Kepala Badan Pengembangan SDM dan Penjamin Mutu Pendidikan Syawal Gultom
mengatakan, rasio jumlah guru berbanding jumlah peserta didik di Indonesia merupakan yang
"termewah" di dunia. Rasio di Indonesia, ungkapnya, sekitar 1:18. Angka tersebut lebih baik
jika dibandingkan dengan negara maju seperti Korea (1:30), atau Jerman (1:20).
Menurut Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Sulistiyo, ada beberapa persoalan
guru yang menonjol dan tidak kunjung mendapat penyelesaian dari pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Sebagai pendidik anak bangsa, permasalahan guru ini nyaris tidak
didengar oleh penguasa.
Masalah pertama guru, ungkapnya, adalah pendidikan guru yang jauh dari
memadai tersebut berdampak pada kualitas dan kompetensi guru yang ada saat ini. Hal ini
tentu sangat disayangkan mengingat masa depan anak Indonesia juga bertumpu pada guru-
guru yang memberikan pendidikan.
Masalah kedua adalah sistem pengangkatan guru yang tidak berdasar kebutuhan
dan masih ada nuansa KKN. Sementara untuk distribusi guru sendiri, masih
terjadi banyak masalah yang berakibat pada tidak meratanya jumlah guru di
tiap wilayah terutama daerah yang terpencil. Imbasnya, daerah tersebut
kekurangan guru dan pendidikan untuk anak-anak menjadi terhambat.
Masalah ketiga adalah pengembangan kompetensi dan karir yang tidak berjalan sesuai tujuan.
Banyak guru yang telah lulus dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan justru malah
menurun kompetensinya. Untuk itu, standard kompetensi perlu disiapkan, dijaga dan dibina.
Sementara itu, masalah terakhir adalah hak guru yang tidak diterima sesuai
waktu yang ditentukan. Salah satu masalah tunjangan profesi guru yang
nyaris selalu terlambat di tiap daerah. Padahal dalam UU guru dan dosen
Pasal 14 ayat (1) huruf a, tertera jelas guru berhak memperoleh penghasilan
di atas kebutuhan hidup minimum dan kesejahteraan sosial.
Kunci sukses mereka adalah jumlah guru yang sangat banyak yaitu 1
berbanding 12 murid, untuk menjadi seorang guru di finlandia minimal
lulusan S1, setiap tahunnya lebih dari 20.000 orang mendaftar untuk masuk
ke delapan universitas dan hanya 5.000 orang yang diterima untuk setiap
bidangnya.
Finlandia sangat menyadari bahwa peran guru itu sangat penting, hanya 10%
dari lulusan terbaik yang bisa menjadi guru. Pekerjaan sebagai guru sama
bergengsinya dengan pekerjaan sebagai dokter atau pilot. Selain itu tidak
ada pemisahan kelas antara murid yang berkubutuhan khusus, akselerasi dan
biasa.
Tidak ada pekerjaan rumah atau PR sampai memasuki remaja, jadi anak
mendapatkan waktu lebih banyak untuk bermain dan menjadi anak-anak
semestinya. Ujian standarisasi atau bisa disebut UN, hanya diselenggarakan
sekali ketika umur siswa mencapai 16 tahun, berbeda dengan Ujian Nasional
yang diselenggarakan untuk murid pada kelas 6, 9, dan 12.
Kita butuh guru yang berkualitas dalam jumlah banyak dan kita sangat perlu
mensejahterakaan guru mulai dari sekarang, menyebarkan guru-guru secara
merata sampai ke pelosok-pelosok, untuk guru yang bertugas diluar kota-kota
besar gajinya dilebihkan disbanding guru-guru yang ada di pusat kota agar
menarik orang-orang bekerja sebagai guru di pelosok, membuat kurikulum yang tidak
berubah mengikuti pergantian menteri pendidikan agar kondisi
pendidikan bisa stabil, mengurangi jam belajar agar tingkat stress anak
tidak tinggi dan memiliki waktu luang bermain dengan teman sebaya atau
orang tua, masih belum terlambat bagi kita untuk membenahi pendidikan
generasi penerus bangsa, bukan jumlah paket soal dan nilai minimum yang
kita butuhkan untuk membangun masa depan.
Sumber :
http://www.businessinsider.com/finland-education-school-2011-12
http://galau.blogdetik.com/2013/04/16/kami-pelajar-sma-indonesia-tahun-2013-kecewa-
dengan-uan-2013/#.UXFy1KKLB14
http://edpolicy.stanford.edu/sites/default/files/publications/secret-finland%E2%80%99s-
success-educating-teachers.pdf
http://www.tempo.co/read/news/2012/05/25/079406154/Jumlah-Guru-di-Indonesia-
Kalahkan-Korea-Selatan
http://gurupintar.ut.ac.id/component/content/article/177-masalah-pendidikan-di-
indonesia.html
http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/26/1337430/4.Masalah.Utama.Guru.yang.Tak.Kunj
ung.Selesai