Kegiatan Belajar
a. Tujuan Pembelajaran
Sebagai pendahuluan, modul ini akan berisikan beberapa materi pembelajaran 1 yaitu
mengenai Konsep Kehamilan, yang terdiri dari sub pokok bahasan: Definisi kehamilan,
proses kehamilan, diagnosa kehamilan, faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan,
kebutuhan ibu hamil, tujuan asuhan kehamilan, kunjungan antenatal, proses
pencapaian peran ibu, dan standar pelayanan antenatal.
Secara umum tujuan dari modul ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai
konsep dasar keperawatan maternitas. Setelah mempelajari modul ini, Mahasiswa
diharapkan dapat memahami dan mampu menjelaskan serta mengaplikasikan
mengenai konsep kehamilan, mahasiswa juga harus mampu melakukan tindakan
keperawatan pada ibu hamil serta melakukan evaluasi dalam pembelajaran dan
dokumentasi pelaksanaan pembelajaran keperawatan maternitas.
Keperawatan Maternitas 1
Kegiatan Belajar 1
Konsep Dasar Kehamilan
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair,
sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina
sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang
melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot
(sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau
dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada
proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu
Keperawatan Maternitas 2
dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan
diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini
menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.
PATHWAY
Coitus
Menstruasi
Implantasi di uterus
Bagan B.2
(www.dokter.indo.net.id)
Keperawatan Maternitas 3
Proses kehamilan menurut Rustam Mochtar (1998), adalah :
c. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
Pembuahan adalah suatu peristiwa persatuan antara sel mani dengan sel telur dituba
fallopi. Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitasi dapat melintasi
zona pellusida masuk ke villetus ovum. Setelah itu zona pellusida mengalami
perubahan sehingga tidak dapat dilalui sperma lain. Persatuan ini dalam prosesnya
diikuti oleh persatuan pronuklei, keduanya yang disebut zygot yang terdiri dari atas
acuan genetik dari wanita dan pria.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zygot yang berjalan
lancar dan dalam 3 hari sampai dalam stadium morula. Hasil konsepsi ini dengan
urutan tetap bergerak ke arah rongga rahim. Hasil konsepsi sampailah dalam kavum
uteri dalam peringkat blastula.
d. Nidasi (Implantasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi dalam endometrium.
Blastula diselubungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan
dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan
endometrium berada pada masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak
mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar yang banyak mengandung glikogen
serta mudah dihancurkan oleh trofoblas.
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell-mass) akan mudah
masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan
menutup lagi. Itulah sebabnya pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka
desidua (Tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang
rahim (korpus) dekat fundus uteri.
Keperawatan Maternitas 4
Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil yang
terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac. Sedang sel-sel
yang lebih besar menjadi endoderm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah
lempeng embrional (embryonal plate) diantara amnion dan yolk sac.
Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigah (embrio) akan melapisi
bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionic membrane) yang
telah menjadi korion. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi 2 lapisan yaitu sitotrofoblas
yang disebelah dalam dan sinsitiotrofoblas yang disebelah luar.
e. Plasentasi
Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena pengaruh
hormon terus tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua adalah mukosa
rahim pada kehamilan yang terbagi atas :
1) Desidua basalis, terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini
plasenta terbentuk.
2) Desidua kapsularis, meliputi hasil konsepsi kearah rongga rahim yang lama
kelamaan bersatu dengan desidua vera kosena obliterasi.
3) Desidua vera, meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2002).
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan
sosial dalam keluarga. Menurut Armi (2006), bahwa :
1) Amenorea (tidak mendapat haid). Gejala ini sangat penting karena umunnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid
terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan
diperkirakan akan terjadi.
2) Mual dan muntah. Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan,
keadaan ini sering terjadi pada pagi hari tetapi tidak selalu dan keadaan ini disebut
”morning sickness”. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologis, tetapi
Keperawatan Maternitas 5
bila terlalu sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang biasa disebut
hiperemesis gravidarum.
3) Sering kencing. Keadaan ini terjadi pada kehamilan bulan-bulan pertama
disebabkan uterus yang membesar menekan pada kandung kemih, gejala ini akan
hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan
kembali terjadi karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
4) Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri. Disebabkan oleh pengaruh estrogen
dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar
Montgomery terlihat lebih membesar (Rustam Mochtar, 1998).
5) Striae dan hiperpigmentasi kulit. Pada pipi, hidung dan dahi tampak deposit
pigmen yang berlebihan yang dikenal dengan cloasma gravidarum. Areola
mammae menghitam. Pada linea alba tampak menjadi lebih hitam.
6) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh
hormon steroid (Hanifa, 2005).
7) Epulis adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Sering terjadi pada triwulan
pertama (Hanifa, 2005).
8) Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah genetalia
eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises
ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan
pertama (Hanifa, 2005).
1) Tanda hegar
Dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan lain di dinding perut
diatas simpisis pubis, maka terasa korpus uteri seakan-akan terpisah dengan serviks (
istmus sangat lembek pada kehamilan). Pada kehamilan 6 – 8 minggu dengan
pemeriksaan bimanual sudah dapat diketahui tanda hegar ini (Hanifa, 2005).
2) Tanda piskacek
Tanda piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata hingga menonjol jelas
kejurusan uterus yang membesar (uterus dalam keadaan hamil tumbuh cepat pada
tempat implantasinya) (Armi, 2006).
3) Tanda Braxton hicks
Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi. Kontraksi yang tidak
teratur tanpa nyeri disebut kontraksi Braxton Hicks. Adanya kontraksi Braxton Hicks
ini menunjukkan bahwa kehamilan bukan kehamilan ektopik (Armi, 2006).
4) Tanda ballottement
Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh lebih banyak sehingga
dengan menggoyangkan uterus atau sekonyong-konyong uterus ditekan maka janin
akan melenting dalam uterus, keadaan inilah yang disebut dengan ballottement
(Hanifa, 2005).
5) Tanda Chadwick
Merupakan warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu (Hanifa, 2005).
Keperawatan Maternitas 6
B.3.3 Tanda - Tanda Pasti Kehamilan :
1). Gerakan janin dalam rahim
Terlihat atau teraba gerakan janin
Teraba bagian-bagian janin
b. Perubahan psikologis
Perubahan psikologis trimester I
Segera setelah konsepsi kadar harmon estrogen dan progesterone kehamilan akan
meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari,
lemah, lelah dan menyebabkan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan
sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan dan kesedihan. Sering kali biasanya pada awal kehamilannya
ibu berharap untuk tidak hamil.
Keperawatan Maternitas 7
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama, karena perutnya masih kecil,
kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya pada
orang lain atau dirahasiakannya (PusDikNaKes, 2003).
Tabel B.3.2
Diagnosis Kehamilan Menurut Saifuddin, 2009
Kategori Gambaran
Kehamilan normal Ibu sehat, tidak ada riwayat obstetri buruk, ukuran
uterus sama/sesuai usia kehamilan, pemeriksaan fisik
dan laboratorium normal
Keperawatan Maternitas 8
rujukan untuk konsultasi dan penyakit kelamin dan kondisi lain – lain yang dapat
atau kerjasama penangananya memburuk selama kehamilan.
Kehamilan dengan kondisi Seperti perdarahan, eklamsi, ketuban pecah dini, atau
kegawadaruratan yang kondisi – kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan
membutuhkan rujukan segera bayi
Menurut marjati (2011) diagnosis banding nulipara dan multipara dapat dilihat
pada tabel bawah ini
Tabel B.3.2
Diagnosis Banding Nulipara Dan Multipara Menurut Marjati 2011
No NULIPARA MULTIPARA
1 Perut tegang Perut longgar, perut gantung,banyak
strie
2 Pusat menonjol Tidak begitu menonjol
3 Rahim tegang Agak lunak
4 Payudara tegang Kurang tegang dan tergantung, ada
strie
5 Labia mayora nampak bersatu Terbuka
6 Himen koyak pada beberapa tempat Kurunkula himenalis
7 Vagina sempit dengan rugae yang utuh Lebih besar, rugae kurang menonjol
8 Servick licin, bulat dan tidak dapat dilalui Bisa terbuka dengan satu jari, kadang
oleh satu ujung jari kala ada bekas robekan persalinan
yang lalu
9 Perineum utuh baik dan baik Bekas robekan atau bekas episiotomi
10 Pembukaan serviks : Mendatar sambil membuka hampir
Serviks mendatar dlu, baru membuka sekaligus
Pembukaan rata – rata 1 cm dalam 2 jam d. 2 cm dalam 1 jam
11 Bagian terbawah janin turun pada 4 – 6 Biasanya tidak terfiks pada PAP
minggu akhir kehamilan sampai persalinan mulai
12 Persalinan hampir selalu dengan tidak
episiotomy
a. Faktor Fisik
Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi tersebut. Status
kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan
Keperawatan Maternitas 9
kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin atau poliklinik kebidanan. Selain itu
status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa
kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si
ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang
mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin
akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan
gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin
akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses
persalinan.
b. Faktor Psikologis
1) Strees
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin
dapat mengalami keterlambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti
jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
2) Dukungan keluarga
Merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh
keluarga mengharapkan kehamilan., mendukung bahkan memperlihatkan
dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri,
lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Keperawatan Maternitas 10
B.5 KEBUTUHAN IBU HAMIL
4) Koitus
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan
hati-hati. Pada akhir kehamilan, sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan
perasaan sakit dan perdarahan. Pada ibu yang mempunyai riwayat abortus, ibu
dianjurkan untuk koitusnya di tunda sampai dengan 16 minggu karena pada waktu itu
plasenta telah terbentuk.
2) Nafsu makan meningkat dan pertumbuhan yang pesat, maka ibu dianjurkan untuk
mengkonsumsi protein, vitamin, juga zat besi.
Keperawatan Maternitas 11
c. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III
Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care
(ANC) tersebut adalah :
a) Memantau kemajuan kehamilan, dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun
dapat dipastikan keadaannya.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan
selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya.
c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan
janinnya.
d) Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali
kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan
persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan
lancar, seperti yang diharapkan semua pihak.
e) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan
dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapat berjalan
dengan lancar.
Keperawatan Maternitas 12
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu
faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah
melahirkan tanpa kekurangan suatu apapun.
Tujuan utama ANC adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu
dan bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi
komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan
memberikan pendidikan.
Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal
selama kehamilan (PusDikNaKes, 2003).
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu
1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III (Saifuddin,
2002).
Dengan antenatal care harus diusahakan agar:
a. Wanita hamil sejak awal sampai akhir kehamilan kesehatan fisik maupun
mental.
b. Mengurangi penyulit-penyulit atau kelainan fisik dan psikologis serta
menemukan dan mengobati secara dini.
c. Persalinan berlangsung tanpa kesulitan dan anak yang dilahirkan sehat serta
ibu dalam kondisi sehat pasca persalinan (Armi, 2006).
a. Pemeriksaan pertama
b. Pemeriksaan ulang
Keperawatan Maternitas 13
c. Menurut (Mufdillah, 2009), frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan
4 kali kunjungan ibu hamil dalam pelayanan antenatal, selama kehamilan dengan
Menurut teori Rubin mengenai pencapaian peran ibu ada suatu proses dari aktivitas
Taking On, Taking In, dan Letting Go yaitu:
1. Aktivitas Taking On: Mimicry/ meniru dan bermain peran/ role play
Mimicry adalah meniru perbuatan atau sikap orang lain yang menjadi role model
baginya (missal wanita lain yang sedang hamil) dan belajar dari berbagai sumber
tentang hal-hal yang akan dihadapinya nanti, (missal: apa yang aka terjadi dan
bagaimana rasanya melahirkan, atau bagaimana bayi itu pada masa-masa awal setelah
lahir), yang disukai akan diadopsi dan yang tidak disukai akan dihindari.
2. Aktivitas Taking In: Fantasi dan Introyeksi-Proyeksi-Rejeksi
Dalam fantasi, seorang wanita membayangkan dirinya nanti. Misalnya: akan seperti
apa nanti saat melahirkan, baju apa yang akan dipakaikan ke bayinya, hubungannya
dengan suami dan anggota keluarga lain setelah persalinan. Fantasi ini memungkinkan
si wanita mengembangkan pemahaman tentang bagaimana ia kan berperilaku.
3. Aktivitas Letting Go: Griefwork
Mereview, mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan peran diri
sebelumnya dan melepaskan peran yang tidak lagi sesuai atau tidak memungkinkan
lagi dilakukan. Pengalaman, hubungna interpersonal dan situasi yang berkaitan
dengan diri yang lalu dapat actual atau hanya harapan, menyenangkan atau tidak
menyenangkan. Hal ini membantu melepaskan secara perlahan-lahan kelekatannya
dengan “mantan ” dirinya.
Terdapat enam standar dalam standar pelayanan antenatal dari 25 standar pelayanan
kebidanan seperti berikut ini:
a. Standar 1: Identifikasi Ibu Hamil
Pernyataan standar:
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini secara
teratur.
Keperawatan Maternitas 14
b. Standar 2: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Pernyataan standar:
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/
kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan
pelayanan imunisasi, nasehat, dan penyuluhan kesehatan serta tugaas terkit lainnya
yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap
kunjungan. Bila ditemukan kelainan. Mereka harus mampu mengambil tindakan yang
diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
c. Standar 3: Palpasi Abdominal
Pernyataan standar:
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melkakan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamailan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa
posisi, bagian terendah janin dan masukna kepala janin ke dalam rongga panggul,
untuk mencari kelainan sera melakukan rujukan tepat waktu.
d. Standar 4: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Pernyataaan standar:
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/ atau rujukan
semua kasus anemia pada kehamialn sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Standar 5: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Pernyataan standar:
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
dan merujuknya.
f. Standar 6: Persiapan Persalinan
Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman
serta suasana yang menyenangkanakan direncanakan dengan baik, di samping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat
darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Departemen
Kesehatan RI, 1999)
Keperawatan Maternitas 15
RANGKUMAN_______________________________________________________
Kehamilan adalah sebuah proses adalah sebuah proses ketika fetus atau lazim
dikenal dengan nama embrio yang tumbuh dalam rahim hingga lahir dan selanjutnya
disebut Bayi. Dalam sebuah kehamilan, Janin yang tumbuh dalam rahim ibu akan
mengalami berbagai fase hingga menjadi bayi dan siap dilahirkan. Pada proses ini
seluruh asupan yang didapatkan oleh jenis berasal dari Ibu oleh karena sangat penting
mengetahui seluruh aspek yang dapat mendukung proses kehamilan, masa hamil
sampai melahirkan.
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai
aterm. (Manuaba, 2010).
Perkembangan janin pada dua minggu pertama, hasil konsepsi masih merupakan
perkembangan dari ovum yang dibuahi, dari minggu ke-3 sampai ke-6 disebut
mudigah (embrio) dan sesudah minggu ke-6 mulai disebut fetus. Perubahan-
perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan.
Tanda dan gejala kehamilan diantaranya adalah Tanda-tanda presumptif, Tanda-
tanda kemungkinan hamil dan Tanda pasti (tanda positif).
TUGAS_______________________________________________________________
TES FORMATIF
SOAL
1. Usia kehamilan Ny. Ineke adalah..................
A. 16 minggu C. 14 Minggu E. 12 Minggu
B. 15 minggu D. 13 Minggu
Keperawatan Maternitas 16
2. Kemungkinan penyebab keluhan yang dialami Ny. Ineke adalah.............
A. Penurunan hormon estrogen
B. Penipisan permukaan epitel
C. Penurunan hormon progesterone
D. Peningkatan hormon progesterone
E. Hypervaskularisasi dan edematous pada gusi
KASUS II
Kasus 1
1. A
2. E
3. D
4. E
5. A
Kasus 2
1. D
2. E
3. C
4. E
5. A
Keperawatan Maternitas 18
Lembar Kerja
Nama :
Nim :
Kelas :
TTD :
Dosen Pengampu :
NO Jawaban Formatif
Kasus I
1 A B C D E
2 A B C D E
3 A B C D E
4 A B C D E
5 A B C D E
Kasus II
1 A B C D E
2 A B C D E
3 A B C D E
4 A B C D E
5 A B C D E
Keperawatan Maternitas 19
C. Kegiatan Belajar
Sebagai pendahuluan, modul ini akan berisikan beberapa materi pembelajaran 2 yaitu
mengenai Konsep Adaptasi Maternal Secara Fisiologi dan Psikologi Pada Kehamilan,
yang terdiri dari sub pokok bahasan: Definisi psikologis dan fisiologis, konsepsi,
struktur fungsi dan dan sirkulasi tali pusat dan plasenta, serta sirkulasi darah fetus
Secara umum tujuan dari modul ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai
konsep dasar keperawatan maternitas. Setelah mempelajari modul ini, Mahasiswa
diharapkan dapat memahami dan mampu menjelaskan serta mengaplikasikan
mengenai konsep adaptasi maternal secara fisiologi dan psikologi, mahasiswa juga
harus mampu melakukan tindakan keperawatan pada ibu hamil serta melakukan
evaluasi dalam pembelajaran dan dokumentasi pelaksanaan pembelajaran
keperawatan maternitas.
Keperawatan Maternitas 20
Kegiatan Belajar 2
Konsep Adaptasi Maternal Secara Fisiologi dan Psikologi
Pada Kehamilan
C.1.1 Psikologis
Psikologis adalah (sifat) tentang jiwa, kejiwaan (Balhagi,2005). Psikologis kehamilan
adalah Suatu keadaan depresi pada ibu yang sedang mengandung disebabkan banyak
hal. Pertama, adanya perubahan hormon yang mempengaruhi mood ibu secara
keseluruhan sehingga si ibu sering merasa kesal, jenuh, atau sedih.
C.1.2 Fisiologis
Fisiologis adalah merupakan cabang dari Ilmu biologis yang mempelajari objek spesifik
makhluk hidup dari sudut pandang struktur dan fungsinya. Secara terminologis istilah
fisiologis berasal dari bahasa Yunani yaitu (Physis alam dan Logos: Ilmu),
Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan janin dalam
kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma, saat hamil akan
terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah drastis (Wikepedia, 2007)
Keperawatan Maternitas 21
ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran. Fungsi sistem
reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin /
steroid dari poros hormonal thalamus - hipothalamus - hipofisis - adrenal - ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh
siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
1) Genitalia Eksterna
a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis
sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris,
hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding
vagina.
c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung
pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum
rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum,
labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik
dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak
pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae
externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene
kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
Keperawatan Maternitas 22
g. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat
lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval,
cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek
dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah
sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata)
menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di
rongga genitalia interna.
h. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix
disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix
lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang
elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. Fungsi vagina
: untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi
(persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus
urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di
sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di
sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus
vaginal.
i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis
transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median
m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang
perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
2) Genitalia Interna
a. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks
uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan
serviks uteri.
b. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos,
jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga
Keperawatan Maternitas 23
vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar,
arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri
internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang
ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/
multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior,
setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks
yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam,
peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus
haid.
c. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos
tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular),
serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan
runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica
urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi
selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.
e. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis.
Keperawatan Maternitas 24
c) Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat
dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar
saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
d) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
g. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-
kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf.
Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan
pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar
epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-
hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum
pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan
fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium
terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan
jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior
terhadap arteri renalis.
1) Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri
dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus
(20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon
prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus
yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi,
dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara
sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ.
2) Kulit
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan
responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam. Protein
di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal
kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon
dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga
di dalam urine, plasma, keringat dan liur.
Keperawatan Maternitas 25
C.2.2 ANATOMI PANGGUL
Panggul (Pelvis) terdiri atas :
- Bagian keras yang dibentuk oleh
tulang
- Bagian yang lunak yang dibentuk
oleh otot-otot dan ligamenta.
Gambar C.2.2 Pelvis Wanita Normal
Sumber http://1.bp.blogspot.com/pelvic.jpg
Os Ilium
Os Ilium merupakan tulang terbesar dari
panggul dan membentuk bagian atas dan
belakang panggul.
Memiliki permukaan anterior berbentuk
konkaf yang disebut fossa iliaca. Gambar C.2.2 Os Coxae
Bagian atasnya disebut Krista iliaca. Sumber http://1.bp.blogspot.com/coxigis.jpg
Ujung-ujung disebut Spina Iliaca anterior
superior dan spina Iliaca posterior superior.
Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam os ilium yang membagi pelvis mayor
dan pelvis minor disebut linea innominata (linea terminalis).
Os Ischium
Terdapat disebelah bawah os ilium.
Merupakan tulang yang tebal dengan tiga tepi di belakang foramen obturator.
Os Ichium merupakan bagian terendah dari Os Coxae.
Memiliki tonjolan di bawah tulang duduk yang sangat tebal disebut Tuber Ischii
berfungsi penyangga tubuh sewaktu duduk.
Os Pubis
Terdapat disebelah bawah dan depan os ilium.
Dengan tulang duduk dibatasi oleh foramen obturatum.
Terdiri atas korpus (mengembang ke bagian anterior).
Os Pubis terdiri dari ramus superior (meluas dari korpus ke asetabulum) dan ramus
inferior (meluas ke belakang dan berat dengan ramus ischium). Ramus superior os
pubis berhubungan dengan dengan os ilium, sedangkan ramus inferior kanan dan
kiri membentuk arkus pubis. Ramus inferior berhubungan dengan os ischium.
Keperawatan Maternitas 26
2) Os Sacrum
Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan mengecil dibagian
bawahnya. Tulang kelangkang terletak di antara kedua tulang pangkal paha yang
terdiri dari dan mempunyai ciri :
Os sacrum berbentuk baji, terdiri atas 5 vertebra sacralis.
Vertebra pertama paling besar, mengahadap ke depan. Pinggir atas vertebra ini
dikenal sebagai promontorium, merupakan suatu tanda penting dalam penilaian
ukuran-ukuran panggul.
Di kanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui saraf foramina
sacralis anterior.
3) Os Coccygis
Berbentuk segitiga dengan ruas 3 sampai 5 buah bersatu.
Pada saat persalinan, Os Coccygis dapat didorong ke belakang sehingga dapat
memperluas jalan lahir.
4) Sendi Pelvis
Terdapat 4 sendi pelvis yaitu, dua Articulatio Sacroiliaca, Symphisis Pubis, Articulatio
Sacrococygea.
Dalam kehamilan dan persalinan, Articulatio ini dapat bergeser sedikit dan lebih
longgar. Pada disproporsi sefalovelvik 'ringan' kelonggaran ini kadang-kadang dapat
memungkinkan janin lahir pervaginam.
5) Articulatio Sacroiliaca
Sebagai penghubung antara Os Sacrum dengan Os Ilium, memungkinkan gerakan
terbatas ke depan dan ke belakang.
Pergeseran yang terlalu lebar pada articulatio ini sering menimbulkan rasa nyeri
dibagian persendian.
6) Symphisis Pubis
Terbentuk dari hubungan 2 os pubis.
Merupakan articulatio cartilagenia dan sendi amphiarthrosis yang pergerakan
sendinya lebih sedikit.
Longgarnya hubungan symphisis pubis ini dapat menimbulkan simfisiolisis yang
terasa sangat nyeri.
7) Articulatio Sacroocygea
Memiliki hubungan dengan os sacrum dan os coccygeus.
Adanya sendi ini memungkinkan os coccygeus tertekan ke belakang pada waktu
kepala janin lahir.
Keperawatan Maternitas 27
3. Ligamen-Ligamen Pelvis
Ligamen yang menghubungkan os sacrum dengan os ilium pada articulatio
sacroiliaca merupakan yang terkuat di seluruh tubuh.
Ligamen Sacrotuberosum mengikat sacrum dengan tuber ischii, sedang ligamen
sacrospinosum menghubungkan sacrum dengan spina ischiadika. Kedua ligamen
ini membentuk dinding posterior dari pintu bawah panggul.
4. Bagian-Bagian Pelvis
Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yaitu :
Pelvis Mayor
Bagian pelvis di atas linea terminalis, yang tidak banyak kepentingannya dalam obsetri.
Pelvis Minor
Dibatasi oleh pintu atas panggul (inlet) dan pintu bawah panggul (outlet). Pelvis minor
berbentuk saluran yang mempunyai sumbu lengkung ke depan (sumbu carus).
Keperawatan Maternitas 28
Diameter Oblikua, yaitu garis yang dibuat antara persilangan konyugata vera
dengan diameter tranversa ke articulation sacroiliaca yang panjangnya sekitar 13
cm.
2) Rongga Pelvis
Merupakan saluran di antara pintu atas panggul dan pintu bawah panggul.
Dinding anteriornya sekitar 4 cm terdiri atas os pubis dengan symphisisnya.
Dinding posteriornya dibentuk oleh os sacrum dan os coccygeus, sepanjang
kurang lebih 12 cm, Karena itu ruang panggul berbentuk saluran dengan sumbu
melengkung ke depan.
Sumbu ini adalah garis yang menghubungkan
titik temu konyugata vera dengan diameter
transversa di pintu atas panggul dengan titik-
titik sejenis di Hodge II, III, dan IV. Arah sumbu
ini sesuai pula dengan arah tarikan cunam atau
vakum pada persalinan dengan tindakan.
5. Bidang Hodge
Untuk menentukan berapa jauhnya bagian depan janin itu turun ke dalam rongga
panggul, maka Hodge telah menentukan beberapa bidang khayalan dalam panggul :
Hodge I : sejajar atau sama dengan pintu atas panggul
Hodge II : sejajar dengan H I melalui pinggir bawah symphysis
Hodge III : sejajar dengan H I melalui spinae ischiadicae
Hodge IV : sejajar dengan H I melalui ujung os coccygis
Keperawatan Maternitas 29
Jadi misalnya dikatakan bahwa kepala janin sudah turun sampai H IV berarti sudah
sampai di dasar panggul.
Keperawatan Maternitas 30
C.2.3 Sistem Hormonal
1. Badan Pineal
Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian
posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di
depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan
hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut
saraf. Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai “tempat roh”. Hormon melatonin:
mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat
produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin
dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad.
Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.
2. Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus. Tiap
inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis
posterior (neurohipofisis). Menghasilkan hormon- hormon pelepas : GnRH
(Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH
(Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone),
PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF
(Prolactin Inhibiting Factor).
3. Pituitari / hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon
gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan
dan pematangan folikel (FSH - Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH -
luteinizing hormone). Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan
juga hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.
Keperawatan Maternitas 31
terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam
menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam
darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam).
Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel
Leydig testis).
4. Ovarium
Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur
(ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka
interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-
hormon gonadotropin.
Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara
primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui
konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama
kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi
lemak tubuh.
Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan
/ regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang
keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik)
pengganti.
Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan
yang optimal jika terjadi implantasi.
Keperawatan Maternitas 32
5. Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil
konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan
mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium
rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan /
implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi
endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.
C.3 KONSEPSI
Keperawatan Maternitas 33
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.
Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau
air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel
spermatozoa.
b. Oogenesis
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium
akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase
profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat
hingga masa pubertas.
Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis,
menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar
pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu
oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum
tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH
yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang
diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan
hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk
mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya
folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau
korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang
berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan
hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai
terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.
Catatan : Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan
spermatozoa dapat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai
umur sekitar 45 - 5O tahun. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling
banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak
lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.
Keperawatan Maternitas 34
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi
Pada kutub embrional, sel-sel dari hipoblas membentuk selaput tipis yang
membatasi bagian dalam sitotrofoblas (selaput Heuser). Selaput ini bersama dengan
hipoblas membentuk dinding bakal yolk sac (kandung kuning telur). Rongga yang
terjadi disebut rongga eksoselom (exocoelomic space) atau kandung kuning telur
Keperawatan Maternitas 35
sederhana. Dari struktur-struktur tersebut kemudian akan terbentuk kandung kuning
telur, lempeng korion dan rongga korion. Pada lokasi bekas implantasi blastokista di
permukaan dinding uterus terbentuk lapisan fibrin sebagai bagian dari proses
penyembuhan luka.
Jaringan endometrium di sekitar blastokista yang berimplantasi mengalami
reaksi desidua, berupa hipersekresi, peningkatan lemak dan glikogen, serta edema.
Selanjutnya endometrium yang berubah di daerah-daerah sekitar implantasi blastokista
itu disebut sebagai desidua. Perubahan ini kemudian meluas ke seluruh bagian
endometrium dalam kavum uteri (selanjutnya lihat bagian selaput janin). Pada stadium
ini, zigot disebut berada dalam stadium bilaminar (cakram berlapis dua).
Pembuatan Lapisan Lembaga. Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan jaringan di
sebelah luar disebut ektoderm, di sebelah dalam endoderm. Endoderm tumbuh ke
dalam blastosoel membentuk bulatan penuh. Dengan demikian terbentuklah usus
primitif dan kemudian terbentuk Pula kantung kuning telur (Yolk Sac) yang
membungkus kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak berguna, maka tidak
berkembang, tetapi kantung ini sangat berguna pada hewan ovipar (bertelur), karena
kantung ini berisi persediaan makanan bagi embrio.
Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm. Ketiga
lapisan tersebut merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua bagian tubuh
manusia akan dibentuk oleh ketiga lapisan tersebut. Ektoderm akan membentuk
epidermis kulit dan sistem saraf, endoderm membentuk saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan, mesoderm membentuk antara lain rangka, otot, sistem peredaran
darah, sistem ekskresi dan sistem reproduksi.
Membran (Lapisan Embrio). Terdapat 4 macam membran embrio, yaitu :
a) Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)
Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan makanan
bagi hewan ovipar, pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak berguna.
b) Amnion
Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung, gunanya
melindungi janin dari tekanan atau benturan.
c) Alantois
Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme.
Pada mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam
jaringan tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tall pusat.
d) Korion
Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas. Jonjot
korion menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai
badan jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari-ari
(plasenta). Setelah semua membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut
janin/fetus.
Keperawatan Maternitas 36
1) Jonjot pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat seperti semak-
semak (chorion frondosum) sementara.
2) Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus
disebut chorion laeve.
Cairan Amnion
Di dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii). Asal cairan amnion
diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion / plasenta, kemudian
setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan
ke dalam rongga amnion.
Keperawatan Maternitas 37
Kelainan jumlah cairan amnion
Hidramnion (polihidramnion)
air ketuban berlebihan, di atas 2000 cc. Dapat mengarahkan kecurigaan adanya
kelainan kongenital susunan saraf pusat atau sistem pencernaan, atau gangguan
sirkulasi, atau hiperaktifitas sitem urinarius janin.
Oligohidramnion
air ketuban sedikit, di bawah 500 cc. Umumnya kental, keruh, berwarna kuning
kehijauan. Prognosis bagi janin buruk.
Keperawatan Maternitas 38
Gambar C.3.3 Pertumbuhan Janin Gambar C.3.3 Pertumbuhan Janin
Sumber http://1.bp.blogspot.com/eightmonths.jpg Sumber http://1.bp.blogspot.com/ninemonths.jpg
Pada tahap awal perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus
yang berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom
ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung
usus (intestional loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin yang telah
membesar.
Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus
vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga tercakup dalam connecting
stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin bersatunya amnion dengan
korion.
Setelah struktur lengkung usus, kandung kuning telur dan duktus vitellinus
menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal (2
arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis) yang menghubungkan sirkulasi janin dengan
plasenta.
Pembuluh darah umbilikal ini diliputi oleh mukopolisakarida yang disebut
Wharton’s jelly. Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel
tumbuh menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada
lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling
berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).
Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian
terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium
(sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid.
Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta / sistem
sirkulasi feto-maternal.
Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang
dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan
pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu
jaringan vaskular (disebut jonjot tersier / tertiary stem villi) (selanjutnya lihat bagian
selaput janin).
Keperawatan Maternitas 39
Selom ekstraembrional / rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan
embrional makin terpisah dari sitotrofoblas / selaput korion, hanya dihubungkan oleh
sedikit jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting
stalk).
Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian
akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi
Tali Pusat.
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring
dengan perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen
sirkulasi utero-plasenta.
Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan
sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur
menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh
darah janin dan lapisan korion. Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu
(maternal) berhubungan dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta
dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai
pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.
2. Fungsi Plasenta
PRINSIP : Fungsi plasenta adalah menjamin kehidupan dan pertumbuhan janin
yang baik.
1) Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin
2) Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin
3) Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
4) Endokrin : menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL,estrogen,progesterone
5) Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6) Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang
diberikan melalui ibu.
Keperawatan Maternitas 40
7) Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir-akhir
ini diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi /
intoksikasi yang dialami ibunya).
RANGKUMAN_______________________________________________________
Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada ibu ini
semua di perngaruhi oleh perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami
dan istri harus benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada
ibu baik perubahan fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya.
Perubahan dan Adaptasi Psikologi pada Kehamilan
a. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I
b. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester II
c. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III
Perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh ibu saat hamil yaitu: Perubahan
pada kulit, Perubahan pada payudara, Perubahan pada kantung kencing, Perubahan
pada sistem pencernaan, Perubahan pada sistem pernafasan, Perubahan tubuh ,
Perubahan pada kaki, Rasa Nyeri Pada Perut, Jerawat, Peningkatan pigmentasi, Stretch
marks, Linea nigra, Perubahan pada uterus.
Keperawatan Maternitas 41
Peran perawat dalam persiapan psikologis ibu hamil trimester I, II, III
a. Mempelajari keadaan lingkungan penderita
b. Informasi dan pendidikan kesehatan
c. Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin
d. Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi : memperkenalkan ruang bersalin,
alat – alat kebidanan dan tenaga kesehatan.
TUGAS_______________________________________________________________
TES FORMATIF
PETUNJUK
Jawablah pertanyaan dibawah ini di lembar jawab yang tersedia dengan memberikan
tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E pada jawaban yang benar!
1. Konseling yang paling tepat diberikan pada pasien dengan umur kehamilan 8
minggu adalah ….
A. Senam Hamil C. Asi eklusif E. Personal Hygiene
B. Gizi ibu hamil D. Persiapan persalinan
3. Tindakan yang tepat dilakukan oleh Bidan untuk mengatasi oedema pada kaki ibu
hamil yang masih fisiologis adalah ……
A. Diit rendah garam
B. Diit TKTP
C. Memberi konseling agar kaki ditinggikan saat tidur
D. Konseling penyebab oedema pada kaki
E. Pemberian terapi diuretik seperti Furosemid
Keperawatan Maternitas 42
4. Berikut ini ukuran panggul luar ibu hamil dalam keadaan normal adalah….
A. Distansia spinarum: 18 cm
B. Distansia Cristarum: 20 cm
C. Conjugata eksterna: 30 cm
D. Lingkar Panggul: 90 cm
E. Conjugate internum 18
5. Bila pada pemeriksaan Leopold III tepi atas symphisis posisi ujung-ujung jari
tangan masih dapat bertemu disebut dengan…
A. Konvergen C. Kondivergen E. Avergen
B. Divergen D. Dikonvergen
6. Apabila posisi ujung jari tangan diatas symphisis masih dapat bertemu maka
interpretasinya adalah…..
A. Presentasi sudah jauh masuk panggul
B. Presentasi 1/5 masuk panggul
C. Presentasi 2/5 masuk panggul
D. Presentasi 3/5 masuk panggul
E. Presentasi belum masuk panggul
7. Sedangkan apabila posisi ujung jari tangan diatas symphisis konvergen maka
interpretasinya adalah….
A. Presentasi sudah jauh masuk panggul
B. Presentasi 1/5 masuk panggul
C. Presentasi 2/5 masuk panggul
D. Presentasi 3/5 masuk panggul
E. Presentasi belum masuk panggul
8. Bagian terbawah janin masih dapat digoyangkan dengan bebas. Hal ini dapat
diinterpretasikan sebagai…..
A. Presentasi sudah jauh masuk panggul
B. Presentasi 1/5 masuk panggul
C. Presentasi 2/5 masuk panggul
D. Presentasi 3/5 masuk panggul
E. Presentasi belum masuk panggul
9. Secara fisiologis pada masa kehamilan terjadi haemodilusi, yang puncaknya terjadi
pada usia 32 mgg sehingga terdapat gejala anemia, haemodilusi ini terjadi
karena…
A. Masa RBC dan plasma meningkat
B. Masa WBC dan plasma meningkat
C. Masa RBC meningkat, plasma tetap
D. Masa RBC tetap, plasma meningkat
E. Masa WBC tetap, plasma meningkat
Keperawatan Maternitas 43
10. Ny Leni datang tgl 17 januari 2007 ke klinik mengeluh terlambat haid, sering
kencing, pusing, mual muntah dipagi hari, HPHT : 27 November 2006. Penyebab
Ny leni mengeluh sering kencing adalah ….
A. Peningkatan hormone
B. Kandung kencing tertekan oleh kepala bayi
C. Kandung kencing tertekan oleh pembesarn uterus
D. Infeksi saluran kencing
E. Semua jawaban diatas benar
Kasus 1
1. B 6. E
2. B 7. A
3. C 8. E
4. D 9. D
5. A 10. C
Keperawatan Maternitas 44
LEMBAR KERJA
Nama :
Nim :
Kelas :
TTD :
Dosen Pengampu :
NO Jawaban Formatif
1 A B C D E
2 A B C D E
3 A B C D E
4 A B C D E
5 A B C D E
6 A B C D E
7 A B C D E
8 A B C D E
9 A B C D E
10 A B C D E
Keperawatan Maternitas 45
D. Kegiatan Belajar
Sebagai pendahuluan, modul ini akan berisikan beberapa materi pembelajaran 3 yaitu
mengenai Masalah Keperawatan Pada Trimester I, II dan III, yang terdiri dari sub
pokok bahasan: Keperawatan Trimester I, Keperawatan Trimester II, Keperawatan
Trimester III,
Secara umum tujuan dari modul ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai
konsep dasar keperawatan maternitas. Setelah mempelajari modul ini, Mahasiswa
diharapkan dapat memahami dan mampu menjelaskan serta mengaplikasikan
mengenai masalah keperawatan pada tiap trimester, mahasiswa juga harus mampu
melakukan tindakan keperawatan pada ibu hamil serta melakukan evaluasi dalam
pembelajaran dan dokumentasi pelaksanaan pembelajaran keperawatan maternitas.
Keperawatan Maternitas 46
Kegiatan Belajar 3
Masalah Keperawatan Pada Trimester I, II, dan III
Minggu ke – 1
Pertumbuhan dan perkembangan janin pada minggu I, dimulai oleh adanya
konsepsi atau fertilisasi. Perkembangan selanjutnya, zigot atau hasil konsepsi
mengalami pembelahan dan akhirnya bernidasi di endometrium yang telah disiapkan.
Minggu ke – 2
Setelah implantasi, terjadi perubahan pada bintik benih yang merupakan bagian
blastokist, terlihat adanya ruangan amnion dan yolk sac. Ruangan ini kelak menjadi besar
dan meliputi seluruh embrio, di dalam ruangan inilah embrio akan tumbuh. Sel-sel
yang membatasi ruangan ini dinamakan ectoderm. Pada waktu yang sama, timbul
sebuah rongga lain dibawah ruangan amnion, yaitu ruangan kuning telur. Sel-sel
Keperawatan Maternitas 47
disekitar kuning telur dinamakan endoderm. selanjutnya timbul lapisan lain diantara
ectoderm dan endoderm yaitu mesoderm. Endoderm menjadi lebih tebal membentuk
procordal plate.
Minggu ke – 3
Selama minggu ketiga, hasil konsepsi tumbuh pesat yaitu berlangsung mulai hari ke
15 sampai dengan 21. Pada masa ini terjadi diferensiasi sel-sel menjadi organ-organ
tubuh sederhana, yaitu :
a. Ektoderm
Ektoderm membentuk jaringan tubuh paling luar seperti rambut, kuku, kulit dan sistem
saraf seperti otak, sumsum tulang belakang dan saraf motorik. Sel-sel saraf pada saat
lahir berjumlah kurang lebih 100 juta. Selama kehamilan manusia, sel-sel baru tidak
bertambah tetapi membesar sesuai pertumbuhan tubuh.
b. Mesoderm
Sel-sel mesoderm akan membentuk otot, tulang, jaringan ikat, otot jantung, pembuluh
darah dan corpus, limpa ginjal dan genetalia.
c. Endoderm
Endoderm membentuk organ-organ tubuh bagian dalam seperti intertinum, paratiroid,
tiroid, timus, liver, pankreas, traktus respiratorius, saluran paringotimpani dan telinga
tengah, kandung kencing, uretra, genetalia laki-laki dan perempuan, kelenjar prostat,
kelenjar vestibulum dan garis uterus. pembentukan genetalia dan sistem urinarius
dimulai dari penonjolan dan penebalan mesoderm yang disebut urogenital ridge,
dilanjutkan dengan migrasi sel-sel germinativum promodial dari dinding yolk sac, dekat
ventrikulum allantois.
Minggu ke – 4
Selama empat minggu, embrio tumbuh dan bertambah panjang 3,5 cm dan berat
kira-kira 5 mg. Perpanjangan embrio kearah atas menjadi kepala, ke arah bawah
menjadi ekor dan ke arah samping menjadi tubula. Penutupan saluran pernapasan
mulai terjadi di daerah atas bawah oksiput. Pericardial jantung membesar karena
mengangkatnya kepala, pertumbuhan laringotracheal dan paru-paru menjadi sistem
pernapasan. Mandibula dan maxilla menjadi rahang yang terpisah, rudimeter mata,
telinga dan hidung menjadi terpisah. Sistem peredaran darah sederahana mulai
ternbentuk dan jantung mulai berdetak, lambung, liver dan pankreas, tiroid dan
kelenjar timus mulai berkembang, plasenta tumbuh sempurna.
Minggu ke – 5
Pada pertengahan kehamilan, janin diukur dengan ukuran kepala bokong (CRL).
Sebelum pertengahan kehamilan janin diukur dengan ukuran bokong tumit (CHL).
Panjang CRL dari 4 mm menjadi 8 mm dan beratnya dari 5 mg menjadi 50 mg.
Pertumbuhan kepala lebih cepat dari pertumbuhan badan, sehingga embrio
melengkung dan membentuk huruf C. Permulaan bentuk kaki dan tangan berupa
benjolan.
Keperawatan Maternitas 48
Minggu ke – 6
Kepala terlihatlebih besar dari leher dan melengkung melampaui jantung. Posisi
mata, hidung dan mulut jelas. Kaki atas dan bawah mulai dapat diidentifikasi dan
telapak tangan berkembang menjadi jari-jari. Pertumbuhan berupa alat kelamin testis
mulai terjadi, sedangkang ovarium terjadi lebih lambat dibanding testis. Hemisfer
serebral terlihat lebih cepat membesar seperti kepala. Posisi mata pindah, dari lateral ke
arah frontal sesuai dengan perpanjangan muka. Tonjolan berupa jantung dan liver ke
arah dinding ventral lebih dahulu, karena memiliki fungsi vital bagi embrio, tali pusat
mengecil. Bentuk lengan atas dan bawah, tungkai atas dan bawah menjadi jelas. Jari-
jari terus berkembang pada hari ke 40-50.
Minggu ke – 7
Jantung sudah terbentuk lengkap. Saraf dan otot bekerja bersamaan untuk pertama
kalinya. Bayi mempunyai refleks dan bergerak spontan. Bayi mulai menendang dan
berenang di dalam rahim, walau ibu belum mampu merasakannya. Pada akhir minggu
ini, otak akan terbentuk lengkap. Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar
keseluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuk yang kita kenal. Pada akhir
minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di
sekeliling bentukan tulang.
Minggu ke – 8
Selama akhir periode ini embrio telah menunjukkan bentuk dan ciri-ciri manusia,
hemisfer serebral tumbuh pesat, dimana besarnya mencapai 50% dari massa embrio.
Letak wajah setengah bagian bawah dari kepala dan mata terus berpindah ke arah
frontal. Alis mata mulai berkembang. jari-jari memanjang dan dapat dibedakan pada
akhir minggu kedelapan. Perbedaan jenis kelamin bagian luar bisa dilihat oleh mata
yang sudah terlatih, mulai pemeriksaan anatomic dan histology kelenjar kelamin, namun
masih membingungkan. Pertumbuhan alat kelamin dipengaruhi oleh hormon-hormon
yang dikeluarkan oelh kelenjar kelamin, obat-oabatan, radiasi dan gizi ibu hamil. Alat
kelamin perempuan dibentuk dari duktus Mulleri, sedangkan alat kelamin laki-laki
dibentuk dari sistem duktus Wolfii.
Minggu ke 9 – 12
Pada usia 9 minggu, kepala terlihat lebih besar, wajah tampak secara garis besar,
perbandingan ukuran tungkai atas sudah mencapai proporsi normal. Tungkai bawah
berkembang labih panjang. Genetalia eksterna perempuan dan laki-laki terlihat sama
pada minggu ke-9, tetapi mencapai maturitas, sempurna dan dapat dibedakan pada
minggu ke-12. Sel-sel darah merah mulai diproduksi oleh liver selama minggu awal
dan fungsinya diambil alih oleh splenn selama minggu ke-12. Panjang janin sekitar 7-9
cm.
Keperawatan Maternitas 49
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Pada minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah
avokad. Seiring dengan perkembangan kehamilan, daerah fundus dan korpus akan
membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.
b. Serviks Uteri
Pada trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus.
Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan. Dengan sel-
sel otot polos dan jaringan elatis, serabut kolagaen bersatu dengan arah pararel
terhadap sesamanya sehingga serviks menjadi lunak pada dinding kondisi tidak hamil,
tetapi tetap mampu mempertahankan kehamilan.
c. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luterum graviditatum, korpus
luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian korpus luteum mengecil
setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
prostegeron. Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan kematangan volikel
baru ditunda, hanya satu korpus luteum yang dpat ditemukan oleh ovarium. Volikel
ini akan befuksi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan
berepran sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal dengan
korpus luteum gravidarum akan meneruskan funsinya sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada umur 16 minggu.
d. Payudara
Payudara akan membesar dang tegang akibat hormon somatomamotropin,estrogen
dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan asi. Estrogen menimbulkan
hipertropik sistem saluran, sedangkan prgesteron menambah sel-sel asinus pada
payudara.
Somamotropin mempengaruhi [ertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan
perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasien. Dengan demikian
payudara di persiapakan untuk laktasi. Disamping itu perubahan progesteron dan
somatomatropin terbentuk lemak di sekitar alveolua-alveolus, sehingga payudara
menjadi besar. Papilia mamae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam,
seperti seluruh areole mamae karena hiperpigmentasi. Lemak yang muncul di aerola
primer disebut lemak tuberkel montgomery. Grandula montgomery tampak lebih jelas
menonjol di permukaan aerola mamae.
2. Sistem Endokrin
1) Hormon Plasenta
Sekresi hormon plasenta dan HCG dari plasenta janin mengubah organ endokrin
secara langsung. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan produksi globulin
meningkat dan menekan produksi tiroksin, kortikosteroid dan steroid, dan akibatnya
plasma yang mengandung hormon-hormon ini akan meningkat jumlahnya. Tetapi
kadar hormon bebas tidak mengalami peningkatan yang besar.
Keperawatan Maternitas 50
2) Kelenjar Hipofisis
Berat kelenjar hipofise anterior meningkat antara 30%-50%, yang menyebabkan
perempuan hamil menderita pusing. Sekresi prolaktin, hormon adrenokortikotropik,
hormon tirotropik dan melanocyt stimulating hormon meningkat.
3) Kelenjar Tiroid
Dalam masa kehamilan, normalnya ukuran kelenjar tiroid akan mengalami
pembesaran kira-kira 13% akibat adanya hiperplasi dari jaringan glandula dan
peningkatan vaskularitas. Secara fisiologis akan terjadi peningkatan ambilan iodine
sebagai kompensasi kebutuhan ginjal terhadap iodine yang meningkatkan laju filtrasi
glomerolus.
4) Kelenjar Adrenal
Karena dirangsang oleh hormon estrogen, kelenjar adrenal memproduksi lebih banyak
kortisol plasma bebas dan juga kortikosteroid, termasuk ACTH, dan ini terjadi sejak
usia 12 minggu hingga masa aterm. Karena kortisol bebas menekan produksi ACTH,
disimpulkan adanya gangguan mekanisme feed-back. Diperkirakan kortisol bebas
yang meningkat mempunyai efek yang berlawanan terhadap insulin. Dengan
meningkatkan kadar glukosa dalam darah, adanya asam lemak dan produksi glikogen
serta menurunnya tingkat penyebaran glukosa oleh otot dan lemak, dapat membuat
kebutuhan fetus akan glukosa terpenuhi.
4. Sistem Kekebalan
HCG mampu menurunkan respon imun pada perempuan hamil. Selain itu, kadar
Ig G, Ig A dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga
mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini, hingga
aterm.
5. Sistem Perkemihan
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh
estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat
sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus,
menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea
dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
6. Sistem Pencernaan
Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah,
selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi,
lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan
asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak
sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
7. Sistem Musculoskeletal
Keperawatan Maternitas 51
Estrogen dan relaksasi memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen
pelvic pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan
kemampuannya dalam menguatkan posisi janin di akhir kehamilan dan saat kelahiran.
8. Sistem Kardiovaskuler
Meningkatnya beban kerja jantung menyebabkan otot jantung mengalami
hipertrofi, terutama ventrikel kiri sebagai pengatur pembesaran jantung. pembesaran
uterus menekan jantung ke atas dan kiri. Pembuluh jantung yang kuat membantu
jantung mengalirkan darah keluar jantung ke bagian atas tubuh, juga menghasilkan
elektrokardiografi dan radiografi yang perubahannya sama dengan iskemik oada
kelainan jantung. Perlu diperhatikan juga jantung pada perempuan hamil normal.
Suara sistolik jantung dan murmur yang berubah adalah normal.
9. Sistem Integumen
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan
berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (->
linea grisea), striae lividae pada perut, dsb.
10. Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid.
Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari
(menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin.
Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor,
magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk
pembentukan hemoglobin tambahan. Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada
kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara
bermakna karena :
1. ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
2.produksi glukosa dari hati menurun
3. produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
4. aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta
lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga
peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.
Keperawatan Maternitas 52
12. Sistem Pernafasan
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke
kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest
compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional
residual capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.
Keperawatan Maternitas 53
tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan
hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana
otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
f. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap
normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
1. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran
sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal
melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita
hamil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai
penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.
Keperawatan Maternitas 54
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadaang
ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja
3. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan
sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan
seksama.
5. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya.
6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi
kebanyakan akan mengalami penurunan.
Apabila kondisi - kondisi ini terjadi secara beruntun sedikitnya selama 2 minggu
maka akan menimbulkan kondisi psikologis yang bermasalah yang sifatnya
memerlukan adanya pengobatan.
1. Perdarahan Pervaginam
Penanganan : Lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan ibu termasuk tanda-tanda
vital (tekana darah, nadi, pernafasan, temperature)
2. Hiperemesis Gravidarum
Penanganan : Hindari makan yang sulit dicerna dan berlemak.
Keperawatan Maternitas 55
Komplikasi : Jika muntuah terus menerus biasa terjadi kerusakan hati, komplikasi
lain perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika
muntah.
3. Mola
Penanganan : jika diagnosis kehamilan mola ditegakkan, lakukan evaluasi uterus,
dan lakukan evakuasi jaringan mola dan berikan infuse.
Pengkajian
Keperawatan Maternitas 56
1. Aktifitas / Istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal
Denyut nadi dapat meningkat 10-15 dpm
2. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
Peningkatan frekuensi perkemihan
4. Makanan / Cairan
Mual muntah ; nyeri ulu hati umum terjadi
Penambahan berat badan 2-4 kg
Membran mukosa kering ;
Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
5. Nyeri/ Ketidaknyamanan
Kram kaki, nyeri tekan, dan bengkak pada payudara ; nyeri punggung
6. Pernapasan
Hidung tersumbat ; mukosa lebih merah daripada normal
Frekuensi pernapasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran / tinggi uterus
7. Keamanan
Suhu 36.1ºC-37.6ºC
Irama jantung janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (10-12minggu)
8. Seksualitas
Penghentian menstruasi
Perubahan respon / aktifitas seksual
Leukorea mungkin ada
Peningkatan progresif pada ukuran uterus.
Perubahan payudara
9. Interaksi Sosial
Bingung / meragukan perubahan peran yg diantisipasi
Tahap maturasi / perkembangan bervariasi
Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi
10. Penyuluhan / Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada usia,
tingkat pengetahuan, pengalaman, paritas, keinginan terhadap anak, stabilitas
ekonomik
11. Pemeriksaan Diagnostik
JDL
Golongan darah
Usap vagina / rektal
Tes serologi
Skrining
Titer rubella
Papanicolaou smear
Urinalisis
Tes serum / urin
Sonografi
Keperawatan Maternitas 57
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
1. Perubahan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) b/d perubahan nafsu makan.
2. Ketidaknyamanan b/d perubahan fisik dan pengaruh hormonal
3.Kekurangan volume cairan b/d gangguan masukan atau kehilangan cairan yang
TINDAKAN
berlebihan (muntah)
4.Kurang pengetahuan atau kebutuhan belajar b/d kurang pemahaman tentang
perubahan fisiologis atau psikologis yang normal dan dampaknya terhadap klien dan
keluarga
5.Cedera b/d malnutrisi ibu
6.Keletihan b/d peningkatan keburtuhan energi untuk melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari.
7. Konstipasi b/d adanya hemoroid
8. Infeksi saluran kemih b/d praktik hygiene buruk
9. Curah jantung b/d peningkatan volume cairan (preload)
10. Gangguan citra tubuh b/d persepsi tentang perubahan biofisik
11. Penampilan peran b/d tingkat perkembangan (imaturitas pada klien atau orang
terdekat)
12. Koping keluarga b/d kebutuhan klien dan keluarga cukup terpenuhi.
13. Pola seksualitas b/d kekurangan pengetahuan atau ketrampilan tentang perubahan
fungsi atau struktur tubuh.
INTERVENSI
Perubahan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) b/d perubahan nafsu makan.
Keperawatan Maternitas 58
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan menggunakan batasan
24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kuku, kulit
2. Berikan informasi tertulis atau verbal yang tepat tentang diet pranatal dan suplemen vitamin atau zat
besi setiap hari
3. Perhatikan adanya pika/mengidam kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk
memakannya.
4. Timbang berat badan klien: pastikan berat badan pregravid biasanya. Berikan informasi tentang
penambahan pranatal yang optimum
5. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah
6. Pantau kadar hemoglobin (Hb)/ hematokrit(Ht)
7. Kolaborasi :
• Buat rujukan yg perlu sesuai indikasi (misal..pada ahli diet, pelayanan sosial)
TINDAKAN RASIONAL
Keperawatan Maternitas 59
Kurang pengetahuan atau kebutuhan belajar b/d kurang pemahaman tentang
perubahan
1. Berikan informasi tentang tanda dan gejala ISK1., Ibu yg ISK berespon baik pada tindakan dan mungk
tekankan perlunya melaporkan tanda-tanda infksi tidak serius : namun, hal ini dihubungkan deng
Keperawatan Maternitas 60
ke pemberi pelayanan kesehatan serat tidak persalinan atau kelahiran
meminum obat sampai pemberitahuan
2. Banyak virus seperti sitomegalovirus (CMV) dap
selanjutnya diekpresi dalam urin selama lebih dari 4tahun setel
2. Tekankan perlunya mencuci tangan secara teratur pemanjaan dan kemungkinan ditransmisikan pad
atau menyeluruh sebelum dan saat memegang higene yg buruk
makanan dan setelah tolieting. 3. Membantu mencegah kontaminasi E.coli rekt
3. Berikan informasi tentang tindakan higene lain mencapai vagina dapat membantu mencegah transm
termasuk mengusap vulv daridepan kebelakang PHS, khususnya CMV dan uretritis nongonokokal
setelah berkemih dan setelah koitus 4. Membantu mencegah stasis pada saluran urin d
4. Anjurkan klien minum 6-8gelas cairan setiap hari. membantu mencegah ISK
Diskusikan peran residu asam dalam diet dan 5. Memperbaiki dukungan organ pelvis, menguatkan d
tambahan jus cranberry/jeruk meningkatkan elastisitas pubokoksigeus : leb
5. Anjurkan untuk mempraktikan latihan Kegel mengontrol perkemihan
(pengencangan perineal) sepanjang hari 6. Faktor-faktor pemberat seperti menggunakan ka
6. Anjurkan penggunaan celana dalam dari katun tebal dan duduk di bak mandi yg berisi air membu
dan hindari mandi dengan menggunakan bath tub pemajanan terhadap infeksi lebih terbuka
bila klien mempunyai riwayat ISK 7. 7. Urine yg basah pemberi kecenderungan kli
7. Kolaborasi : Dapatkan sample urine rutin untuk terkena infeksi proteus vulgaris sebanyak 2%-10
pemeriksaan mikroskopi, pH, adanya sel-sel wanita hamil mengalami bakteri uria yg asimptomat
darah putih dan kultur serta sensivitas sesuai (jumlah koloni lebih besar 100.000/ml) y
indikasi laporkan jumlah koloni yg lebih besar meningkatkan resiko ruptur prematur dari membra
100.000 /ml. dari korioamnionitis
8. Berikan antibiotik (nis, ampicilin, eritromicin8. 8. Atasi infeksi sesuai indikasi. Perawatan har
dengan tepat) dilakukan sesuai resep antibiotik pranatal, karen
potensial ber efek negatif pada janin.
1. Uterus
Melalui pemeriksaan Leopold I
Usia 16 minggu: Berbentuk bulat, kavum uteri diisi oleh ruang amnion yang berisi
janin, dan tinggi fundus uteri kira – kira terletak diantara simfisis dan pusat
Usia 20 minggu: tinggi fundus uteri kira – kira 3 jari diatas pusat
Usia 24 minggu: tinggi fundus uteri kira – kira tepat setinggi pusat
2. Vagina
Meningkatnya kongesti vaskular organ vagina dan pelvik menyebabkan peningkatan
sensitifitas yang sangat berarti.Jadi antara bulan ke-4 dan ke-7 kehamilan
memungkinkan tingginya derajat rangsangan seksual.
Keperawatan Maternitas 62
22 Kerangka berkembang dengan pesat.
23 Kelopak mata mulai membuka dan menutup.
24 Berat janin berkisar 700 sampai 800 gr.
Kulit kemerahan dan keriput.
Terbnetuk kelenjar keringat.
Keperawatan Maternitas 63
8. Konstipasi – Terjadi 50% pada Motilitas gastrointestinal tract
semua wanita hamil. diperlambat oleh progesteron, akibat
peningkatan resorbsi air dan
pengeringan feces, tekanan intestinal
karena semakin membesarnya uterus
predisposisi konstipaso karena
suplementasi zat besi oral.
9. Kembung dan bersendawa berkurangnya motilitas gastrointestinal
akibat hormon, memberikan peluang
bakteri untuk memproduksi gas;
menelan udara.
10. Sakit kepala ketegangan emosional (biasanya lebih
dari vasculer migrain headache) nyeri
mata (kelainan refraksi)vasculer
engorgement dan sumbatan sinus dari
stimulasi hormone
11. Nyeri sekitar ligamen Ligamen yang menciut / tertekan
(kelemahan) disebabkan oleh pembesaran uterus.
Nyeri sendi, pinggang dan tekanan
pelvic, hypermobilitas sendi
Keperawatan Maternitas 64
Kemungkinan dibuktikan oleh: Keluhan-keluhan sesak napas, dispnea, perubahan
kedalaman pernapasan.
Kriteria hasil :Melaporkan penurunan frekuensi / beratnya keluhan,
mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernapasan.
No Intervensi Rasional
1 Kaji status pernapasan (mis, sesak Menentukkan luas/beratnya masalah yang
napas pada pengerahan tenaga, terjadi pada kira-kira 60% klien pranatal.
kelelahan). Meskipun kapasitas vitl meningkat, fungsi
pernafasan diubah saat kemampuan diafragma
untuk turun pada inspirasi berkurang oleh
pembesaran uterus.
2 Dapatkan riwayat dan pantau Masalah lain dapat terus mengubah pola
masalah medis yang terjadi/ada pernapasan dan menurunkan oksigenasi
sebelumnya (mis,, alergi rinitis, jaringan ibu/janin.
asma, masalah sinus, tuberkulosis).
3 Kaji kadar hemoglobin (Hb) dan Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu
hematokrit (Ht) tekankan ke 24-32 mengencerkan kadar Hb,
pentingnya masukan vitamin / mengakibatkan kemungkinan anemia dan
fero sulfat pranatal setiap hari menurunkan kapasitas pembawa oksigen.
(kecuali pada klien dengan anemia (Catatan: Zat besi dapat dikontraindisikan
sel sabit). untuk klien dengan anemia sel sabit).
4 Berikan informasi tentang rasional Menurunkan kemungkinan gejala-gejala
untuk kesulitan pernapasan dan pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan.
program aktivitas/latihan yang
realistis. Anjurkan sering istirahat,
tambah waktu untuk melakukan
aktivitas tertentu, dan latihan
ringan, seperti berjalan.
5 Tinjau ulang tindakan yang dapat Postur yang baik dan makan sedikit membantu
dilakukan klien untuk mengurangi memaksimalkan penurunan diafragmatik,
masalah; mis,, postur yang baik, meningkatkan ketersediaan ruang untuk
menghindari merokok, makan ekspansi paru. Merokok menurunkan
sedikit tetapi lebih sering, dengan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu-janin.
menggunakan posisi semi-Fowler Pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan
untuk duduk/tidur bisa gejala ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravid.
berat.
Evaluasi :
S : Klien mengatakan sudah tidak sesak nafas
O : - RR 20 x/menit
- Tidak ada otot-otot bantu pernafasan
- Kadar Hb normal (12 – 16 gr/dl)
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Keperawatan Maternitas 65
2. Nyeri (Akut)
Dihubungkan dengan: prosedur pembedahan, trauma jaringan, interupsi saraf, diseksi
otot.
Kriteria hasil : Mengekspresikan penurunan nyeri, wajah rileks, kebutuhan istirahat
dapat terpenuhi
No Intervensi Rasional
1 Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, Membantu dalam mengidentifikasi
lamanya, dan intensitasnya (skala 0-10). derajat ketidaknyamanan dan kebutuhan
untuk analgesik.
2 Bantu pasien menemukan posisi yang Membantu memberikan keadaan yang
nyaman. rileks.
3 Anjurkan untuk melakukan distraksi Memudahkan partisipasi pada aktivitas
relaksasi nafas dalam. tanpa timbul ketidakjnyamanan.
4 Berikan narkotik/analgesik sesuai Untuk menghilangkan nyeri.
indikasi.
Evaluasi :
S : Klien mengatakan sudah tidak merasa nyeri
O : - TTV normal (TD : 80/120 mmhg, N : 70 x/menit, RR: 20 x/mnt, S: 38
C)
- Skala nyeri 0
- Wajah rileks
- Grimace (-)
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Faktor risiko dapat meliputi: Masalah kesehatan ibu, pemajanan pada teratogen / agen
infeksi.
Kriteria hasil: Mengungkapkan kesadaran tentang faktor risiko individu, menghindari
faktor dan/atau menghindari perilaku yang dapat memperberat cedera janin.
No Intervensi Rasional
Mandiri
Keperawatan Maternitas 66
1 Tentukan pemahaman sebelum Mengidentifikasi kebutuhan / masalah
informasi di berikan individu dan memberikan kesempatan untuk
memperjelas kesalahan konsep, khususnya
untuk klien yang saat ini melakukan
kunjungan pranatal pertama kali.
2 Tinjau ulang status kesehatan ibu; Faktor-faktor ini dapat mempunyai dampak
mis,, malnutrisi, penyalahgunaan / besar pada perkembangan jaringan dan organ
penggunaan zat. janin, dan identifikasi serta intervensi awal
dapat mencegah hasil yang buruk..
3 Kaji faktor lain yang ada pada situasi Identifikasi memungkinkan klien dan perawat
ini yang mungkin berbahaya pada untuk mendiskusikan cara-cara untuk
janin (mis,, pemajanan pada meminimalkan / mencegah cedera. PHS atau
virus/PHS lain, faktor lingkungan). virus-virus lain mungkin merupakan masalah
ringan bagi klien, tetapi berdampak negatif
yang besar pada kesejahteraan janin.
4 Perhatikan quickening (persepsi ibu Gerakan janin yang dapat dirasakan pertama
terhadap gerakan janin) dan denyut terjadi diantara gestasi minggu ke-16 dan ke-
jantung janin (DJJ). Rujuk pada dokter 20 sesuai peningkatan ukuran janin; kurang
bila ditemukan masalah. gerakan dapat menandakan adanya masalah.
5 Kaji pertumbuhan uterus dan tinggi Merupakan skrining untuk gestasi multipel,
fundus pada setiap kunjungan. pertumbuhan janin normal atau abnormal;
dapat mendeteksi masalah yang berhubungan
dengan polihidramnion atau oligohidramnion.
6 Berikan informasi tentang tes-tes Mempunyai informasi yang membantu
diagnostik atau prosedur. Tinjau klien/pasangan untuk menghadapi situasi dan
ulang resiko dan potensial efek membuat keputusan berdasarkan informasi.
samping.
Kolaborasi
7 Bantu dengan prosedur Mendeteksi adanya janin di awal minggu ke 5-
ultrasonografi, dan jelaskan tujuannya 6 gestasi dan memberikan informasi tentang
pertumbuhan janin dengan menggunakan
pengukuran kepala sampai kaki, panjang
femur, dan diameter biparietal, untuk
memastikan usia gestasi dan
mengesampingkan retardasi pertumbuhan.
8 Dapatkan sampel serum ibu untuk Pada NTD terbuka (paling umum, spina bifida
kadar alfafetoprotein (AFT) diantara dan anensefali), AFP, protein yang diproduksi
minggu ke-14 dan ke-16 oleh kantung yolk dan hepar janin, ada pada
serum ibu dengan kadar 8 kali lebih tinggi dari
normal pada gestasi minggu ke-15. selanjutnya
turun sampai term.
Keperawatan Maternitas 67
9 Bantu dengan amniosintensis bila Analisis cairan amniotik mendeteksi kelainan
kadar AFP abnormal, khususnya pada genetik/kromoson dan NTD
populasi risiko tinggi (mis,, klien Ikuti konseling genetik, bila perlu (Rujuk pada
dengan memungkinkan kelainan MK: Konseling Genetik).
genetik/anak sebelumnya mengalami
abnormalitas kromosom, gravida tua Klien/ pasangan akan memerlukan informasi
lebih dari usia 35 tahun), bila klien untuk membuat keputusan berdasarkan
belum dilakukan sampel vilus informasi tentang perjalanan tindakan selama
korionik (SVK). kehamilan ini serta yang akan datang.
10 Ikuti konseling genetik, bila perlu Klien/ pasangan akan memerlukan informasi
(Rujuk pada MK: Konseling Genetik). untuk membuat keputusan berdasarkan
informasi tentang perjalanan tindakan selama
kehamilan ini serta yang akan datang.
11 Lakukan skrining klien terhadap DMG dihubungkan dengan makrosomia dan
DMG dengan tes toleransi glukosa masalah distosia.
(TTG) pada gestasi minggu ke 24-26,
sesuai indikasi.
Evaluasi :
S :-
O : - Klien dapat menyebutkan resiko apa saja yang dapat mencederai janin.
- Leopout 1,2,3 dan 4 tidak ditemukan kelainan.
- Hasil ultrasonografi tidak ada kelainan.
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.
Keperawatan Maternitas 68
faktor risiko. Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya / mencari perawatan medis dengan
tepat.
No Intervensi Rasional
1 Tinjau ulang perubahan yang diharapkan Pernyataan timbul perubahan baru yang
selama trimester kedua. terjadi tanpa memperhatikan apakah
perubahan diharapkan atau tidak.
2 Berikan informasi tentang kebutuhan terhadap Fero sulfat dan asam folat membantu
fero sulfat dan asam folat. mempertahankan kadar Hb normal.
Definisi asam folat memperberat anemia
megaloblastik, kemungkinan abrupsi
plasenta, aborsi, dan malformasi janin.
Evaluasi :
S : Klien mengatakan paham dengan keadaan kelainan pada bumil
O : - Klien tidak bingung
- Klien tidak tampak cemas
A : Masalah teratasi.
Keperawatan Maternitas 69
P : Hentikan intervensi.
Keperawatan Maternitas 70
panas dan mual muntah.Pengaruh esterogen menimbulkan gerakan usus makin
berkurang dan dapat menyebabkan sembelit.
7. Sitem Perkemihan
Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih karena kepala janin turun
ke pintu atas panggul, desakan ini menyebabkan kandung kemih terus terasa
penuh.Akibat terjadinya hemodiaksi menyebabkan metabolisme air makin lancar
sehingga pembentukan urin pun bertambah.
2. 34-38 minggu
a) Sakit punggung, perubahan gaya berjalan
b) Ketidaksabaran untuk mengakhiri kehamilan
c) Perasaan buaian tentang masa depan yang ambivalen
3. Sebelum kelahiran
a) Lightening atau tanda dini dimulainya persalinan
b) Sakit perut bagian bawah
b. ]Tanda Obyektif
1. 29-33 minggu
a) Rasa panas dalam perut disebabkan tekanan uterus, mild hiatus hernia dan muntahan
asam
perut ke dalam esophagus
b) Kontaraksi braxton-hick
c) Fundus terletak diantara umbilikus dan xipoid
2. 34-38 minggu
a) Heartburn (pirosis, nyeri dada) d) Vena varikosa (varicose
veins)
b) Nyeri pada tulang belakang bagian bawah e) Edema kaki
c) Konstipasi f) Haemoroid (wasir)
3. Sebelum kelahiran
Fundus ada di bawah diafragma sampai kepala janin masuk kedalam rongga
panggul, kemudian perut kelihatan maju ke depan.(Dickason, 1997)
D.3.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Pada Trimester Ketiga
A. Minggu 25 – 28
Keperawatan Maternitas 71
1. Bulu mata, dan kelopak mata terbentuk
2. Janin dapat hidup pada usia 27 minggu
B. Minggu 29 – 32
1. Tubuh Menjadi lebih besar
2. Rambut halus yang pernah menutupi itu hampir habis
3. Bayi mulai memahami secara tegas dengan tangannya.
C. Minggu 33 – 36
1. Berat janin menetap
2. Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya di kepala
3. Kuku jari tumbuh
4. Janin mempunyai kemampuan yang cukup baik jika lahir dalam minggu-minggu ini.
D. Minggu 37 – 40
1. Lemak sub kutan tetap dibentuk dan disekeliling janin menjadi menggumpal
2. Kuku jari tangan dan kaki terbentuk sempurna dan melampaui ujung jari tangan dan
kaki
3. Testis turun ke arah scrotum
4. Tengkorak berkembang sempurna dan lebih besar dari bagian tubuh
(depkes ri, 1993)
Keperawatan Maternitas 72
Selama kehamilan, wanita memiliki karakteristik ingin dibuai, dengan suka cita.
Pasangan harus mengetahui bahwa ini merupakan karakteristik perilaku kehamilan,
hal itu menjadi mudah baginya untuk lebih efektif disamping itu akan menjadi sumber
stress selama kehamilan.
e) Change In Body Image (Perubahan Gambaran Tubuh)
Kehamilan menimbulkan perubahan tubuh wanita periode waktu yang
singkat.Wanita menyadari bahwa mereka memerlukan lebih banyak ruang sebagai
kemajuan kehamilan.
Reaksi ibu/istri pada kehamilan trimester ketiga:
a. Lebih cemas akan kecanggungan fisik
b. Ketidaknyamanan
c. Persiapan persalinan
d. Sering mimpi kelainan letak, tidak dapat lahir, takut cacat.
(Olds, 1995)
1. Asam Lemak Omega-6 (Asam lenoleat) dan Asam Lemak Omega-3 (AsamAlfa-Lenoleat).
Manfaat : Asam lemak omega-6 prekusor pembentukan asam lemak arakidonat (AA).
Sedangkan asam lemak omega-3 di dalam tubuh diubah jadi EPA(asam
eikosapentaenoat ) dan DHA (asam dokosaheksaenoat ). AA dan DHAterbukti sebagai
lemak dominan penyusun sel-sel saraf dan otak janin. JenisMakanan : Asam lemak
omega-6 misalnya minyak kedelai atau minyak zaitun.Asam omega-3 misalnya ikan
salmon, sardin, kembung, tuna, tenggiri dan ikan tawas.
2. Asam Folat. Manfaat : Salah satu jenis vitamin B ini berperan dalam
prosespembentukan sistem saraf pusat, termasuk otak. Jenis Makanan : Kacang kedelai
(tempe, tahu), hati sapi, serelia yang sudah difortifikasi asam folat, sayuran berwarna
hijau tua, jeruk, apel dan sebagainya.
3. Vitamin B2 ( Riboflavin). Manfaat : Membantu melepas energi dari protein
sertamembantu memenuhi kebutuhan protein yang meningkat selama hamil.
Jenismakanan : telur dan keju cheddar
4. Vitamin B12.
Manfaat : Menjaga kerja sel-sel sumsum tulang belakang,sistem saraf dan saluran
penceranan. Dengan demikian berbagai sel tubuh janinyang telah terbentuk berfungsi
normal. Membantu kelancaran pembentukansel darah merah. Jenis makanan : produk
olahan kacang kedelai tahu dan tempe,susu dan produk lainnya.
5. Vitamin C.
Manfaat : Membantu penyerapan zat besi kacang-kacangan, buahserta sayuran.
Meningkatkan penyerapan asam folat, mengurangi risiko pre-eklampsia,
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jenis makanan : jeruk, kiwi,belimbing, paprika.
6. Vitamin D.
Manfaat : Memperbaiki penyerapan kalsium (Ca) dan membantukeseimbangan
mineral dalam darah. Untuk pembentukan tulang dan gigi.Jenis makanan : Ikan
salmon, ikan hering dan susu.
(Reeder, 1992)
Keperawatan Maternitas 73
D.3.6 Reaksi Kognitif Dan Emosional Ibu Pada Kehamilan Trimester Tiga
1. Pemulihan ketidaknyamanan fisik
2. Pengembangan ukuran psychososial
3. Peningkatan perhatian pada dirinya sendiri
4. Peningkatan perhatian, meliputi ketakutan diri untuk mendapatkan kesehatan dan
“performance” selama persalinan, ketakutan pada kesehatan bayi
Keperawatan Maternitas 74
solusio plasenta, perdarahan dari pecahnya sinus marginalis dan perdarahan dari
pecahnya vasa previa.
Keperawatan Maternitas 75
e. Terdapat gejala subjektif (sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri dibagian
daerahperut atas)
(Ida Bagus Gde Manuaba, 1999)
Evaluasi Keperawatan
a. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri yang
tepat
b. Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan
c. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah
d. Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan evaluasi/intervensi
medis
e. Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema pada daerah wajah
dan ekstremitas
f. Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
g. Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
h. Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan
i. Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur
j. Klien mendaptkan istirahat yang maksimal
k. Klien mengatakan sesak nafas berkurang
l. Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan
DAFTAR PUSTAKA
http://rinakusumawardani.blogspot.co.id/2013/05/asuhan-keperawatan-trimester-
pertama_8.html diakses pada tanggal 17 November 2017, 02.10
http://devinurjanahblog.blogspot.co.id/2013/05/asuhan-keperawatan-kehamilan-
trimester_28.html diakses pada tanggal 17 November 2017, 02.45
http://dianalmira.blogspot.co.id/2014/12/askep-kehamilan-trimester-3.html diakses
pada tanggal 17 November 2017, 03.23
https://www.academia.edu/19538522/ASKEP_KEHAMILAN_NORMAL diakses
pada tanggal 15 November 2017, Surabaya 00.48
Riyadi, Sujono, Biologi Reproduksi, (Yogyakarta: STIKES Yogyakarta, 2012), hlm. 111-116
Budiman Rizki (2012), konsep antenatal care. http://nerskiky.blogspot.com/2011/10/askep-
anc.html, [Internet]. Diakses tanggal 18/09/2014
Haerani Aisyah (2011), Konsep Kehamilan.
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-konsep-dasar-kehamilan-
lengkap.html, [Internet].Diakses tanggal 18/09/2014
Syukriah Windayani (2012), Konsep anc kehamilan normal.
http://boulluwellwinda.blogspot.com/2013/04/konsep-kehamilan-antenatal-
care_29.html, [Internet]. Diakses tanggal 18/09/2014
Keperawatan Maternitas 76
Keperawatan Maternitas 77