Anda di halaman 1dari 9

DASAR-DASAR PEMILIHAN ASSESSMENT DI PENDIDIKAN KEDOKTERAN

Rika Lisiswanti
Bagian Pendidikan Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstract
Assessment can not be separated from learning. Assessment is a drive learning that will
determine student learning. Assessment is useful to ensure that learning objectives have been
achieved. Recently, assessment methods have been developed by experts in education and
psychology. In order to choose the method of assessment, we must know about instructional
goal, learning outcomes, a variety of assessment methods and their advantages and lack, a
good assessment criteria and make a blueprint. For this reason, the authors tried to discuss
the basics of choosing assessment methods to be used in medical education.

Keyword: assessment, pendidikan kedokteran, learning outcome, taksonomi, validiti, reabiliti

Pendahuluan mengamati satu atau lebih karakteristik


Para pendidik dapat menggunakan dari mahasiswa dengan menggunakan
berbagai macam format tes untuk menilai skala angka. Sedangkan measurement
pemahaman mahasiswa tentang suatu topik (pengukuran) sebagai suatu prosedur
misalnya multiple choice question, trues menentukan angka terhadap sesuatu yang
false, fill in the blank, short answer, essay diukur. Evaluasi adalah proses membuat
(Simkim, 2005). Seorang dosen harus keputusan tentang hasil performan dari
mempunyai pengetahuan tentang learning mahasiswa.
outcome, metode assessment, proses Assessment and learning
assessment, penggunaan alat assessment, Assessment mempunyai peranan
serta memahami bagaimana mengevaluasi penting dalam proses pendidikan.
kekuatan dan kelemahan serta aplikasinya Asessment dianggap sebagai drive
dalam berbagai pembelajaran (Shumway, learning (Zubair, 2006). Assessment dapat
2003). menentukan mahasiswa belajar, cara
Istilah assessment ini berasal dari mereka belajar, menentukan cara mengajar
bahasa latin yaitu assidere yang berarti “to dosen dan apa yang mereka ajarkan
sit by (in judgement)”. Pada abad ke-20 (Jackson, 2007). Assessment mendorong
kata assess sudah mulai dikembangkan mahasiswa mempunyai motivasi yang kuat
oleh ahli pendidikan dan psikologi “to untuk belajar serta assessment merupakan
judge the extend of student’s learning” (no hal yang diperhitungkan dalam masyarakat
name). Banyak istilah yang berkaitan (Shumway, 2003). Seharusnya assessment
dengan assessment atau penilaian yaitu tes, selalu mempunyai peranan positif dalam
measurement dan evaluasi tetapi istilah pembelajaran. Assessment bertujuan untuk
tersebut berbeda pengertian, kita harus meninjau apakah hasil pembelajaran telah
dapat membedakan istilah-istilah tersebut. tercapai. Menurut Zubair Amin (2009)
Menurut Nitko (1996) mengenai tujuan dari assessment adalah menentukan
pengertian assessment, measurement, tes apakah learning outcomes tercapai,
dan evaluasi. Assessment adalah pengertian mendorong mahasiswa belajar, sertifikasi
yang luas yaitu proses untuk memperoleh dan kompetensi, mengembangkan program
infomasi yang digunakan untuk membuat pendidikan, public accountability,
keputusan tentang mahasiswa, kurikulum, memahami proses pembelajaran dan
dan kebijakan pendidikan. Tes adalah meramalkan kemampuan mereka yang
suatu alat atau prosedur sistematik untuk akan datang.

Jurnal Kedokteran (Juke) Vol 2 Nomor 2 2012


Instructional goal / objective learning target (Nitko, 1996) adalah
Instructional goal/objective kelengkapannya, sudut pandangnya, bisa
berperan penting proses instruksional dan dibentuk kembali, sederhana dan bisa
proses assessment. Instructional dilaporkan.
goal/objektive dapat mengarahkan proses Secara umum taksonomi learning target
pembelajaran dan proses assessment. atau learning outcomes dibagi terdapat tiga
Instructional goal merupakan hal yang domain yaitu (Nitko, 1996):
pertama kali dipersiapkan pada 1. Domain kognitif/knowledge:
pembelajaran (Grondlund&Linn, 2009) kemampuan intelektual
2. Domain afektif /attitude: ketertarikan,
Learning outcomes/target/objective perasaan, apresiasi
Menurut Linn&Gronlund, istilah 3. Domain psikomotor/skill: perseptual
learning outcomes adalah produk yang dan psikomotor skill
dihasilkan dalam pembelajaran. Learning Berikut adalah contoh taksonomi yang
target merupakan istilah non formal, suatu sering banyak digunakan.
pandangan atau harapan terhadap Original taksonomi learning outcomes
pencapain pembelajaran seseorang. domain kognitif menurut Bloom 1950
Sedangkan learning objective adalah 1.Knowledge
istilah formal, sesuatu yang khusus tentang fakta yang spesifik, klasifikasi, kategori,
apa yang diinginkan terhadap mahasiswa kriteria, trend, metodologi
(Nitko, 1996). 2.Komprehensif
Kegunaan learning target dalam Translasi (terjemahan), ekstrafolasi
assessment (Nitko&Gow, 1996): (perhitungan), interpretasi.
1.Membantu dosen merencanakan 3. Apikasi
kurikulum dan membuat tujuan Menggunakan sesuatu yang abstrak
pendidikan lebih spesifik dalam situasi khusus atau nyata (untuk
2.Mengkomunikasikan tujuan instruksional memecahkan masalah).
kepada orang tua, dosen lain, 4. Analisis
administrasi sekolah dan umum Analisis elemen, analisis hubungan,
3.Sebagai dasar bagi dosen untuk analisis pengorganisasian
menganalisis apa yang diajarkan 5. Evaluasi
4.Sebagai dasar mengevaluasi pelaksanaan Membuat suatu ketentuan terkait
instruksional pembelajaran informasi dengan menggunakan standar
5.Membantu pendidik untuk fokus dan atau kriteria tertentu
mendiskusikan tujuan pendidikan 6.Kreasi
dengan orangtua.
Meletakan pengetahuan dan prosedur
6.Memudahkan memahami instruksional
secara bersamaan dalam bentuk yang
7.Membantu dosen mengevaluasi dan
koheren, terstruktur dan kemungkinan
mengembangkan intruksional
memiliki keaslian menyeluruh.
Taksonomi learning target/outcomes
Berbagai macam dan banyaknya
Taksonomi domain afektif menurut
taksonomi learning outcomes, namun
Krathwohl
diantara berbagai taksonomi tersebut kita
1. Receiving: sadar akan sesuatu,
harus mampu memilih salah satu
situasi, fenomena dan ingin
taksonomi tersebut yang cocok untuk
menerima
learning outcomes. Kita harus memilih
2. Responding: mempunyai komitmen
taksonomi yang mudah digunakan dan
untuk melakukan
sebaiknya memakai satu diantara
3. Valuing: penerimaan oleh emosi
taksonomi tersebut. Kriteria dalam
menjadi suatu nilai atau dengan
memilih suatu taksonomi dari kognitif
pertimbangan yang mendasar

Jurnal Kedokteran (Juke) Vol 2 Nomor 2 2012


4. Organisasi: konseptual nilai, awal pemahaman/skil mahasiswa dan
menjadikan suatu nilai yang membuat tujuan ke arah lebih tinggi
kompleks dan dapat 3.Sasaran dan pertimbangkan tingkat
menghubungankan antara satu nilai berfikir mahasiswa
dengan yang lainnya.
5. Karakterisasi: memberikan
konsistensi secara internal menjadi Metode assessment
prilaku dan attitude secara nyata Metode assessment pun telah
Taksonomi psikomotor menurut Harrow banyak dikembangkan oleh ahli-ahli
1. Refleks movement: respon terhadap pendidikan. Diantaranya adalah writen
stimulus assessment (mcq, essay), oral asessment,
2. Basic fundamental movement: performance assessment, observasi
kombinasi refleks dengan dasar assessment. Memilih suatu assessment
pergerakan yang kompleks tidaklah mudah, banyak hal yang harus
3. Perseptual abilities: interpretasi diketahui oleh seorang dosen dalam
terhadap stimulus sehingga mampu memilih assessment agar tujuan
membuat keputusan terhadap pembelajaran tercapai. Ada beberapa
lingkungan prinsip yang harus di perhatikan, menurut
4. Physical abilities : pergerakan skill Nitko 1996 terdapat 5 prinsip dalam
yang tertinggi memilih assessment yaitu:
5. Skill movement : menunjukan 1.Membuat tujuan pembelajaran yang
pergerakan yang kompleks jelas.
6. Non discursive communication : 2.Memastikan teknik assessment yang
koordinasi komunikasi antara dipilih sesuai dengan learning target.
badan, pergerakan dan ekspresi 3.Memastikan bahwa assessment yang
muka. dipilih sesuai dengan kebutuhan
Kata kerja merupakan kata kunci mahasiswa
dalam menuliskan learning outcomes 4.Menggunakan multiple indikator
pemilihan kata ini sangat penting dalam performan masing-masing learning
mencapai definisi yang jelas tentang target.
learning outcomes. Yang kedua adalah 5.Memastikan bahwa ketika
melihat secara spesifik performan menginterpretasikan hasil assessment,
mahasiswa apakah tujuan umum yang kita keterbatasan juga diperhitungkan.
inginkan terbukti tercapai Miller 1990 mengusulkan suatu
(Linn&Grounlund, 2009) piramida pencapaian kompetensi dan
Bagaimna membuat suatu learning assessment yaitu perkembangan keahlian
objective menurut (University of New mahasiswa menjadi knowledgeable. Pada
Mexico school of Medicine 2005) : saat memilih suatu instrumen assessment
1.Membuat spesifik, mudah kita harus menyesuaikan dengan tingkatan
diukur/diobservasi dan berorientasi pada kompetensi yang harus di capai. Seorang
hasil. Menggunakan kalimat “setelah mahasiswa harus melalui tahap knows
unit/minggu/sesi ini, mahasiswa sebelum memasuki fase selanjutnya yaitu
seharusnya mampu. Mulai dengan suatu knows how (tahap membangun
kata kerja, hindari istilah interpretasi yang pemahaman), tingkatan pencapaian yang
terbuka misalnya mengerti, learn. lebih tinggi lagi yaitu mahasiswa mampu
Kriteria yang spesifik yag diharapkan melakukan performan atau menunjukan
misalnya “menggambarkan suatu (show how). Sedangkan tingkatan yang
mekanisme. tertinggi adalah does yaitu mampu
2.Membuat learning outcomes mudah melakukan tindakan atau performan pada
dicapai, mempertimbangkan tingkatan

Jurnal Kedokteran (Juke) Vol 2 Nomor 2 2012


situasi kehidupan nyata (Zubair, 2006; Menurut Nitko (2006) terdapat dua tujuan
Dornan, 2010). dasar assessment:
1.Formatif assessment yaitu membantu
Tabel 1. Macam-macam metode dosen memantau pembelajaran
assessment (zubair, 2009) mahasiswa saat masih dalam proses.
No Level Contoh instrumen Membantu dosen mengenali kekuatan
assessment dan kelemahan mahasiswa, karakteristik
1. Knows dan Oral examination, pembelajaran dan karakter mahasiswa,
Knows how Long essay question, mendiagnosis kebutuhan belajar
Short essay question, mahasiswa, membantu dosen untuk
Multiple choice mendisain pembelajaran dan
question, Extended instruksional disain
matching item (EMI), 2.Summatif assessment yaitu mengevaluasi
Modified Essay pembelajaran mahasiswa setelah proses
Question, Key feature pembelajaran selesai. Untuk
examination mengkomunikasikan hasil pembelajaran
2. Show how OSCE, Long case, mahasiswa kepada orang tua atau pihak
Short case lainnya, menentukan tingkat
3. Does Mini clinical perkembangan pembelajaran mahasiswa,
evaluation excercise untuk mereview keberhasilan proses
(Mini CEX), Direct pembelajaran.
observation of
procedure skill Berikut adalah metode assessment yang di
(DOPS), Cheklist, pakai dalam pendidikan kedokteran:
3600 degrre 1. Multiple choice question (MCQ)
evaluation, Logbook, Adalah tes berbentuk tulis yang
Fortofolio paling banyak digunakan, tes ini menguji
ingatan (factual recall) dengan memilih
salah satu jawaban yang paling benar,
Keuntungannya adalah relatif mudah
digunakan (feasible), tingkat reabiliti
tinggi, valid konten yang luas atau
learning target yang diwakili lebih luas.
Kekurangannya adalah sulit untuk dibuat
atau disusun, dapat menghasilkan cueing
(pertanyaan yang mengarahkan pada
jawaban, petunjuk jawaban sering sulit
dibuat untuk klinik (Dornan, 2010; Nitko,
2006; Harden, 2005; Rahayu, 2005).
2.Extended matching item (EMI)
EMI adalah assessment dengan
Gambar 1. Piramida Miller pencapaian pilihan jawaban lebih banyak, aplikatif
kompetensi dan assessment untuk knowledge dan mudah dibuat
Sumber: The miller prism.www.gp- viggnet, mempunyai kekuatan yang lebih
training,net dalam membedakan dari pada MCQ, dapat
digunakan pada pertanyaan terbuka seperti
Tujuan assessment di dalam kelas yaitu essay, validiti cukup tinggi, reabiliti juga
untuk menilai kemajuan dan mendorong tinggi. Kekurangannya adalah merupakan
mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran format yang baru, harus diberikan
dan menilai hasil pembelajaran mahasiswa.

Jurnal Kedokteran (Juke) Vol 2 Nomor 2 2012


pelatihan dulu sebelum memakai EMI direkomendasikan untuk high stake
(Zubair, 2006; Rahayu, 2005) situastion.
3. Short Essay 7. Key feature test (KF)
Biasanya dengan memakai skenario Suatu deskripsi masalah, diikuti oleh
dan dikuti dengan pertanyaan. Pertanyaaan beberapa pertanyaan (2-3pertanyaan) yang
mungkin termasuk key feature, fokus pada kritikal atau keputusan
perbandingan, mekanisme tindakan, efek (Page&Bordage, 1995). Kelebihannya
samping. Keuntungannya adalah waktu adalah valid untuk clinical reasoning,
lebih pendek daripada long essay, menarik skema lebih objektif. Kekurangannya
untuk mahasiswa dan dosen, dapat adalah tidak ada bukti adanya korelasi
meliputi banyak area, memberi skor lebih performan saat test dengan performan
mudah, objektif, jawaban lebih spesifik, dilapangan, butuh usaha keras untuk
validiti dan reabiliti sedang. (Zubair,2006; mengembangkannya, mahasiswa dan
Dornan, 2010; Nitko,1996; Rahayu, dosen belum familiar (Dornan,2010;
2005). Zubair, 2006)
4. Long essay question (LEQ) 8. Long case
Suatu tulisan dalam bentuk prosa Mahasiswa dinilai dengan satu kasus
yang panjang, bervariasi dari beberapa yang panjang atau 3-4 kasus yang pendek,
paragraf sampai beberapa halaman. mahasiswa mungkin tidak atau di
Pertanyaan biasanya dalam bentuk frase “ observasi selama ujian. Kelebihannya
Skoring nilai terdapat dua cara yaitu adalah autentik engan tugas seorang dokter
analitik dan global skoring. Kelebihannya dan pasienya nyata, menilai show how.
adalah jika assessment dalam situasi Kekurangannya dalah reabiliti dan
kompleks akan susah dinilai, kemampuan konsistensi masih diragukan dan validiti
menulis dan kesanggupan argumentasi, juga rendah.
kemampuan analisis dan sintesis, menilai 9. Short case
proses kognitif yang lebih tinggi. Melibatkan tiga atau empat pasien
Kekurangannya adalah lemah dalam nyata dengan satu atau dua penguji.
mewakili isi materi, reabiliti rendah, Kelebihannya: pasien nyata, kasus lebih
membutuhkan banyak waktu (Zubair, banyak, validiti construct cukup bagus.
2006) Kekuranganya: reabiliti rendah, standar
5. Modifyed Essay question (MEQ) kasus lebih lemah dari osce.
Dikembangkan oleh Hodkin&Knox 10. Objective structured Clinical
1975 merupakan suatu alat di Royal Examination (OSCE)
Colledge of general practitioners. Menilai Terdiri dari banyak station (15-20).
kemampuan pemecahan masalah dan Keuntungannya adalah lebih efektif,
manajemen masalah klinik, menilai mempunyai standar, reabiliti tinggi.
masalah yang berhubungan dengan aspek Kekurangannya adalah validiti masih di
klinik. Reabiliti Meq anatar 0.57 dan 0.91. pertimbangkan, attitude sulit dinilai dan
Meq tidak bisa diperiksa dengan komputer. lebih mahal.
6. Oral examination / Viva 11. Mini clinical Evaluation Exercise
Seorang mahasiswa menghadapai (Mini-CEX)
satu atau lebih penguji dalam ujian. Kopetensi yang dinilai adalah
Penguji mempunyai blueprint tentang isi keterampilan anamnesis, pemeriksaan
yang diujikan. Kelebihannya adalah fisik, profesionalisme, keputusan klinik,
kemampuan mengingat dan sintesisi konseling, organisasi dan efisiensi.
melalui face to face. kekuranganya adalah Kelebihannya adalah bisa memmakai
reabiliti dan validitinya rendah, variabiliti pasien simulasi atau nyata, feedback,
tinggi, pertanyaan kurang terstandar, tidak observasi langsung, reabiliti bagus, mudah
dilakukan,evaluasi performan secara

Jurnal Kedokteran (Juke) Vol 2 Nomor 2 2012


global. Kekurangannya adalah realtif baru Kelima faktor atau kriteria tersebut
dan tidak familiar, dan pelatihan untuk seharusnya diperhitungkan dalam memilih
eningkatkan reabiliti. suatu assessment untuk menilai suatu
12. Direct Observation of procedural skills learning outcome.
(DOPS) Validiti adalah kekuatan suatu
Seperti mini-CEX, kelebihannya keputusan suatu tes, dapat mengukur apa
observasi secara langsung, evaluasi secara yang harusnya diukur dalam konteks
global, mudah digunakan. Kekurangannya khusus (Mc Alpin, 2002; Cohen, 2005).
masih baru, dibutuhkan pelatihan, aspek Tujuan validiti adalah untuk membuat
kompetensi terbatas dan butuh seorang keputusan tentang kemampuan mahasiswa,
ahli. menunjukan interpretasi yang tepat (Linn,
13. Cheklist Miller, Gronlund, 2009). Validiti terdiri
Checklist mudah digunakan, dapat dari; (1)Cconten validity yaitu
menilai performan behaviour. membandingkan assessment dengan tujuan
Kekuranganya adalah validiti tergantung pembelajaran, memastikan bahwa tujuan
item ceklist dan kemungkinan inter-rater kurikulum tetap sesuai dengan apa yang
tidak setuju dengan masalah. dipelajari mahasiswa (Mc.Alpine, 2002).
14. Portfolio, logbook (2) Construct validity adalah kesanggupan
Refleksi dengan mengumpulkan membedakan atara kelompok dengan
data. Portfolio menilai hal sebenarnya kemampuan yang berbeda (pemula versus
tentang performan mahasiswa (does) expert) (Mc.Alpine, 2002). Misalnya
banyak digunakan sebagai formative simulasi pasien untuk menguji komunikasi
assessment. Portfolio sulit untuk dokter pasien mempunyai konstruk
menentukan standar dan sulit untuk validiti, karena mewakili situasi yang
memutuskan lulus atau gagal. sebenarnya (Zubair, 2009). (3) Predictive
15. 360 0 Degree validity adalah derajat suatu item tes
Menilai profesional behaviour khususnya terhadap isi tes yang dapat
mahasiswa melakukan tindakan dengan memprediksi knowledge atau performan
menggunakan rating scale. Semua orang mahasiswa di masa yang akan datang. (4)
dapat menilai individu tersebut. Face validity adalah item tes seharusnya
Kelebihannya: menilai tindakan nyata, terlihat jelas oleh dosen dan mahasiswa.
banyak observer dan bukti yang ada nyata. Mahasiswa merasakan ujian tersebut sesuai
Penelitannya masih terbatas, orang lebih dan relevan dengan yang di ajarkan pada
cendrung mengisi atau menilai yang jelek. perkuliahan (Mc Aleer, Harden, 2005). (5)
16. Self assessment Cocurrent validity adalah derajat validiti
Suatu kemampuan untuk menilai dimana skor atau nilai suatu test
kekuatan dan kelemahan diri sendiri. berhubungan dengan skor dengan test yang
(Dornan, 2010). banyak dengan waktu yang sama.
Misalnya hasil tes yang baru jika itemnya
Kriteria assessment yang baik (validity, adalah 20 maka hasilnya akan sama jika
reability, feasibility, educational impact, tes tersebut dengan jumlah soal 100 (Mc
aceptability) Aleer, Harden 2005).
Dalam memilih suatu assessment Reabiliti adalah konsistensi suatu
baik yang penting di ketahui adalah ukuran dalam assessment. Jadi reabiliti
tentang validiti, reabiliti, feasibiliti, impact digunakan untuk melihat ketetapan suatu
factor dan aceptabiliti suatu assessment. alat assessment apakah dengan waktu,
Menurut Van der Vlauten untuk penguji atau mahasiswa yang berbeda alat
menentukan kegunaan suatu assessment tersebut tetap menghasilkan hasil yang
tergatung 5 variabel yaitu validiti, reabiliti, sama. Suatu tes mungkin reabiliti terhadap
educational impact, aceptability dan cost). konten tetapi belum tentu terhadap yang

Jurnal Kedokteran (Juke) Vol 2 Nomor 2 2012


lainnya (Cohen&Swerdlik,2005). Terdapat dalam menentukan suatu penilaian dan
empat macam tipe reabiliti (Nitko,1996; untuk memastikan bahwa penilaian tepat
Cohen,2005; Linn, 2009; Harden, 2009; (Nitko,1996).
Zubair, 2006) yaitu (1)Test re-test reability Unsur-unsur dari blueprint adalah:
adalah menilai konsistensi suatu alat 1. Konten topik yang akan dinilai
assessment, dengan menggunakan 2. Tipe keterampilan berfikir mana
instrumen yang sama tetapi pada waktu yang akan dinilai
yang berbeda. (2) Paralel-form reability 3. Target pembelajaran khusus yang
untuk menilai konsistensi terhadap hasil 2 akan dicapai
tes yang disusun dengan cara yang sama 4. Penekanan pada sejumlah point
dan konten yang sama. (3) Internal masing-masing target pembelajaran
consistency reability ntuk menilai Blueprint tidak hanya berisikan apa yang
konsistensi suatu hasil penilaian antara dinilai tetapi berisikan bagaimana
item skala dalam satu tes atau disebut juga menilainya (Dornan, 2010). Pertimbangan
derajat korelasi diantara semua item dalam merencanakan summatif assessment
skaladalam satu tes. (4) Inter-rater yaitu mendefinisikan tujuan assessment
reability untuk menilai konsistensi antara 2 pada waktu awal, menggunakan blueprint
penguji dengan fenomena atau tes yang yang khusus untuk menilai performan,
sama. Dua atau lebih penguji memberikan mengembangkan draft serta tekniknya.
skor sendiri-sendiri terhadap penampilan Blueprint ujian harus di tuliskan secara
mahasiswa. Konsistensi dapat diukur jelas dan rinci (Hift RJ, 2009) yaitu
dengan melihat korelasi antara skor yang maksud dari assessment, cakupan materi
diberikan oleh penguji satu terhadap yang keluar, beratnya masing-masing area,
penguji lainnya. level kompetensi yang diharapkan,
Educational impact adalah efek proporsi masing-masing pertanyaan.
assessment pada pembelajaran mahasiswa.
Educational impact tersebut kita dapat Kesimpulan
membuat perencanaan untuk assesment
yang akan datang, apakah pengaruhnya Assessment merupakan drive learning bagi
positif atau negatif terhadap proses mahasiswa supaya assessment bisa
pembelajaran mahasiswa menjadi drive learning bagi mahasiswa
(Sumway&Harden, 2005). banyak hal yang harus dipahami. Kita
Feasibiliti adalah suatu instrumen harus memperhatikan tujuan pembelajaran
yang dipilih sebaiknya dilihat kemudahan yang akan dicapai, memilih metode
untuk diterapkan (terhadap waktu, biaya, assessment yang sesuai dengan domain
tenaga, mahasiswa) (Zubair, 2009). tujuan pembelajaran yang diharapkan,
Sedangkan metode assessment yang dipilih valid, reabel, berpengaruhnya baik
harus multi-methode (triangulasi) karena terhadap mahasiswa serta mudah untuk
tidak ada satu metode assessment yang dilaksanakan.
paling baik (Zubair, 2009).
Daftar Pustaka
Blueprint Amin, Zubair & Khoo Hoon Eng. 2009. Basic in Medical
Sesudah instructional goal dan Education. 2nd edition. World Scientific Publishing.
Singapore.
learning target/outcomes ditentukan maka
Amin, Zubair, Seng CY & Khoo Hoon Eng. 2006. Practical
langkah selanjutnya dalam perencanaan Guide to Medical Student Assessment. World
suatu assessment adalah membuat Scientific Publishing. Singapore
blueprint atau tabel spesifik. Blueprint Ali A. 2006. Reflection of Bloom’s Revised Taxonomi.
menggambarkan konten yang akan dinilai Electronic journal of research in Educational
Physicology. Vo. 4. (8).pp; 213-230
dan performan yang diharapkan sesuai
Bryan C & Clegg K. 2006. Innovative assessment in
dengan konten. Blueprint adalah dasar Higher Education. Routledge. Newyork

Jurnal Kedokteran (Juke) Vol 2 Nomor 2 2012


Baraudi Z. 2007. Formatif assessment; Defenition,
element, and role in instructional Practice. Post
Script Post Graduate Journal of education @ 2012
Research. Vol 8.pp; 37-48
Alamat penulis:
Cohen, Ronal & Swerdlik, Mark. 2005. Physcological Rika lisiswanti / email: rika_lisiswanti@yahoo.com
testing and assessment. An introduction to test
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
and measurement. Sixth edition : McGrawhill
International edition. Newyork. Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1. Bandar
Lampung.Telp.0721769119
Dornan T, Karen, Scherpbier A, Spencer J. 2011. Medical
Education Theory and Practice. Elsevier. London
Firedman M, David B. 2009. Principles of assessment
(Chapter 40). In : Dent & Harden. A Practical
Guide for Medical Teachers. 3rd edition. Elsevier.
London
Hift RJ. 2009. Preparing assessment and examination and
the examination bluperint. College pshysician of
South Africa. Adopt from presentation given on
behalf of CMSA< Captow Durban.
Jackson N dkk. 2007. Assessment in Medical education
and Training
Mc.Alpine. 2002. Principles of Assessment. Higher
education founding council for england.

Marks M, Murto S, Dent AJ, Harden RM. 2009. A


Practical guide for medical teachers: Performance
Assessment. Churchill livingstone; Elsevier
Miller D, Linn R & Gronlund N. 2009. Measurement and
assessment in teaching. Tenth Edition. Pearson
Education. New jersey
Nitko Anthony J. 1996. Educational Asessment of Student.
Second edition. Merril an in printing of Prentice
Hall. New Jersey
NN. 2005. Effective use of performance objective for
leraning and assessment (For use with Fink’s and
Bloom’ taxonomies. Teacher & educational
development, University of New Mexico School of
Medicine.
Ross JA. 2006. The reability, validity dan utility of self
assessment. Practical assessment,
research&evaluation. A peer reviewed electronic
journal. Vol 11 ( 10).pp ; 1-13
Rahayu G. 2005. Asessment methods for measuring
clinical competence: Review on their
pshychometric properties. Jurnal Pendidikan
Kedokteran dan profesi kesehatan Indonesia. Vol
1 (1).pp; 25-38
Shimkin MG & kuechler W. 2005. Multiple choice test and
student understanding what is the connection?.
Decicion Sciences Journal of Innovation
Education. Vol. 3(1). USA
Shumway J, Harden R. 2003. The assessment of learning
outcomes for the competent and reflective
physician. Taylor&francis health sciences. Medical
teacher, Vol 25 (60).pp; 569-584
The miller prism.www.gp-training,net
Vleuten VD & Schuwirth. 2005. Assessing professional
competence: from methods to programmes.
Blackwell Publishing ltd : Medical education.
Vol.33.pp;309-317
Zafar K & Aljarallah MB. 2011. Evaluating modified Essay
Question (MEQ) and Multiple Choice Question
(MCQ) as a tool for Assessing the cognitive skill
of undergraduate Medical student. International
Journal of Health sciences, Qassyim University.
Vol 5 (1)

Jurnal Kedokteran (Juke) Vol 2 Nomor 2 2012


Jurnal Kedokteran (Juke) Vol 2 Nomor 2 2012

Anda mungkin juga menyukai