A. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui aspek-aspek hasil belajar yang harus diukur yakni aspek belajar
afektif dan aspek belajar psikomotorik.
1
1. Recaiving (menerima) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan
(stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya baik dalam bentuk masalah, situasi,
gejala dan lain-lain.
a. Menghadiri : Hadir sebelum kelas/pembelajaran dimulai.
b. Melihat : memperhatikan guru ketika menerangkan materi.
c. Mendengarkan : Mendengarkan guru ketika mendiskusikan materi.
d. Melihat : Perhatikan guru pada saat menjelaskan materi.
2. Responding (menanggapi) mengandung makna bahwa adanya partisipasi aktif dari
peserta didik. Memberikan respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan
kepada peserta didik dan kemampuan menanggapi oleh seseorang untuk ikutserta
secara aktif dalam diskusi di dalam kelas.
a. Berdiskusi : terlibat berdiskusi dalam materi pembelajaran.
b. Menjawab : menjawab pertanyaan dari guru tentang materi pembelajaran.
c. Bertanya : bertanya kepada guru tentang materi.
d. Berpartisipasi : berpartisipasi aktif dalam diskusi/ kegiatan/ percobaan.
3. To value (menghargai/appreciate), menilai atau mengapresiasi artinya memberi nilai
pada suatu kegiatan atau benda. Apresiasi adalah aktivitas emosional yang lebih tinggi
dalam menerima dan merespons. Dalam proses belajar mengajar, siswa tidak hanya
mau menyerap nilai-nilai yang diajarkan tetapi juga mempunyai kemampuan menilai
baik buruknya konsep dan fenomena.
a. Menentukan : menentukan pilihan jawaban dalam diskusi/kegitan/percobaan.
b. Berpendapat : siswa dapat memberikan pendapat dalam kegiatan pembelajaran atau
diskusi.
c. Menjelaskan : peserta didik dapat memberikan penjelasan secara sigkat tentang
pilihannya dengan dasar materi yang diajarkan oleh guru.
d. Menunjukkan : siswa menunjukkan sikap keyakinan benar terhadap pilihan yang
dibuat.
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan), artinya mempertemukan perbedaan
nilai sehingga terbentuk nilai baru yang membawa kepada perbaikan. Mengatur atau
mengorganisasikan merupakan perkembangan dari nilai sebagai bentuk
pemantapan.menerapkan dan mempraktikan nilai, norma, etika, dan estetika dalam
perilaku sehari-hari.
a. Mengatur : memberi perioritas jawaban paling benar yang muncul dalam
kegiatan/diskusi/percobaan.
2
b. Menggabungkan : menggabungkan lebih dari satu pendapat dalam kegiatan
diskusi/percobaan.
c. Membandingkan : membandingkan lebih dari satu pendapat yang terbaik dalam
diskusi/ percobaan.
d. Melengkapi : melengkapi pendapat yang belum sempurna.
5. Internalisasi (karakterisasi) yakni keterpaduan semua nilai yang telah dimiliki
seseorang yang mempengaruhi pola keperibadian dan tingkah lakunya. Proses
internalisasi nilai yang telah menempati tempat tertinggi dalam suatu hierarki nilai.
Internalisasi merupakan tingkatan afektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik
telah benar-benar bijaksana. Jika banyak siswa mencapai nilai kognitif rendah, dapat
pula dilihat dari segi minat dan sikap para siswa yang dapat berupa tanggung jawab,
kerja sama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain,
dan kemampuan mengendalikan diri. Dari segi emosional, masih banyak siswa yang
mempunyai sikap (perilaku) yang tidak sopan, kurang sopan santun dalam berkata dan
bertindak, serta masih banyak siswa yang mempunyai sikap berbohong.
a. Mengubah : memperbaiki jika terdapat perbedaan dalam diskusi/percobaan.
b. Mengungkap : mengungkap ide-ide baru dalam diskusi/perkuliahan.
c. Menampilkan : memberikan suatu gagasan/jawaban dalam diskusi/percobaan.
d. Menggunakan : menggunakan alat yang disediakan dalam kegiatan pembelajaran/
diskusi/percobaan.
4
6. Adaptasi.
Pada tahap ini, penguasaan motorik sudah memasuki bagian di mana anak bisa
memodifikasi dan menyesuaikan keterampilannya hingga dapat berkembang dalam
situasi berbeda.
7. Penciptaan.
Yaitu menciptakan berbagai modifikasi dan pola gerakan baru untuk menyesuaikan
dengan tuntutan situasi. Proses belajar menghasilkan hal atau gerakan baru dengan
menekankan kreativitas berdasarkan kemampuan yang telah berkembang pesat.
Upaya yang dapat dilakukan sekolah untuk memfasilitasi dan mengembangkan fungsi
fisik motorik, antara lain:
1. Sekolah merancang kursus keterampilan yang berguna bagi siswa perkembangan atau
kehidupan anak seperti mengetik, menjahit, merupa, atau kerajinan lainnya.
2. Sekolah membuka kelas pendidikan jasmani dan olah raga bagi siswa yang serupa sesuai
usia.
3. Sekolah harus merekrut (menunjuk) guru yang berkualitas keahlian di bidang-bidang
nya.
4. Sekolah menyediakan fasilitas untuk melanjutkan pelaksanaan pelajaran tersebut
6
Bentuk kegiatan di sekolah yang berkaitan dengan bidang psikomotorik:
1. Guru banyak menggunakan metode/model yang berbeda-beda dalam pembelajaran di
kelas, guru memberikan contoh langsung, guru melakukan kegiatan menari,
menggambar dan membuat model, guru memadukan dalam kegiatan praktikum, diskusi
kelompok, dan membuat atau menghasilkan produk tertentu, guru melakukan kegiatan
gerak fisik seperti ice breaker, berbaris, mendemonstrasikan, menyanyi, mengamati, dan
guru melakukan aktivitas kreatif.
2. Bentuk penguatan terhadap siswa yang dilakukan oleh guru sekolah dasar antara lain:
memuji siswa, memberikan demonstrasi/contoh dalam praktikum, memberikan
pekerjaan rumah dan tugas, mengembangkan rasa percaya diri, melakukan aktivitas di
luar kelas, menikmati berpartisipasi dalam aktivitas aktivitas fisik dan mendorong siswa
untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Tes untuk mengukur ranah psikomotor adalah tes untuk mengukur penampilan atau
kinerja/keterampilan yang telah dikuasai peserta didik. Tes yang bisa digunakan seperti, tes
identifikasi, tes simulasi, tes unjuk kerja.
D. Kesimpulan
Aspek afektif yaitu sikap siswa. Fungsi guru bukan hanya sebagai pentransfer ilmu
pengetahuan, tetapi fungsi guru adalah sebagai pendidik, motivator, pembimbing kearah
yang lebih baik, terutama dalam pembentukan akhlak (sikap) siswa. Pendidikan yang
diharapkan siswa yang cerdas, memiliki akhlak baik, dan menerapkan kecerdasannya
dengan memperbuat atau menunjukkan tingkah laku yang baik. Prestasi belajar aspek
psikomotorik berakaitan erat perbuatan yang diperoleh dengan cara bagaimana siswa dalam
mempraktekkan materi mata pelajaran dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di
sekolah mapun di lingkungan masyarakat. Aspek kognitif diukur dengan tes, aspek afektif
dengan angket, kuisioner, atau wawancara, dan aspek psikomotorik dengan observasi.
Tujuan atau hasil belajar afektif yaitu berhubungan dengan usaha mengubah minat, setiap
nilai dan alasan. Tujuan atau hasil belajar psikomotorik dengan tujuan yang berkaitan
dengan keterampilan terbuat atau menggunakan telinga, tangan, mata, alat indra dan
sebagainya.
7
E. DAFTAR PUSTAKA
Pohan, N. (2017). Pelaksanaan Proses Belajar Melalui Bimbingan Aspek Afektif, Kognitif
Dan Psikomotorik Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Amal Shaleh Medan.
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 141.
http://repository.uinsu.ac.id/3457/1/TESIS NURBIAH POHAN.pdf
Prodi, D. I., Guru, D. P., Universitas, K., & Yogyakarta, N. (2005). Artikel ini disarikan
dari Penelitian yang merupakan kegiatan teaching grand yang dibiayai oleh
DIP UNY dengan nomor Kontrak: 3/Skr.LPIU/Ktr. TG/2004 dengan judul
Pengembangan Evaluasi Afektif Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
(Mpk) Pada D-Ii Pgsd Guru Kelas Universitas Negeri Yogyakarta 1. 1–19.
Qadar, R., Rustaman, N. Y., & Suhandi, A. (2015). Mengakses Aspek Afektif Dan Kognitif
Pada Pembelajaran Optika Dengan Pendekatan Demonstrasi Interaktif. Jurnal
Inovasi Dan Pembelajaran Fisika, 2(1), 4–5.
http://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/1812
Syafi’i, A., Marfiyanto, T., & Rodiyah, S. K. (2018). Studi Tentang Prestasi Belajar Siswa
Dalam Berbagai Aspek Dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jurnal Komunikasi
Pendidikan, 2(2), 115. https://doi.org/10.32585/jkp.v2i2.114
Winingsih. L. H., dkk. (2020). Penguatan Ranah Psikomotorik bagi Siswa Sekolah Dasar.
Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.