DEVELOPMENT
Diserahkan kepada Dosen Psikolinguistik sebagai salah satu Tugas
Kelompok di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Agus Salim Mansyur M.Pd.
Oleh Kelompok 4
NURHAMELIA (1205030166)
SASTRA INGGRIS
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan ridho-
Nya telah memberkahi kami dalam menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Psikolinguistik dengan judul The Steps of Psycholinguistics Development.
Kami selaku penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya dan setulus-tulusnya kepada pihak-pihak yang telah membimbing dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Prof. Dr. H. Agus Salim Mansyur M.Pd.
sebagai dosen pada mata kuliah ‘Psikolinguistik’ ini.
Makalah ini tidak lain mengenai bagaimana memahami apa itu tahapan-tahapan
perkembangan suatu disiplin ilmu, Psikolinguistik. Kapan dan bagaimana tahapan-
tahapan tersebut terjadi sehingga menjadikan Psikolinguistik sebagai disiplin ilmu
mandiri yang berdiri sendiri. Tulisan ini juga memiliki tujuan agar pembaca dapat
memahami tahapan-tahapan perkembangan Psikolinguistik.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Secara etimologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “linguistic”
adalah suatu ilmu yang mengkaji mengenai bahasa secara ilmiah. Kemudian
“bahasa” merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk berinteraksi, dan juga sebagai identitas diri.
Bahasa dalam berkehidupan merupakan suatu hal yang penting. Karena dengan
adanya bahasa kita dapat memahami satu sama lain pemikiran antarmanusia.
Baik itu bahasa sebelum adanya aksar hingga bahasa yang menjadi suatu
disiplin ilmu di masa sekarang.
4
2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana tahapan-tahapan perkembangan dalam psikolinguistik?
3. Tujuan
1) Untuk mengetahui tahapan-tahapan perkembangan dalam psikolinguistik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikolinguistik
Psikolinguistik berasal dari 2 kata yang disatukan yaitu Psikologi dan
Linguistik. Psikologi dan Linguistik sendiri merupakan sebuah disiplin ilmu
mandiri. Psikologi menelaah ilmu jiwa sementara Linguistik menelaah ilmu
bahasa. Keduanya menggunakan penelitian ilmiah, namun menurut beberapa
ahli pakar secara istilah, Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari pikiran
yang kemudian menjadi sebuah tingkah laku atau behavior, sehingga psikologi
bisa dijelaskan sebagai suatu ilmu yang menelaah tingkah laku manusia (Amin,
2016).
6
bahasa manusia yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan cara
yang ilmiah.
7
- Lebih dalam lagi didefinisikan oleh (Simanjuntak, 1987) yaitu
psikolinguistik adalah sebuah disiplin ilmu yang melakukan
penguraian proses-proses mental seseorang ketika memproduksi
dan memahami kemampuan berbahasa diperoleh.
- Menurut G. Kempen di dalam (Suwarbawa, 2010), studi
psikolinguistik merupakan studi tentang manusia sebagai pelaku
yang memakai bahasa. Dan juga tentang sistem-sistem di dalam diri
manusia yang bekerja dalam menangkap ujaran orang lain yang
kemudia dapat ia ekspresikan idenya sendiri juga melalui bahasa.
- Pakar Psikologi Indonesia (Chaer, 2003), berpendapat bahwa
psikolinguistik yaitu ilmu yang memiliki orientasi menerangkan
hakikat, pemerolehan serta fungsi tata bahasa yang ditelaah dan
diterapkan dalam linguistik, psikologi, juga sosial yang
menggunakan bahasa.
- Dikala menurut Chaer psikolinguistik memiliki orientasi untuk
menelaah bahasa nya, menurut (Dardjowidjojo, 2003),
psikolinguistik adalah ilmu atau studi yang diorientasikan untuk
menelaah bagaimana proses-proses mental yang dialami oleh
seseorang ketika berbahasa.
Bahkan menurut beberapa sumber, di tahun 1860 sudah ada seorang ahli
psikologi yang berpindah keahlian menjadi seorang ahli linguistik yaitu
8
Heyman Steintthal. Dan Moriz Lazarus, seorang akhli linguistik yang beralih
keahlian menjadi ahli psikologi. Kedua ahli ini menerbitkan jurnal yang
mengkaji dan emneliti masalah psikologi bahasa dari kedua sudut ilmu tersebut.
1) Tahap Formatif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, formatif sendiri
memiliki makna morfem terikat yang dipakai untuk membentuk
suatu dasar pada kata contohnya. Kemudian secara historis
waktunya, tahap ini merupakan tahap dimana psikolinguistik baru
akan digagas (psikologi dan linguistik). Gagasan ini dipikirkan oleh
John W. Gardner seorang psikolog Amerika pada pertengahan abad
ke-20.
Gagasan ini akhirnya dikembangkan di tahun 1951 di
Universitas Cornell oleh psikolog lain yaitu John B. Carrol. Masih
belum adanya hasil yang pasti, akhirnya pertemuan tersebut
dilanjutkan di tahun 1953 di Universitas Indiana. Pertemuan ini
menghasilkan istilah psikolinguistik yang mulai dipakai.
Penelitian sudah mulai dilakukan hingga akhirnya muncul lah
istilah “relativitas linguistik” yang dicetuskan oleh Benjamin Lee
Whorf. Menurut (Mcafee, 2004), hipotesis dasar yang diambil oleh
Benjami Lee Whorf adalah bahwasanya ada keterkaitan antara
bahasa, pemikiran, dan budaya yang menghasilkan pengaruh yang
pasti dari masing-masing aspek.
2) Tahap Linguistik
9
Di dalam tahap ini terjad perpindah aliran dari aliran
behaviorisme (aliran perilaku empiris) (Yoanita et al., 2018)
menjadi aliran mentalisme. yang mana menurut Chomsky di dalam
(Arsanti, 2014), perilaku berbahasa yang dilakukan oleh manusia
atau seseorang bukan hanya disebabkan oleh pengaruh lingkungan
luar (behaviorsme) saja seperti hewan karena akan terlalu rumit
untuk dapat dijelaskan. Karena menurutnya para penganut mentalis,
proses pemerolehan bahasa pada manusia tidak boleh disamakan
dengan proses yang terjadi pada hewan.
Teori mentalisme ini sebagai sebuah kritik terhadap aliran
behaviorisme. Manusia memiliki susunan biologis yang berfungsi
untuk berpikir atau otak. Dengan kata lain, manusia memiliki
faculties of the mind di dalam otaknya yang memiliki potensi untuk
mencari tahu dan belajar bahasa apapun atau Language Acquisition
Device (LAD).
Menurut buku yang diterbitkan oleh Chomsky pada tahun 1957,
bahasa sudah bisa individu dapati mulai dari saat individu berada di
dalam janin. Yang dimana bahasanya adalah bahasa yang digunakan
oleh seorang ibu dan orang sekitar yang akan masuk terdengar dan
terekam oleh janin (individu). Tahap perkembangan psikolinguistik
pada tahap linguistic ini mulai banyak dimintai oleh orang-orang.
3) Tahap Kognitif
Kognitif memiliki makna menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia yaitu sesuatu yang melibatkan proses memperoleh
pengetahuan yang berdasar pada pengetahuan faktual yang empiris.
Peran kognisi dan biologis sangat berperan penting dalam tahap
ini karena keduanya menggunakan neuro atau otak manusia dalam
proses pemerolehan bahasa. Faktor biologis seseorang mampu
membuat bahasa menjadi terus berkembang dikarenakan hakikatnya
10
biologis (neuro) setiap orang berbeda yang menghasilkan produksi,
pemahan dan hasil berbahasa yang berbeda.
Menurut (Ibda, 2015), seorang ahli psikologi Jean Pieget
berpendapat bahwa tahap-tahap perkembangan kognisi suatu
individu dan pertumbuhan umur dapat sangat mempengaruhi
kualitas individu dalam mengamati pengetahuan. Seorang pelopor
linguistic Bernama Eric Lenneberg menyebutkan, perkembangan
bahasa seseorang itu memiliki kaitan dengan aspek genetic dengan
perkembangan biologisnya dari tahun ke tahun.
4) Tahap Teori psikolinguistik
Kedudukan psikolinguistik di tahap ini sudah menjadi suatu
ilmu yang berdiri sendiri dan menyangkutkan ilmu-ilmu lain bukan
lagi ilmu yang terpisah atau ilmu yang dikaitkan terhadap ilmu lain.
Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan teori psikolinguistik yaitu seperti
ilmu neurologi, filsafat, dan genetika.
Kaitannya dengan filsafat yaitu ditelitinya “apa itu pengetahuan
(bahasa)?” kemudian pertanyaan “bagaimana caranya mendapatkan
pengetahuan tersebut?”. Pertanyaan-pertanyaan itu lah yang
menjadi fundamen kajian psikolinguistik yang berangkat dari ilmu
filsafat (Basyaruddin, 2017). Seperti yang telah diungkapkan dalam
bahasan filsafat, bahwa menganalisis problema filsafat (disini
objeknya psikolinguistik) menggunakan 3 cara sebagai berikut:
(1) Menyelidiki apa linguistik itu/ apa psikologi itu
(2) Menganalisis bagaimana konsep pengetahuan tersebut
(3) Apa kebenaran atau hasil manfaat dari pengetahuan itu.
11
manusia sejak lahir. Karena hakikatnya alat berpikir manusia
adalah otak, maka akan mustahil jika kemampuan berbahasa
manusia tidak memiliki faktor internal pada diri individu.
Sementara kajian genetika disini dimaksudkan bagaimana
hubungan genetika dengan pertumbuhan bahasa.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Psikolinguistik merupakan suatu disiplin ilmu yang mengkaji proses-
proses mental individu (memperoleh, memahami, melakukan atau
menghasilkan bahasa). Studi ini diawali dengan adanya minat ahli linguistik
terhadap psikologi begitu juga dari ahli psikologi kepada linguistik.
1) Tahap Formatif;
2) Tahap Linguistik;
3) Tahap Kognitif;
4) Tahap Teori Psikolinguistik.
13
REFERENSI
Aitchison, J. (2011). The articulate mammal: AN introduction to psycholinguistics.
Amin, S. (2016). Pengantar Psikologi Umum (Vol. 21, Issue 1). http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203
Mcafee, C. (2004). The Linguistic Relativity Theory and Benjamin Lee Whorf. The
McMaster Journal of Communication, 1(1), 26–31.
14
Sastra Indonesia, 1–11.
https://file.upi/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONES
IA_
Yoanita, A., Wulandari, A., Azhiim, F. A., Handayani, L., Yuliana, M., &
Krisnawati, T. (2018). Konsep Dasar Psikolinguistik dan Sejarah
Perkembangannya.
15