umat islam tentunya saat melaksanakan ibadah

6. Dampak Positif Belajar Bahasa Arab

Dampa k positif yang dirasakan oleh seseorang yang belajar bahasa Arab
sangatlah besar. Mahir berbahasa Arab tidak menutup kemungkinan bisa menjadikan
kita calon delegasi kompetisi dalam berbahasa Arab dan juga menjaga nama baik
sekolah atau kampus. Tidak mungkin seseorang mempelajari bahasa Arab dianggap
seseorang yang telah menghabiskan umurnya dengan sia-sia. Karena belajar bahasa
Arab merupakan manfaat bagi setiap orang yang ingin mendalaminya.

2.4. Teori Belajar dan Pembelajaran


Belajar adalah salah satu proses untuk mencapai tujuan hidup yang diinginkan,
melalui belajar seseorang memperoleh pengetahuan yang membuatnya berkembang ke
arah yang lebih baik. Belajar pada hakekatnya adalah proses mencapai perubahan baru.
Dari kegiatan tersebut dapat dilihat bahwa kualitas hasil belajar tergantung pada apa dan
bagaimana seseorang belajar. Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2015:15), belajar
adalah suatu bentuk kegiatan untuk mencapai kecerdasan atau pengetahuan. Melalui
kegiatan ini, manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan atau
kecerdasan yang sebelumnya tidak dimiliki. Sehingga melalui pembelajaran orang akan
mengetahui, memahami, dan mampu menerapkannya sesuai dengan teori yang diterima.

11
Padahal pembelajaran adalah suatu proses, suatu metode, suatu kegiatan yang membuat
seseorang belajar (Thobroni dan Mustofa, 2013:18). Dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses memperoleh pengetahuan, sedangkan pembelajaran adalah kegiatan yang
menjadi jembatan untuk memperoleh pengetahuan.

Dimyati dan Mudjiona (2013: 42) menjelaskan bahwa belajar memiliki tujuh prinsip,
antara lain perhatian dan motivasi, aktivitas, partisipasi atau pengalaman langsung,
pengulangan, tantangan-umpan balik dan penguatan, dan perbedaan individu. Namun
menurut Soekamto dan winataputra (Baharuddin dan Wahyuni, 2015: 19-20), ada lima
prinsip pembelajaran. Pertama, apapun yang dipelajari siswa harus menjadi
pembelajarannya, bukan pembelajaran orang lain. Untuk itu, siswa harus sesuai dengan
kemampuannya. Ketiga, siswa belajar dengan baik ketika mereka menerima penguatan
langsung pada setiap tahapan proses pembelajaran. Keempat, kontrol penuh siswa atas
setiap langkah membuat pembelajaran lebih bermakna. Kelima, motivasi belajar siswa
meningkat jika diberi tanggung jawab penuh dan kepercayaan dalam belajarnya sendiri.
Berdasarkan pendapat dua ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa belajar merupakan
kegiatan yang dilakukan setiap orang secara terus menerus sepanjang hidupnya.
Seseorang tidak dapat hidup sebagai pribadi jika tidak dididik dan diajari oleh orang
lain (Thobroni dan Mustofa, 2013:17).

1) Teori Behaviorisme
Wati (2010: 04) mengatakan bahwa menurut aliran behavioral, belajar pada
hakekatnya adalah penciptaan asosiasi antara kesan yang ditangkap oleh panca indera
dan kecenderungan tindakan, yaitu hubungan antara stimulus dan reaksi. Menurut
Thobron dan Mustofa (2013:60), perilaku ini dalam teori belajar merupakan hasil
interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus tidak lain adalah lingkungan belajar
internal dan eksternal anak yang menjadi penyebab belajar, sedangkan respon adalah
hasil atau akibat berupa tanggapan fisik terhadap stimulus. Menurut Thobron dan
Mustofa (2013: 60-61), sekolah perilaku menganggap penguatan sebagai faktor penting.
Ketika penguatan (penguatan positif) ditambahkan, responsnya lebih kuat. Demikian
pula, ketika respons dikurangi atau dihilangkan (penguatan negatif), respons juga
diperkuat.Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon (Robet,2014).

12
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa belajar adalah suatu jenis
perubahan yang dialami siswa dalam kemampuannya untuk berperilaku dengan cara
yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Dalam teori belajar ini
sering disebut S-R (stimulus-respons) psikologis, artinya perilaku manusia didorong
oleh ganjaran (reward) dan penguatan (Reinforcement) lingkungan. Pembiasaan dan
disiplin menjadi sangat penting dalam belajar, Sehingga pembelajaran lebih banyak
dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan untuk
meningkatkan pengetahuan diklasifikasikan sebagai kesalahan yang dapat dihukum, dan
keberhasilan atau kemampuan belajar diklasifikasikan sebagai perilaku yang pantas
diberi hadiah.

2) Teori Kognitivisme
Menurut psikolog kognitif, manusia bukanlah penerima rangsangan yang pasif,
otak manusia secara aktif memproses informasi yang diterima dan mengubahnya
menjadi bentuk dan kategori baru. Teori ini mengacu pada proses mental persepsi,
memori dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan, memecahkan masalah dan merencanakan masa depan (Hilgard et al,
1983:10-11). Persepsi disini adalah proses yang melibatkan penyaluran pesan atau
informasi ke dalam otak manusia. Dengan bantuan persepsi, orang terus
berkomunikasi dengan lingkungannya, dan hubungan ini diwujudkan melalui panca
indera, yaitu. penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan penciuman (Slameto, 2002:
102).

Thobroni dan Mustofa (2013:95) menjelaskan bahwa teori ini lebih menekankan proses
daripada hasil belajar. Bagi mereka yang mengikuti aliran kognitif, belajar bukan hanya
tentang hubungan antara stimulus dan respon. Selain itu, belajar melibatkan proses
berpikir yang sangat kompleks. Piaget mengklaim bahwa proses pembelajaran harus
disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif yang dilalui siswa (Uno, 2008:11).
Bruner menyebut teori ini sebagai free discovery learning (Uno, 2008: 12). Menurut
teori ini, belajar berjalan dengan baik untuk menemukan suatu kaidah (meliputi konsep,
teori, definisi, dan lain-lain). Pada poin ini, Bruner menjelaskan bahwa perkembangan
kognitif seseorang melewati tiga tahap yang ditentukan oleh bagaimana ia memandang
lingkungan. Pertama, tahap atraktif, yaitu. orang tersebut melakukan aktivitas mencoba

13
memahami lingkungan sekitarnya. Kedua, siswa mengeksplorasi tahap ikonik, yaitu
tahap pembelajaran abstrak dengan menggunakan ikon, gambar, atau diagram yang
mewakili tindakan aktual dengan objek tertentu. Ketiga, tahap simbolik adalah ketika
seseorang memiliki pemikiran abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan bahasa
dan logikanya (Thobroni dan Mustofa, 2013: 100).

3) Teori Konstruktivisme
Secara filosofis, menurut teori konstruktivisme, belajar membangun
pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks
yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep, atau aturan yang siap
diambil atau dihafal. Orang harus mengkonstruksi dan memberi makna pada
pengetahuan ini melalui pengalaman nyata (Baharuddin dan Wahyuni, 2015: 164). Saat
belajar di kelas, siswa harus terbiasa memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang
berguna bagi dirinya, dan bergulat dengan ide. Guru tidak bisa memberikan semua
informasi kepada siswa. siswa harus mengkonstruksi pengetahuan dalam pikirannya,
inti dari teori konstruktivisme adalah ide. Siswa harus menemukan dan mengubah
informasi kompleks ke dalam situasi lain. Oleh karena itu, belajar mengajar harus
dibungkus dengan proses “konstruksi” bukan menerima “pengetahuan” Nurhad
(Baharuddin dan Wahyuni, 2015: 165). Baharuddin dan Wahyuni (2015: 178)
mengatakan bahwa cara belajar konstruktivis memiliki beberapa strategi dalam proses
pembelajaran, antara lain: top-down processing yaitu siswa belajar dengan memulai dari
masalah yang kompleks untuk dipecahkan, kemudian menghasilkan atau menemukan
keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya, siswa diminta menulis kalimat, kemudian
siswa belajar membaca, belajar tata bahasa kalimat, lalu belajar menulis titik dan koma.
Pembelajaran kooperatif yaitu. Suatu strategi pembelajaran dimana siswa dapat dengan
mudah memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang konsep-konsep sulit ketika
siswa mendiskusikannya dengan siswa lain tentang masalah yang dihadapinya.
Pembelajaran generatif, strategi ini menekankan integrasi aktif dari materi atau
pengetahuan yang baru diperoleh ke dalam diagram. Melalui pembelajaran ini, siswa
diharapkan lebih adaptif ketika dihadapkan pada stimulus baru.

4) Teori Humanisme

14
Pendekatan humanistik tampaknya bertentangan dengan dua teori sebelumnya,
terutama teori perilaku dan psikoanalitik perilaku manusia. Humanisme menekankan
unsur pengembangan kepribadian dari sifat manusia dalam penjelasannya oleh Thobroni
dan Musthofa (2013: 157). Metode ini mengkaji peristiwa atau bagaimana orang dapat
membuat keputusan yang baik. Dimungkinkan untuk membuat daftar baik keuntungan
dan kerugian dari teori humanistik, misalnya: Kelebihan Teori ini cocok untuk
digunakan dalam materi pendidikan yang berfokus pada pengembangan kepribadian,
hati nurani, perubahan sikap dan analisis fenomena sosial. Indikator keberhasilannya
adalah ketika siswa diberitahu bahwa mereka merasa senang, bersemangat, berinisiatif
dalam belajar, dan telah terjadi perubahan dalam pemikiran, sikap atau kemauan
mereka. Siswa diharapkan berkembang menjadi manusia bebas yang tidak dibatasi oleh
pendapat orang lain dan yang mengatur diri sendiri secara bertanggung jawab.
Kelemahannya adalah siswa yang tidak mau mengenali potensinya bisa tertinggal dalam
prosesnya (Thobroni dan Musthofa (2017: 176).

2.5. Penerapan Teori Belajar Dalam Lapangan Pendidikan Bahasa Arab

Keempat teori belajar tersebut di atas merupakan jembatan untuk melakukan


pembelajaran dan belajar dengan baik dan benar. Empat teori belajar memegang
peranan penting dalam pembelajaran bahasa Arab, dan tentunya teori-teori tersebut
memiliki ciri khas tersendiri dalam proses belajar mengajar.
Pertama, penerapan teori perilaku untuk belajar bahasa Arab dibahas. Pembelajaran
yang dirancang dan didasarkan pada teori behaviorisme mengasumsikan bahwa
pengetahuan bersifat objektif, tetap, dan tidak berubah. Pengetahuan disusun dengan
baik sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan dan mengajar adalah transfer
pengetahuan kepada peserta didik (Thobroni dan Mustofa, 2013:90). Penerapan teori
behaviorisme dalam pembelajaran bahasa Arab tergantung pada: tujuan pembelajaran,
sifat materi pembelajaran, karakteristik pembelajar, alat dan perlengkapan pembelajaran
(Thobroni dan Mustofa, 2013: 89). Berdasarkan teori tersebut, beberapa kegiatan
pembelajaran bahasa Arab dapat dikembangkan, antara lain: pengenalan keterampilan
menyimak (mendengarkan) dan berbicara sebagai awal pembelajaran sebelum membaca

15
dan menulis, latihan dan penggunaan bahasa secara aktif dan terus menerus agar siswa
memiliki keterampilan berbahasa dan budi pekerti. menggunakan bahasa, menciptakan
lingkungan bahasa yang kondusif untuk mendukung proses pemerolehan bahasa secara
efektif, menggunakan lingkungan belajar bahasa Arab dan mendorong guru bahasa
untuk berbicara dengan baik dan benar (Fachrurrazi dan Mahyudin, 2010:38).
Kedua, menerapkan teori kognitivisme dalam pembelajaran bahasa Arab. Guru
memastikan kemampuan berbahasa Arab siswanya utuh, tidak terpecah-pecah. Misalnya
belajar mubtada dan khabar harus dikaitkan dengan I'rab sebagai hukum rafa'.
Pengetahuan baru yang dipelajari dikaitkan dengan situasi nyata agar lebih relevan.
Misalnya, guru bisa memadukan ilmu nahwu dengan Al-Qur'an. Guru mengajarkan
bahasa arab dari yang paling mudah sampai menengah, karena hal yang mudah dan
sederhana mudah dipahami oleh siswa. Dengan metode ini, pembelajaran bahasa Arab
dimulai dengan benda konkrit, semi konkrit kemudian benda abstrak. Misalnya ketika
belajar mufradat (kosakata), guru menggunakan benda-benda di sekitarnya untuk
menjelaskan mufradata (kosakata), seperti mufradat meja, pintu, jendela, dan lain-lain
(Konasbara, 2015: 254).
Ketiga, pengajaran bahasa Arab menurut teori konstruktivis melihat siswa sebagai
individu yang selalu aktif dan menemukan pembelajarannya sendiri. Guru hanya
bertindak sebagai mediator, perantara dan teman, menciptakan suasana yang kondusif
bagi konstruksi pengetahuan siswa. Unsur-unsur konstruktivisme dalam pembelajaran
bahasa Arab adalah (1) tujuan pembelajaran bahasa Arab menuntut siswa memiliki
kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran bahasa Arab.
Misalnya guru memberikan materi tentang i'rab dan siswa mengetahui bahwa belajar
i'rab memudahkan dalam membaca teks bahasa Arab (2) Metode yang digunakan dan
(3) materi yang disajikan harus sesuai dengan empat keterampilan berbahasa Arab,
antara lain: istima', qira’ah, kitabah dan kalam masitoh (2009:69).
Keempat, teori humanistik adalah teori yang menitikberatkan pada siswa sebagai
manusia, bukan sebagai objek yang menyimpan informasi. Langkah-langkah tindakan
teoretis humanistik dalam pembelajaran bahasa Arab antara lain: memberikan
penjelasan dan latihan kepada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa Arab dalam
situasi yang berbeda, bermain peran (Role playing) dengan siswa untuk menanggapi
situasi yang berbeda, dan guru memberikan contoh kepada siswa yang berkemungkinan

16
mengikuti. Teori ini tidak lain berisi pesan-pesan yang mendorong agar siswa lebih
diperhatikan dalam belajar dan memperlakukan mereka sebagai manusia (humanisasi)
(Mustafa dan Hamid 2012:11-12).

BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kedudukan psikologi perkembangan dalam belajar bahasa arab sangat penting
pada anak usia dini, baik untuk kalangan muda maupun dewasa, karena belajar bahasa
arab memiliki banyak manfaat yang dapat kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti menghafal Al-Quran atau mengajarkan hukum-hukum Islam kepada anak
nantinya. keutamaan belajar bahasa arab sangat jelas, karena bahasa Arab adalah bahasa
Alquran. Alasan seperti itu sudah cukup bagi kita untuk mempelajari dan mengajarkan
bahasa Arab kepada semua orang. Belajar adalah perolehan pengetahuan dan
pengalaman berupa perubahan tingkah laku dan kemampuan untuk senantiasa
menanggapi interaksi individu dengan lingkungannya. Bahasa Arab memiliki unsur-
unsur yang harus dihadapi saat mempelajarinya.
Secara umum, teori belajar terbagi menjadi empat bagian, yaitu behaviorisme,
kognitivisme, humanisme, dan konstruktivisme. Pembelajaran teori behaviorisme
merupakan hasil interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yang diberikan oleh
guru bahasa Arab menimbulkan respon dari pelajar bahasa Arab.
Teori kognitivis lebih menekankan pada proses belajar daripada hasil belajar. Guru
memastikan bahwa keterampilan berbahasa Arab siswanya utuh dan tidak terpecah-
pecah, artinya keterampilan berbahasa Arab itu saling berhubungan. Pembelajaran

17
bahasa Arab dengan metode ini dimulai dari benda konkrit, semi konkrit kemudian
benda abstrak. Misalnya pada saat belajar mufradat (kosa kata), guru menggunakan
benda-benda yang ada disekitarnya untuk menjelaskan mufradat (kosa kata), seperti
mufradat tentang meja, pintu, jendela, dan sebagainya.
Teori konstruktivisme memandang siswa sebagai individu yang selalu aktif dan
menemukan cara belajarnya sendiri. Guru hanyalah perantara, pembimbing dan teman
yang menciptakan suasana kondusif bagi siswa untuk memperoleh ilmu.
Teori humanistik adalah teori yang berfokus pada siswa sebagai pribadi. Dalam
pembelajaran bahasa Arab, peserta didik adalah objek yang dididik, sedangkan guru
sebagai fasilitator, dan peserta didik diharapkan menjadi manusia bebas yang tidak
terikat dengan pendapat orang lain dan yang mengatur dirinya sendiri secara
bertanggung jawab.

3.2. Saran
Tentunya kami sebagai penyusun makalah menyadari adanya kesalahan dalam
penyusunan makalah ini dan makalh ini sangatlah jauh dari kata sempurna. Adapun
nantinya penulis akan mempertimbangkan dan melakukan perbaikan dalam penyusunan
makalah ini dengan menggunakan sumber yang berbeda-beda dan terpercaya. Sekian
dari kami terima kasih.

18
DAFTAR PUSTAKA

Fahamsyah, Fadlan. "Metode Kajian Psikologi Pembelajaran Bahasa Arab." Jurnal Al-
Fawa'id: Jurnal Agama dan Bahasa 10.1 (2020): 77-88.

Latifah, Dewi. "Teori Belajar dan Penerapannya dalam Pembelajaran Bahasa


Arab." Malang: Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab II, Oktober (2016).

Ummi, H. U., & Mulyaningsih, I. (2016). Penerapan Teori Konstruktivistik Pada


Pembelajaran Bahasa Arab di Kelompok 28 Program Intensifikasi Bahasa Arab IAIN
Syekh Nurjati Cirebon. Indonesian Language Education and Literature, 1(2), 162-172.

Unsi, Baiq Tuhfatul. "Optimalisasi Pembelajaran Bahasa Arab Melalui Model


Pembelajaran Komunikatif-Eklektik." Murobbi: Jurnal Ilmu Pendidikan 1.1 (2017):
102-119.

Mustofa, B., & Hamid, M. A. (2016). Metode dan strategi pembelajaran Bahasa Arab.
NAWANGSASI, D. S. (2022). Pengaruh Peran Orang Tua, Fasilitas Belajar, dan
Kesiapan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Daring di SMA
Negeri 5 Purwokerto (Doctoral dissertation, Universitas Jenderal Soedirman).

Thobroni, Muhammad. Belajar & pembelajaran: Pengembangan wacana dan praktik


pembelajaran dalam pembangunan nasional. Ar-Ruzz Media, 2011.
Wati, Widya. "Makalah Strategi Pembelajaran Teori Belajar dan
Pembelajaran." Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang (2010).

19
Hamzah, B. Uno. "Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran." Jakarta: Bumi
Aksara (2006).

Baharuddin, Baharuddin, and Esa Nur Wahyuni. "Teori belajar dan pembelajaran."
(2015).

Rahmawati, Heny Kristiana, et al. Psikologi perkembangan. CV WIDINA MEDIA


UTAMA, 2022.

Masnun, Masnun. "Teori Linguistik dan Psikologi dalam Pengajaran Bahasa Arab di
Lembaga Pendidikan Islam." Jurnal Pendidikan Islam 8.1 (2018): 172-204.

Setyawan, Cahya Edi. "Arah Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab Abad 21." AL-
MANAR: Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam 9.1 (2020): 55-82.
Muyassarah, M. I. (2015). Teori Tentang Belajar dan Penerapannya Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab. Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab-UM.

Nuraini, Novia. "ALIRAN FILSAFAT BEHAVIORISME, KOGNITIVISME,


HUMANISME, DAN KONSTRUKSTIVISME."

Parnawi, Afi. Psikologi perkembangan. Deepublish, 2021.

Rosyid, Muhammad Fairuz, and R. Umi Baroroh. "Teori Belajar Kognitif dan
Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Arab." Al-Lisan: Jurnal Bahasa (e-
Journal) 4.2 (2019): 180-198.

20

Anda mungkin juga menyukai