Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dipresentasikan dalam Mata Kuliah


Kepemimpinan Strategis Pendidikan Islam

Yang diampu oleh:


Prof. Dr. Mustaqim, M.Pd.
Prof. Dr. Fatah Syukur, M.Ag.

Disusun Oleh:
Rizal Fikri Firmansah 2203038034

S2 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah Ta’ala yang


menganugerahkan berbagai kenikmatan, sehingga pembuatan makalah dengan
judul “Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan” dapat terselesaikan
sebagaimana mestinya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan
Strategis Pendidikan Islam. Makalah ini berisi mengenai pembahasan seputar
dasar-dasar pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan, kriteria
pengambilan keputusan yang berkualitas, faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan, kepemimpinan dan efektifitas pengambilan keputusan
dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini, kami sampaikan terima kasih atas
perhatian dan dukungan atas terselesaikanya makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami dan khususnya bagi pembaca pada umumnya.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif
sangat kami harapkan dari para pembaca guna untuk perbaikan pada pembuatan
makalah yang akan datang.

Semarang, 01 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4
A. Konsep Dasar Pengambilan Keputusan ......................................... 4
B. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan ............................................ 5
C. Proses Pengambilan Keputusan ...................................................... 8
D. Kriteria Pengambilan Keputusan yang Berkualitas ...................... 11
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan .... 13
F. Kepemimpinan dan Efektifitas Pengambilan Keputusan dalam
Bidang Pendidikan ............................................................................ 15
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 19
A. Kesimpulan ......................................................................................... 19
B. Saran .................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang pemimpin memiliki peran yang sangat besar bagi sebuah
organisasi yang dia pimpin. Hal ini karena bagaimana suatu organisasi dapat
berjalan ke depan adalah dengan melihat bagaimana pemimpin dengan
kepemimpinannya menjadi nahkoda di dalamnya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa antara berhasil atau gagalnya suatu organisasi dalam mencapai dan
meraih tujuannya ditentukan bagaimana kepemimpinan yang ada di sana.
Sebagaimana dikatakan oleh Rusma Yulidawati, kepemimpinan adalah
bentuk-bentuk konkrit dari jiwa pemimpin.1 Salah satu dari bentuk konkrit itu
adalah sifat terampil dan berwibawa serta cerdas dalam mempengaruhi orang
lain untuk melaksanakan tugas-tugas yang merupakan cita-cita dan tujuan
yang ingin diraih oleh pemimpin.
Seorang pemimpin harus memiliki keterampilan berkomunikasi
dengan orang lain, memiliki keahlian dalam berinteraksi, membangun relasi,
dan bersosialisasi. Hal ini akan membuat kepemimpinannya diharapkan dapat
berjalan efektif. Selain daripada itu, pemimpin seringkali dihadapkan dalam
posisi yang menuntutnya untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu,
dalam hal ini ia harus mahir dalam mengambil keputusan.
Kepemimpinan seseorang memiliki peran yang sangat besar dalam
setiap pengambilan keputusan. Hal itu karena ia harus membuat keputusan
dan mengambil tanggung jawab atas hasilnya. Oleh karena itu, dalam
pengambilan keputusan tidak bisa dilakukan dengan sembarangan atau tanpa
melalui pertimbangan tertentu. Bahkan dalam proses pengambilan keputusan
harus didasarkan pada alasan dan pertimbangan yang rasional serta melewati
proses-proses tertentu.

1
Rusma Yulidawati, “Peran Kepemimpinan Pendidikan dalam Pengambilan Keputusan
dan Membangun Tim”, Jurnal Tarbawi, Vol. 8 No.2 Januari-Juni 2019, h 22

1
Namun, kadangkala kepemimpinan yang tidak mampu
mengidentifikasi dan menentukan pengambilan keputusan yang tepat masih
tak jarang ditemui. Sebagaimana apa yang terjadi pada perusahaan Nokia
yang mengalami kekalahan dalam persaingan pasar saat ini, kemudian dibeli
Microsoft pada tahun 2013. Hal ini yang mana sebelumnya pernah menjadi
suatu produk yang melegenda. Gaya kepemimpinan, pengaturan manajerial,
kesalahan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan disebut sebagai faktor-
faktornya.2
Sehingga, banyak organisasi pendidikan maupun perusahaan yang
cenderung tertinggal dari yang lainnya. Tentu jika seorang pemimpin tidak
mampu mengambil keputusan yang baik, maka akan sangat mengancam
bertahannya sebuah organisasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa,
jika pemimpin tidak dapat membuat keputusan maka dia seharusnya tidak
dapat menjadi pemimpin.
Dibangun atas hal tersebut, dapat diketahui bahwa begitu pentingnya
kemampuan dan keahlian dalam mengambil sebuah keputusan bagi
kepemimpinan dalam organisasi. Serta, itu memiliki pengaruh signifikan pada
keberhasilan berjalannya organisasi ke depan. Maka dalam hal ini, penulis
memaparkan tentang pengambilan keputusan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar-dasar pengambilan keputusan?
2. Bagaimana proses pengambilan keputusan?
3. Bagaimana kriteria pengambilan keputusan yang berkualitas?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan?
5. Bagaimana kepemimpinan dan efektifitas dalam pengambilan keputusan?
C. Tujuan
1. Menjelaskan apa dasar-dasar pengambilan keputusan
2. Menjelaskan bagaimana proses pengambilan keputusan
3. Menjelaskan bagaimana kriteria pengambilan keputusan yang berkualitas
2
Wahyunanda Kusuma, “Studi Ungkap Kenapa Nokia Bangkrut,” Kompas, 30 Maret
2021/. Diakses dari https://tekno.kompas.com/read/2021/03/30/08060077/studi-ungkap-kenapa-
nokia-bangkrut?page=all pada 10 Mei 2023 pukul 20.19

2
4. Menjelaskan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan
5. Menjelaskan bagaimana kepemimpinan dan efektifitas dalam pengambilan
keputusan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pengambilan Keputusan


Secara bahasa, keputusan atau dalam bahasa Inggris decision berasal
dari bahasa latin yaitu decisionem yang maknanya putusan, penyelesaian, dan
persetujuan.3 Menurut Davis sebagaimana dikutip oleh Sukatin dkk.,
keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.
Menurut James A. F. Stoner keputusan adalah hasil pemilihan diantara
alternatif-alternatif.4 Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu pertama,
ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan. Kedua, ada beberapa
alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik. Dan yang ketiga, ada
tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu main mendekatkan pada tujuan
tersebut. Adapun menurut Fahmi sebagaimana dikutip oleh Agus dan Yuni,
keputusan merupakan hasil dari proses penelusuran terhadap masalah yang
berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada
terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi (untuk penentuan keputusan
tersebut).5 Dari beberapa definisi mengenai keputusan, dapat disimpulkan
bahwa keputusan merupakan hasil dari seleksi beberapa alternatif pilihan
yang mungkin diproses dan ditentukan sebagai sebuah keputusan.
Pengambilan keputusan dikenal dengan istilah decision making yaitu
sebuah mekanisme dalam melakukan penilaian atau menyeleksi beberapa
pilihan. Tentunya, pengambilan keputusan ini dilakukan setelah melalui
beberapa proses perhitungan dan pertimbangan.
Pengambilan keputusan memiliki beragam definisi yang dikemukakan
oleh beberapa ahli, seperti yang dikutip oleh Haudi.6 Menurut G.R Terry,
pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif berdasarkan

3
https://www.etymonline.com/word/decision, diakses pada 09 April 2023 pukul 22:29.
4
Sukatin dkk., “Pengambilan Keputusan dalam Kepemimpinan”, Jurnal Ilmiah Multi
Dsiplin Indonesia, Vol. 1 No. 9 2022, h 1160
5
Agus Prastyawan dan Yuni Lestari, Pengambilan Keputusan (Surabaya: Unesa
University Press, 2020), h 3
6
Haudi, Pengambilan Keputusan (Solok: Insan Cendekia Mandiri, 2021), h 1-2

4
kriteria tertentu dari beberapa pilihan yang mungkin ada. Menurut Claude. S.
George, Jr, proses pengambilan keputusan melibatkan pemikiran dan
pertimbangan yang dilakukan oleh sebagian besar manajer untuk memilih di
antara beberapa alternatif yang ada. Horold dan Cyril Odonnell menjelaskan
bahwa pengambilan keputusan adalah kegiatan memilih alternatif dalam hal
bertindak. P. Siagian mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai
pendekatan teratur atau sistematis terhadap suatu masalah, yang melibatkan
pengumpulan fakta dan data penelitian yang teliti untuk memilih alternatif
dan mengambil tindakan yang tepat. Oleh karena itu, dari beberapa definisi
yang dikemukakan ahli tersebut dapat kita pahami bahwa pengambilan
keputusan adalah proses pemilihan alternatif berdasarkan kriteria tertentu dari
beberapa pilihan yang ada, dengan melibatkan pemikiran, pertimbangan, dan
pengumpulan fakta yang sistematis untuk memilih alternatif yang tepat.
B. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan, ada beberapa hal yang menjadi
landasan atau dasar dalam mempertimbangkan suatu pengambilan keputusan.
Sebagaimana dikutip oleh Hadi Laksono, menurut George Terry ada lima
dasar pengambilan keputusan yang efektif, di antaranya sebagai berikut.7
1. Intuisi
Intuisi merupakan suatu proses bawah sadar yang timbul atau
tercipta akibat pengalaman yang terseleksi. Pengambilan keputusan yang
berdasarkan atas intusi atau perasaan memiliki sifat subjektif, sehingga
mudah terkena pengaruh. Kelebihan pengambilan keputusan yang intuitif
ini yaitu (a) Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif
lebih pendek. (b) Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan
keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya. (c) Keampuan
mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan
itu perlu dimanfaatkan dengan baik. Sedangkan kelemahannya, mulai dari
(a) Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik. (b) Sulit mencari alat

7
Hadi Laksono, “Pengambilan Keputusan dalam Kepemimpinan Pendidikan”, Jurnal Al-
Afkar, Vol. 5 No. 1 2022, h 4

5
pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya. (c)
Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
2. Rasional
Pengambilan keputusan yang diambil berdasar rasional atau logika
akan menghasilkan keputusan yang bersifat objektif, logis, transparan dan
konsisten karena berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang. Ada
beberapa hal yg harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara
rasional yaitu mulai dari kejelasan masalah, orientasi tujuan, pengetahuan
alternatif, preferensi yg jelas, dan hasil maksimal.
3. Fakta
Pengambilan keputusan yang didasarkan pada kenyataan objektif
yang terjadi akan menghasilkan keputusan yang diambil dapat lebih sehat,
solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap
pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dpt menerima
keputusan-keputusan yang dapat dibuat dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan
oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi
kedudukannya kepada orang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan
keputusan berdasarkan wewenang juga memiliki beberapa kelebihan dan
kelemahan. Di antara kelebihannya, yaitu: (a) Penerimaan tinggi karena
kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan
tersebut secara sukarela ataukah terpaksa, (b) keputusannya dapat bertahan
dalam jangka waktu yg cukup lama. (c) Memiliki otentisitas (otentik).
Adapun beberapa kelemahannya, yaitu: a. dapat menimbulkan sifat
rutinitas, (b) mengasosiakan dengan praktek diktatorial, dan (c) sering
melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat
menimbulkan kekaburan.
5. Pengalaman
Pengambilan keputusan dalam hal ini didasarkan pada pengalaman
seorang manajer. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman

6
memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang
dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung
ruginya, baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan. Karena
pengalaman, seseorang yang menduga masalahnya walaupun hanya
dengan melihat sepintas saja mungkin sudah dapat menduga cara
penyelesaiannya. Pengalaman merujuk pada pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman sebelumnya.
Pengalaman dapat diperoleh melalui belajar, mengamati, atau melalui
pengalaman langsung dalam situasi yang berbeda-beda. Pengalaman yang
baik dapat membantu seseorang membuat keputusan yang lebih baik
karena telah belajar dari pengalaman masa lalu.
Penggunaan dasar dalam pengambilan keputusan ini seringkali
disesuaikan dengan keadaan atau kondisi masalah yang dihadapi. Misalnya
dalam penelitian yang dilakukan oleh Proborukma Candra mengenai Peranan
Intuisi dalam proses pengambilan keputusan seleksi karyawan.8 Dari
penelitian tersebut, hasil penelitian mengungkap bahwa peranan intuisi dalam
proses pengambilan keputusan seleksi karyawan, memiliki peranan yang
sangat besar. Dimulai dari awal seleksi, wawancara, sampai pada saat
melakukan interperetasi data hasil psikotes. Dalam melakukan interpertasi
data, Intuisi lebih melihat pada tes proyektif atau tes kepribadian. Dengan
adanya kemampuan intuisi, proses pengambilan keputusan dapat berlangsung
dengan lebih cepat dan tepat. Hasil penelitian ini juga mengungkap bahwa
kemampuan intuisi berasal dari pengalaman yang berulang kali dilakukan,
yang diikuti oleh penghayatan atau pemaknaan terhadap pengalaman tersebut.

8
Proborukma Candra, “Peranan Intuisi dalam Proses Pengambilan Keputusan Seleksi
Karyawan”, Skripsi, (Semarang: UKS, 2007) h 20

7
C. Proses Pengambilan Keputusan
Dalam melakukan pengambilan keputusan, dilakukan proses-proses
tertentu hingga keputusan itu dapat ditentukan. Baik tidaknya proses yang
dilalui dalam melakukan pengambilan keputusan tentunya akan
mempengaruhi keputusan yang dihasilkan. Proses pengambilan keputusan
yang baik dan terstruktur dapat membantu meminimalkan kesalahan dalam
pengambilan keputusan dan menghasilkan keputusan yang lebih berkualitas.
Menurut Herbert A. Simon, ada tiga tahap utama yang harus ada dalam
pengambilan keputusan.9 Di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Aktivitas intelegensi, yaitu tahap dimana dilakukan penelusuran terhadap
kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.
2. Aktivitas desain, yaitu dalam tahap ini dilakukan sejumlah kegiatan
berupa tindakan penemuan, pengembangan, dan analisis masalah.
3. Aktivitas memilih, yaitu tahap terakhir ini adalah tahap pemilihan
sebenarnya dimana akan dipilih tindakan tertentu dari pilihan yang
tersedia.
Berkaitan tahap-tahap tersebut, Mintzberg mengemukakan akan proses
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi adalah melalui tahapan-
tahapan berikut ini.10
1. Tahap identifikasi, dimana dilakukan pengenalan terhadap masalah,
pembuatan diagnosis. Masalah yang teridentifikasi nantinya akan
disesuaikan dengan diagnosis yang dibuat.
2. Tahap Pengembangan, dalam hal ini terdapat pencarian prosedur serta
aktivitas mendesain solusi. Di sini merupakan proses dimana dilakukan
proses pencarian dan percobaan berupa ide solusi yang ideal.
3. Tahap seleksi, yaitu dibuat pilihan solusi. Seleksi dilakukan dengan cara
penilaian yang dilakukan pembuat keputusan (dengan intuisi atau
pengalaman), kemudian analisis alternatif, serta adanya tawar-menawar

9
Fred Luthans, Perilaku Organisasi, Terj. Vivin dkk., (Yogyakarta: Andi, 2006), hlm
406.
10
Fred Luthans, Perilaku Organisasi ..., hlm 407.

8
yang melibatkan kelompok pembuat keputusan. Terakhir, jika keputusan
diterima secara formal maka dibuat otorisasi.

IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN SELEKSI

• Pengenalan • Pencarian • Penilaian


• Diagnosis alternatif • Analisis
• Desain • Penawaran
• Otorisasi

Gambar 1. Tahap Pengambilan Keputusan menurut Mintzberg


Selanjutnya, Robbins dan Coulter sebagaimana dikutip oleh Agus dan
Yuni mengemukakan dalam proses pengambilan keputusan terdiri dari
beberapa tahap, yakni : mengidentifikasi masalah, memilih suatu alternatif
dan mengevaluasi keputusan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 2. Tahap Pengambilan Keputusan menurut Robbins dan Coulter

9
Senada dengan bagan tahapan di atas, rinciannya sebagaimana
disebutkan oleh Rizky, juga dikatakan Muhammad Rifa’i dimana tiap tahapan
dijelaskan sebagai berikut.11
1. Identifikasi masalah, para pemimpin harus berhadapan dengan realitas
mengenai banyaknya masalah yang harus dihadapi, terdapat ban yak
penyimpangan dalam menjalankan program organisasi, misalnya:
penyimpangan kinerja, penyimpangan rencana, dan kritik pihak luar.
2. Pengumpulan dan penganalisisan, pengambil keputusan harus
mengumpulkan data yang diperlukan untuk menentukan pilihan. Tanpa
adanya data yang baik, maka keputusan yang baik akan menjadi sulit
juga diperoleh.
3. Membuat dan pengembangan alternatif, tidak semua keputusan berjalan
dengan baik, maka perlu dikembangkan keputusan alternatif, maka perlu
dirumuskan perkiraan dengan tahap sebagai berikut: asumsi proyeksi
yaitu membaca kecenderungan yang akan terjadi efek dari sebuah
keputusan; asumsi prediksi, yaitu merupakan anggapan yang akan
dicapai; asumsi konjeksi, yaitu mengandalkan kekuatan intuisi.
4. Evaluasi alternatif-alternatif, setelah manajer mengembangkan
sekumpulan alternatif, mereka harus mengevaluasinya untuk menilai
efektivitas setiap alternatif. Efektivitas dapat diukur dengan dua kriteria :
apakah alternatif realistik bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber
daya organisasi, dan seberapa baik alternatif akan membantu pemecahan
masalah.
5. Pemilihan salah satu alternatif terbaik, tahap penting berikutnya adalah
menentukan pilihan terbaik yang telah melewati proses panjang.
Diharapkan pilihan yang tepat akan berdampak baik bagi organisasi.
6. Implementasi keputusan, di tahap aplikasi bagaimana mewujudkan
secara nyata keputusan yang masih abstrak. Dalam tahap ini sebuah

11
Rizky Febriansah dan Dewi Meiliza, Teori Pengambilan Keputusan (Sidoarjo:
UMSIDA Press, 2020), h 3-4

10
keputusan bisa saja gagal dan bisa sukses, tergantung bagaimana
komitmen menjalankannya sesuai rencana.
7. Evaluasi hasil-hasil keputusan, guna menilai apakah implementasi
kebijakan berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan diharapkan,
maka dilakukan evaluasi yang dilakukan untuk melihat apa saja
kekurangan dan juga sebagai pertimbangan dalam pembuatan keputusan
di masa mendatang.
D. Kriteria Pengambilan Keputusan yang Berkualitas
Kriteria pengambilan keputusan yang berkualitas adalah seperangkat
standar yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas suatu keputusan.
Keputusan yang berkualitas adalah keputusan yang didasarkan pada fakta,
data yang akurat, dan pemikiran yang rasional, serta diambil melalui proses
yang sistematis dan terstruktur. Keputusan yang berkualitas juga harus sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai, relevan dengan situasi yang sedang
dihadapi, dan memperhitungkan dampak jangka panjang.
Kriteria pengambilan keputusan yang berkualitas dapat berbeda-beda
tergantung pada konteks dan jenis keputusan yang diambil. Namun, beberapa
kriteria umum yang sering digunakan antara lain keakuratan, konsistensi,
objektivitas, transparansi, responsivitas, dan kelayakan. Penggunaan kriteria
pengambilan keputusan yang berkualitas dapat membantu mengurangi
kesalahan dan keputusan yang tidak tepat, serta meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam pengambilan keputusan. Menurut Muhammad Rifa’i terdapat
beberapa kriteria pengambilan keputusan yang berkualitas, sebagai berikut.12
1. Mengumpulkan berbagai rencana pilihan.
2. Mendata sasaran yang mesti diberikan ketika mengambil keputusan.
3. Memperhitungkan dampak buruk keputusan.
4. Selalu peka terhadap data dan fakta baru.
5. Memperhitungkan pendapat para pakar.
6. Mengevaluasi dampak buruk dan baik pilihan.
7. Menetapkan aktivitas perinci dari sebuah pilihan.

12
Muhammad Rifa’i, Pengambilan Keputusan (Jakarta: Kencana, 2020), h 41-42

11
Menurut Milan Zeleny, adanya kriteria dalam pengambilan keputusan
adalah sebuah hal yang dijadikan standar, aturan, dan tujuan yang dirujuk
oleh pengambil keputusan.13 Sebelum menetapkan kriteria dalam
pengambilan keputusan maka diperlukan pendefinisian permasalahan yang
sangat jelas dan perumusan sasaran spesifik serta tujuan yang terukur dari apa
yang akan dicapai dari kegiatan memecahkan masalah publik. Apabila telah
diketahui apa yang diinginkan dari dilakukannya pengambilan keputusan ini,
maka akan lebih mudah menetapkan kriteria apa yang tepat untuk mencapai
sasaran dan tujuan tersebut.
Sebuah pengambilan keputusan yang berkualitas dapat dilihat dari
beberapa kriteria tertentu sebagai sebuah standar untuk melihatnya. Bardach
(dalam Muhammad Rifa’i) membagi kriteria evaluasi menjadi empat kriteria,
yaitu:14
1. Technical feasibility yaitu mengukur apakah alternatif kebijakan yang
diajukan secara teknis dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Economic and financial possibility yaitu berkaitan dengan berapa biaya
yang harus dikeluarkan oleh setiap alternatif kebijakan dan apakah yang
nantinya dihasilkan dapat disebut dengan kemanfaatan.
3. Political viability yaitu mengukur apakah setiap alternatif kebijakan akan
memberi darnpak kekuatan secara politis bagi kelompok tertentu.
4. Administrative operatibility yaitu mengukur kemungkinan diterapkannya
alternatif kebijakan tersebut dari perspektif administratif (ketersediaan
sumber daya manusia, finansial, fasilitas, maupun, waktu).
Untuk melihat apakah suatu pengambilan keputusan dikatakan baik
dan berkualitas bisa juga dengan menggunakan kategori kriteria evaluasi
menurut Dunn yang membagi kriteria tersebut menjadi enam kriteria berikut
ini.15
1. Efektifitas, yaitu apakah alternatif yang direkomendasikan memberikan
hasil (akibat) yang maksimal.
13
Muhammad Rifa’i, Pengambilan Keputusan ..., h 132
14
Muhammad Rifa’i, Pengambilan Keputusan ..., h 133
15
Muhammad Rifa’i, Pengambilan Keputusan ..., h 134

12
2. Efisiensi, yaitu apakah alternatif yang direkomendasikan membuahkan
hasil yang rasio efektivitas biayanya lebih tinggi dari batas tertentu.
3. Kecukupan, yaitu seberapa jauh alternatif tersebut dapat memenuhi
tingkat kebutuhan yang dipermasalahkan.
4. Kesamaan, yaitu apakah alternatif yang direkomendasikan menghasilkan
lebih banyak distribusi yang adil.
5. Responsifitas, yaitu seberapa jauh alternatif tersebut dapat memuaskan
kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok tertentu.
6. Kelayakan, yaitu apakah alternatif yang direkomendasikan merupakan
pilihan yang layak.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah berbagai
hal yang memengaruhi proses pemilihan tindakan atau keputusan yang
diambil oleh seseorang atau kelompok dalam situasi tertentu. Ada beberapa
pendapat mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan sebagaimana dikutip oleh Muhammad Rifa’i sebagai berikut.16
1. Menurut Arroba bahwa faktor pengambilan keputusan di antaranya:
informasi akan masalah yang dihadapi organisasi; tingkat pendidikan;
personalitas; pengalaman hidup dan kebudayaan.
2. Selanjutnya menurut Phillip Kotter bahwa faktor yang mempengaruhi
keputusan sebagai berikut: (1) adanya faktor kebudayaan dan strata
sosial; (2) faktor sosial, bahwa keputusan tidak terlepaskan dari
permasalahan sosial; (3) faktor pribadi, meliputi demografi manusia; (4)
faktor psikologis meliputi persoalan psikologis seperti motivasi, dan
karakter.
3. Sedangkan menurut Miniard, dikatakan bahwa seorang individu dalam
mengambil keputusan sangat dipengaruhi di antaranya lingkungan,
individu, dan psikologis

16
Muhammad Rifa’i, Pengambilan Keputusan ..., h 23-24

13
Sedangkan menurut Muhammad Rifa’i sendiri, dalam sebuah
organisasi ada sejumlah hal yang menjadi faktor yang kemudian memiliki
pengaruh terhadap munculnya suatu keputusan, di antaranya sebagai
berikut.17
1. Posisi atau kedudukan, dimana para pemilik perusahaan sangat sering
menghilangkan kaidah pengambilan keputusan yang benar disebabkan
sang pemilik dengan posisinya membuat suatu keputusan dengan sepihak
atas intuisi atau kepentingan sepihak yang juga sering diakui dan
disetujui oleh para direksi dan karyawan sebagai wujud penghormatan
dan penghargaan atau disebabkan kekhawatiran beda pendapat yang
berujung pada ketidakpatuhan.
2. Pentingnya identifikasi masalah, yaitu bahwa untuk masuk pada suatu
keputusan atau solusi penyelesaian harus dimulai dengan mengetahui
permasalahan-permasalahan melalui berbagai formula evaluasi yang
melahirkan berbagai permasalahan yang akhimya ditetapkan sebagai
rujukan dalam menentukan keputusan penyelesaian.
3. Situasi dan Kondisi, dimana Faktor situasi dan kondisi dalam
pengambilan keputusan sangat rentan dengan kualitas keputusan yang
dikeluarkan. Dapat kita contohkan bahwa pada saat kenaikan bahan
bakar minyak sangat tidak tepat para produsen kendaraan meningkatkan
produksinya. Maksudnya bahwa momentum situasi dan kondisi tidak
mendukung
4. Tujuan, yaitu keputusan yang tidak didasari oleh faktor tujuan adalah
mengambang sebab keputusan tersebut tidak mempunyai arah dan
sasaran yang dituju.
Sedangkan menurut Sukatin dkk., ada beberapa pula faktor yang
mempngaruhi pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut.18

17
Muhammad Rifa’i, Pengambilan Keputusan ..., h 31-37
18
Sukatin dkk., “Pengambilan Keputusan dalam Kepemimpinan”, ... h 1163

14
1. Keadaan internal organisasi meluputi dana yang tersedia, kemampuan
karyawan, kelengkapan dari peralatan, struktut organisasinya, tersedianya
informasi yang dibutuhkan pimpinan, dan lainnya.
2. Keadaan Ekstern Organisasi, kegiatan organisasi tidak dapat terlepas dari
pengaruh luar. Antara organisasi dan lingkungan eksteren selalu
mempengaruhi. Oleh karena itu, pengambilan keputusan itu harus
mempertimbangkan lingkungan diluar organisasi.
3. Tersedianya informasi yang dibutuhkan, suatu keputusan diambil untuk
mengatasi masalah dalam organisasi. Masalah dalam organisasi itu
beraneka ragam. Kadang masalah yang sama tetapi situasi dan kondisi
yang berbeda.
4. Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan, tepat tidaknya
keputusan yang diambil juga sangat tergantung kecapan kepribadian
pengambilan keputusan. Hal ini meliputi: penilainnya, kebutuhannya,
tingkatan intelegensinya, kapasitasnya, kapabilitasnya, keterampilannya,
dan lainnya.
F. Kepemimpinan dan Efektifitas Pengambilan Keputusan di Bidang
Pendidikan
Dalam istilah umum khusunya di manajemen kepemimpinan itu sering
disebut dengan istilah leader. Definisi lain dari kepemimpinan yaitu
menggerakan orang lain untuk mencapai hasil kerja yang diinginkan.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain.19
Keberhasilan seorang pemimpin tergantung pada kemampuannya untuk
mempengaruhi itu. Dengan kata lain kepemimpinan dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi ornag lain melalui komunikasi
baik langsung maupun tidak langsung.
Adapun kepemimpinan memiliki peran dalam pengambilan keputusan.
Menurut Henry Mintzerg, peran pemimpin dala pengambilan keputusan
meliputi, pemegang otoritas, seorang yang memiliki informasi, dan pembuat

19
Sukatin dkk., “Pengambilan Keputusan dalam Kepemimpinan”, ... h 1158

15
keputusan.20 Dapat dikatakan sebuah kepemimpinan bisa dilihat dari kualitas
keputusan yang diambil seorang pemimpin organisasi. Sehingga sebagai
pembuat keputusan ia berperan: sebagai wirausaha, sebagai pereda masalah,
negosiator, dan mengatur distribusi sumber daya. Kemudian, dalam
menjalankan peran kepemimpinannya dalam pengambilan keputusan, berikut
adalah langkah yang perlu ditempuh:21
1. Pemahaman masalah, dimana sejalan dengan peran kepemimpinan, maka
terdapat perbedaan antara permasalahan tentang tujuan dengan metode.
Peran pemimpin mengambil inisiatif dalam hubungannya dengan tujuan
dan arah daripada metode dan cara.
2. Identifikasi alternatif, yaitu kemampuan untuk memperoleh alternatif
yang relevan sebanyak-banyaknya.
3. Penentuan prioritas, dimana memilih di antara banyak alternatif adalah
esensi dari pengambilan keputusan.
4. Pengambilan langkah, yaitu bahwa upaya pengambilan tidak terhenti
pada tataran pilihan, melainkan berlanjut pada langkah implementasi dan
evaluasi guna memberikan umpan balik.
Kepemimpinan dan efektivitas dalam pengambilan keputusan sangat
berkaitan erat dalam konteks pendidikan. Seorang pemimpin yang baik di
bidang pendidikan harus mampu mengambil keputusan yang tepat dan
efektif, sehingga dapat mencapai tujuan dan visi-misi yang telah ditetapkan.
Pengambilan keputusan yang efektif di bidang pendidikan harus
didasarkan pada data dan informasi yang akurat, serta pertimbangan terhadap
berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut. Seorang pemimpin
di bidang pendidikan harus mampu mengambil keputusan yang berorientasi
pada solusi, berdasarkan analisis terhadap berbagai pilihan dan konsekuensi
yang mungkin terjadi.
Selain itu, Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat
besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat dan

20
Muhammad Rifa’i, Pengambilan Keputusan ..., h 31-37
21
Rusma Yulidawati, “Peran Kepemimpinan Pendidikan dalam ..., h 31

16
mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas
pemimpin.22 Seorang pemimpin yang efektif di bidang pendidikan harus
memiliki kemampuan untuk memotivasi dan melibatkan para stakeholder
dalam proses pengambilan keputusan. Dalam konteks pendidikan,
stakeholder termasuk siswa, guru, staf administrasi, orang tua, serta pihak-
pihak terkait lainnya. Melibatkan para stakeholder dalam pengambilan
keputusan akan membantu memperoleh dukungan dan keterlibatan yang lebih
besar dalam proses implementasi keputusan.
Adanya kepemimpinan yang efektif juga dapat membantu dalam
meminimalkan konflik atau perbedaan pendapat dalam proses pengambilan
keputusan. Seorang pemimpin yang mampu mengelola konflik dan
memfasilitasi diskusi dan komunikasi yang produktif akan membantu
memperoleh kesepakatan bersama yang lebih baik dalam pengambilan
keputusan.
Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh
Sahar Abood dan Thabet mengenai dampak gaya kepemimpinan terhadap
gaya pengambilan keputusan di antara tingkat manajerial perawat di Minia
University Hospitals in Minia Governorate, Mesir23. Setelah subjek diarahkan
untuk mengisi dua jenis tools yaitu kuisioner gaya administrasi dan Decision
Style Inventory untuk mengukur gaya pengambilan keputusan perawat. Hasil
penelitian yang didapatkan menunjukan bahwa ada korelasi yang signifikan
antara gaya kepemimpinan dan gaya pengambilan keputusan. Signifikansi ini
menyoroti pentingnya pemimpin dan gaya mereka saat membuat keputusan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi para pemimpin dan manajer untuk
mengidentifikasi gaya mereka atau mengubah gaya mereka sebaik mungkin
terhadap situasi dan masalah.

22
Wahyu Bhudianto, “Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan”, Jurnal
Tranfsormasi, Vol. 1 No. 27 2015, h 21
23
Sahar Abood dan Thabet, “Impact of Leadership Styles on Decision Making Styles
among Nurses' Managerial Levels”, IOSR Journal of Nursing and Health Science, Vol. 6 No. 5
2017, h 77

17
Dalam bidang pendidikan, itu juga dibuktikan dari penelitian yang
dilakukan oleh Taty Fauzi dkk. yang ingin melihat ada tidaknya dampak atau
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap pengambilan keputusan yang diambil
di SMA dan SMK di Palembang.24 Ditemukan hasil bahwa terdapat pengaruh
gaya kepemimpinan berdampak dalam pengambilan keputusan di SMA &
SMK Muhammadiyah Kota Palembang.

24
Taty Fauzi dkk., “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Guru Serta Dampaknya dalam Pengambilan Keputusan Di SMA Dan SMK Muhammadiyah Kota
Palembang”, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 5 No. 1 2020, h 724

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan melibatkan serangkaian proses penting yang
saling berhubungan. Untuk mencapai hasil yang diinginkan, dasar-dasar
pengambilan keputusan seperti intuisi, rasionalitas, fakta, wewenang, dan
pengalaman memainkan peran yang signifikan. Intuisi memungkinkan
pemahaman situasi secara cepat tanpa perlu analisis mendalam, sementara
rasionalitas mengacu pada pemikiran logis berdasarkan pertimbangan
matang. Fakta dan data yang akurat juga berperan penting dalam pengambilan
keputusan yang baik, sedangkan wewenang dan pengalaman memberikan
pandangan yang berharga dalam menghadapi situasi yang kompleks.
Selain itu, proses pengambilan keputusan yang efektif harus mengikuti
pendekatan yang terstruktur. Aktivitas intelegensi, desain, dan pemilihan
adalah langkah-langkah yang harus diikuti. Aktivitas intelegensi melibatkan
pengumpulan dan analisis informasi yang relevan untuk memahami situasi
secara komprehensif. Selanjutnya, desain melibatkan pencarian alternatif dan
pengembangan skenario yang mungkin terjadi. Setelah itu, pemilihan
dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria dan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Selama proses pengambilan keputusan, penting juga untuk
memperhatikan kriteria pengambilan keputusan yang berkualitas. Keputusan
yang baik harus memenuhi kriteria seperti keakuratan, konsistensi,
objektivitas, transparansi, responsivitas, dan kelayakan. Keakuratan menuntut
keputusan didasarkan pada informasi yang benar dan dapat diandalkan,
sedangkan konsistensi mengacu pada kesesuaian dengan nilai dan prinsip
yang telah ditetapkan. Objektivitas penting agar keputusan dibuat secara adil
tanpa prasangka, dan transparansi mengharuskan adanya kejelasan dalam
proses pengambilan keputusan. Responsivitas memungkinkan pengambil

19
keputusan untuk merespons perubahan situasi dengan cepat, dan kelayakan
mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang saling terkait.
Selanjutnya, pengambilan keputusan dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang harus diperhatikan. Faktor-faktor ini meliputi kepribadian individu,
lingkungan di mana keputusan diambil, informasi yang tersedia, waktu yang
tersedia, risiko yang terkait, dan tekanan yang ada. Kepribadian individu
memainkan peran penting dalam gaya pengambilan keputusan, dengan
individu yang lebih rasional mungkin menggunakan analisis mendalam,
sementara individu yang lebih intuitif mungkin lebih mengandalkan insting
mereka. Selain itu, lingkungan juga dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan, baik itu budaya organisasi atau situasi politik yang ada.
Terakhir, kepemimpinan yang efektif memainkan peran kunci dalam
pengambilan keputusan yang baik. Seorang pemimpin harus memberikan
arahan yang jelas dan memfasilitasi diskusi terbuka sehingga semua
pemangku kepentingan dapat berkontribusi dalam proses pengambilan
keputusan. Selain itu, pemimpin juga harus mempertimbangkan kepentingan
semua pihak yang terlibat dan mencari solusi yang menguntungkan semua
orang. Dengan kepemimpinan yang baik, proses pengambilan keputusan
menjadi lebih terarah, akurat, dan diterima oleh semua pihak yang terlibat,
sehingga mencapai hasil yang diinginkan.
B. Saran
Sebaiknya kedepan dapat dikaji lebih mengenai kepemimpinan dari
seorang pemimpin yang efektif, penciptaan budaya organisasi dan serta
pengorganisasian anggota yang baik. Sehingga hal-hal tersebut dapat juga
mendukung pengambilan keputusan yang tepat dari seorang pemimpin.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abood, Sahar dan Thabet. 2017. “Impact of Leadership Styles on Decision


Making Styles among Nurses' Managerial Levels”, IOSR Journal of
Nursing and Health Science. Vol. 6 No. 5.
Bhudianto, Wahyu. 2015. “Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan”,
Jurnal Tranfsormasi. Vol. 1 No. 27.
Candra, Proborukma. 2007. “Peranan Intuisi dalam Proses Pengambilan
Keputusan Seleksi Karyawan”. Skripsi. (Semarang: UKS, 2007) h 20
Fauzi, Taty dkk.. 2020. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja
terhadap Kinerja Guru Serta Dampaknya dalam Pengambilan Keputusan
Di SMA Dan SMK Muhammadiyah Kota Palembang”. Jurnal
Manajemen dan Bisnis. Vol. 5 No. 1.
Haudi. 2021. Pengambilan Keputusan. Solok: Insan Cendekia Mandiri.
https://www.etymonline.com/word/decision, diakses pada 09 April 2023 pukul
22:29.
Kusuma, Wahyunanda Kusuma. 2021. “Studi Ungkap Kenapa Nokia Bangkrut,”
Kompas, 30 Maret 2021/. Diakses dari
https://tekno.kompas.com/read/2021/03/30/08060077/studi-ungkap-
kenapa-nokia-bangkrut?page=all pada 10 Mei 2023 pukul 20.19
Laksono, Hadi Laksono. 2022. “Pengambilan Keputusan dalam Kepemimpinan
Pendidikan”. Jurnal Al-Afkar. Vol. 5 No. 1.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Terj. Vivin dkk.. Yogyakarta: Andi.
Prastyawan, Prastyawan dan Yuni Lestari. 2020. Pengambilan Keputusan.
Surabaya: Unesa University Press.
Rifa’i, Muhammad. 2020. Pengambilan Keputusan. Jakarta: Kencana.
Sukatin dkk.. 2022. “Pengambilan Keputusan dalam Kepemimpinan”. Jurnal
Ilmiah Multi Dsiplin Indonesia, Vol. 1 No. 9.
Yulidawati, Rusma. 2019. “Peran Kepemimpinan Pendidikan dalam Pengamilan
Keputusan dan Membangun Tim”. Jurnal Tarbawi, Vol. 8 No.2 Januari-
Juni.

21
22

Anda mungkin juga menyukai