Anda di halaman 1dari 20

1.

Model Pembelajaran Kolaboratif


a. Konsep
Pembelajaran kolaboratif memudahkan para siswa belajar dan bekerja bersama,
saling menyumbangkan pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil
belajar secara kelompok maupun individu. Berbeda dengan pembelajaran
konvensional, tekanan utama pembelajaran kolaboratif maupun kooperatif adalah
belajar bersama. Tetapi, dalam perspektif ini tidak semua belajar bersama dapat
digolongkan sebagai belajar kooperatif, apalagi kolaboratif. Bila para siswa di dalam
suatu kelompok tidak saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab
terhadap pencapaian hasil belajar secara kelompok maupun individu, kelompok itu
tak dapat digolongkan sebagai kelompok pembelajaran kolaboratif. Kelompok itu
mungkin merupakan kelompok pembelajaran kooperatif atau bahkan sekadar belajar
bersama-sama.Inti pembelajaran kolaboratif adalah bahwa para siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil. Antaranggota kelompok saling belajar dan
membelajarkan untuk mencapai tujuan bersama. Keberhasilan kelompok adalah
keberhasilan individu dan demikian pula sebaliknya.
b. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran kolaboratif yang berbasis masalah sangat cocok digunakan
untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis, kemampuan pemecahan masalah dan
kemampuan komunikasi matematis siswa/mahasiswa dikarenakan: (1) Dalam PBL,
basis dari perkuliahan adalah masalah, dan siswa/mahasiswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan masalah. Dalam proses menyelesaikan
masalah yang diberikan oleh guru/dosen, para siswa/mahasiswa akan mengklarifikasi
pemahaman mereka, mengkritisi ide/gagasan teman dalam kelompoknya, membuat
konjektur, memilih strategi penyelesaian, dan menyelesaikan masalah yang
diberikan. Apa yang akan dilakukan siswa/mahasiswa dalam kelompoknya tersebut,
akan berakibat pada meningkatnya kemampuan mahasiswa untuk berfikir kritis,
menyelesaikan masalah, dan berkomunikasi secara matematis. (2) Menggunakan
strategi pembelajaran kolaboratif, mahasiswa belajar dalam kelompok kecil untuk
melampaui batas dan melompat melalui masalah atau pertanyaan yang diberikan
oleh dosen. Belajar dalam kelompok ditekankan pada terjadinya interaksi sosial
melalui diskusi/dialog, saling bertanya dan memberi pendapat untuk meningkatkan
pemahaman masing-masing. Interaksi yang demikian ini merupakan bagian dari cara
untuk meningkatkan pemahaman, penalaran, kemampuan berfikir kritis, kemampuan
pemecahan masalah, dan kemampuan komunikasi matematis.
c. Evaluasi Pembelajaran
a) Evaluasi awal
Dilakukan sebelum pembelajaran berlangsung,yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan awal warga belajar tentang materi yang akan di
pelajari.soal-soal tes dipersiapkan terlebih dahulu oleh tutor pada saat
merencanakan pembelajaran
b) Pelaksaan Pembelajaran

Kegiatan inti pembelajaran yang dilakukan dengan mengikuti langkah-


langkah pembelajaran yang telah ditetapkan pada perencanaan pembelajaran.

c) Evaluasi Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada akhir pembelajaran yang berfungsi untuk


memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai warga belajar.hasil
belajar akan menggambarkan efektifitas pembelajaran dan sebagai dasar
penentuan apakah sistem pembelajaran tersebut dapat dipertahankan atau
dapat dikembangkan,direvisi,dimodifikasi,atau diubah atau diganti

d) Tindak Lanjut

Kegiatan yang dilaksanakan setelah memperoleh data hasil kemampuan


warga belajar yang melalui evaluasi akhir. Tindak lanjut berupa remedial bagi
warga belajar tertentu ataupun dapat melengkapi program pembelajaran
selanjutnya ataupun memperbaiki proses pembelajaran yang kurang berhasil
dan bagi warga belajar setelah dievaluasi hasilnya memuaskan maka tentunya
diberikan pengayaan untuk memperkaya hasanah pengetahuan dan
ketrampilan yang dimilikinya.

d. Karakteristik (Kognitif, Afektif, Keterampilan)


Ranah Kognitif

Berkenaan dengan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni
pengetahuan atau ingatan,pemahaman,aplikasi,analisis,sintesis dan evaluasi.Kedua
aspek pertama disebut kognitif rendah dan keempat aspek berikut termasuk kognitif
tingkat tinggi..tujuan kognitif adalah lebih banyak berkenaan dengan perilaku dalam
aspek berpikir/intelektual

Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni


penerimaan,jawaban,organisasi dan internalisasi.tujuan afektif adalah tujuan yang
banyak berkaitan dengan aspek perasaan,nilai,sikap,dan minat perilaku peserta didik
dan ada beberapa kategori ranah afektif yang dimulai dari tingkat dasar sampai tingkat
yang kompleks yakni:

A. Reciving/attending yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan


(stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk
masalah,situasi,gejala,dan lain-lain.
B. Responding/jawaban yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulasi yang datang dari luar.Hal ini mencakup ketepatan
reaksi,perasaan,kepuasan dalam menjawab stimulasi dari luar yang datang
kepada dirinya
C. Valuing(penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulus tadi.
D. Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem
organisasi,termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,pemantapan,dan
prioritas nilai yang telah dimilikinya.
E. Karakteristik yakni keterpaduan semua sistem nilai yang teah dimiliki
seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian atau tingkah lakunya.
Ranah Psikomotor

Berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak.

Ada enam psikomotor yakni:

1. Gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar)


2. Ketrampilan gerakan-gerakan dasar
3. Kemampuan perseptual,termasuk didalamnya membedakan
visual,membedakan auditif dan lain-lain
4. Kemampuan di bidang fisik,misalnya kekuatan,keharmonisan dan ketepatan
5. Gerakan ketrampilan skill, mulai dari ketrampilan sederhana sampai pada
ketrampilan yang kompleks
6. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti
gerakan ekspresif dan interpretatif.
e. Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan
a) Siswa belajar bermusyawarah
b) Siswa belajar menghargai pendapat orang lain
c) Dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan rasional
d) Adanya persaingan yang sehat
e) Meningkatkan kemampuan menyatakan gagasan.
f) Menanamkan sikap akan menulis sebagai suatu proses karena kerja kelompok
menekankan revisi, memungkinkan siswa mengajari sejawat, dan
memungkinkan penulis yang agak lemah mengenal tulisan karya sejawat yang
lebih kuat (Lunsford: 1986).
g) Mendorong siswa saling belajar dalam kerja kelompok dan menyajikan suasana
kerja yang akan mereka alami dalam dunia professional di masa mendatang
(Allen: 1986).
h) Membiasakan koreksi diri dan menulis draf secara berulang, siswa menjadi
pembacanya yang paling setia (Brookes dan Grundy, 1990: 21).
Kelemahan
a) Padapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.
b) Membutuhkan waktu cukup banyak.
c) Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang
lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung pada orang lain.
d) Kebulatan atau kesimpulan bahan kadang sukar dicapai.
e) Memerlukan pengawasan yang baik dari guru, karena jika tidak dilakukan
pengawasan yang baik, maka proses kolaborasi tidak akan efektif.
f) Ada kecenderungan untuk saling mencontoh pekerjaan orang lain.
g) Memakan waktu yang cukup lama, karena itu harus dilakukan dengan penuh
kesabaran.
h) Sulitnya mendapatkan teman yang dapat bekerjasama.
2. Model Pembelajaran Kuantum
a. Konsep

Quantum learning merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang
dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu
proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
b. Strategi Pembelajaran

berpangkal pada psikologi kognitif,bukan fisika quantum meskipun serba sedikit


istilah dan konsep quantum dipakai,lebih bersifat kontruktivis(tis),bukan positivistis-
empiris,hewan-istis,dan natisfis,behavioristis.memusatkan perhatian pada interaksi
yang bermutu dan bermakna,bukan sekedar transaksi makna.sangat menekankan
pada pembelajaran dengan taraf keberhasilan yang tinggi.dan sangat menekankan
kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran,bukan keartifisalan atau keadaan
yang dibuat-buat,serta sangat menekankan kebermaknaandan kebermutuan proses
pembelajaran,memiliki model yang memadukan konteks dalam pembelajaran
.memusatkan perhatian pada pembentukan ketrampilan akademis, ketrampilan
dalam hidup dan prestasi fisikal atau material,menempatkan nilai dan keyakinan
sebagai bagian penting proses pembelajaran.mengutamakan keberagaman dan
kebebasan bukan keseragaman dan ketertiban,mengintegrasikan totalitas tubuh dan
pikiran dalam proses pembelajaran.
c. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi dilaksanakan terhadap proses dan produk untuk melihat keefektifan model
pembelajaran yang digunakan.model pembelajaran dilaksanakan pada kelas kontrol
menggunakan metode pembelajaran ceramah bermakna dan dilaksanakan dengan
tahap- tahap berikut ini :
1. Guru mengecek pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan pada
pokok bahasan kimia koloid.
2. Guru menerangkan dan menyampaikan materi pelajaran di depan kelas dengan
metode ceramah, di sini siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dan
mencatat hal-hal yang penting di buku tulis.
3. Guru memberikan contoh soal dan mengadakan tanya jawab pada siswa tentang
materi.
4. Guru memberikan latihan soal atau memberi pekerjaan rumah.
5. Guru dan siswa secara bersama- sama membahas hasil pekerjaan siswa dan
mengambil kesimpulan.
6. Guru mengadakan evaluasi.
d. Karakteristik (Kognitif, Afektif, Keterampilan)
1) Berpangkal pada kognitif.
2) Bersifat humanistik, manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatian.
Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dan sebagainya dari pembelajar
dapat berkembang secara optimal dengan meniadakan hukuman dan hadiah
karena semua usaha yang dilakukan pembelajar dihargai. Kesalahan sebagai
manusiawi.
3) Bersifat konstruktivistis, artinya memadukan, menyinergikan, dan
mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan
lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran. Oleh karena itu,
baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus
diperlakukan sama dan memperoleh stimulant yang seimbang agar
pembelajaran berhasil baik.
4) Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Dalam
proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan intekasi-interaksi bermutu
dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran yang dapat
mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi
cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar.
5) Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks
pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh,
lingkungan yang mendukung, dan rancangan yang dinamis. Sedangkan isi
pembelajaran meliputi: penyajian yang prima, pemfasilitasan yang fleksibel,
keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup.
6) Menyeimbangkan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi
material.
7) Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar. Ini
mengandung arti bahwa suatu kesalahan tidak dianggapnya suatu kegagalan
atau akhir dari segalanya. Dalam proses pembelajarannya dikembangkan nilai
dan keyakinan bahwa hukuman dan hadiah tidak diperlukan karena setiap usaha
harus diakui dan dihargai.

e. Kelebihan dan Kelemahan

KELEBIHAN:
Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum
meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris,
hewan-istis, dan atau nativistis.
Pembelajaran kuantum lebih konstruktivis(tis),bukan positivistis-
empiris,behavioristis.
Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan
bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran
dengan taraf keberhasilan tinggi.
Pembelajaran kuantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran proses
pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan
proses pembelajaran.
Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi
pembelajaran.
Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan ketrampilan
akademis, ketrampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material.
Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting
proses pembelajaran.
Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan
keseragaman dan ketertiban.
Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses
pembelajaran.
KELEMAHAN :
Membutuhkan pengalaman yang nyata
Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar
Kesulitan mengidentifikasi ketrampilan siswa

3. Model Pembelajaran Kooperatif


a. Konsep

Pada dasarnya manusia mempunyai perbedaan, dengan perbedaan itu manusia saling
asah, asih, asuh ( saling mencerdaskan ). Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan
saling menciptakan interaksi yang asah, asih, asuh sehingga tercipta masyarakat belajar
( learning community ). Siswa tidak hanya terpaku belajar pada guru, tetapi dengan
sesama siswa juga.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja
mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di
masyarakat.
b. Strategi Pembelajaran

Majid (2013:176) menyatakan bahwa strategi pembelajaran kooperatif


merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Terdapat 5 hal penting dalam strategi pembelajaran yang telah
ditetapkan, yaitu :
1) Adanya peserta didik dalam kelompok,
2) Adanya aturan main,
3) Adanya upaya belajar dalam kelompok,
4) Tatap muka,
5) Evaluasi proses kelompok

c. Evaluasi Pembelajaran

Dalam evaluasi pembelajaran kooperatif dapat dilihat melalui prosedur sistem


penilaian diantaranya adalah tanggung jawab pribadi dan kelompok. Jadi siswa
mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok.
d. Karakteristik (Kognitif, Afektif, Keterampilan)

a. Pembelajaran secara tim


Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat
untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat siswa
belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran
ditentukan oleh keberhasilan tim.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat fungsi pokok
yaitu Perencanaan, Organisasi, Pelaksanaan, dan Kontrol. Demikian juga dalam
pembelajaran kooperatif. Perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran
memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara
efektif. Pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan melalui langkah-langkah pembelajaran
yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati
bersama. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok. Oleh sebab itu, perlu diatur
tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria
keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
c. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses
pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas
dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya
saling membantu, misalnya siswa yang pintar membantu siswa yang kurang
pintar.
d. Keterampilan bekerja sama
Kemampuan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas
dan kegiatan yang tergambar dalam keterampilan bekerja sama. Dengan
demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan
berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai
hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat
menyampaikan ide, mengemukakan pendapat dan memberi kontribusi kepada
keberhasilan kelompok.

e. Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan pembelajaran kooperatif diantaranya adalah :


Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan social
Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan,
informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai nilai sosial dan
komitmen.
Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
Berbagi ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan
saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai
perspektif.
Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih
baik.
Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan
orientasi tugas

4. Model Pembelajaran Tematik


a. Konsep
Pembelajaran tematik berasal dari kata integrated teaching and learning atau
integrated curriculum approach yang konsepnya telah lama dikemukakan oleh Jhon
dewey sebagai usaha mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan
kemampuan perkembangannya ( Beans, 1993 ; udin saud dkk, 2006 ).
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktik
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Pembelajaran ini
berangakat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/ hafalan (drill)
sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Definisi lain tentang pendekatan tematik adalah pendekatan holistic, yang
mengkombinasikan aspek epistemology, social, psikologi, dan pendekatan
pedagogic untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan antara otak dan raga, antara
pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara domain-domain
pengetahuan
b. Strategi Pembelajaran

1. Ciri-Ciri
Sesuai dengan perkembangan fisik dan mental siswa kelas I dan II, pembelajaran
pada tahap ini haruslah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, diantaranya:
o Berpusat pada anak
o Memberikan pengalamana langsung
o Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
o Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran
o Bersifat fleksibel
o Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuiai dengan minat , dan kebutuhan
anak
2. Kekuatan
o Pembelajaran Tematik mempunyai kekuatan sebagai berikut, diantaranya:
o Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan anak
o Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
o Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna
o Mengembangkan keterampilan berpikir siswa sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi dan
o Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerjasama, toleransi,
komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
3. Manfaat
o Dengan menggunakan tema, kegiatan pembelajaran akanmendorong
beberapa hal bermanfaat sebagai berikut, diantaranya:
o Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu
o Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama
o Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
o Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan
mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi anak
o Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan
dalam konteks tema yang jelas
o Anak lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam
situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis
surat, dan sebagainya untuk mengembanglcan keterampilan berbahasa,
sekaligus untuk mempelajari mata pelajaran lain
o Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara
terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali
pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial,
pemantapan, atau pengayaan.

c. Evaluasi Pembelajaran

evaluasi pembelajaran tematik lebih menekankan pada aspek proses dan usaha
pembentukan efek iringan (nurturant effect) seperti kemampuan bekerja sama,
tenggang rasa dan sebagainya. Menurut Pusat Kurikulum (2002),

d. Karakteristik (Kognitif, Afektif, Keterampilan)


1. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa ( student centered ). Hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subjek belajar. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu
memberika kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan
aktivitasbelajar.
2. Pembelajaran tematik dapatmemberikan pengalaman langsung kepada siswa
(direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada
sesuatu yangnyata (konkrit) sebagai dasar untuk mamahami hal-hal yang lebih
abstrak.
3. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu
jelas. Bahkan dalam pewlaksanaan di keles-kelas awal madrasah ibtidaiyah (MI),
focus pembelajaran diarahkan kepada pambahsan tema-tema yang paling dekat
berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami
konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pembelajaran tematik bersikap luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa
berada.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Dengan demikian, siswa diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi
yang dimilikinya.
e. Kelebihan dan Kelemahan
Pembelajaran tematik memiliki keunggulan antara lain :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu relevan dan tingkat perkembangan
siswa.
2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak.
3. Seluruh kegiatan lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan
lebih lama.
4. Pembelajaran tematik dapat menumbuhkembangkan ketrampilan berpikirsiswa.
5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang
sering ditemui siswa dalam lingkunganya.
6. Menumbuhkembangkan ketrampilan social siswa seperti kerjasama, toleransi,
komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain.

Kelemahan pembelajaran tematik menurut udin Saud dkk (2006) kelemahan-


kelemahannya sebagai berikut :

1. Dilihat dari aspek guru, pembelajaran tematik menuntut tersedianya peran guru
yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreatifitas tinggi,ketrampilan
metodologik yang handal, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani
untuk mengemas dan mengembangkan materi. Tanpa adanya kemampuan diatas,
pelaksanaan pembelajaran tematik sulit diwujudkan.

2. Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik termasuk memiliki peluang untuk
mengembangkan kreatifitas akademik yang menuntut kemampuan belajar siswa yang
relative baik baik dalam aspek intelegensi maupun kreatifitasnya. Hal tersebut
karena model pembelajaran tematik menekankan pada pengembangan kemampuan
analitik(memjiwai), kemampuan asosiatif(menghubung-hubungkan) dan kamampuan
eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi diatas tidak
dimiliki siswa, maka maka pelaksanaan model tersebut sulit diterapkan

3. Dilihat dari aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran tematik


memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan berguna
seperti yang dapat menunjang dan memperkaya serta mempermudah pengembangan
wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.misalnya perpustakaan, bila hal ini tidak
dipenuhi maka akan sulit menerapkan model pembelajaran tersebut.

4. Dilihat dari aspek kurikulum, pembelajaran tematik memerlukan jenis kurikulum


yang terbuka untuk pengembangannya.

5. Dilihat dari system penilaian dan pengukurannya, pembelajaran tematik


membutuhkan system penilaian dan pengukuran (objek, indicator, dan prosedur)yang
terpadu.

6. Dilihat dari suasana penekanan proses pembelajaran, pembelajaran tematik


cenderung mengakibatkan penghilangan pengutamaan salah satu atau lebih mata
pelajaran.

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :


1. Apa Model Pembelajaran ?
2. Apa Rumpun Pembelajaran ?
3. Bagaimana karakteristik rumpun model pembelajaran ?

BAB II
RUMPUN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

A. Model Pembelajaran
Model-model pembelajaran dalam rumpun Pemrosesan Informasi bertitik tolak dari
Prinsip prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia
menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun
konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol. Beberapa model
pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan pebelajar (peserta didik)
untuk memecahkan masalah, dengan demikian peserta didik dalam belajar menekankan pada
berpikir produktif. Sedangkan beberapa model pembelajaran lainnya berhubungan dengan
kemampuan intelektual secara umum, dan sebagian lagi menekankan pada konsep dan
informasi yang berasal dari disiplin ilmu secara akademis.
Model pembelajaran diartikan sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan
pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru dan siswa,
sumber belajar yang digunakan di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan
yang memungkinkan siswa mampu belajar. Di dalam model pembelajaran terdapat
karakteristik urutan tahapan kegiata guru dan siswa dalam peristiwa pembelajaran yang
dikenal dengan sintaks. Di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat rasional yang
merujuk pada suatu teori belajar tertentu. Rasional tersebut merupakan karakteristik yang
membedakan satu model dengan model lainnya (Indrawati, 2000). Dengan demikian suatu
model memiliki empat karakteristik yaitu:
- Landasan teori
- Tujuan yang harus dikuasai siswa
- Sintak atau urutan langkah kegiatan guru-siswa
- Kondisi belajar atau sistem lingkungan pembelajaran

Berikut dijelaskan berbagai pendapat tentang pengertian model pembelajaran :


Menurut Udin Winataputra 1994, Model pembelajaran dapat diartikan sebagai
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas
belajar mengajar.
Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Rumpun Model-model Pembelajaran


Joyce dan Weil (1996) dalam bukunya Model of Teaching telah menggolongkan
model-model pembelajaran menjadai empat rumpun model pembelajaran. Rumpun model
pembelajaran tersebut antara lain adalah Rumpun Model-model Pembelajaran Pengolahan
Informasi, Rumpun Model-model Pembelajaran Individual,
Rumpun Model-model Pembelajaran Pengolahan Informasi
Model-model pembelajaran dalam rumpun ini bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan
informasi yaitu cara-cara manusia menanggapi rangsangan dari lingkungan,
mengorganisasikan data, mengenali masalah dan mencoba mencari solusinya, serta
mengmebangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menangani masalah tersebut. Model
dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan
intelektual secara umum, dan penekanan konsep serta informasi yang berasal dar disiplin
ilmu secara akademis.Berikut adalah jenis-model-model pembelajaran yang termasuk
rumpun pengolahan informasi:
Tabel. 1
Model model Pembelajaran Pengolahan Informasi
No Jenis Model Tujuan/Manfaat
1. Berfikir Induktif Model ini ditujukan untuk pembentukan kemampuan
berfikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan
akademik, dan diperlukan dalam kehidupan secara
umum
2. Latihan inkuiri Model ini dirancang untuk melibatkan siswa dalam
berfikir sebab-akibat dan melatih mengajukan
pertanyaan secara opic dan tepat
3. Concept attainment Dirancang untuk mengajarkan (pembentukan) konsep
dan untuk membantu siswa menjadi lebih efektif dalam
belajar konsep (kemampuan berfikir induktif)
4. Mnemonic (strategi Model ini dirancang untuk membantu guru dalam
mengingat dan menerima menyajikan bahan pelajaran dan cara-cara membantu
informasi) siswa baik secara individual maupun secara kooperatif
dalam mempelajari informasi atau konsep
5. Perkembangan kognitif Model ini bertujuan untuk membantu guru dalam
pembentukan kemampuan berfikir/ pengembangn
intelektual pada umumnya, khususnya berfikir logis.
Kemampuan ini dapat diterapkan pada kehidupan sosial
dan pengembangan moral

6. Advance Organizer Model ini dirancang untuk meningkatkan kemamapuan


mengolah informasi dalam kapasitas untuk membentuk
dan menghubungkan dengan pengetahuan baru pada
struktur kognitif yang telah ada

7. Synectics Dirancang untuk membantu siswa break set dalam


kegiatan pemecahan masalah dan menulis untuk
memperoleh pandangan baru terhadap suatu opic
berdasarkan banyak hal dari lapangan

Dirancang untuk membantu siswa break set dalam kegiatan pemecahan masalah dan menulis
untuk memperoleh pandangan baru terhadap suatu opic berdasarkan banyak hal dari lapangan
Rumpun Model-model Pembelajaran Individual
Model-model pembelajaran pada rumpun individual ini memfokuskan pada pengembangan
pribadi. Model ini menekankan pada proses mengkonstruk dan mengorganisasi realita yang
memandang manusia sebagai pembuat makna.
Beberapa model yan Modelg termasuk rumpun pembelajaran individual ini antara lain:
Tabel. 2
Model-model Pembelajaran Individual

No. Jenis Model Karakteristik Model


1 Pengajaran Non Directif Model ini menekankan pada kemitraan Guru-siswa.
Guru berusaha membantu siswa memahami perannya
dalam pendidikan mereka sendiri. Model ini juga
menekankan pada pembentukan kemampuan belajar
sendiri untuk mencapai pemahaman dan penemuan
diri sendiri sehingga terbentuk konsep diri
2 Latihan Kesadaran Model ini berguna untuk meningkatkan
kemampuan/kapasitas seseorang dalam mengsplorasi
dan menyadari pemahaman diri sendiri
3 Sistem Konseptual Model ini dirancang untuk meningkatkan
kompleksitas pribadi dan feksibilitas
4 Pertemuan kelas Model ini ditujukan untuk pengembangan pemahamn
dan tanggungjawab pad diri sendiri dan kelompok
sosialnya.

3. Rumpun Model-Model Pembelajaran Sosial


Model-model pembelajaran rumpun sosial menggabungkan antara belaajr dan masyarakat.
Kedudukan belajar di sini adalah bahwa perilaku kooperatif tidak hanya merupakan pemberi
semangat sosial, tetapi juga intelektual. Sebaliknya tugas-tugas yang sering dilakukan dalam
kehidupan sosial dapat dirancang untuk meningkatkan belajar/keakademisan.
Jenis model pembelajaran rumpun sosial antara lain:
Tabel. 3
Model-Model Pembelajaran Sosial
No Jenis Model Tujuan / Manfaat
1 Partner in learning / Model ini dirancang untuk memberikan bimbingan kepada
Kerja Kelompok siswa untuk mendefinisikan/ menemukan masalah, menggali
berbagai pandangan terhadap masalah, dan belajar bersama
untuk menguasai informasi, ide, dan keterampilan yang
secara simultan mengembangkan kompetensi sosial.

2 Jurisprudential Model ini dirancang untuk melatih kemampuan mengolah


informasi dan menyelesaikan isu kemasyarakatan dengan
kerangka acuan atau cara berfikir jurisprudential (ilmu
tentang hukum-hukum manusia)
3 Role Playing (bermain Model ini dirancang untuk mengajak siswa dalam
Peran) menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial melalui tingkahlaku
mereka sendiri dan nilai-nilai yang menjadi sumber dari
penyelidikan itu. Bermain peran juga membantu siswa
mengumpulkan dan menata informasi mengenai isu-isu
sosial, mengembangkan rasa empati kepada teman, dan
mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial siswa.

4. Rumpun Model-Model Pembelajaran Perilaku


Model-model pembelajaran pada rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang
mengacu pada teori perilaku seperti teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi perilaku atau
perilaku terapi. Model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan lingkungan
belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara efektif sehingga terbentuk
pola perilaku yang dikehendaki.
Beberapa model pembelajaran pada rumpun ini antara lain :

Tabel. 3
Model-Model Pembelajaran Perilaku
No. Jenis Mode Karakteristik Model
1 Mastery learning, Bahan-bahan yang akan dipelajari siswa dipecah e dalam unit-
Direct Instruction, dan unit yang sederhana hingga yang kompleks. Bahan yang
Social learning dipelajari siswa umumnya dipelajari secara individual melalui
Theory berbagai media
2 Self Control Model pembelajaran ini mengandalkan pada bagaimana siswa
harus berprilaku dan siswa belajar dari dampak perilaku
tersebut, serta mengendalikan lingkungannya sehingga
perilaku tersebut dapat produktif.
3 Learning from Dalam situasi tertentu, individu akan memodifikasi
simulation perilakunya sesuai dengan masukan yang diterima dari
lingkungan. Mereka akan menata lingkunagnnya dan pola-
pola responnya dengan masukan-masukan dari lingkungan
4 The condition of Model ini menekankan pada hasil belajar : apa yang
learning diharapkan dari tugas/fungsi instruksional guru.

C. Karakteristik Umum Dari Setiap Rumpun Model Pembelajaran !


Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengoganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

1. Karakteristik Umum Model Pemrosesan Inforasi


Berprinsip pada pengolahan informasi oleh manusia dengan memperkuat dorongan-
dorongan internal / dari dalam dirinya untuk memahami dunia dengan cara menggali dan
mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan keluarnya serta
pengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.
- Menekankan pada peserta didik agar memiliki kemampuan untuk memproses informasi.
Dalam rumpun model pembelajaran pemrosesan informasi terdapat 7 model pembelajaran,
yaitu : Pencapaian Konsep (Concept Attainment, Berpikir induktif (InductiveThinking),
Latihan Penelitian (Inquiry Training, Pemandu Awal (Advance Organizer), Memorisasi
(Memorization), Pengembangan Intelek (Developing Intelect),Penelitian Ilmiah (Scientic
Inquiry).

2. Karakteristik Umum Model Personal


- Proses pendidikan sengaja diusahakan yang memungkinkan seseorang dapat memahami diri
sendiri dengan baik , sanggup memikul tanggung jawab untuk pendidikan dan lebih kreatif
untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
- Memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan
kemandirian yang produktif sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung
jawab atas tujuannya.
Dalam rumpun model personal ini terdapat 4 model pembelajaran, yaitu : Pengajaran
Tanpa Arahan (Non Directive Teaching), Model Sinektik (Synectics Model), Latihan
Kesadaran (Awareness Training), Pertemuan Kelas (Classroom Meeting).

3. Karakteristik Umum Model Interaksi Sosial


- Menitik beratkan pada pengembangan kemampuan kerjasama dari para siswa.
- Berdasarkan pada dua asumsi pokok, pertama : masalah-masalah sosial diidentifikasi dan
dipecahkan atas dasar dan melalui kesepakatanm-kesepakatan dengan menggunakan proses-
proses sosial, kedua : proses sosial yang demokratis perlu dikembangkan untuk melakukan
perbaikan masyarakat dalam arti seluas-luasnya secara build-in dan terus menerus.
Dalam rumpun model interaksi sosial ini terdapat 5 model pembelajaran, yaitu :
Investigasi Kelompok (Group Investigation), Bermain Peran (Role Playing), Penelitian
Yurisprudensial (Jurisprudential UInquiry), Latihan Laboratoris (Laboratory Training) dan
Penelitian Ilmu Sosial.
4. Karakteristik Umum Model Sistem Perilaku
- Mementingkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan penciptaan sistem
lingkungan belajar yang memungkinkan manipulalsi penguatan tingkah laku (reinforcement)
secara efektif sehingga terbentuk pola tingkah laku yang dikehendaki.
- Memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi dan metode dan tugas yang diberikan
dalam rangka mengkomunikaksikan keberhasilan.
Dalam rumpun model sistem perilaku ini terdapat 5 model pembelajaran, yaitu :
Belajar Tuntas (Mastery Learning), Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), Belajar
Kontrol Diri (Learning Self Control), Latihan Pengembangan Keterampilan dan Konsep
(Training for Skill and Concept Development), Latihan Assertif (Assertive Training)

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari berbagai definisi tentang pengertian model pembelajaran dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran merupakan kerangka, pola, atau rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh seorang guru dengan sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam
menghadapi era pendidikan yang semakin maju para guru dituntut untuk mempunyai
kerangka pembelajaran yang paling efisien untuk digunakan dengan menerapkan rumpun
model pembelajaran yang telah disediakan, menyesuaikan dengan kebutuhan yang dihadapi.
Keempat rumpun tersebut mempunyai bebagai model pembelajaran yang sesuai dengan
situasi dan kondisi peserta didik.

2. Saran
Setelah mengetahui pengertian dan rumpun model pembelajaran, pembaca sebagai
calon guru atau bahkan yang sudah menjadi guru dapat menerapkan hal-hal yang telah
dijelaskan di atas dengan tepat. Hal ini bertujuan agar tercapainya tujuan pendidikan yang
telah direncanakan dalam recana pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Abbatt. 1998. Pengajaran yang Efektif. Jakarta: IKAPI.

Ali, Mohammad. 2003. Pendidikan untuk Pembangunan Nasional. Bandumg: Grasindo.


Hasan, Said Hamid. 2005. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imperial Bhakti Utama.
Prayitno. 2002. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Bandung: Grasindo.
Sukmadinata, Nana Saodih. 2007. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Tyler, Ralph. 1991. Prinsip Asas Kurikulum dan Pengajaran. Johor: Pesta Sdn.

Wayan, I. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) . Jakarta: BP. Cipta Jaya.
5. Model Pembelajaran Sosial
f. Konsep
g. Strategi Pembelajaran
h. Evaluasi Pembelajaran
i. Karakteristik (Kognitif, Afektif, Keterampilan)
j. Kelebihan dan Kelemahan
6. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi
a. Konsep
b. Strategi Pembelajaran
c. Evaluasi Pembelajaran
d. Karakteristik (Kognitif, Afektif, Keterampilan)
e. Kelebihan dan Kelemahan
7. Model Pembelajaran Personal
a. Konsep
b. Strategi Pembelajaran
c. Evaluasi Pembelajaran
d. Karakteristik (Kognitif, Afektif, Keterampilan)
e. Kelebihan dan Kelemahan
8. Model Pembelajaran Sistem Perilaku
a. Konsep
b. Strategi Pembelajaran
c. Evaluasi Pembelajaran
d. Karakteristik (Kognitif, Afektif, Keterampilan)
e. Kelebihan dan Kelemahan

Anda mungkin juga menyukai