LANDASAN TEORI
A. Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa atau
seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu :
Benjamin S Bloom pada tahun 1956 menulis sebuah gagasan yang terkenal
dengan Taksonomi Bloom yang dibuat untuk tujuan pendidikan, dalam hal ini,
tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap
domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan
hirarkinya.
17
ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide,
atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan
18
baru dan konkret. Aplikasi atau penerapan ini adalah merupakan proses
suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur- unsur secara logis,
sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola
suatu situasi, nilai, atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada
beberapa pilihan, maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik,
sesuai dengan patokan atau kriteria yang ada. (Anas Sudijono, 2001: 49-52)
19
tertentu dalam situasi yang baru. Situasi dimana ide, metode dan lain-lain
yang dipakai itu harus baru, karena apabila tidak demikian, maka
kemampuan yang diukur bukan lagi penerapan tetapi hanya ingatan. Suatu
situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila tetap terjadi proses
soal yang baru karena soal yang telah dipakai untuk contoh didalam kelas,
tidak boleh digunakan sebagai soal tes evaluasi belajar siswa. Jika soal yang
pada situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa
persatu dalam rangka item tes aplikasi. Delapan tipe tes kemampuan
20
sejumlah besar keadaan, dan merupakan suatu deduksi dari suatu teori
atau asumsi.
sejumlah hal khusus yang dapat dikenakan pada hal khusus yang baru.
generalisasi.
generalisasi.
terbentuknya gejala.
kuntitatif.
21
Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi
dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial
dan sekitarnya.
22
Menurut Ward (2002) menyatakan bahwa model berbasis masalah adalah suatu
pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran.
yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk
23
1) Autentik
Yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata siswa
2) Jelas
Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak
penyelesaian siswa.
3) Mudah dipahami.
Yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami
perkembangan siswa.
5) Bermanfaat.
Yaitu masalah yang telah disusun dan dirumuskan haruslah
2. Penyelidikan autentik
Pengajaran berbasis masalah siswa melakukan penyelidikan autentik
24
produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang
temukan. Produk itu dapat berupa transkip debat, laporan, model fisik, video
atau program komputer (Ibrahim & Nur, 2000:5-7 dalam Nurhadi, 2003:56).
4. Kerjasama.
Model pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang
bekerjasama satu sama lain, paling sering secara berpasangan atau dalam
25
ini sangat penting diamati guru/dosen harus menjelaskan dengan rinci apa
sangat penting untuk memberikan motivasi agar siswa dapat engage dalam
anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
selama pembelajaran.
26
utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua
permasalahan tersebut.
menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Pada fase ini seharusnya
pada mahasiswa untuk berifikir tentang massalah dan ragam informasi yang
dipertahankan.
27
dan pameran.Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu
pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa siswa
lainnya, guru- guru, orangtua, dan lainnya yang dapat menjadi ―penilai‖ atau
28
1. Kaidah Pencacahan
b. Notasi Faktoral
c. Permutasi
d. Kombinasi
c. Frekuensi harapan
3. Kejadian Majemuk
29
siswa.
siswa.
dimengerti oleh siswa bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari
buku saja.
dunia nyata.
30
berakhir.
F. Kerangka Berfikir
informasi bahwa 1) siswa masih kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan pada
guru, 2) siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal dengan cara mereka
yang monoton, hanya menjelaskan materi pelajaran, setelah itu memberi contoh
dan siswa mengerjakan latihan soal, siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran.
untuk belajar serta pembelajaran yang membuat siswa lebih mudah memahami
31
Siswa membatasi masalah yang akan dikaji dalam kegiatan ini guru membantu
mereka hadapi dan semangat mengajukan pertanyaan kepada guru jika ada yang
belum paham tentang materi atau permasalahan yang disampaikan oleh guru. 2)
Siswa melakukan inkuiri dan invertigasi dalm hal ini guru mendorong siswa untuk
menyajikannya didepan kelas dan berdiskusi, dalam kegiatan ini guru membantu
siswa dalam merencanakan dan menyiapkan laporan serts membsntu siswa untuk
G. Hipotesa Tindakan
32