Anda di halaman 1dari 33

TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah: Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu:

Prof. H. Dr. Fatah Syukur, M.Ag

Prof. H. Dr. Mustaqim, M.Ag

Disusun oleh:
Muhammad Riyas Amir (2203038027)

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN WALISONGO SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmatNya, sehingga penulis mendapatkan kelancaran dalam
menyelesaikan makalah yang berjudul “Teknik-teknik Supervisi Pendidikan” dalam mata
kuliah Supervisi Pendidikan

Penulis sadar bahwa memiliki banyak kekurangan dalam proses penyusunan makalah
ini, maka dari hal tersebut penulis mengharapkan saran atau kritik dari pembaca sehingga
makalah ini dapat sempurna.

Semarang, 07 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................3
BAB II TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN....................................................4
A. Pengertian Teknik Supervisi Pendidikan........................................................................4
B. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan..............................................................................6
C. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknik Supervisi Pendidikan.............................24
BAB III PENUTUP................................................................................................................27
A. Kesimpulan...................................................................................................................27
B. Saran..............................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga pendidikan dapat dikategorikan sebagai organisasi nirlaba yang


melayani masyarakat. Organisasi nirlaba adalah lembaga atau kumpulan dari beberapa
individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu, dalam pelaksanaannya kegiatan yang dilakukan tidak berorientasi pada
pemupukan laba atau kekayaan semata1. Dari penjelasan sebelumnya menjelaskan
bahwa Lembaga Pendidikan berisifat nirlaba, akan tetapi bukan berarti sekolah tidak
dituntut untuk terus meningkatkan mutu proses maupun output pendidikan.
Sebaliknya, sekolah sangat diharapkan benar-benar memerhatikan mutu pendidikan,
karena tugas suci yang sudah diamanahkan adalah turut mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Dalam menjaga mutu proses tersebut, diperlukan adanya quality controll
yang mengawasi jalannya proses dan segala komponen pendukungnya.2 Meski
demikian pengawasan mutu dalam dunia pendidikan tentu berbeda dengan
peruasahaan yang memproduksi barang atau jasa. Sekolah adalah sebuah people
changing institution, yang dalam proses kerjanya selalu berhadapan uncertainty and
interdependence).3 Maksud dari penjelasan sebelumnya yaitu mekanisme kerja
(produksi) di lembaga pendidikan secara teknologis tidak dapat dipastikan karena
kondisi input dan lingkungan yang tidak pernah sama. Selain itu proses pendidikan di
sekolah juga tidak terpisahkan dengan lingkungan keluarga maupun pergaulan peserta
didik. Maka pada kesimpulannya kondisi
Pada tahun ajaran 2020/2021 jumlah guru yang layak mengajar di Indonesia
mencapai 2.610.955 orang dengan persentase sebesar 95,78 persen. Jumlah ini
meningkat 9,6 persen bila dibandingkan secara (year-on-year) dari tahun ajaran

1
Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Supervisi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005) hlm 5
2
Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Supervisi Pendidikan…, hlm 10
3
Alfonso, RJ., Firth, G.R., dan Neville, R.F, Instructional Supervision, A Behavior System, Boston: Allyn and
Bacon, Inc, 1981

1
sebelumnya yakni sejumlah 2.654.945 orang.4 Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kualitas pendidik menurun dari tahun sebelumnya. Hal tersebut perlu
ditingkatkan pengawasan terhadap kinerja guru dan menyesuaikan komptensi guru
yang sudah di tetapkan di Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005
pasal 8, kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik,
kompetensi sosial, dan kompetensi professional.5 Sehingga kualitas kinerja guru
menjadi lebih baik.
Dalam situasi demikian, maka pengawasan terhadap guru, masing-masing
sekolah pasti berbeda model dan pendekatannya. Peran seorang pengawas pendidikan
pun tentu berbeda dengan pengawas pada perusahaan produksi. Oliva menjelaskan
ada empat macam peran seorang pengawas atau supervisor pendidikan, yaitu sebagai: 6
coordinator, consultant, group leader dan evaluator. Supervisor harus mampu
mengkoordinasikan programs, goups, materials, and reports yang berkaitan dengan
sekolah dan para guru. Supervisor juga harus mampu berperan sebagai konsultan
dalam manajemen sekolah, pengembangan kurikulum, teknologi pembelajaran, dan
pengem- bangan staf. Ia harus melayani kepala sekolah dan guru, baik secara
kelompok maupun individual.7 Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan yaitu
supervisor harus berperan sebagai pemimpin kelompok dalam pertemuan yang
berkaitan dengan pengembangan kurikulum, pembelajaran atau manajemen sekolah
secara umum, dan juga supervisor harus melakukan evaluasi terhadap pengelolaan
sekolah dan pembelajaran pada sekolah-sekolah yang menjadi lingkup tugasnya.
Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut pengawas tentu harus menguasai
teknik supervisi sehingga ia dapat menentukan strategi, pendekatan atau model
supervisi yang cocok untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau program. Dengan
adanya makalah ini diharapkan kepada supervisor dapat menguasai kompetensi
tersebut.

B. Rumusan Masalah
4
https://goodstats.id/article/mengulik-statistik-guru-dan-tenaga-kependidikan-di-indonesia-JEZXq#:~:text=Pada
%20tahun%20ajaran%202020%2F2021,yakni%20sejumlah%202.654.945%20orang. Diakses pada tanggal 05
Maret 2023 pada pukul 15:30
5
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
pasal 8, Jakarta
6
Oliva, P.F, supervision for Todays School, (New York, Tomas J. Crowell. Company, 2000)
7
Anisa. Supervisi Pendidikan. Artikel Administrasi dan Supervisi Pendidikan Rumah Jurnal UIN Maulana
Malik Ibrahim, Malang, 2017

2
1. Apa Pengertian Teknik Supervisi Pendidikan
2. Apa Saja Teknik-Teknik dalam Supervisi Pendidikan

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian Teknik Supervisi Pendidikan


2. Mengetahui Teknik-Teknik dalam Supervisi Pendidikan

3
BAB II

TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Pengertian Teknik Supervisi Pendidikan

1. Pengertian Teknik Supervisi Pendidkan


a. Teknik
Menurut Knowles teknik adalah langkah-langkah yang ditempuh
dalam metode untuk mengelola kegiatan sesuatu.8 Menurut Majid teknik dapat
diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan
suatu metode secara spesifik.9 Menurut pendapat Danim teknik adalah struktur
konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi saling berhubungan yang bekerja
sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai tujuan yang dinginkan.10
Semua penjelasan menurut para ahli yang telah disebutkan sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik adalah seperangkat unsur yang saling
tersusun atau terikat dalam usaha mencapai tujuan.
b. Supervisi Pendidikan
Supervisi berasal dari kata “super” yang berarti atas dan “vision” yang
artinya penglihatan. Jadi secara etimologi supervisi adalah penglihatan dari
atas hal ini digambarkan sebagai orang dengan kedudukan yang lebih tinggi
daripada yang dilihat.11 Secara terminologi supervisi yaitu arahan dan bantuan
dari kepala sekolah kepada para pendidik dan pegawai dalam meningkatkan
kinerja yang efektif dan efisien dan meningkatkan mutu pendidikan yang
diselenggarakan melalui kegiatan pendidikan.12
Supervisi adalah serangkaian proses yang didesain khusus untuk
memberikan bantuan kepada para guru dan para tenaga kependidikan untuk
mendapatkan pengetahuan dan juga keterampilan yang berfungsi memberikan
pelayanan kepada wali murid serta sekolah.13 Seperti yang disampaikan oleh
Harris dan Benssent sebagai berikut:

8
Knowles, Educational Supervision Techniques, (New Jersey , Upper Sadle River, 2008)
9
Abdul Majid, Supervisi dan Administrasi Pendidika, (Jakarta, PT Rosda Karya, 2014) hlm 50
10
Danim, Sudarwan, Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara, 2006) hlm 20
11
Prasojo dan Sudiyono, Supervisi Akademik, (Yogyakarta, Gaya Media, 2011) hlm 86
12
Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta. 2010) hlm 102
13
Asf, Jasmani, dkk, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2013) hlm 110

4
Supervision is a process designed to help teacher and
supervisor learn more about their practice; to better able to use their
knowledge and skills to better serve arents and schools; and to make
the school a more effective learning community.14
Sedangkan menurut Maunah15 supervisi adalah layanan profesional.
Layanan ini meliputi pemberian bantuan atau bimbingan kepada guru dan
tenaga kependidikan dalam meningkatkan skill dalam mempertahankan iklim
yang kondusif di sekolah dan juga jika diperlukan membuat perubahan ke arah
yang lebih baik. Menurut Shulhan,16 supervisi mengandung makna
memberikan pertolongan, memberikan pelayanan, mengarahkan, evaluasi,
memberikan binaan, selfimprovement untuk perbaikan. Dari dua pendapat
tersebut istilah supervisi justru bertentangan dengan arti mengawasi,
memberikan tindakan, mengecek, memvonis, mengejugde, pemeriksaan,
menyalahkan. Artinya kata supervisi sama dengan controlling, inspection,
dan directing.
Menurut Kristiawan supervisi adalah kegiatan yang krusial di sekolah,
karena hal ini merupakan tugas dari kepala sekolah. 17 Menurut Maysaroh
supervisi adalah semua bantuan dan arahan yang diberikan oleh kepala
sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan guru dan pegawai
dalam bidang kepemimpinan untuk mencapai visi yang telah ditentukan. 18 Dua
pendapat tersebut menunjukan bahwa bentuk supervisi bisa berupa motivasi,
arahan, dan memberikan waktu dan juga memfasilitasi untuk setiap guru dan
tenaga pendidikan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi.
Menurut Baharuddin supervisi pendidikan yaitu kegiatan atau program
yang bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran.19 Kegiatan supervisi ini
dapat berhasil jika terjalin hubungan dan komunikasi yang baik diantara guru
dan supervisor. Sedangkan menurut Barnawi dan Arifin supervisi pendidikan
adalah kegiatan administratif yang dikerjakan oleh para personalia sekolah

14
Harris dan Benssent, Supervisory Behavior in Educatio. Second Edition, (New Jersey, Prentice Hal
IncEnglewood Cliffs, 1998)
15
Maunah, Supervisi Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Sukses Offset, 2012) hlm 45
16
Shulhan, Supervisi Pendidikan Teori dan Terapan dalam Mengembangkan Sumber Daya Guru, (Surabaya,
Acima Publishing) hlm 67
17
Kristiawan, Supervisi Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2019) hlm 120
18
Maysaroh, Supervisi Pengajaran:Pendekatan & Program Pelaksanaanya. (Malang, AP FIP Universitas
Negeri Malang, 2017)
19
Harahap, Baharuddin, Supervisi Pendidikan, (Jakarta, PT. Ciawijaya, 2010) hlm 78

5
bekerjasama dengan orang dan alat yang bertujuan untuk meningkatkan
penyelenggaraan sekolah sehingga sekaligus dapat meningkatkan pencapaian
tujuan-tujuan pembelajaran.20 Menuurut pendapat Priansa supervisi
pendidikan merupakan layanan yang diberikan kepada personil sekolah untuk
meningkat- kan proses pembelajaran. Personil ini meliputi kepala sekolah,
guru, dan staf.21
Dari semua pengertian supervisi yang telah dijabarkan di atas dapat
disimpulkan supervisi pendidikan adalah bantuan dan layanan yang diberikan
kepada personil sekolah menuju arah perbaikan situasi pendidikan. Bantuan
yang diberikan dapat berupa pemberian program pembinaan dan pengarahan
dalam meningkatkan pem- belajaran yang lebih efektif dan efisien,
peningkatan mutu sekolah serta membentuk profesionalisme guru atau
Pendidikan.
Beberapa urain di atas yang telah menjelaskan mengenai pengertian
teknik dan supervisi Pendidikan, dan dua pengertian tersebut digabung
menjadi satu, maka pengertian teknik supervisi Pendidikan adalah suatu cara
atau jalan yang digunakan oleh supervisor pendidikan dalam memberikan
pelayanan atau bantuan kepada para guru.

B. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan

Teknik secara sederhana dapat diartikan sebagai cara khusus yang digunakan
supervisor dalam memecahkan masalah.22 Ada 2 (dua) teknik yang dikenal dalam
supervisi akademik yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. 23
Teknik individual seperti kujungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual
kunjungan antar kelas, dan menilai diri. Sedangkan supervisi kelompok seperti rapat,
lokakarya, diskusi panel, pelatihan, dan lainnya.24 Dari penjelasan sebelumnya bisa
diambil kesimpulan bahwa supervisor dapat memilih teknik tersebut berdasarkan
jumlah guru yang sedang menghadapi masalah proses pengajaran dan tingkat masalah
yang mempengaruhi proses pemecahan masalah, yang bertujuan untuk perbaikan
pengajaran sesuai dengan situasi dan kondisi.
20
Barnawi dan Arifin, Manajemen Sekolah dan supervisi, Cet.1. (Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2012) hlm 24
21
Priansa, Donni, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung, Alfabeta, 2014) hlm 80
22
Sulistyorini, Supervisi Pendidikan, Cet.1 (Riau, Dotplus Publisher, 2021) hlm 139
23
Sulistyorini, Supervisi Pendidikan, Cet.1…, hlm 139
24
Sulistyorini, Supervisi Pendidikan, Cet.1…, hlm 139

6
2. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan
kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan. 25
Penjelasan sebelumnya menunjukan bahwa supervisor di sini hanya berhadapan
dengan seorang guru yang dipandang memiliki persoalan tertentu. Teknik-teknik
supervisi yang dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi: kunjungan
kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antarkelas, dan menilai
diri sendiri. Berikut ini dijelaskan pengertian-pengertian dasarnya secara singkat
satu persatu.26
a) Kunjungan kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah,
pengawas, dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan
proses belajar mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam
rangka pembinaan guru.27 Tujuan kunjungan ini adalah semata-mata untuk
menolong guru dalam mengatasi kesulitan atau masalah mereka di dalam
kelas.28 Dari penjelasan sebelumnya dapat dipahami bahwa melalui
kunjungan kelas, guru-guru dibantu melihat dengan jelas masalah-masalah
yang mereka alami, dan menganalisisnya secara kritis serta mendorong
mereka untuk menemukan alternatif pemecahannya. Kunjungan kelas ini
bisa dilaksanakan dengan pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu, dan bisa juga atas dasar undangan dari guru itu sendiri.
Kunjungan kelas berfungsi sebagai alat untuk mendorong guru agar
meningkatkan cara mengajar guru dan cara belajar siswa. 29 Dari penjelasan
sebelumnya dapat dipahami bahwa fungsi kunjungan kelas dapat memberi
kesempatan para guru untuk mengungkap pengalamannya sekaligus
sebagai usaha untuk memberikan rasa mampu pada guru-guru.
Ada tiga macam kunjugan kelas, yaitu:
1) kunjungan tanpa diberitahu (unannounced visitation).
25
Danim, Sudarwan, Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 50
26
Sulistyorini, Supervisi Pendidikan, Cet.1…, hlm 142
27
Sulistyorini, Supervisi Pendidikan, Cet.1…, hlm 143
28
Sulistyorini, Supervisi Pendidikan, Cet.1…, hlm 143
29
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan (Jakarta, Rineka Cipta, 2021), hlm 53

7
Pengawas tiba-tiba datang ke kelas tanpa diberitahukan lebih
dulu. Pengawas secara mendadak datang ke kelas untuk melihat
langsung keadaan yang sebenarnya.30 Dari penjelasan sebelumnya
dapat dipahami bahwa kunjungan kelas tanpa diberitahu aka nada
segi positif dan negatif, segi positifnya pengawas dapat melihat
keadaan yang sebenarnya dikelas, tanpa direkayasa. Hal ini dapat
membiasakan guru supaya selalu mempersiapkan dengan sebaik-
baiknya. Segi negatifnya guru menjadi gugup, karena secara
mendadak didatangi oleh pengawas. Tentu timbul prasangka bahwa
ia dinilai dan pasti hasilnya tidak memuaskan.31
2) Kunjungan kelas dengan cara memberi tahu lebih dulu (announced
visitation).
Supervisor memberikan jadwal perkunjungan sehingga guru-
guru mengetahui pada hari dan jam berapa ia akan dikunjungi
pengawas. Segi positifnya bagi supervisor kunjungan direncanakan
ini sangat tepat, dan juga supervior dapat merencanakan dengan
baik untuk kunjungan kelas.32 Dari penjelasan sebelumnya dapat
diambil kesimpulan bahwa kunjungan pengawas ke kelas dengan
memberi tahu lebih dahulu akan membawa manfaat yang baik bagi
guru, yaitu guru-guru dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-
baiknya karena sadar bahwa kunjungan itu akan membantu dia
untuk mendapatkan nilai baik, dan guru dapat mempersiapkan
dirinya.
3) Kunjungan kelas atas undangan guru (visit upon invitation)
Kunjungan kelas seperti ini akan lebih baik. Oleh karena itu
guru punya usaha dan motivasi untuk mempersiapkan diri agar dia
dapat memperoleh balikan dan pengalaman baru dari hal
perjumpaannya dengan supervisor.33 Pada sisi lain sifat
keterbukaan dan merasa memiliki otonomi dalam jabatannya.
Aktualisasi kemampuannya terwujud sehingga ia selalu belajar
untuk mengembangkan dirinya. Sikap dan dorongan untuk
30
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 53
31
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 53
32
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 54
33
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 55

8
mengembangkan diri ini merupakan alat untuk mencapai tingkat
profesional.34

Dari penejelasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa


kunjungan kelas atas undangan guru akan membawa dampak positif
dan negatif. Segi positif bagi supervisor, ia sendiri dapat belajar
berbagai pengalaman dalam berdialog dengan guru sedangkan guru
akan lebih mudah untuk memperbaiki dirinya dan meningkatkan
kemampuannya, karena motivasi untuk belajar dari pengalaman dan
bimbingan dari supervisor tumbuh dari dalam dirinya sendiri. Segi
negatifnya ada kemungkinan timbul sikap manipulasi, yaitu dengan
dibuat-buat untuk menonjolkan diri, padahal waktu-waktu biasa ia
tidak berbuat seperti itu.35
Perlunya kelas yang baik bila dipersiapkan secara matang: Tujuan-
tujuan ditentukan dengan jelas.36 Rancangan yang berisi hal-hal yang
harus diperoleh dalam perkunjungan sudah disusun lebih dahulu. Yang
perlu dikaji ialah situasi belajar-mengajar di kelas dan faktor-faktor
yang melatarbelakangi situasi belajar-mengajar itu.37

Ada tiga tahap kunjungan kelas.38 Pertama, tahap persiapan. Pada


tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara
mengobservasi selama kunjungan kelas. Kedua, tahap pengamatan
selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya
proses pembelajaran berlangsung. Ketiga, tahap akhir kunjungan.
Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk
membicarakan hasil-hasil observasi, sedangkan tahap terakhir adalah
tahap tindak lanjut.39 Terdapat studi kasus supervise kunjungan kelas
yang dilakukan oleh M. Yatim dan Uray Husna di SMPN 3 Semparuk,
Kabupaten Sambas. Dari hasil penelitan tersebut menunjukan bahwa
dalam penyususnan silabus dan RPP yang belum sesuai standar yang

34
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 55
35
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 55
36
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 56
37
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 56
38
Sulistyorini, Supervisi Pendidikan, Cet.1…, hlm 147
39
Sulistyorini, Supervisi Pendidikan, Cet.1…, hlm 147

9
sudah ditetapkan, kurang mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran.40 Dari hasil studi kasus tersebut penulis memberikan
saran untuk tindak lanjut bahwa kepala sekolah harus memberikan
pembinanan kepada guru secara periodik dan member motivasi baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kepala sekolah sebaiknya
meningkatkan ketelitian dan kecermatan dalam tugas administrasi
guru, dan kepala sekolah memberikan motivasi dan strategi kepada
guru untuk memaksimal kegiatan belajar mengajar yang berkualitas.

Ada beberapa kriteria kunjungan kelas yang baik, yaitu:


1) Memiliki tujuan-tujuan tertentu.
2) Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki
kemampuan guru.
3) Menggunakan instrumen observasi tertentu untuk mendapatkan
daya yang obyektif.
4) Terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga
menimbulkan sikap saling pengertian.
5) Pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses belajar
mengajar.
6) Pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.

40
M. Yatim dan Uray Husna Asmara, Supervisi Kunjungan Kelas Di SMPN Semparuk, Kabupaten Sambas ( Jurnal
Pendidikan FKIP Untan Pontianak, 2020)

10
Tabel 1.1 Contoh Instrumen Supervisi Kunjungan Kelas 41

1.    Nama Guru : ……………………………..


2.    Sekolah                           : ……………………………..
3.    Kelas, Semester              : ……………………………..
4.    Identitas Mata pelajaran : ……………………………..
5.    Standar Kompetensi      : ……………………………..
6.    Hari tanggal                    : ……………………………..

KRITERIA NILAI
NO URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4
Menjelaskan tujuan dan kompetensi
1.
dasar
Menyampaikan cakupan materi dan
2.
uraian kegiatan sesuai dengan silabus
Menjelaskan isi kegiatan kepada
3.
siswa/langkah kegiatan
Menggunakan ekspresi dalam
4.
berkomunikasi dengan siswa
Menggunakan respon siswa dalam
5.
menyelenggarakan kegiatan
Menggunakan media dan alat
6. pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan
Menyelenggarakan kegiatan dengan
7.
urutan yang logis
Menggunakan berbagai metode dalam
8.
menjelaskan isi kegiatan
Membimbing siswa dalam mengikuti
kegiatan secara individual maupun
kelompok
10. Memberikan banyak kesempatan

41
Sulistyorini, Supervisi Pendidikan, Cet.1…, hlm 220

11
kepada siswa untuk berpartisipasi
dalam kegiatan yang dilaksanakan
11. Memberikan penguatan kepada siswa
Melaksanakan penilaian selama
12.
kegiatan berlangsung
13. Menutup kegiatan dengan tepat
14. Memberikan tugas/PR
Jumlah NILAI RIIL     =
……………………….
Jumlah NILAI IDEAL = 56 KLASIFIKASI
Nilai PERSENTASI    = ……………….
…………………….. %

b) Observasi
Observasi kelas secara sederhana diartikan melihat dan memperhatikan
secara teliti terhadap gejala yang nampak. Observasi kelas adalah teknik
observasi yang dilakukan oleh supervisor terhadap proses pembelajaran
yang sedang berlangsung.42 Tujuan observasi , yaitu untuk memperoleh
data seobyektif mungkin mengenai aspek-aspek dalam situasi belajar
mengajar, kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam usaha
memperbaiki proses belajar mengajar.43 Penjelasan sebelumnya dapat
dipahami bahwa observasi yang dilakukan oleh supervisor untuk
mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan tujuan
dapat memperoleh sesuatu dari aktivitas pembelajaran yang sedang
berlangsung.
Berikut jenis-jenis observasi kelas, yaitu:44
1) Oberservasi langsung (direct observation)
Dengan menggunakan alat observasi, supervisor mencatat absen
yang dilihat pada saat guru sedang mengajar.
2) Observasi tidak langsung (indirect observation)

42
Jerry Makawimbang, Supervisi Pendidikan: Teori dan Teknik, (Bandung, Alfabeta, 2013) hlm 100
43
Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013) hlm 75
44
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 57

12
Orang yang diobservasi dibatasi oleh ruang di mana murid-murid
tidak mengetahuinya (biasanya dilakukan dalam laboratorium
untuk pengajaran mikro. kaca
Secara umum, aspek-aspek yang diamati selama proses pembelajaran
yang sedang berlangsung adalah:45
1) Usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran
2) Cara penggunaan media pengajaran
3) Reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar
4) Keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya.
Pelaksanaan observasi kelas ini melalui beberapa tahap, yaitu:46
1) Persiapan observasi kelas.
2) Pelaksanaan observasi kelas.
3) Penutupan pelaksanaan observasi kelas
4) Penilaian hasil observasi.
5) Tindak lanjut.

Penulis menyarankan dalam melaksanakan observasi kelas, sebaiknya


supervisor menggunakan instrumen observasi tertentu, antara lain berupa
observation check-list. Menurut Piet Sahertian ada empat syarat untuk
memperoleh data dalam observasi kelas, yaitu:47

1) Menciptakan situasi yang wajar (cara masuk kelas), mengambil


tempat di dalam kelas yang tidak menjadi pusat perhatian anak-
anak, tidak mencampuri urusan guru yang sedang mengajar, sikap
waktu mencatat tidak akan menimbulkan prasangka dari pihak
guru.
2) Bukan melihat kelemahan, melainkan melihat bagaimana cara
memperbaikinya.
3) Harus dapat membedakan mana yang penting untuk dicatat dan
mana yang kurang penting.
4) Harus diperhatikan kegiatan atau reaksi murid- murid tentang
proses belajar.

45
Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan…, hlm 75
46
Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan…, hlm 75
47
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 58

13
Menurut Piet Sahertian ada tiga kriteria dalam observasi kelas, segala
sesuatu yang dikumpulkan dan dicatat haruslah:48

1) Bersifat objektif
Maksudnya bahwa segala sesuatu yang dicatat adalah data yang
sebenarnya. tanpa ada pengaruh unsur subjektif dari supervisor
2) Apa yang dicatat harus sesuai sasaran seperti apa yang dimaksud
Sering terjadi orang mencatat sesuatu bukan berdasarkan apa yang
dilihatnya tetapi apa yang dipikirkan. Data yang demikian biasanya
valid

Menurut Piet Sahertian ada dua alat observasi, yaitu:

1) Check-list
Check-list adalah suatu alat untuk mengumpulkan data dalam
memperlengkapi keterangan-keteranga yang lebih objektif
terhadap situasi belajar dan mengajar di dalam kelas.49 Bentuk
dari check-list tersebut, merupakan suatu daftar yang berisi
item. item yang sudah disediakan lebih dahulu dan si penjawab
hanya tinggal mengecek tiap-tiap item tersebut.50
2) Activity check-list
Activity check-list adalah suatu daftar kegiatan yang dijawab
oleh si penjawab dengan cara mengecek. Daftar tersebut berisi
pertanyaan-pertanyaan khusus tentang kegiatan yang biasanya
dicek dengan memakai skala "ya" atau "tidak".51

48
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 58
49
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 62
50
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 62
51
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 62

14
Tabel 1.2 Contoh Observation Checklist52
Guru : M. Riyas, S.Pd
Kelas : XII IPS
Topic : Simple Past tense
Tanggal/Waktu : 07.05-08.25 WIB
Session :3

Practice
Checklist
No Indikator Sub Indikator Note
Ada tida
k
a. Tujuan umum Guru mencantumkan
Ada -
tujuan umum dalam RPP
b.Guru mengajukan pertanyaan Guru memberikan
dan memberikan tes untuk pertanyaan berbentuk
Ya -
Tujuan mengetahui ketercapaian lisan kepada siswa
1
Pembelajaran tujuan pembelajaran secara langsung
c. Guru memberikan media Guru menjelaskan di
inovatif, jika tujuan papan tulis dengan
Ya -
pembelajaran belum tercapai. membuat bagan simple
past tense
2 Silabus a. Ketersediaan silabus Ada -
b. Guru menggunakan Guru menggunakan
kurikulum berbasis sekolah silabus KTSP yang
ya - sudah dirancang sesuai
pedoman dalam buku
KTSP
b. Silabus terdiri dari Ya -
komponen; standar
kompetensi, materi, kegiatan
pembelajaran, indikator dan
penilaian

52
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 65

15
c.Silabus sebagai panduan
untuk melakukan kegiatan Ya -
belajar mengajar di kelas
a. Ketersediaan bahan ajar ya -
b. Guru menggunakan bahan Guru memanfaatkan
ajar sebagai alat bantu media papan tulis, buku
ya -
mengajar untuk menunjang paket dan LKS sebagai
pembelajaran penunjang pembelajaran
3 Bahan Instruksional
c. Buku pelajaran Guru menggunakan
ya - paket “English in
Focus”
b. Buku kerja Guru menggunakan LKS
Ya -
“Incer”

Practice
No Indikator Sub Indikator Note
Checklist
a. Pengulangan lisan ya -
b. Menghafal kosa kata tida
4 Teknik Ruang Kelas -
k
c. Permainan peran ya -
a. Fasilitator ya -
b. Informan atau narasumber Ya -
c. Guru melibatkan siswa
dalam kegiatan belajar Ya -
mengajar
5 Peran Guru d. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
Ya -
untuk mengemukakan
pendapatnya
e. Guru menghargai dan
Ya -
menghargai jawaban siswa

16
a. Siswa aktif di kelas
ya -
(partisipan aktif)
b. Siswa diberi motivasi untuk
belajar (motivated Ya -
participant)
6 Peran Siswa
c. Siswa harus aktif dalam
Ya -
kegiatan belajar mengajar
d. Siswa tidak memiliki peran
untuk menetapkan tujuan dan Ya -
materi pembelajaran
a. Guru memberikan penilaian
ya -
di kelas
b. Penilaian berorientasi pada 3 - tida Penilaian masih berfokus
aspek; kognitif, psikomotor k kemmapuan
dan afektif kognitf/pengetahuan
siswa
b. Guru menggunakan esai
7 Penilaian ya -
untuk menilai siswa
c. Guru menggunakan
pertanyaan pendek dan ya -
jawaban untuk menilai siswa
d. Guru menggunakan
menyelesaikan dialog untuk Ya -
menilai siswa

17
Tabel 1.3 Contoh Observation Activity Checklist53
Guru : M. Riyas, S.Pd
Kelas : XII IPS
Tanggal/Waktu : 07.05-08.25 WIB
Session :3

Practice
Indikator Sub Indikator
Checklist
Merumuskantujuan pengajaran sarana operasional ya -
Berusaha untuk memenuhi kebutuhan nyata murid tida
-
k
Membimbing murid di dalam cara mengemukakan
ya -
pendapat
Proses Menolong murid di dalam mengadakan hubungan dan
Mengajar mengubah pengalaman belajar terhadappengalamanbaru ya -
Pada dalam tiap mata pelajaran
Umumnya Membantu murid dalam mengumpulkan dasar
mengorganisasikan materi pelajaran yang di dalam hal Ya -
belajarnya
Membantu murid di dalam menerapkan pengetahuan
Ya -
yang diperoleh
Menilai hasil belajar murid Ya -
Ya -
Menaruh perhatian pada kebutuhan dan masalah-
ya -
Keterampilan- masalah pribadi dari murid
keterampilan Terampil menyeleksi materi pelajaran yang disajikan Ya -
khusus dalam Terampil dalam mengkomunikasikan pengalaman-
Ya -
mengajar pengalaman belajar murid
Terampil dalam mengajukan keterampilan Ya -
Suasana kelas Selalu memelihara disiplin kelas ya -
Mempercayakan suatu tanggung jawab kepada murid - tida
k
Memperhatikan keluhan dan usul murid ya -
53
Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan…, hlm 70

18
Selalu mengusahakan pembentukan kebiasaan di antara
ya -
murid
Menghargai partisipasi murid dalam belajar
Ya -
Menciptakan suasana kelas yang tertib

19
c) Pertemuan individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan
tukar pikiran antara supervisor dengan guru, mengenai usaha
meningkatkan kemampuan profesional guru.54 Tujuan peretemuan
tersebut, yaitu:55
1) Memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui
pemecahan kesulitan yang dihadapi
2) Mengembangkan hal mengajar yang lebih baik
3) Memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru
4) Menghindari segala prasangka yang bukan bukan.
Knowles mengklasifikasi jenis percakapan individual ini menjadi
empat macam sebagai berikut:56
1) Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang
dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang
meninggalkan kelas (istirahat).
2) Office-conference. yaitu percakapan individual yang dilaksanakan
di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi
dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan
penjelasan pada guru.
3) Causal-conference, yaitu percakapan individual yang bersifat
informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru
4) Observational visitation, yaitu percakapan individual yang dilak-
sanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau
observasi kelas
Dari pembehasan sebelumnya dapat dipahami bahwa falam percakapan
individual supervisor harus berusaha mengembangkan segi-segi positif
guru, mendorong guru mengatasi kesulitankesulitannya, dan memberikan
pengarahan, hal-hal yang masih meragukan sehingga terjadi kesepakatan
konsep tentang situasi pembelajaran yang sedang dihadapi.

54
Moch. Anwar, Administrasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2015)
hlm 65
55
Moch. Anwar, Administrasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan…, hlm 65
56
Knowles, Educational Supervision Techniques…,

20
d) Kunjungan antar kelas
Kunjungan antarkelas dapat juga digolongkan sebagai teknik supervisi
secara perorangan. Guru dari yang satu berkunjung ke kelas yang lain
dalam lingkungan sekolah itu sendiri.57 Dengan adanya kunjungan
antarkelas ini, diharapkan guru memperoleh pengalaman baru dari teman
sejawatnya mengenai pelaksanaan proses pembelajaran dan pengelolaan
kelas.
Agar kunjungan antarkelas bermanfaat bagi pengembangan
kemampuan guru, maka sebelumnya harus direncanakan dengan sebaik-
baiknya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh supervisor apabila
menggunakan teknik ini dalam melaksanakan supervisi bagi guru.58
1) Guru-guru yang akan dikunjungi diseleksi dengan sebaik-baiknya.
Diushakan mencari guru yang mampu memberikan pengalaman
baru bagi guru-guru yang akan mengunjungi.
2) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi.
3) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan dalam kunjungan kelas.
4) Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan cermat.
Amatilah apa-apa yang ditampilkan secara cermat, dan
mencatatnya pada format-format tertentu.
5) tindak lanjut setelah kunjungan antarkelas selesai. Misalnya dalam
bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugastugas
tertentu.
6) Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan,
dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
7) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar
kelas berikutnya
e) Menilai diri sendiri
Menilai diri sendiri merupakan satu teknik individual dalam supervisi
pendidikan.59 Penilaian diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan
profesional guru.60 Penilaian diri sendiri memberikan informasi secara

57
Nana Sudjana, Supervisi Akademik Membina Profesionalisme Guru melalui Supervisi Pendidikan, (Jakarta,
Binamita Publishing, 2011) hlm 112
58
Nana Sudjana, Supervisi Akademik Membina Profesionalisme Guru melalui Supervisi Pendidikan…, hlm 112
59
Nana Sudjana, Supervisi Akademik Membina Profesionalisme Guru melalui Supervisi Pendidikan…, hlm 112
60
Nana Sudjana, Supervisi Akademik Membina Profesionalisme Guru melalui Supervisi Pendidikan…, hlm 112

21
obyektif kepada guru tentang peranannya di kelas dan memberikan
kesempatan kepada guru mempelajari metoda pengajarannya dalam
mempengaruhi murid.61 Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa teknik menilai diri sendiri memberikan manfaat bagi guru dan
supervisor, yaitu dapat melihat kekurangan masing-masing yang dimana
dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor
tersebut, yang pada akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan
belajar mengajar yang baik. Diharapkan dengan teknik menilai diri sendiri
akan mendorong guru untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya.
Nilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru. Untuk
mengukur kemampuan mengajarnya, di samping menilai murid-muridnya,
juga menilai dirinya sendiri.62 Ada beberapa cara atau alat yang dapat
digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain sebagai berikut:63
1) Suatu daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada
murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya
disusun dalam bentuk pertanyaan baik secara tertutup maupun
terbuka, dengan tidak perlu menyebut nama.
2) Menganalisa tes-tes terhadap unit kerja.
3) Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan, baik mereka
bekerja secara perorangan maupun secara kelompok

2. Teknik Supervisi Kelompok


Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi
yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan
analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan
yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama.
Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan
permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. 64 Dari penejelasan sebelumnya
menjelaskan bahwa supervise kelompok dilaksanakan secara bersama-sama
dengan masalah atau kebutuhan yang sama juga untuk diberikan layanan dan

61
Nana Sudjana, Supervisi Akademik Membina Profesionalisme Guru melalui Supervisi Pendidikan…, hlm 117
62
Nana Sudjana, Supervisi Akademik Membina Profesionalisme Guru melalui Supervisi Pendidikan…, hlm 117
63
Nana Sudjana, Supervisi Akademik Membina Profesionalisme Guru melalui Supervisi Pendidikan…, hlm 117
64
Inom Nasution, Supervisi Pendidikan, (Medan, Pusdikara Mitra Jaya, 2021), hlm 140

22
pembinaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Menurut Inom Nasution
ada tiga teknik dalam supervisi kelompok, yaitu:65
a) Rapat
Rapat pada teknik supervisi ini berbeda pada rapat-rapat yang lain. Jika
rapat lain sifatnya terbatas dan hanya sekedar menghadiri rapat. Rapat
pada teknik supervisi kelompok mewajibkan semua guru hadir. 66 Tujuan
pada supervisi kelompok untuk memberikan kesempatan dalam
memberbaiki kualitas guru, merencanakan program pengembangan
pembelajaran, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk berfikir
secara kooperatif dan menumbuhkan komitmen.67 Dari pembahasan
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa rapat merupakan teknik umum
digunakan sekolah dalam kegiatan supervisi, jika para guru wajib hadir
dalam rapat ini, maka menghasilkan guru yang berkulalitas baik dengan
memiliki jiwa komitmen dan mampu berfikir kooperatif, jika rapat
direncanakan dengan baik, dilaksanakan sesuai perencanaan, dan ditindak
lanjuti sesuai kesepakatan yang dicapai dalam rapat, maka tujuan dari
rapat akan tercapai.
b) Lokakarya (Workshop)
Teknik ini dilaksanakan dengan mendatangkan ahli-ahli pendidikan
untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi guru saat mengajar. 68 Tujuan
teknik ini untuk mengembangkan kemampuan guru baik secara teoritis dan
praktiks sehingga menunjang kompentensi professional sebagai guru.69
Pemerintah daerah (Dinas Pendidikan) memfasilitasi wadah/ organisasi
untuk menunjang dan mengembangkan kualitas guru dalam bidang
pengajaran seperti Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP).70 Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan supervisi di
sekolah dan juga pengawas sekolah.71 Dari pembahasan tersebut dapat
65
Inom Nasution, Supervisi Pendidikan…, hlm 140
66
Inom Nasution, Supervisi Pendidikan…, hlm 140
67
Inom Nasution, Supervisi Pendidikan…, hlm 140
68
Inom Nasution, Supervisi Pendidikan…, hlm 150
69
Inom Nasution, Supervisi Pendidikan…, hlm 150
70
https://mgmpku.com/berita/detail/tentang-musyawarah-guru-mata-pelajaran-mgmp diakses pada tanggal
06 Maret 2023 pada pukul 14:55
71
https://mgmpku.com/berita/detail/tentang-musyawarah-guru-mata-pelajaran-mgmp diakses pada tanggal
06 Maret 2023 pada pukul 14:55

23
dipahami bahwa lokakarya (workshop) dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan belajar kelompok yang terjadi dati sejumlah petugas pendidikan
yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara
kelompok maupun bersifat perorangan. Kegiatan lokakarya rutin
dilaksanakan oleh organisasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
sistem pembelajaran yang berkualitas.
c) Diskusi panel
Teknik ini mempertemukan guru dengan para pakar dari sudut ilmu
dan pengalaman dari permasalah mengajar guru yang sering terjadi. 72
Manfaat kegiatan ini, menumbuhkan sikap aktif dalam memecahkan
masalah dari berbagai sudut pandang.73 Dengan harapan dalam membantu
memecahkan masalah pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru dan
kondisi sekolah.74 Dari pembahasan tersebut dapat dipahami bahwa diskusi
panel dalam bentuk forum diskusi adalah satu bentuk diskusi yang
dipentaskan dihadapan sejumlah partisipan atau pendengar. Dalam diskusi
panel ini dapat memperkaya ide dan gagasan dalam pemecahan masalah
terutama dalam pembelajaran sesuai dengan perkembangan Pendidikan.

C. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Teknik Supervisi Pendidikan

1. Teknik Supervisi Akademik Individual


a. Kelebihan teknik supervisi akademik individual
Sebagaimana telah dijelaskan di atas mengenai teknik supervisi individual,
analisis penulis menyimpulkan bahwa terdapat beberapa kelebihannya, yaitu:
1) Mengidentifikasi kelemahan yang bisa diperbaiki, dan memberikan saran
yang diperlukan
2) Membantu seluruh guru dalam satu kali pertemuan, pertukaran ide secara
umum
3) Dapat memberikan bimbingan actual
4) Guru dapat mendemonstrasikan hasil usahanya
5) Dapat melayani kebutuhan guru secara khusus.
b. Kekurangan teknik supervisi akademik individual
72
Purwanto, Administrasi Pendidikan dan Supervisi, (Bandung, Rosdakarya, 2003), hlm 75
73
Purwanto, Administrasi Pendidikan dan Supervisi…, hlm 75
74
Purwanto, Administrasi Pendidikan dan Supervisi…, hlm 75

24
Kekurangan teknik supervisi akademik individual
Sebagaimana telah dijelaskan di atas mengenai teknik supervisi individual,
analisis penulis menyimpulkan bahwa terdapat beberapa kekurangannya,
yaitu:
1) Memerlukan banyak biaya, waktu yang tepat, dan sekolah menjadi kurang
efektif
2) Tidak mencerminkan situasi sehari-hari
3) Agak sulit menentukan dan cukup memakan waktu.
4) Guru merasa canggung dan tidak bebas
5) Guru merasa gugup dan menkurangi fokus Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM)

2. Teknik Supervisi Akademik Kelompok


c. Kelebihan teknik supervisi akademik kelompok
Sebagaimana telah dijelaskan di atas mengenai teknik supervisi kelompok,
analisis penulis menyimpulkan bahwa terdapat beberapa kelebihannya, yaitu:
1) Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui
kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan

2) Bantuan diberikan kepada seluruh guru dalam satu kali pertemuan,


pertukaran pikiran secara umum
3) Hal-hal yang baik dapat dijadikan contoh, hal yang kurang dapat
didiskusikan
4) Dapat memberikan bimbingan aktual
5) Guru dapat menunjukan hasil usahanya
6) Dapat melayani kebutuhan khusus setempat
7) Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui
kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan

d. Kekurangan teknik supervisi akademik kelompok


Sebagaimana telah dijelaskan di atas mengenai teknik supervisi kelompok,
analisis penulis menyimpulkan bahwa terdapat beberapa kekurangannya,
yaitu:
1) Perlu biaya yang banyak, waktu yang tepat, sekolah jadi kurang efektif.

25
2) Perlu penyediaan waktu yang tepat
3) Tidak mencerminkan keadaan sehari-hari
4) Kurang demokratis
5) Mengganggu kelas lain dalam KBM, kelas sendiri ditinggalkan
6) Agak sulit menentukan dan cukup menyita waktu
7) Agak sulit menemukan waktu
8) Guru merasa canggung dan kurang bebas

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknik-teknik supervisi secara garis besar di bedakan menjadi 2 teknik, yaitu


teknik perorangan dan teknik kelompok. Teknik perseorangan/individu adalah
supervisi yang dilakukan secara perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan
antara lain: mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala sekolah
datang ke kelas untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan kata lain,
untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.
Teknik supervisi individual ada lima macam yaitu:

1. Kunjungan kelas
2. Observasi kelas,
3. Pertemuan individual,
4. Kunjungan antarkelas
5. Menilai diri sendiri.
Teknik kelompok Teknik kelompok adalah supervisi yang dilakukan secara
kelompok atau secara bersamaan, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), kepala sekolah menjalankan tugasnya
berdasarkan rencana yang telah disusun. Termasuk mengadakan rapat-rapat secara
periodik dengan dewan guru, rapat dalam teknik supervisi kelompok diadakan dalam
rangka kegiatan supervise dan semua guru wajib hadir. Inom Nasution ada tiga teknik
dalam supervisi kelompok, yaitu:
1. Rapat (Meeting)
2. Lokakarya (Workshop)
3. Diskusi Panel

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas saran yang dapat penulis sampaikan
mengenai teknik-teknik supervisi pendidikan diharapkan kepada pengawasan bisa

27
menerapkan teknik supervisi Pendidikan di sekolah, sehingga kegiatan supervisi dapat
maksimal dan berjalan lancer sesuai apa yang diinginkan

28
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Supervisi dan Administrasi Pendidika, (Jakarta, PT Rosda Karya, 2014)

Alfonso, RJ., Firth, G.R., dan Neville, R.F, Instructional Supervision, A Behavior System,
Boston: Allyn and Bacon, Inc, 1981

Anisa. Supervisi Pendidikan. Artikel Administrasi dan Supervisi Pendidikan Rumah Jurnal
UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2017

Asf, Jasmani, dkk, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2013)

Barnawi dan Arifin, Manajemen Sekolah dan supervisi, Cet.1. (Yogyakarta, Ar-Ruzz Media,
2012)

Danim, Sudarwan, Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara, 2006)

Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta. 2010)

Harahap, Baharuddin, Supervisi Pendidikan, (Jakarta, PT. Ciawijaya, 2010)

Harris dan Benssent, Supervisory Behavior in Educatio. Second Edition, (New Jersey,
Prentice Hal IncEnglewood Cliffs, 1998)

Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013)

https://goodstats.id/article/mengulik-statistik-guru-dan-tenaga-kependidikan-di-indonesia-
JEZXq#:~:text=Pada%20tahun%20ajaran%202020%2F2021,yakni%20sejumlah
%202.654.945%20orang. Diakses pada tanggal 05 Maret 2023 pada pukul 15:30

https://mgmpku.com/berita/detail/tentang-musyawarah-guru-mata-pelajaran-mgmp diakses
pada tanggal 06 Maret 2023 pada pukul 14:55

https://mgmpku.com/berita/detail/tentang-musyawarah-guru-mata-pelajaran-mgmp diakses
pada tanggal 06 Maret 2023 pada pukul 14:55

Inom Nasution, Supervisi Pendidikan, (Medan, Pusdikara Mitra Jaya, 2021), hlm 140

Jerry Makawimbang, Supervisi Pendidikan: Teori dan Teknik, (Bandung, Alfabeta, 2013)
hlm 100

Knowles, Educational Supervision Techniques, (New Jersey , Upper Sadle River, 2008)

29
Kristiawan, Supervisi Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2019)

M. Yatim dan Uray Husna Asmara, Supervisi Kunjungan Kelas Di SMPN Semparuk,
Kabupaten Sambas (Jurnal Pendidikan FKIP Untan Pontianak, 2020)

Maunah, Supervisi Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Sukses Offset, 2012)

Maysaroh, Supervisi Pengajaran:Pendekatan & Program Pelaksanaanya. (Malang, AP FIP


Universitas Negeri Malang, 2017)

Moch. Anwar, Administrasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada, 2015)

Nana Sudjana, Supervisi Akademik Membina Profesionalisme Guru melalui Supervisi


Pendidikan, (Jakarta, Binamita Publishing, 2011)

Oliva, P.F, supervision for Todays School, (New York, Tomas J. Crowell. Company, 2000)

Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Supervisi Pendidikan (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2005)

Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Supervisi Pendidikan…, hlm 10

Piet Sahertian, Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan (Jakarta, Rineka Cipta, 2021)

Prasojo dan Sudiyono, Supervisi Akademik, (Yogyakarta, Gaya Media, 2011)

Priansa, Donni, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung,


Alfabeta, 2014)

Purwanto, Administrasi Pendidikan dan Supervisi, (Bandung, Rosdakarya, 2003), hlm 75

Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang


Guru Dan Dosen pasal 8, Jakarta

Shulhan, Supervisi Pendidikan Teori dan Terapan dalam Mengembangkan Sumber Daya
Guru, (Surabaya, Acima Publishing)

Sulistyorini, Supervisi Pendidikan, Cet.1 (Riau, Dotplus Publisher, 2021)

30

Anda mungkin juga menyukai