Anda di halaman 1dari 77

B.

Kegiatan Belajar

1. Kegiatan Belajar Kesatu

a. Tujuan Pembelajaran

Sebagai pendahuluan, modul ini akan berisikan beberapa materi pembelajaran 1 yaitu
mengenai Konsep Kehamilan, yang terdiri dari sub pokok bahasan: Definisi kehamilan,
proses kehamilan, diagnosa kehamilan, faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan,
kebutuhan ibu hamil, tujuan asuhan kehamilan, kunjungan antenatal, proses
pencapaian peran ibu, dan standar pelayanan antenatal.

Secara umum tujuan dari modul ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai
konsep dasar keperawatan maternitas. Setelah mempelajari modul ini, Mahasiswa
diharapkan dapat memahami dan mampu menjelaskan serta mengaplikasikan
mengenai konsep kehamilan, mahasiswa juga harus mampu melakukan tindakan
keperawatan pada ibu hamil serta melakukan evaluasi dalam pembelajaran dan
dokumentasi pelaksanaan pembelajaran keperawatan maternitas.

Keperawatan Maternitas 1
Kegiatan Belajar 1
Konsep Dasar Kehamilan

B.1 DEFINISI KEHAMILAN

a. Periode antepartum adalah periode


kehamilan yang dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya
persalinan sejati. Yang menandai awal
periode antepartum. (Varney, 2006)
b. Kehamilan adalah suatu keadaan dimana
dalam rahim seorang wanita terdapat hasil
konsepsi (pertemuan ovum dan
spermatozoa) (Rustam Mochtar, 1998).
c. Kehamilan merupakan suatu proses yang
alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang
memiliki organ reproduksi sehat yang telah
mengalami menstruasi dan melakukan
hubungan seksual dengan seorang pria yang
organ reproduksinya sehat sangat besar
Gambar B.1 Ibu Hamil
kemungkinanya akan mengalami kehamilan http://4.bp.blogspot.com/pregnancy.jpg
(Mandriwati, 2007).

B.2 PROSES KEHAMILAN

Proses kehamilan menurut Kusmiyati, Yunu, dkk. 2009


Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-laki
maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan). Kehamilan
terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan membuahi
sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air mani
sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta
hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam
pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga
rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di
seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni, dkk.2009).

Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair,
sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina
sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang
melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot
(sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau
dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada
proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu

Keperawatan Maternitas 2
dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan
diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini
menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.

PATHWAY

Coitus

Ejakulasi (lepasnya cairan sperma ke dalam saluran


reproduksi wanita)

Sperma bergerak menuju tuba fallopi

Konsepsi Tidak terjadi

Fertilisasi Tidak terjadi


fertilisasi

Konsepsi dan pertumbuhan


zigot Endometrium runtuh

Menstruasi
Implantasi di uterus

Zigot (nidasi dalam rahim 5-7 hari)

Mencapai cavum uteri

Embrio (3-5 minggu)

Fetus ( >5 minggu)

Bagan B.2

(www.dokter.indo.net.id)

Keperawatan Maternitas 3
Proses kehamilan menurut Rustam Mochtar (1998), adalah :

a. Ovum (Sel Telur)


Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi digenital ridge.
Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis):
1) Oogonia
2) Oosit pertama
3) Primary ovarian follicle
4) Liquar folliculi
5) Pematangan pertama ovum
6) Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum

b. Spermatozoa (Sel Mani)


Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas 4 bagian yaitu kepala yang berisi inti
(nukleus), leher, bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat
bergerak dengan cepat, urutan pertumbuhan sperma : spermatogonium membelah dan
spermatosit pertama membelah dua, spermatosit kedua membelah dua, spermatid
tumbuh menjadi spermatozoon.

c. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
Pembuahan adalah suatu peristiwa persatuan antara sel mani dengan sel telur dituba
fallopi. Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitasi dapat melintasi
zona pellusida masuk ke villetus ovum. Setelah itu zona pellusida mengalami
perubahan sehingga tidak dapat dilalui sperma lain. Persatuan ini dalam prosesnya
diikuti oleh persatuan pronuklei, keduanya yang disebut zygot yang terdiri dari atas
acuan genetik dari wanita dan pria.

Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zygot yang berjalan
lancar dan dalam 3 hari sampai dalam stadium morula. Hasil konsepsi ini dengan
urutan tetap bergerak ke arah rongga rahim. Hasil konsepsi sampailah dalam kavum
uteri dalam peringkat blastula.

d. Nidasi (Implantasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi dalam endometrium.
Blastula diselubungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan
dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan
endometrium berada pada masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak
mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar yang banyak mengandung glikogen
serta mudah dihancurkan oleh trofoblas.

Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell-mass) akan mudah
masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan
menutup lagi. Itulah sebabnya pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka
desidua (Tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang
rahim (korpus) dekat fundus uteri.

Keperawatan Maternitas 4
Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil yang
terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac. Sedang sel-sel
yang lebih besar menjadi endoderm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah
lempeng embrional (embryonal plate) diantara amnion dan yolk sac.

Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigah (embrio) akan melapisi
bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionic membrane) yang
telah menjadi korion. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi 2 lapisan yaitu sitotrofoblas
yang disebelah dalam dan sinsitiotrofoblas yang disebelah luar.

Villi korionik yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang-cabang


dan disebut korion profundus. Sedangkan yang berhubungan dengan desidua
kapsularis kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang disebut chorion
leave.

e. Plasentasi
Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena pengaruh
hormon terus tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua adalah mukosa
rahim pada kehamilan yang terbagi atas :
1) Desidua basalis, terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini
plasenta terbentuk.
2) Desidua kapsularis, meliputi hasil konsepsi kearah rongga rahim yang lama
kelamaan bersatu dengan desidua vera kosena obliterasi.
3) Desidua vera, meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.

B.3 DIAGNOSA KEHAMILAN

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2002).

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan
sosial dalam keluarga. Menurut Armi (2006), bahwa :

B.3.1 Tanda - Tanda Dugaan Hamil :

1) Amenorea (tidak mendapat haid). Gejala ini sangat penting karena umunnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid
terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan
diperkirakan akan terjadi.
2) Mual dan muntah. Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan,
keadaan ini sering terjadi pada pagi hari tetapi tidak selalu dan keadaan ini disebut
”morning sickness”. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologis, tetapi

Keperawatan Maternitas 5
bila terlalu sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang biasa disebut
hiperemesis gravidarum.
3) Sering kencing. Keadaan ini terjadi pada kehamilan bulan-bulan pertama
disebabkan uterus yang membesar menekan pada kandung kemih, gejala ini akan
hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan
kembali terjadi karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
4) Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri. Disebabkan oleh pengaruh estrogen
dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar
Montgomery terlihat lebih membesar (Rustam Mochtar, 1998).
5) Striae dan hiperpigmentasi kulit. Pada pipi, hidung dan dahi tampak deposit
pigmen yang berlebihan yang dikenal dengan cloasma gravidarum. Areola
mammae menghitam. Pada linea alba tampak menjadi lebih hitam.
6) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh
hormon steroid (Hanifa, 2005).
7) Epulis adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Sering terjadi pada triwulan
pertama (Hanifa, 2005).
8) Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah genetalia
eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises
ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan
pertama (Hanifa, 2005).

B.3.2 Tanda - Tanda Kemungkinan Hamil :

1) Tanda hegar
Dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan lain di dinding perut
diatas simpisis pubis, maka terasa korpus uteri seakan-akan terpisah dengan serviks (
istmus sangat lembek pada kehamilan). Pada kehamilan 6 – 8 minggu dengan
pemeriksaan bimanual sudah dapat diketahui tanda hegar ini (Hanifa, 2005).
2) Tanda piskacek
Tanda piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata hingga menonjol jelas
kejurusan uterus yang membesar (uterus dalam keadaan hamil tumbuh cepat pada
tempat implantasinya) (Armi, 2006).
3) Tanda Braxton hicks
Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi. Kontraksi yang tidak
teratur tanpa nyeri disebut kontraksi Braxton Hicks. Adanya kontraksi Braxton Hicks
ini menunjukkan bahwa kehamilan bukan kehamilan ektopik (Armi, 2006).
4) Tanda ballottement
Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh lebih banyak sehingga
dengan menggoyangkan uterus atau sekonyong-konyong uterus ditekan maka janin
akan melenting dalam uterus, keadaan inilah yang disebut dengan ballottement
(Hanifa, 2005).
5) Tanda Chadwick
Merupakan warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu (Hanifa, 2005).

Keperawatan Maternitas 6
B.3.3 Tanda - Tanda Pasti Kehamilan :
1). Gerakan janin dalam rahim
 Terlihat atau teraba gerakan janin
 Teraba bagian-bagian janin

2). Denyut jantung janin


 Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat dopler
 Dilihat dengan ultrasonografi.
 Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin,
ultrasonografi.
Untuk membantu membuat diagnosa kehamilan sedini-dininya dapat dilakukan
beberapa pemeriksaan berdasarkan adanya khoriogonadotropin (human chorionic
gonadotropin = HCG) yang dihasilkan oleh plasenta (Armi, 2006).

3). Perubahan Fisiologis dan Psikologis


a. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil
 Rahim atau uterus
Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30gram akan menjadi 1000gram saat
akhir kehamilan (Rustam Mochtar, 1998).
 Vagina (liang senggama)
Vagina dan vulva akan mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh
estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.
 Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna
pada umur kehamilan 16 minggu.
 Payudara
Payudara menjadi lebih besar, glandula Montgomery makin tampak, areola
payudara makin hiperpigmentasi (menghitam), putting susu makin menonjol.
 Sirkulasi darah
Sel darah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi pertumbuhan janin
dalam rahim. Serum darah (volume darah) meningkat sebesar 25-30% sedangkan sel
darah bertambah sekitar 20% (manuaba, 1998).
 Berat badan ibu hamil bertambah
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau
terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/minggu (Rustam Mochtar, 1998).

b. Perubahan psikologis
 Perubahan psikologis trimester I
Segera setelah konsepsi kadar harmon estrogen dan progesterone kehamilan akan
meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari,
lemah, lelah dan menyebabkan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan
sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan dan kesedihan. Sering kali biasanya pada awal kehamilannya
ibu berharap untuk tidak hamil.
Keperawatan Maternitas 7
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama, karena perutnya masih kecil,
kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya pada
orang lain atau dirahasiakannya (PusDikNaKes, 2003).

 Perubahan psikologis trimester II


Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah
berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu
sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya
secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya
dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya bagi seorang diluar dari dirinya sendiri.
Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.

 Perubahan psikologis trimester III


Trimester ketiga sering kali disebut periode menuggu dan waspada sebab pada saat itu
ibu merasa tidak sabar menuggu kelahiran bayinya. Seorang ibu mungkin mulai
merasakan takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu
melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga
dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa
sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang
diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan dukungan dari suami,
keluarga dan bidan.

Diagnosis kehamilan menurut (Saifuddin, 2009), Diagnosis dibuat untuk menentukan

hal-hal sebagai berikut :

Tabel B.3.2
Diagnosis Kehamilan Menurut Saifuddin, 2009

Kategori Gambaran
Kehamilan normal Ibu sehat, tidak ada riwayat obstetri buruk, ukuran
uterus sama/sesuai usia kehamilan, pemeriksaan fisik
dan laboratorium normal

Kehamilan dengan masalah Seperti masalah keluarga atau psiko – sosial,


khusus kekerasan dalam rumah tangga, kebutuhan finansial,
dll

Kehamilan dengan masalah Seperti hipertensi, anemia berat, preeklamsi,


kesehatan yang membutuhkan pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran kemih,

Keperawatan Maternitas 8
rujukan untuk konsultasi dan penyakit kelamin dan kondisi lain – lain yang dapat
atau kerjasama penangananya memburuk selama kehamilan.

Kehamilan dengan kondisi Seperti perdarahan, eklamsi, ketuban pecah dini, atau
kegawadaruratan yang kondisi – kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan
membutuhkan rujukan segera bayi

Menurut marjati (2011) diagnosis banding nulipara dan multipara dapat dilihat
pada tabel bawah ini
Tabel B.3.2
Diagnosis Banding Nulipara Dan Multipara Menurut Marjati 2011

No NULIPARA MULTIPARA
1 Perut tegang Perut longgar, perut gantung,banyak
strie
2 Pusat menonjol Tidak begitu menonjol
3 Rahim tegang Agak lunak
4 Payudara tegang Kurang tegang dan tergantung, ada
strie
5 Labia mayora nampak bersatu Terbuka
6 Himen koyak pada beberapa tempat Kurunkula himenalis
7 Vagina sempit dengan rugae yang utuh Lebih besar, rugae kurang menonjol
8 Servick licin, bulat dan tidak dapat dilalui Bisa terbuka dengan satu jari, kadang
oleh satu ujung jari kala ada bekas robekan persalinan
yang lalu
9 Perineum utuh baik dan baik Bekas robekan atau bekas episiotomi
10 Pembukaan serviks : Mendatar sambil membuka hampir
Serviks mendatar dlu, baru membuka sekaligus
Pembukaan rata – rata 1 cm dalam 2 jam d. 2 cm dalam 1 jam
11 Bagian terbawah janin turun pada 4 – 6 Biasanya tidak terfiks pada PAP
minggu akhir kehamilan sampai persalinan mulai
12 Persalinan hampir selalu dengan tidak
episiotomy

B.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN


Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, faktor psikologis, dan
faktor sosial budaya dan ekonomi.

a. Faktor Fisik
Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi tersebut. Status
kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan

Keperawatan Maternitas 9
kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin atau poliklinik kebidanan. Selain itu
status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa
kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si
ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang
mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin
akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan
gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin
akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses
persalinan.

b. Faktor Psikologis

1) Strees
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin
dapat mengalami keterlambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti
jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.

2) Dukungan keluarga
Merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh
keluarga mengharapkan kehamilan., mendukung bahkan memperlihatkan
dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri,
lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.

c. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi


Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas
kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang
digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu
selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga
harus di perhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada
makanan yang di pantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya
tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal
hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian
dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan
pakaian yang menyerap keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat.
Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara
rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya
dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat
tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

Keperawatan Maternitas 10
B.5 KEBUTUHAN IBU HAMIL

a. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester I


1) Diet dalam kehamilan
Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan makan makanan yang
bergizi untuk menghindari adanya rasa mual dan muntah begitu pula nafsu makan
yang menurun. Ibu hamil juga harus cukup minum 6-8 gelas sehari.

2) Pergerakan dan gerakan badan


Ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi jangan terlalu lelah
sehingga harus di selingi dengan istirahat. Istirahat yang dibutuhkan ibu 8 jam pada
malam hari dan 1 jam pada siang hari.

3) Hygiene dalam kehamilan


Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan untuk mengurangi kemungkinan
infeksi, kebersihan gigi juga harus dijaga kebersihannya untuk menjamin pencernaan
yang sempurna.

4) Koitus
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan
hati-hati. Pada akhir kehamilan, sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan
perasaan sakit dan perdarahan. Pada ibu yang mempunyai riwayat abortus, ibu
dianjurkan untuk koitusnya di tunda sampai dengan 16 minggu karena pada waktu itu
plasenta telah terbentuk.

5) Ibu diberi imunisasi TT1 dan TT2.

b. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester II

1) Pakaian dalam kehamilan


Menganjurkan ibu untuk mengenakan pakaian yang nyaman digunakan dan yang
berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat. Menganjurkan ibu untuk
tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak tinggi karena dapat menyebabkan
nyeri pada pinggang.

2) Nafsu makan meningkat dan pertumbuhan yang pesat, maka ibu dianjurkan untuk
mengkonsumsi protein, vitamin, juga zat besi.

3) Ibu diberi imunisasi TT3.

Keperawatan Maternitas 11
c. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III

1) Mempersilahkan kelahiran dan kemungkinan darurat


 Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk mempersiapkan
rencana kelahiran, termasuk mengidentifikasi penolong dan tempat persalinan,
serta perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan.
 Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk mempersiapkan
rencana jika terjadi komplikasi, termasuk :
- Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai tempat
tersebut.
- Mempersiapkan donor darah.
- Mengadakan persiapan financial.
- Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak
ada ditempat.

2) Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan


 Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
 Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada servik.
 Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
 Pada pemeriksaan dalam: servik mendatar dan pembukaan telah ada (Rustam
Mochtar, 1998).

B.6 TUJUAN ASUHAN KEHAMILAN

Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care
(ANC) tersebut adalah :
a) Memantau kemajuan kehamilan, dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun
dapat dipastikan keadaannya.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan
selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya.
c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan
janinnya.
d) Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali
kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan
persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan
lancar, seperti yang diharapkan semua pihak.
e) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan
dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapat berjalan
dengan lancar.

Keperawatan Maternitas 12
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu
faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah
melahirkan tanpa kekurangan suatu apapun.
Tujuan utama ANC adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu
dan bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi
komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan
memberikan pendidikan.
Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal
selama kehamilan (PusDikNaKes, 2003).

B.7 KUNJUNGAN ANTENATAL

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu
1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III (Saifuddin,
2002).
Dengan antenatal care harus diusahakan agar:
a. Wanita hamil sejak awal sampai akhir kehamilan kesehatan fisik maupun
mental.
b. Mengurangi penyulit-penyulit atau kelainan fisik dan psikologis serta
menemukan dan mengobati secara dini.
c. Persalinan berlangsung tanpa kesulitan dan anak yang dilahirkan sehat serta
ibu dalam kondisi sehat pasca persalinan (Armi, 2006).

Standar pelayanan antenatal ada 14 T yaitu:


a) Tanya dan sapa ibu. h) Test laboratorium.
b) Timbang BB dan ukur TB. i) Imunisasi TT.
c) Ukur tekanan darah. j) Pemberian tablet Fe.
d) Temukan kelainan. k) Tingkatkan senam hamil.
e) Tekan payudara. l) Tingkatkan pengetahuan.
f) Ukur TFU. m) Temu wicara.
g) Test Leopold dan DJJ.

Jadwal pemeriksaan antenatal adalah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan pertama

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.

b. Pemeriksaan ulang

1) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan


2) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
3) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan

Keperawatan Maternitas 13
c. Menurut (Mufdillah, 2009), frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan

4 kali kunjungan ibu hamil dalam pelayanan antenatal, selama kehamilan dengan

ketentuan sebagai berikut :

1) 1 kali pada trimester pertama (K 1)


2) 1 kali pada trimester dua dan dua kali pada trimeter ketiga (K 4).

B.8 PROSES PENCAPAIAN PERAN IBU

Menurut teori Rubin mengenai pencapaian peran ibu ada suatu proses dari aktivitas
Taking On, Taking In, dan Letting Go yaitu:
1. Aktivitas Taking On: Mimicry/ meniru dan bermain peran/ role play
Mimicry adalah meniru perbuatan atau sikap orang lain yang menjadi role model
baginya (missal wanita lain yang sedang hamil) dan belajar dari berbagai sumber
tentang hal-hal yang akan dihadapinya nanti, (missal: apa yang aka terjadi dan
bagaimana rasanya melahirkan, atau bagaimana bayi itu pada masa-masa awal setelah
lahir), yang disukai akan diadopsi dan yang tidak disukai akan dihindari.
2. Aktivitas Taking In: Fantasi dan Introyeksi-Proyeksi-Rejeksi
Dalam fantasi, seorang wanita membayangkan dirinya nanti. Misalnya: akan seperti
apa nanti saat melahirkan, baju apa yang akan dipakaikan ke bayinya, hubungannya
dengan suami dan anggota keluarga lain setelah persalinan. Fantasi ini memungkinkan
si wanita mengembangkan pemahaman tentang bagaimana ia kan berperilaku.
3. Aktivitas Letting Go: Griefwork
Mereview, mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan peran diri
sebelumnya dan melepaskan peran yang tidak lagi sesuai atau tidak memungkinkan
lagi dilakukan. Pengalaman, hubungna interpersonal dan situasi yang berkaitan
dengan diri yang lalu dapat actual atau hanya harapan, menyenangkan atau tidak
menyenangkan. Hal ini membantu melepaskan secara perlahan-lahan kelekatannya
dengan “mantan ” dirinya.

B.9 STANDAR PELAYANAN ANTENATAL

Terdapat enam standar dalam standar pelayanan antenatal dari 25 standar pelayanan
kebidanan seperti berikut ini:
a. Standar 1: Identifikasi Ibu Hamil
Pernyataan standar:
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini secara
teratur.

Keperawatan Maternitas 14
b. Standar 2: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Pernyataan standar:
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/
kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan
pelayanan imunisasi, nasehat, dan penyuluhan kesehatan serta tugaas terkit lainnya
yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap
kunjungan. Bila ditemukan kelainan. Mereka harus mampu mengambil tindakan yang
diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
c. Standar 3: Palpasi Abdominal
Pernyataan standar:
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melkakan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamailan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa
posisi, bagian terendah janin dan masukna kepala janin ke dalam rongga panggul,
untuk mencari kelainan sera melakukan rujukan tepat waktu.
d. Standar 4: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Pernyataaan standar:
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/ atau rujukan
semua kasus anemia pada kehamialn sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Standar 5: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Pernyataan standar:
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
dan merujuknya.
f. Standar 6: Persiapan Persalinan
Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman
serta suasana yang menyenangkanakan direncanakan dengan baik, di samping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat
darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Departemen
Kesehatan RI, 1999)

Keperawatan Maternitas 15
RANGKUMAN_______________________________________________________

Kehamilan adalah sebuah proses adalah sebuah proses ketika fetus atau lazim
dikenal dengan nama embrio yang tumbuh dalam rahim hingga lahir dan selanjutnya
disebut Bayi. Dalam sebuah kehamilan, Janin yang tumbuh dalam rahim ibu akan
mengalami berbagai fase hingga menjadi bayi dan siap dilahirkan. Pada proses ini
seluruh asupan yang didapatkan oleh jenis berasal dari Ibu oleh karena sangat penting
mengetahui seluruh aspek yang dapat mendukung proses kehamilan, masa hamil
sampai melahirkan.
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai
aterm. (Manuaba, 2010).
Perkembangan janin pada dua minggu pertama, hasil konsepsi masih merupakan
perkembangan dari ovum yang dibuahi, dari minggu ke-3 sampai ke-6 disebut
mudigah (embrio) dan sesudah minggu ke-6 mulai disebut fetus. Perubahan-
perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan.
Tanda dan gejala kehamilan diantaranya adalah Tanda-tanda presumptif, Tanda-
tanda kemungkinan hamil dan Tanda pasti (tanda positif).

TUGAS_______________________________________________________________

Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas, kerjakanlah


tugas berikut!

1. Buatlah Potofolio tentang konsep dasar asuhan masa kehamilan


2. Buatlah dalam bentuk sebagai bahan presentasi

TES FORMATIF

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat


KASUS I
Ny. I datang ke bidan pada tanggal 23 – 12 – 2011. Data yang dapat diperoleh dari
pemeriksaan HPHT: 1 – 9 – 2011, TD: 110/60 mmHg, dengan keluhan gusi sering
berdarah.

SOAL
1. Usia kehamilan Ny. Ineke adalah..................
A. 16 minggu C. 14 Minggu E. 12 Minggu
B. 15 minggu D. 13 Minggu

Keperawatan Maternitas 16
2. Kemungkinan penyebab keluhan yang dialami Ny. Ineke adalah.............
A. Penurunan hormon estrogen
B. Penipisan permukaan epitel
C. Penurunan hormon progesterone
D. Peningkatan hormon progesterone
E. Hypervaskularisasi dan edematous pada gusi

3. Anjuran yang diberikan untuk meringankan keluhan Ny. Ineke adalah...............


A. Mengkonsumsi Fe
B. Berkumur dengan air es
C. Mengkonsumsi vitamin C
D. Berkumur dengan air garam
E. Berkumur dengan larutan bethadine

4. Perkembangan pada janin sesuai usia kehamilan Ny. Ineke adalah...............


A. Embrio menjadi janin
B. Jantung memompa darah
C. Ginjal memproduksi urine
D. Pembuluh darah berkembang cepat
E. Sistem musculuskeletal menjadi matang

5. Keluhan pada Ny. Ineke disebut juga.................


A. Epulis
B. Selivitis
C. Nefrosis
D. Stomatitis
E. Caries denti

KASUS II

1. Ny,Ani berumur 27 tahun dengan usia kehamilan 28 minggu G2P1A0H1 datang ke


BPS Tanjung,mengeluhkan bahwa Ny,Ani pernah mengalami penyakit diabetes
sejak 1 tahun yang lalu.
Soal:
Dari pengkajian diatas,jenis riwayat apakah yang dimaksud…
A. Riwayat social C. Riwayat kesehatan E. Riwayat keluarga
B. Riwayat kebidanan D. Riwayat penyakit

2. Bidan Niken memeriksa Ny,Rita berumur 36 tahun hamil 36 minggu G4P3A0H3


dengan hasil pemeriksaan data TD 120/70 mmHg, N 80x/menit. TB 150 cm. BB 60
kg.
Soal:
Dari data diatas,Bidan Niken melakukan pemeriksaan…
A. Pemeriksaan keadaan tubuh D. Pemeriksaan perkembangan janin
B. Pemeriksaan kesehatan tubuh E. Pemeriksaan TTV
C. Pemeriksaan umum
Keperawatan Maternitas 17
3. Ny,Sisi berumur 28 tahun G0P1A0H1 datang ke BPS Gaduang dengan keluhan
tidak mendapat haid sudah 3 bulan,sering buang air kecil,dan sering mual muntah.
Soal:
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pada Ny,Sisi adalah….
A. Leucocyt C. Urine E. Haemogoblin
B. Eritrocyt D. Thrombosit

4. Ny,Sonia dengan usia kehamilan 28 minggu G3P2A1H1 berumur 35 tahun datang


ke BPS Padang Aro dengan data yang didapat TD 120/70 mmHg, N 80x/menit,TB
155 cm,BB 60 kg.
Soal:
Informasi untuk pemeriksaan ulang yang tepat pada Ny,Sonia adalah…
A. Pemeriksaan 1 minggu sekali
B. Pemeriksaan 2 minggu sekali
C. Pemeriksaan 2-3 minggu sekali
D. Pemeriksaan 3 minggu sekali
E. Pemeriksaan 4 minggu sekali

5. Bidan Tiara melakukan pengkajian data kesehatan kepada Ny,Sinta berumur 24


tahun dengan usia kehamilan 21 minggu G1P0A0H0.
Soal:
Pengkajian data kesehatan apa sajakah yang dialakukan oleh bidan Tiara, Kecuali…
A. Kebutuhan nutrisi ibu hamil C. Observasi E. Semua benar
B. Wawancara D. Anamnesis

KUNCI JAWABAN FORMATIF________________________________________________

Kasus 1

1. A
2. E
3. D
4. E
5. A

Kasus 2

1. D
2. E
3. C
4. E
5. A

Keperawatan Maternitas 18
Lembar Kerja

Nama :

Nim :

Kelas :

TTD :

Dosen Pengampu :

NO Jawaban Formatif

Kasus I
1 A B C D E

2 A B C D E

3 A B C D E

4 A B C D E

5 A B C D E

Kasus II

1 A B C D E

2 A B C D E
3 A B C D E
4 A B C D E
5 A B C D E

Keperawatan Maternitas 19
C. Kegiatan Belajar

2. Kegiatan Belajar Kedua

b. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Sebagai pendahuluan, modul ini akan berisikan beberapa materi pembelajaran 2 yaitu
mengenai Konsep Adaptasi Maternal Secara Fisiologi dan Psikologi Pada Kehamilan,
yang terdiri dari sub pokok bahasan: Definisi psikologis dan fisiologis, konsepsi,
struktur fungsi dan dan sirkulasi tali pusat dan plasenta, serta sirkulasi darah fetus

Secara umum tujuan dari modul ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai
konsep dasar keperawatan maternitas. Setelah mempelajari modul ini, Mahasiswa
diharapkan dapat memahami dan mampu menjelaskan serta mengaplikasikan
mengenai konsep adaptasi maternal secara fisiologi dan psikologi, mahasiswa juga
harus mampu melakukan tindakan keperawatan pada ibu hamil serta melakukan
evaluasi dalam pembelajaran dan dokumentasi pelaksanaan pembelajaran
keperawatan maternitas.

Keperawatan Maternitas 20
Kegiatan Belajar 2
Konsep Adaptasi Maternal Secara Fisiologi dan Psikologi
Pada Kehamilan

C.1 DEFINISI PSIKOLOGIS DAN FISIOLOGIS

C.1.1 Psikologis
Psikologis adalah (sifat) tentang jiwa, kejiwaan (Balhagi,2005). Psikologis kehamilan
adalah Suatu keadaan depresi pada ibu yang sedang mengandung disebabkan banyak
hal. Pertama, adanya perubahan hormon yang mempengaruhi mood ibu secara
keseluruhan sehingga si ibu sering merasa kesal, jenuh, atau sedih.

C.1.2 Fisiologis
Fisiologis adalah merupakan cabang dari Ilmu biologis yang mempelajari objek spesifik
makhluk hidup dari sudut pandang struktur dan fungsinya. Secara terminologis istilah
fisiologis berasal dari bahasa Yunani yaitu (Physis alam dan Logos: Ilmu),
Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan janin dalam
kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma, saat hamil akan
terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah drastis (Wikepedia, 2007)

C.1.3 Penyebab Perubahan Psikologis dan Fisiologis Selama Kehamilan


Ada dua penyebab terjadinya perubahan psikologis dan fisiologis pada ibu hamil,
diantaranya adalah :
a. Selama kehamilan tubuh akan menghasilkan banyak hormone progesterone yang
sama konsistensinya meningkat persis sebelum timbulnya menstruasi karena
peningkatan hormone hampir semua wanita bahkan pada kehamilan yang paling
positif ibu akan merasakan depresi rasa takut dan bimbang.
b. Hormone estrogen ibu meningkat dan menyebabkan ibu merasa mual dan muntah
pada pagi hari, sering buang air kecil, dan payudara terasa nyeri. Ibu merasa tidak
sehat sehingga sulit bagi ibu ini merasakan kebahagian atas kehamilanya. Hal ini
dapat terjadi pada psikologis dan fisiologis ibu secara fisik.

C.2 PROSES ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS DALAM KEHAMILAN

C.2.1 Anatomi Fisiologis Organ Reproduksi Wanita

1. Genitalia Interna dan Eksterna


Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga
panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi. Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi

Keperawatan Maternitas 21
ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran. Fungsi sistem
reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin /
steroid dari poros hormonal thalamus - hipothalamus - hipofisis - adrenal - ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh
siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.

1) Genitalia Eksterna
a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis
sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris,
hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding
vagina.

b. Mons pubis / mons veneris Gambar C.2.1 Sistem Reproduksi Wanita


Lapisan lemak di bagian Sumber
http:2.bp.blogspot.com/femalereproduktivesistem.png
anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.

c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung
pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum
rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum,
labia mayora menyatu (pada commisura posterior).

d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.

e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik
dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak
pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.

f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae
externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene
kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.

Keperawatan Maternitas 22
g. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat
lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval,
cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek
dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah
sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata)
menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di
rongga genitalia interna.

h. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix
disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix
lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang
elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. Fungsi vagina
: untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi
(persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus
urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di
sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di
sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus
vaginal.

i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis
transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median
m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang
perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.

2) Genitalia Interna
a. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks
uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan
serviks uteri.

b. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos,
jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga

Keperawatan Maternitas 23
vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar,
arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri
internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang
ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/
multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior,
setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks
yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam,
peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus
haid.

c. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos
tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular),
serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan
runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica
urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi
selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.

d. Ligamenta penyangga uterus


Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,
ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.

e. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis.

f. Salping / Tuba Falopii


Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai
cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan
sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars
isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik
silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
a) Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali
transfer gamet.
b) Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan
pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian
ini.

Keperawatan Maternitas 24
c) Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat
dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar
saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
d) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).

g. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-
kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf.
Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan
pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar
epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-
hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum
pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan
fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium
terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan
jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior
terhadap arteri renalis.

2. Organ Reproduksi / Organ Seksual Ekstragonadal

1) Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri
dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus
(20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon
prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus
yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi,
dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara
sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ.

2) Kulit
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan
responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam. Protein
di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal
kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon
dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga
di dalam urine, plasma, keringat dan liur.

Keperawatan Maternitas 25
C.2.2 ANATOMI PANGGUL
Panggul (Pelvis) terdiri atas :
- Bagian keras yang dibentuk oleh
tulang
- Bagian yang lunak yang dibentuk
oleh otot-otot dan ligamenta.
Gambar C.2.2 Pelvis Wanita Normal
Sumber http://1.bp.blogspot.com/pelvic.jpg

1. Pelvis wanita terdiri atas :


1) Os Coxae
Terletak di sebelah depan dan samping dari
Pelvis wanita. Os Coxae terdiri dari 3 buah
tulang penyusun, yaitu Os Ilium, Os Ischium,
dan Os Pubis.

Os Ilium
 Os Ilium merupakan tulang terbesar dari
panggul dan membentuk bagian atas dan
belakang panggul.
 Memiliki permukaan anterior berbentuk
konkaf yang disebut fossa iliaca. Gambar C.2.2 Os Coxae
Bagian atasnya disebut Krista iliaca. Sumber http://1.bp.blogspot.com/coxigis.jpg
Ujung-ujung disebut Spina Iliaca anterior
superior dan spina Iliaca posterior superior.
 Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam os ilium yang membagi pelvis mayor
dan pelvis minor disebut linea innominata (linea terminalis).

Os Ischium
 Terdapat disebelah bawah os ilium.
 Merupakan tulang yang tebal dengan tiga tepi di belakang foramen obturator.
 Os Ichium merupakan bagian terendah dari Os Coxae.
 Memiliki tonjolan di bawah tulang duduk yang sangat tebal disebut Tuber Ischii
berfungsi penyangga tubuh sewaktu duduk.

Os Pubis
 Terdapat disebelah bawah dan depan os ilium.
 Dengan tulang duduk dibatasi oleh foramen obturatum.
 Terdiri atas korpus (mengembang ke bagian anterior).
 Os Pubis terdiri dari ramus superior (meluas dari korpus ke asetabulum) dan ramus
inferior (meluas ke belakang dan berat dengan ramus ischium). Ramus superior os
pubis berhubungan dengan dengan os ilium, sedangkan ramus inferior kanan dan
kiri membentuk arkus pubis. Ramus inferior berhubungan dengan os ischium.

Keperawatan Maternitas 26
2) Os Sacrum
Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan mengecil dibagian
bawahnya. Tulang kelangkang terletak di antara kedua tulang pangkal paha yang
terdiri dari dan mempunyai ciri :
 Os sacrum berbentuk baji, terdiri atas 5 vertebra sacralis.
 Vertebra pertama paling besar, mengahadap ke depan. Pinggir atas vertebra ini
dikenal sebagai promontorium, merupakan suatu tanda penting dalam penilaian
ukuran-ukuran panggul.
 Di kanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui saraf foramina
sacralis anterior.

3) Os Coccygis
 Berbentuk segitiga dengan ruas 3 sampai 5 buah bersatu.
 Pada saat persalinan, Os Coccygis dapat didorong ke belakang sehingga dapat
memperluas jalan lahir.

4) Sendi Pelvis
Terdapat 4 sendi pelvis yaitu, dua Articulatio Sacroiliaca, Symphisis Pubis, Articulatio
Sacrococygea.
Dalam kehamilan dan persalinan, Articulatio ini dapat bergeser sedikit dan lebih
longgar. Pada disproporsi sefalovelvik 'ringan' kelonggaran ini kadang-kadang dapat
memungkinkan janin lahir pervaginam.

5) Articulatio Sacroiliaca
 Sebagai penghubung antara Os Sacrum dengan Os Ilium, memungkinkan gerakan
terbatas ke depan dan ke belakang.
 Pergeseran yang terlalu lebar pada articulatio ini sering menimbulkan rasa nyeri
dibagian persendian.

6) Symphisis Pubis
 Terbentuk dari hubungan 2 os pubis.
 Merupakan articulatio cartilagenia dan sendi amphiarthrosis yang pergerakan
sendinya lebih sedikit.
 Longgarnya hubungan symphisis pubis ini dapat menimbulkan simfisiolisis yang
terasa sangat nyeri.

7) Articulatio Sacroocygea
 Memiliki hubungan dengan os sacrum dan os coccygeus.
 Adanya sendi ini memungkinkan os coccygeus tertekan ke belakang pada waktu
kepala janin lahir.

Keperawatan Maternitas 27
3. Ligamen-Ligamen Pelvis
 Ligamen yang menghubungkan os sacrum dengan os ilium pada articulatio
sacroiliaca merupakan yang terkuat di seluruh tubuh.
 Ligamen Sacrotuberosum mengikat sacrum dengan tuber ischii, sedang ligamen
sacrospinosum menghubungkan sacrum dengan spina ischiadika. Kedua ligamen
ini membentuk dinding posterior dari pintu bawah panggul.

4. Bagian-Bagian Pelvis
Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yaitu :
 Pelvis Mayor
Bagian pelvis di atas linea terminalis, yang tidak banyak kepentingannya dalam obsetri.

 Pelvis Minor
Dibatasi oleh pintu atas panggul (inlet) dan pintu bawah panggul (outlet). Pelvis minor
berbentuk saluran yang mempunyai sumbu lengkung ke depan (sumbu carus).

Gambar C.2.2 Pelvis Mayor Minor


Sumber http://1.bp.blogspot.com/pelvic.jpg

1) Pintu Atas Pelvis


 Merupakan satu bidang yang dibatasi sebelah posterior oleh promontrium, di
lateral oleh linea terminalis dan anterior oleh pinggir atas symphisis.
 Pada pelvis ginekoid pintu atas panggul hampir bundar, kecuali di daerah
promontrium agak masuk sedikit.

Ukuran pintu atas pelvis, yaitu :


 Diameter anteroposterior yang di ukur dari promontorium sampai ke tengah
permukaan posterior symphisis. Diameter anteroposterior disebut juga konyugata
obsetrika.
 Konyugata diagonalis yaitu jarak bagian bawah symphisis sampai ke
promontorium, yang dapat diukur dengan memasukkan jari tengah dan telunjuk
ke dalam vagina dan mencoba meraba promontorium. Pada panggul normal
promontorium tidak teraba dengan jari yang panjangya 12 cm.
 Konyugata Vera yaitu jarak pinggir atas symphisis dengan promontorium
diperoleh dengan mengurangi konyugata diagonalis dengan 1,5 cm.
 Diameter tranversa adalah jarak terjauh garis lintang pintu atas panggul, biasanya
ssekitar 12,5 - 13 cm.

Keperawatan Maternitas 28
 Diameter Oblikua, yaitu garis yang dibuat antara persilangan konyugata vera
dengan diameter tranversa ke articulation sacroiliaca yang panjangnya sekitar 13
cm.

2) Rongga Pelvis
 Merupakan saluran di antara pintu atas panggul dan pintu bawah panggul.
 Dinding anteriornya sekitar 4 cm terdiri atas os pubis dengan symphisisnya.
 Dinding posteriornya dibentuk oleh os sacrum dan os coccygeus, sepanjang
kurang lebih 12 cm, Karena itu ruang panggul berbentuk saluran dengan sumbu
melengkung ke depan.
Sumbu ini adalah garis yang menghubungkan
titik temu konyugata vera dengan diameter
transversa di pintu atas panggul dengan titik-
titik sejenis di Hodge II, III, dan IV. Arah sumbu
ini sesuai pula dengan arah tarikan cunam atau
vakum pada persalinan dengan tindakan.

Gambar C.2.2 Ukuran Pelvis


Sumber http://3.bp.blogspot.com/ukuranpelvic.jpg

3) Pintu Bawah Pelvis


 Batas atas pintu bawah panggul adalah segitiga spina ischiadika. Jarak antara
kedua spina ini disebut diameter bispinosum adalah sekitar 9.5 – 10 cm.
 Batas bawah pintu bawah panggul berbentuk segi empat panjang, di sebelah
anterior dibatasi oleh arkus pubis, di lateral oleh tuber ischii, dan di posterior oleh
os coccygeus dan ligamen sacrotuberosum. Pada panggul normal besar sudut
(arkus pubis) adalah kurang lebih 900, lahirnya kepala janin lebih sulit karena ia
memerlukan lebih banyak tempat ke posterior.
 Diameter anteroposterior pintu bawah panggul diukur dari aspeks arkus pubis ke
ujung os coccygeus (± >13 cm)

5. Bidang Hodge
Untuk menentukan berapa jauhnya bagian depan janin itu turun ke dalam rongga
panggul, maka Hodge telah menentukan beberapa bidang khayalan dalam panggul :
 Hodge I : sejajar atau sama dengan pintu atas panggul
 Hodge II : sejajar dengan H I melalui pinggir bawah symphysis
 Hodge III : sejajar dengan H I melalui spinae ischiadicae
 Hodge IV : sejajar dengan H I melalui ujung os coccygis

Keperawatan Maternitas 29
Jadi misalnya dikatakan bahwa kepala janin sudah turun sampai H IV berarti sudah
sampai di dasar panggul.

Gambar C.2.2 Sistem Bidang Hodge


Sumber http://1.bp.blogspot.com/hodge.jpg

6. Jenis Pelvis menurut Caldwell-Moloy


 Pelvis Ginekoid : ditemukan pada 45% wanita. Panjang diameter anteroposterior
hampir sama dengan diameter tranversa.
 Pelvis Android : bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Walaupun diameter
anteroposterior hampir sama dengan diameter tranversa, tetapu diameter tranversa
dekat dengan sacrum. Bagian dorsal dari pintu atas panggul gepeng, bagian ventral
menyempit ke muka. Ditemukan 15% pada wanita.
 Pelvis Antropoid : ditemukan pada 35% wanita. Bentuk pintu atas panggul agak
lonjong seperti telor. Diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter
tranversa.
 Pelvis Platipelloid : Ditemukan pada 5% wanita. Diameter tranversa lebih besar
daripada diameter anteroposterior.

7. Perbedaan Pelvis Berdasarkan Jenis Kelamin


 Pintu panggul pada pria mengalami penyempitan yang jelas karena adanya
Promontorium ossis sacrum.
 Cabang-cabang Os pubis pada pria membentuk suatu sudut tegak lurus, Angulus
subpubicus.
 Diameter terbesar Foramen obturatum pada panggul pria terletak pada bidang
vertical.
 Pintu panggul wanita memiliki pintu panggul yang lebih bulat dan oval melintang.
 Sementara pada wanita berbentuk lengkung, Arcus pubicus.
 Ala ossis ilium pada panggul wanita dapat bergeser lebih lebar
 Diameter terbesar Foramen obturatum pada panggul wanita terletak pada bidang
transversal.

8. Diaphragma Pelvis dan Urogenital


Dasar rongga panggul terbentuk dari dua lapisan otot yang sebagian saling tumpang
tindih. Diaphragma pelvis dibentuk oleh :
 Musculus Levator Ani
 Musculus Ischiococcygeus

Keperawatan Maternitas 30
C.2.3 Sistem Hormonal

1. Badan Pineal
Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian
posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di
depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan
hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut
saraf. Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai “tempat roh”. Hormon melatonin:
mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat
produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin
dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad.
Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.

2. Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus. Tiap
inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis
posterior (neurohipofisis). Menghasilkan hormon- hormon pelepas : GnRH
(Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH
(Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone),
PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF
(Prolactin Inhibiting Factor).

GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)


Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis
anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH /
LH ).

FSH (Follicle Stimulating Hormone)


Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH.
Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di
ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya
periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak
ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa
ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.

3. Pituitari / hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon
gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan
dan pematangan folikel (FSH - Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH -
luteinizing hormone). Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan
juga hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.

LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)


Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu
perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan

Keperawatan Maternitas 31
terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam
menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam
darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam).
Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel
Leydig testis).

LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin


Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi
dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan,
prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen). Fungsi
laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi /
pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus,
sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan
pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.

4. Ovarium
Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur
(ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka
interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-
hormon gonadotropin.

Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara
primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui
konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama
kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.
 Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
 Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
 Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
 Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi
lemak tubuh.
 Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan
/ regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang
keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik)
pengganti.

Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan
yang optimal jika terjadi implantasi.

Keperawatan Maternitas 32
5. Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil
konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan
mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium
rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan /
implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi
endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.

HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)


Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar
100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml),
kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga
memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan
sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

C.3 KONSEPSI

C.3.1 Ovum dan Sperma


Proses reproduksi pada manusia meliputi:
a. Spermatogenesis
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Pada
tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel
Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di
antara tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan testosteron. Proses
pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon.
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle Stimulating
Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH merangsang sel
Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas,
androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang
sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu
spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan
spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di
dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Proses Spermatogenesis : Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit
primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder,
spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid, spermatid
berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka
ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel
sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada
hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.

Keperawatan Maternitas 33
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.
Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau
air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel
spermatozoa.

b. Oogenesis
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium
akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase
profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat
hingga masa pubertas.
Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis,
menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar
pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu
oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum
tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH
yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang
diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan
hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk
mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya
folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau
korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang
berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan
hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai
terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.
Catatan : Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan
spermatozoa dapat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai
umur sekitar 45 - 5O tahun. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling
banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak
lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.

C.3.2 Fertilisasi dan Implantasi


Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan :
 Pembuahan / fertilisasi : bertemunya sel telur / ovum wanita dengan sel benih /
spermatozoa pria.
 Pembelahan sel (zigot) hasil pembuahan tersebut.
 Nidasi / implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan
normal : implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri).
 Pertumbuhan dan perkembangan zigot - embrio - janin menjadi bakal individu
baru.

Keperawatan Maternitas 34
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi

1) Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio.


Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopii,
terjadilah zigot, zigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam
belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula, di dalam morula terdapat rongga
yang disebut blastosoel yang berisi cairan yang dikeluokan oleh tuba fallopii, bentuk
ini kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan
dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon
tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio
(embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk
mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus).
Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus,
hormon progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak,
banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu
(uterin milk) sebagai makanan embrio.
Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus
(melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon ini
melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi hormon estrogen dan
progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal
beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah
penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari
fertilisasi.1.
Setelah minggu pertama (hari 7-8), sel-sel trofoblas yang terletak di atas
embrioblas yang berimplantasi di endometrium dinding uterus, mengadakan
proliferasi dan berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda :
a. sitotrofoblas : terdiri dari selapis sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, di sebelah
dalam (dekat embrioblas)
b. sinsitiotrofoblas : terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas, di sebelah luar
(berhubungan dengan stroma endometrium).
Unit trofoblas ini akan berkembang menjadi Plasenta. Di antara massa embrioblas
dengan lapisan sitotrofoblas terbentuk suatu celah yang makin lama makin besar, yang
nantinya akan menjadi Rongga Amnion.

Sel-sel embrioblas juga berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda :


a. epiblas : selapis sel kolumnar tinggi, di bagian dalam, berbatasan dengan bakal
rongga amnion
b. hipoblas : selapis sel kuboid kecil, di bagian luar, berbatasan dengan rongga
blastokista (bakal rongga kuning telur)
Unit sel-sel blast ini akan berkembang menjadi Janin.

Pada kutub embrional, sel-sel dari hipoblas membentuk selaput tipis yang
membatasi bagian dalam sitotrofoblas (selaput Heuser). Selaput ini bersama dengan
hipoblas membentuk dinding bakal yolk sac (kandung kuning telur). Rongga yang
terjadi disebut rongga eksoselom (exocoelomic space) atau kandung kuning telur

Keperawatan Maternitas 35
sederhana. Dari struktur-struktur tersebut kemudian akan terbentuk kandung kuning
telur, lempeng korion dan rongga korion. Pada lokasi bekas implantasi blastokista di
permukaan dinding uterus terbentuk lapisan fibrin sebagai bagian dari proses
penyembuhan luka.
Jaringan endometrium di sekitar blastokista yang berimplantasi mengalami
reaksi desidua, berupa hipersekresi, peningkatan lemak dan glikogen, serta edema.
Selanjutnya endometrium yang berubah di daerah-daerah sekitar implantasi blastokista
itu disebut sebagai desidua. Perubahan ini kemudian meluas ke seluruh bagian
endometrium dalam kavum uteri (selanjutnya lihat bagian selaput janin). Pada stadium
ini, zigot disebut berada dalam stadium bilaminar (cakram berlapis dua).
Pembuatan Lapisan Lembaga. Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan jaringan di
sebelah luar disebut ektoderm, di sebelah dalam endoderm. Endoderm tumbuh ke
dalam blastosoel membentuk bulatan penuh. Dengan demikian terbentuklah usus
primitif dan kemudian terbentuk Pula kantung kuning telur (Yolk Sac) yang
membungkus kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak berguna, maka tidak
berkembang, tetapi kantung ini sangat berguna pada hewan ovipar (bertelur), karena
kantung ini berisi persediaan makanan bagi embrio.
Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm. Ketiga
lapisan tersebut merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua bagian tubuh
manusia akan dibentuk oleh ketiga lapisan tersebut. Ektoderm akan membentuk
epidermis kulit dan sistem saraf, endoderm membentuk saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan, mesoderm membentuk antara lain rangka, otot, sistem peredaran
darah, sistem ekskresi dan sistem reproduksi.
Membran (Lapisan Embrio). Terdapat 4 macam membran embrio, yaitu :
a) Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)
Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan makanan
bagi hewan ovipar, pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak berguna.
b) Amnion
Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung, gunanya
melindungi janin dari tekanan atau benturan.
c) Alantois
Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme.
Pada mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam
jaringan tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tall pusat.
d) Korion
Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas. Jonjot
korion menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai
badan jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari-ari
(plasenta). Setelah semua membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut
janin/fetus.

2. Struktur dan Fungsi Amnion (Selaput Janin)


Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi / jonjot meliputi seluruh
lingkaran permukaan korion. Dengan berlanjutnya kehamilan :

Keperawatan Maternitas 36
1) Jonjot pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat seperti semak-
semak (chorion frondosum) sementara.
2) Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus
disebut chorion laeve.

Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga


mencerminkan perbedaan pada kutub embrional dan abembrional :
a. Desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis.
b. Desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve menjadi
desidua kapsularis.
c. Desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietalis.
Antara membran korion dengan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan
berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan
membran korion. Selaput janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion
(amniochorionic membrane). Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup
oleh persatuan chorion laeve dengan desidua parietalis.

Cairan Amnion
Di dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii). Asal cairan amnion
diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion / plasenta, kemudian
setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan
ke dalam rongga amnion.

Fungsi cairan amnion :


1) Proteksi : melindungi janin terhadap trauma dari luar
2) Mobilisasi : memungkinkan ruang gerak bagi janin
3) Homeostasis : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalam
rongga amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.
4) Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin
(terutama pada persalinan).
5) Pada persalinan : membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang
steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.

Keadaan normal cairan amnion :


a. Pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc
b. Keadaan jernih agak keruh
c. Steril
d. Bau khas, agak manis dan amis
e. Terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein
terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel.
f. Sirkulasi sekitar 500 cc/jam

Keperawatan Maternitas 37
Kelainan jumlah cairan amnion
Hidramnion (polihidramnion)
air ketuban berlebihan, di atas 2000 cc. Dapat mengarahkan kecurigaan adanya
kelainan kongenital susunan saraf pusat atau sistem pencernaan, atau gangguan
sirkulasi, atau hiperaktifitas sitem urinarius janin.

Oligohidramnion
air ketuban sedikit, di bawah 500 cc. Umumnya kental, keruh, berwarna kuning
kehijauan. Prognosis bagi janin buruk.

C.3.3 Pertumbuhan Janin

Tabel C.3.3 Pertumbuhan Janin

Keperawatan Maternitas 38
Gambar C.3.3 Pertumbuhan Janin Gambar C.3.3 Pertumbuhan Janin
Sumber http://1.bp.blogspot.com/eightmonths.jpg Sumber http://1.bp.blogspot.com/ninemonths.jpg

C.4 STRUKTUR, FUNGSI DAN SIRKULASI TALI PUSAT DAN PLASENTA

Pada tahap awal perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus
yang berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom
ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung
usus (intestional loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin yang telah
membesar.
Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus
vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga tercakup dalam connecting
stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin bersatunya amnion dengan
korion.
Setelah struktur lengkung usus, kandung kuning telur dan duktus vitellinus
menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal (2
arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis) yang menghubungkan sirkulasi janin dengan
plasenta.
Pembuluh darah umbilikal ini diliputi oleh mukopolisakarida yang disebut
Wharton’s jelly. Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel
tumbuh menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada
lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling
berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).
Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian
terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium
(sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid.
Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta / sistem
sirkulasi feto-maternal.
Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang
dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan
pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu
jaringan vaskular (disebut jonjot tersier / tertiary stem villi) (selanjutnya lihat bagian
selaput janin).

Keperawatan Maternitas 39
Selom ekstraembrional / rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan
embrional makin terpisah dari sitotrofoblas / selaput korion, hanya dihubungkan oleh
sedikit jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting
stalk).
Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian
akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi
Tali Pusat.
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring
dengan perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen
sirkulasi utero-plasenta.
Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan
sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur
menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh
darah janin dan lapisan korion. Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu
(maternal) berhubungan dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta
dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai
pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.

1. Plasenta "dewasa" / lengkap yang normal :


1) Bentuk bundar / oval
2) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
3) Berat rata-rata 500-600 g
4) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah / sentralis,
di samping / lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.
5) Di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput
tipis desidua basalis.
6) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali
pusat. Korion diliputi oleh amnion.
7) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai
600-700 cc/menit (aterm).
CATATAN : pada kehamilan multipel / kembar, dapat terjadi variasi jumlah dan
ukuran plasenta dan selaput janin.

2. Fungsi Plasenta
PRINSIP : Fungsi plasenta adalah menjamin kehidupan dan pertumbuhan janin
yang baik.
1) Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin
2) Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin
3) Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
4) Endokrin : menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL,estrogen,progesterone
5) Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6) Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang
diberikan melalui ibu.

Keperawatan Maternitas 40
7) Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir-akhir
ini diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi /
intoksikasi yang dialami ibunya).

C.5 SIRKULASI DARAH FETUS


Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi
dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran
gas dilakukan oleh plasenta. Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena
umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali
pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit.
Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena
cafa inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium
kanan di mana aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke
atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh
tubuh.
Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki
ventrikel kanan melalui vena cafa superior. Kemudian melalui arteri pulmonalis besar
meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini
kembali ke plasenta melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk
mengadakan pertukaran gas selanjutnya. Foramen ovale dan duktus arteriosus
berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari
cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke placenta tanpa melalui paru-paru.

RANGKUMAN_______________________________________________________

Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada ibu ini
semua di perngaruhi oleh perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami
dan istri harus benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada
ibu baik perubahan fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya.
Perubahan dan Adaptasi Psikologi pada Kehamilan
a. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I
b. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester II
c. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III
Perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh ibu saat hamil yaitu: Perubahan
pada kulit, Perubahan pada payudara, Perubahan pada kantung kencing, Perubahan
pada sistem pencernaan, Perubahan pada sistem pernafasan, Perubahan tubuh ,
Perubahan pada kaki, Rasa Nyeri Pada Perut, Jerawat, Peningkatan pigmentasi, Stretch
marks, Linea nigra, Perubahan pada uterus.

Keperawatan Maternitas 41
Peran perawat dalam persiapan psikologis ibu hamil trimester I, II, III
a. Mempelajari keadaan lingkungan penderita
b. Informasi dan pendidikan kesehatan
c. Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin
d. Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi : memperkenalkan ruang bersalin,
alat – alat kebidanan dan tenaga kesehatan.

TUGAS_______________________________________________________________

Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas, kerjakanlah


tugas berikut!

1. Buatlah Potofolio tentang konsep Adaptasi Maternal Secara Fisiologi dan


Psikologi pada Kehamilan
2. Buatlah dalam bentuk sebagai bahan presentasi
3. Buatlah laporan observasi mengenai perkembangan fisiologi dan psikologi ibu
hamil di Rumah Sakit / Instansi Daerah

TES FORMATIF

PETUNJUK
Jawablah pertanyaan dibawah ini di lembar jawab yang tersedia dengan memberikan
tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E pada jawaban yang benar!
1. Konseling yang paling tepat diberikan pada pasien dengan umur kehamilan 8
minggu adalah ….
A. Senam Hamil C. Asi eklusif E. Personal Hygiene
B. Gizi ibu hamil D. Persiapan persalinan

2. Menurunnya kadar hemoglobin pada ibu hamil disebabkan karena ….


A. Karena proses kehamilan sehingga darah menjadi pekat
B. Hemodelusi
C. Anemia patologis
D. Anemia fisiologis
E. Anemia gravidarum

3. Tindakan yang tepat dilakukan oleh Bidan untuk mengatasi oedema pada kaki ibu
hamil yang masih fisiologis adalah ……
A. Diit rendah garam
B. Diit TKTP
C. Memberi konseling agar kaki ditinggikan saat tidur
D. Konseling penyebab oedema pada kaki
E. Pemberian terapi diuretik seperti Furosemid

Keperawatan Maternitas 42
4. Berikut ini ukuran panggul luar ibu hamil dalam keadaan normal adalah….
A. Distansia spinarum: 18 cm
B. Distansia Cristarum: 20 cm
C. Conjugata eksterna: 30 cm
D. Lingkar Panggul: 90 cm
E. Conjugate internum 18

5. Bila pada pemeriksaan Leopold III tepi atas symphisis posisi ujung-ujung jari
tangan masih dapat bertemu disebut dengan…
A. Konvergen C. Kondivergen E. Avergen
B. Divergen D. Dikonvergen

6. Apabila posisi ujung jari tangan diatas symphisis masih dapat bertemu maka
interpretasinya adalah…..
A. Presentasi sudah jauh masuk panggul
B. Presentasi 1/5 masuk panggul
C. Presentasi 2/5 masuk panggul
D. Presentasi 3/5 masuk panggul
E. Presentasi belum masuk panggul

7. Sedangkan apabila posisi ujung jari tangan diatas symphisis konvergen maka
interpretasinya adalah….
A. Presentasi sudah jauh masuk panggul
B. Presentasi 1/5 masuk panggul
C. Presentasi 2/5 masuk panggul
D. Presentasi 3/5 masuk panggul
E. Presentasi belum masuk panggul

8. Bagian terbawah janin masih dapat digoyangkan dengan bebas. Hal ini dapat
diinterpretasikan sebagai…..
A. Presentasi sudah jauh masuk panggul
B. Presentasi 1/5 masuk panggul
C. Presentasi 2/5 masuk panggul
D. Presentasi 3/5 masuk panggul
E. Presentasi belum masuk panggul

9. Secara fisiologis pada masa kehamilan terjadi haemodilusi, yang puncaknya terjadi
pada usia 32 mgg sehingga terdapat gejala anemia, haemodilusi ini terjadi
karena…
A. Masa RBC dan plasma meningkat
B. Masa WBC dan plasma meningkat
C. Masa RBC meningkat, plasma tetap
D. Masa RBC tetap, plasma meningkat
E. Masa WBC tetap, plasma meningkat

Keperawatan Maternitas 43
10. Ny Leni datang tgl 17 januari 2007 ke klinik mengeluh terlambat haid, sering
kencing, pusing, mual muntah dipagi hari, HPHT : 27 November 2006. Penyebab
Ny leni mengeluh sering kencing adalah ….
A. Peningkatan hormone
B. Kandung kencing tertekan oleh kepala bayi
C. Kandung kencing tertekan oleh pembesarn uterus
D. Infeksi saluran kencing
E. Semua jawaban diatas benar

KUNCI JAWABAN FORMATIF________________________________________________

Kasus 1

1. B 6. E
2. B 7. A
3. C 8. E
4. D 9. D
5. A 10. C

Keperawatan Maternitas 44
LEMBAR KERJA

Nama :

Nim :

Kelas :

TTD :

Dosen Pengampu :

NO Jawaban Formatif

1 A B C D E

2 A B C D E

3 A B C D E

4 A B C D E

5 A B C D E

6 A B C D E

7 A B C D E
8 A B C D E
9 A B C D E
10 A B C D E

Keperawatan Maternitas 45
D. Kegiatan Belajar

3. Kegiatan Belajar Ketiga

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Sebagai pendahuluan, modul ini akan berisikan beberapa materi pembelajaran 3 yaitu
mengenai Masalah Keperawatan Pada Trimester I, II dan III, yang terdiri dari sub
pokok bahasan: Keperawatan Trimester I, Keperawatan Trimester II, Keperawatan
Trimester III,

Secara umum tujuan dari modul ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai
konsep dasar keperawatan maternitas. Setelah mempelajari modul ini, Mahasiswa
diharapkan dapat memahami dan mampu menjelaskan serta mengaplikasikan
mengenai masalah keperawatan pada tiap trimester, mahasiswa juga harus mampu
melakukan tindakan keperawatan pada ibu hamil serta melakukan evaluasi dalam
pembelajaran dan dokumentasi pelaksanaan pembelajaran keperawatan maternitas.

Keperawatan Maternitas 46
Kegiatan Belajar 3
Masalah Keperawatan Pada Trimester I, II, dan III

D.1 KEPERAWATAN TRIMESTER I

D.1.1 Pengertian Kehamilan Trimester Pertama


Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan matur berlangsung 
40 minggu dan tidak boleh lebih dari 42 minggu (Wiknjosastro, 1996).
Menurut Federasi Obstertri dan Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau
9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-1 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga 40)
Kehamilan trimester pertama adalah usia kehamilan dari minngu pertama sampai
minggu ke 12, yang ditandai oleh beberapa hal seperti, mual muntah yang terjadi
karena perubahan dalam tubuh yang terjadi selama hamil, nyeri pada payudara
biasanya disebabkan oleh membesarnya payudara ibu karena berkembangnya kelenjar
susu dn pasokan darah meningkat, flek yang terlihat seperti menstruasi karena darah
yang dilepas saat telur dibuahi melekatkan diri ke dinding rahim.

D.1.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester Pertama


Awal kehamilan anda ditandai berdasarkan menstruasi terakhir anda. Banyak
perubahan fisik yang akan anda alami selama trimester pertama (3 bulan pertama
kehamilan). Periode ini juga merupakan periode tumbuh kembang yang cepat bagi
bayi anda.

1. Tahap pertumbuhan janin

 Minggu ke – 1
Pertumbuhan dan perkembangan janin pada minggu I, dimulai oleh adanya
konsepsi atau fertilisasi. Perkembangan selanjutnya, zigot atau hasil konsepsi
mengalami pembelahan dan akhirnya bernidasi di endometrium yang telah disiapkan.

 Minggu ke – 2
Setelah implantasi, terjadi perubahan pada bintik benih yang merupakan bagian
blastokist, terlihat adanya ruangan amnion dan yolk sac. Ruangan ini kelak menjadi besar
dan meliputi seluruh embrio, di dalam ruangan inilah embrio akan tumbuh. Sel-sel
yang membatasi ruangan ini dinamakan ectoderm. Pada waktu yang sama, timbul
sebuah rongga lain dibawah ruangan amnion, yaitu ruangan kuning telur. Sel-sel

Keperawatan Maternitas 47
disekitar kuning telur dinamakan endoderm. selanjutnya timbul lapisan lain diantara
ectoderm dan endoderm yaitu mesoderm. Endoderm menjadi lebih tebal membentuk
procordal plate.

 Minggu ke – 3
Selama minggu ketiga, hasil konsepsi tumbuh pesat yaitu berlangsung mulai hari ke
15 sampai dengan 21. Pada masa ini terjadi diferensiasi sel-sel menjadi organ-organ
tubuh sederhana, yaitu :

a. Ektoderm
Ektoderm membentuk jaringan tubuh paling luar seperti rambut, kuku, kulit dan sistem
saraf seperti otak, sumsum tulang belakang dan saraf motorik. Sel-sel saraf pada saat
lahir berjumlah kurang lebih 100 juta. Selama kehamilan manusia, sel-sel baru tidak
bertambah tetapi membesar sesuai pertumbuhan tubuh.
b. Mesoderm
Sel-sel mesoderm akan membentuk otot, tulang, jaringan ikat, otot jantung, pembuluh
darah dan corpus, limpa ginjal dan genetalia.
c. Endoderm
Endoderm membentuk organ-organ tubuh bagian dalam seperti intertinum, paratiroid,
tiroid, timus, liver, pankreas, traktus respiratorius, saluran paringotimpani dan telinga
tengah, kandung kencing, uretra, genetalia laki-laki dan perempuan, kelenjar prostat,
kelenjar vestibulum dan garis uterus. pembentukan genetalia dan sistem urinarius
dimulai dari penonjolan dan penebalan mesoderm yang disebut urogenital ridge,
dilanjutkan dengan migrasi sel-sel germinativum promodial dari dinding yolk sac, dekat
ventrikulum allantois.

 Minggu ke – 4
Selama empat minggu, embrio tumbuh dan bertambah panjang 3,5 cm dan berat
kira-kira 5 mg. Perpanjangan embrio kearah atas menjadi kepala, ke arah bawah
menjadi ekor dan ke arah samping menjadi tubula. Penutupan saluran pernapasan
mulai terjadi di daerah atas bawah oksiput. Pericardial jantung membesar karena
mengangkatnya kepala, pertumbuhan laringotracheal dan paru-paru menjadi sistem
pernapasan. Mandibula dan maxilla menjadi rahang yang terpisah, rudimeter mata,
telinga dan hidung menjadi terpisah. Sistem peredaran darah sederahana mulai
ternbentuk dan jantung mulai berdetak, lambung, liver dan pankreas, tiroid dan
kelenjar timus mulai berkembang, plasenta tumbuh sempurna.

 Minggu ke – 5
Pada pertengahan kehamilan, janin diukur dengan ukuran kepala bokong (CRL).
Sebelum pertengahan kehamilan janin diukur dengan ukuran bokong tumit (CHL).
Panjang CRL dari 4 mm menjadi 8 mm dan beratnya dari 5 mg menjadi 50 mg.
Pertumbuhan kepala lebih cepat dari pertumbuhan badan, sehingga embrio
melengkung dan membentuk huruf C. Permulaan bentuk kaki dan tangan berupa
benjolan.

Keperawatan Maternitas 48
 Minggu ke – 6
Kepala terlihatlebih besar dari leher dan melengkung melampaui jantung. Posisi
mata, hidung dan mulut jelas. Kaki atas dan bawah mulai dapat diidentifikasi dan
telapak tangan berkembang menjadi jari-jari. Pertumbuhan berupa alat kelamin testis
mulai terjadi, sedangkang ovarium terjadi lebih lambat dibanding testis. Hemisfer
serebral terlihat lebih cepat membesar seperti kepala. Posisi mata pindah, dari lateral ke
arah frontal sesuai dengan perpanjangan muka. Tonjolan berupa jantung dan liver ke
arah dinding ventral lebih dahulu, karena memiliki fungsi vital bagi embrio, tali pusat
mengecil. Bentuk lengan atas dan bawah, tungkai atas dan bawah menjadi jelas. Jari-
jari terus berkembang pada hari ke 40-50.

 Minggu ke – 7
Jantung sudah terbentuk lengkap. Saraf dan otot bekerja bersamaan untuk pertama
kalinya. Bayi mempunyai refleks dan bergerak spontan. Bayi mulai menendang dan
berenang di dalam rahim, walau ibu belum mampu merasakannya. Pada akhir minggu
ini, otak akan terbentuk lengkap. Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar
keseluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuk yang kita kenal. Pada akhir
minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di
sekeliling bentukan tulang.

 Minggu ke – 8
Selama akhir periode ini embrio telah menunjukkan bentuk dan ciri-ciri manusia,
hemisfer serebral tumbuh pesat, dimana besarnya mencapai 50% dari massa embrio.
Letak wajah setengah bagian bawah dari kepala dan mata terus berpindah ke arah
frontal. Alis mata mulai berkembang. jari-jari memanjang dan dapat dibedakan pada
akhir minggu kedelapan. Perbedaan jenis kelamin bagian luar bisa dilihat oleh mata
yang sudah terlatih, mulai pemeriksaan anatomic dan histology kelenjar kelamin, namun
masih membingungkan. Pertumbuhan alat kelamin dipengaruhi oleh hormon-hormon
yang dikeluarkan oelh kelenjar kelamin, obat-oabatan, radiasi dan gizi ibu hamil. Alat
kelamin perempuan dibentuk dari duktus Mulleri, sedangkan alat kelamin laki-laki
dibentuk dari sistem duktus Wolfii.

 Minggu ke 9 – 12
Pada usia 9 minggu, kepala terlihat lebih besar, wajah tampak secara garis besar,
perbandingan ukuran tungkai atas sudah mencapai proporsi normal. Tungkai bawah
berkembang labih panjang. Genetalia eksterna perempuan dan laki-laki terlihat sama
pada minggu ke-9, tetapi mencapai maturitas, sempurna dan dapat dibedakan pada
minggu ke-12. Sel-sel darah merah mulai diproduksi oleh liver selama minggu awal
dan fungsinya diambil alih oleh splenn selama minggu ke-12. Panjang janin sekitar 7-9
cm.

Keperawatan Maternitas 49
1. Sistem Reproduksi

a. Uterus
Pada minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah
avokad. Seiring dengan perkembangan kehamilan, daerah fundus dan korpus akan
membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.
b. Serviks Uteri
Pada trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus.
Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan. Dengan sel-
sel otot polos dan jaringan elatis, serabut kolagaen bersatu dengan arah pararel
terhadap sesamanya sehingga serviks menjadi lunak pada dinding kondisi tidak hamil,
tetapi tetap mampu mempertahankan kehamilan.
c. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luterum graviditatum, korpus
luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian korpus luteum mengecil
setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
prostegeron. Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan kematangan volikel
baru ditunda, hanya satu korpus luteum yang dpat ditemukan oleh ovarium. Volikel
ini akan befuksi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan
berepran sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal dengan
korpus luteum gravidarum akan meneruskan funsinya sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada umur 16 minggu.
d. Payudara
Payudara akan membesar dang tegang akibat hormon somatomamotropin,estrogen
dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan asi. Estrogen menimbulkan
hipertropik sistem saluran, sedangkan prgesteron menambah sel-sel asinus pada
payudara.
Somamotropin mempengaruhi [ertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan
perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasien. Dengan demikian
payudara di persiapakan untuk laktasi. Disamping itu perubahan progesteron dan
somatomatropin terbentuk lemak di sekitar alveolua-alveolus, sehingga payudara
menjadi besar. Papilia mamae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam,
seperti seluruh areole mamae karena hiperpigmentasi. Lemak yang muncul di aerola
primer disebut lemak tuberkel montgomery. Grandula montgomery tampak lebih jelas
menonjol di permukaan aerola mamae.

2. Sistem Endokrin
1) Hormon Plasenta
Sekresi hormon plasenta dan HCG dari plasenta janin mengubah organ endokrin
secara langsung. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan produksi globulin
meningkat dan menekan produksi tiroksin, kortikosteroid dan steroid, dan akibatnya
plasma yang mengandung hormon-hormon ini akan meningkat jumlahnya. Tetapi
kadar hormon bebas tidak mengalami peningkatan yang besar.

Keperawatan Maternitas 50
2) Kelenjar Hipofisis
Berat kelenjar hipofise anterior meningkat antara 30%-50%, yang menyebabkan
perempuan hamil menderita pusing. Sekresi prolaktin, hormon adrenokortikotropik,
hormon tirotropik dan melanocyt stimulating hormon meningkat.

3) Kelenjar Tiroid
Dalam masa kehamilan, normalnya ukuran kelenjar tiroid akan mengalami
pembesaran kira-kira 13% akibat adanya hiperplasi dari jaringan glandula dan
peningkatan vaskularitas. Secara fisiologis akan terjadi peningkatan ambilan iodine
sebagai kompensasi kebutuhan ginjal terhadap iodine yang meningkatkan laju filtrasi
glomerolus.

4) Kelenjar Adrenal
Karena dirangsang oleh hormon estrogen, kelenjar adrenal memproduksi lebih banyak
kortisol plasma bebas dan juga kortikosteroid, termasuk ACTH, dan ini terjadi sejak
usia 12 minggu hingga masa aterm. Karena kortisol bebas menekan produksi ACTH,
disimpulkan adanya gangguan mekanisme feed-back. Diperkirakan kortisol bebas
yang meningkat mempunyai efek yang berlawanan terhadap insulin. Dengan
meningkatkan kadar glukosa dalam darah, adanya asam lemak dan produksi glikogen
serta menurunnya tingkat penyebaran glukosa oleh otot dan lemak, dapat membuat
kebutuhan fetus akan glukosa terpenuhi.

4. Sistem Kekebalan

HCG mampu menurunkan respon imun pada perempuan hamil. Selain itu, kadar
Ig G, Ig A dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga
mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini, hingga
aterm.

5. Sistem Perkemihan
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh
estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat
sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus,
menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea
dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.

6. Sistem Pencernaan
Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah,
selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi,
lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan
asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak
sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).

7. Sistem Musculoskeletal

Keperawatan Maternitas 51
Estrogen dan relaksasi memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen
pelvic pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan
kemampuannya dalam menguatkan posisi janin di akhir kehamilan dan saat kelahiran.

8. Sistem Kardiovaskuler
Meningkatnya beban kerja jantung menyebabkan otot jantung mengalami
hipertrofi, terutama ventrikel kiri sebagai pengatur pembesaran jantung. pembesaran
uterus menekan jantung ke atas dan kiri. Pembuluh jantung yang kuat membantu
jantung mengalirkan darah keluar jantung ke bagian atas tubuh, juga menghasilkan
elektrokardiografi dan radiografi yang perubahannya sama dengan iskemik oada
kelainan jantung. Perlu diperhatikan juga jantung pada perempuan hamil normal.
Suara sistolik jantung dan murmur yang berubah adalah normal.

9. Sistem Integumen
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan
berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (->
linea grisea), striae lividae pada perut, dsb.

10. Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid.
Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari
(menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin.
Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor,
magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk
pembentukan hemoglobin tambahan. Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada
kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara
bermakna karena :
1. ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
2.produksi glukosa dari hati menurun
3. produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
4. aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta
lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga
peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.

11. Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh (IMT)


Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adanya adaptasi ibu
terhadap pertumbuhan janin. Analisis dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa
berat badan yang bertambah berhubungan dengan perubahan fisiologis yang terjadi
pada masa kehamilan dan lebih dirasakan pada ibu primigravida untuk menambah
berat badan pada masa kehamilan.
Banyaknya faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan : adanya edema,
proses metabolisme, pola makan, muntah atau diare, dan merokok.

Keperawatan Maternitas 52
12. Sistem Pernafasan
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke
kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest
compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional
residual capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.

13. Sistem Persyarafan


Pada ibu hamil akan ditemukan rasa sering kesemutan atau acroestresia pada
ekstremitas disebabkan postur tubuh ibu membungkuk. Pada bayi, sistem saraf (otak
dan struktur-struktur lain seperti tulang belakang) muncul pada minggu ke-4, sewaktu
saraf mulai berkembang. Pada minggu ke-6 kehamilan, divisi utama dari sistem saraf
pusat mulai terbentuk. Divisi ini terdiri atas otak depan, otak tengah, otak belakang
dan saraf tulang belakang. Pada minggu ke-7 otak depan terbagi menjadi dua hemisfer
yang akan menjadi hemisfer otak, disebut hemisfer serebra.

D.1.3 Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester I dan Adaptasi Psikososial

1. Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester I

a. Morning Sickness, mual dan muntah


Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal
kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya
mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14
mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester
kedua dan ketiga.
b. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang
membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada
trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin.
c. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon
progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang efisien.
Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang
lebih baik saat hamil.
d. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan
karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah
posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah
merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya
dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah,
perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
e. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian
perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan

Keperawatan Maternitas 53
tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan
hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana
otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
f. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap
normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.

D.1.4 Perubahan Psikologis selama Trimester Pertama Kehamilan


Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan
psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap
peran barunya melalui tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran
sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal
melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita
hamil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai
penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.

2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)


Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba
menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima
kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya. Untuk
memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Ia
akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan membuat suatu
daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia daptasi dan terapkan kepada
bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan
sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayi,
termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.

3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)


Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil
dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat
positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi
seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna
untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.

4. Tahap Akhir (perjanjian)


Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap
mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin “menepati
janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan dengan
apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.

Perubahan psikologi yang terjadi pada kehamilan trimester pertama:


1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.

Keperawatan Maternitas 54
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadaang
ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja
3. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan
sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan
seksama.
5. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya.
6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi
kebanyakan akan mengalami penurunan.

D.1.5 Gambaran Kondisi Psikologi Selama Kehamilan

Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan – perasaan : marah,


tertekan, bersalah, bingung, was – was, kesal, pilu dan khawatir. Hal ini biasanya
ditandai dengan gejala – gejala :

1. Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.


2. Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
3. Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
4. Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
5. Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.
6. Senantiasa berfikiran negatif.
7. Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
8. Tiba-tiba takut atau gugup.
9. Tidak bisa memusatkan perhatian.
10. Lebih sering lupa.
11. Rasa bingung dan bersalah.
12. Makan amat sedikit atau amat banyak.
13. Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
14. Kehilangan kepercayaan dan harga diri.

Apabila kondisi - kondisi ini terjadi secara beruntun sedikitnya selama 2 minggu
maka akan menimbulkan kondisi psikologis yang bermasalah yang sifatnya
memerlukan adanya pengobatan.

D.1.6 Tanda dan Bahaya Kehamilan Trimester I

1. Perdarahan Pervaginam
Penanganan : Lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan ibu termasuk tanda-tanda
vital (tekana darah, nadi, pernafasan, temperature)
2. Hiperemesis Gravidarum
Penanganan : Hindari makan yang sulit dicerna dan berlemak.

Keperawatan Maternitas 55
Komplikasi : Jika muntuah terus menerus biasa terjadi kerusakan hati, komplikasi
lain perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika
muntah.
3. Mola
Penanganan : jika diagnosis kehamilan mola ditegakkan, lakukan evaluasi uterus,
dan lakukan evakuasi jaringan mola dan berikan infuse.

4. Sakit kepala hebat


Penanganan : jika ibu tidak sadar/kejang segera mobilisasi tenaga yang ada dan
siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
5. Penglihatan kabur
Penanganan : : jika ibu tidak sadar/kejang segera mobilisasi tenaga yang ada dan
siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
6. Odema pada wajah, kaki, dan tangan
Penanganan : istirahat yang cukup dan tingkatkan makanan yang mengandung
protein dan kurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak
7. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh memburuknya keadaan dan terjdi gejala-
gejala sakit kepala, mual, dan nyeri uluh hati
8. Demam
Ibu hamil dengan suhu lebih dari 38 0C merupakan masalah gejala infeksi dalam
kehamilan.
Penanganan : Istirahat yang cukup, minum air putih yang banyak, dan kompres
untuk menurunkan suhu.

D.1.7 Pemeriksaan Diagnostik

1. Tes urine kehamilan (Tes HCG)


a. Dilaksanakan Seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu minggu
setelah koitus)
b. Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi hari
2. Palpasi abdomen
Menggunakan cara Leopold
3. Pemeriksaan USG
a. Pemeriksaan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan
b. Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan
4. Pemeriksaan Rontgen
a. Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakan diagnosis pasti
kehamila
b. Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan tulang belakang

PROSES PERAWATAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I

Pengkajian

Keperawatan Maternitas 56
1. Aktifitas / Istirahat
 Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal
 Denyut nadi dapat meningkat 10-15 dpm
2. Integritas Ego
 Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
 Peningkatan frekuensi perkemihan
4. Makanan / Cairan
 Mual muntah ; nyeri ulu hati umum terjadi
 Penambahan berat badan 2-4 kg
 Membran mukosa kering ;
 Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
5. Nyeri/ Ketidaknyamanan
 Kram kaki, nyeri tekan, dan bengkak pada payudara ; nyeri punggung
6. Pernapasan
 Hidung tersumbat ; mukosa lebih merah daripada normal
 Frekuensi pernapasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran / tinggi uterus
7. Keamanan
 Suhu 36.1ºC-37.6ºC
 Irama jantung janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (10-12minggu)
8. Seksualitas
 Penghentian menstruasi
 Perubahan respon / aktifitas seksual
 Leukorea mungkin ada
 Peningkatan progresif pada ukuran uterus.
 Perubahan payudara
9. Interaksi Sosial
 Bingung / meragukan perubahan peran yg diantisipasi
 Tahap maturasi / perkembangan bervariasi
 Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi
10. Penyuluhan / Pembelajaran
 Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada usia,
tingkat pengetahuan, pengalaman, paritas, keinginan terhadap anak, stabilitas
ekonomik
11. Pemeriksaan Diagnostik
 JDL
 Golongan darah
 Usap vagina / rektal
 Tes serologi
 Skrining
 Titer rubella
 Papanicolaou smear
 Urinalisis
 Tes serum / urin
 Sonografi

Keperawatan Maternitas 57
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
1. Perubahan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) b/d perubahan nafsu makan.
2. Ketidaknyamanan b/d perubahan fisik dan pengaruh hormonal
3.Kekurangan volume cairan b/d gangguan masukan atau kehilangan cairan yang

TINDAKAN

berlebihan (muntah)
4.Kurang pengetahuan atau kebutuhan belajar b/d kurang pemahaman tentang
perubahan fisiologis atau psikologis yang normal dan dampaknya terhadap klien dan
keluarga
5.Cedera b/d malnutrisi ibu
6.Keletihan b/d peningkatan keburtuhan energi untuk melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari.
7. Konstipasi b/d adanya hemoroid
8. Infeksi saluran kemih b/d praktik hygiene buruk
9. Curah jantung b/d peningkatan volume cairan (preload)
10. Gangguan citra tubuh b/d persepsi tentang perubahan biofisik
11. Penampilan peran b/d tingkat perkembangan (imaturitas pada klien atau orang
terdekat)
12. Koping keluarga b/d kebutuhan klien dan keluarga cukup terpenuhi.
13. Pola seksualitas b/d kekurangan pengetahuan atau ketrampilan tentang perubahan
fungsi atau struktur tubuh.

INTERVENSI
Perubahan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) b/d perubahan nafsu makan.

Keperawatan Maternitas 58
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan menggunakan batasan
24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kuku, kulit
2. Berikan informasi tertulis atau verbal yang tepat tentang diet pranatal dan suplemen vitamin atau zat
besi setiap hari
3. Perhatikan adanya pika/mengidam kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk
memakannya.
4. Timbang berat badan klien: pastikan berat badan pregravid biasanya. Berikan informasi tentang
penambahan pranatal yang optimum
5. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah
6. Pantau kadar hemoglobin (Hb)/ hematokrit(Ht)
7. Kolaborasi :
• Buat rujukan yg perlu sesuai indikasi (misal..pada ahli diet, pelayanan sosial)
TINDAKAN RASIONAL

1. Buat hubungan klien dengan perawat 1. Peran penyuluh/konselor dapat memberikan


yang mendukung dan terus menerus. bimbingan antisipasi dan meningkatkan tanggung
2. Evaluasi pengetahuan dan keyakinan jawab individu terhadap kesehatan
budaya saat ini, serta keyakinan tentang 2. Memberikan informasi untuk membantu
aktivitas perawatan diri dan sebagainya. mengidentifikasi kebutuhan dan membuat rencana
3. Klarifikasi kesalahpahaman perawatan
4. Identifikasi siapa yang memberikan 3. Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpaham
dukungan dakam kebudayaan klie (mis: informasi dan dapat menganggu pembelajaran
nenek/anggota keluarga) kerja dengan 4. Membantu menjamin kualitas/kontinuitas
orang yang mendukung bila mungkin asuhankarena orang pendukung lebih berhasil
menggunakan bahasa sesuai kebutuhan. daripada dokter/perawat/bidan dalam memberikan
5. Pertahankan sikap terbuka terhadap informasi
keyakinan klien/pasangan 5. Penerimaan penting untuk mengembangkan dan
6. Berikan bimbingan antisipasi, meliputi mempertahankan hubungan
diskusi tentang nutrisi, latihan, tindakan
6. Informasi mendorong penerimaan tanggung jawab dan
yg nyaman, istirahat, pekerjaan, meningkatkan keinginan untuk melakukan perawatan
perawatan payudara, aktivitas seksual diri
dan kebiasaan/gaya hidup sehat 7. Menurunkan rasa takut tentang ketidaktahuan dan
7. Rujuk klien/pasangan pada kelas meningkatkan rasa percaya diri
persiapan kelahiran anak

• Rujuk pada program makanan wanita, bayi, anak-anak dengan tepat

Keperawatan Maternitas 59
Kurang pengetahuan atau kebutuhan belajar b/d kurang pemahaman tentang
perubahan

Infeksi saluran kemih b/d praktik hygiene buruk


TINDAKAN RASIONAL

1. Berikan informasi tentang tanda dan gejala ISK1., Ibu yg ISK berespon baik pada tindakan dan mungk
tekankan perlunya melaporkan tanda-tanda infksi tidak serius : namun, hal ini dihubungkan deng

Keperawatan Maternitas 60
ke pemberi pelayanan kesehatan serat tidak persalinan atau kelahiran
meminum obat sampai pemberitahuan
2. Banyak virus seperti sitomegalovirus (CMV) dap
selanjutnya diekpresi dalam urin selama lebih dari 4tahun setel
2. Tekankan perlunya mencuci tangan secara teratur pemanjaan dan kemungkinan ditransmisikan pad
atau menyeluruh sebelum dan saat memegang higene yg buruk
makanan dan setelah tolieting. 3. Membantu mencegah kontaminasi E.coli rekt
3. Berikan informasi tentang tindakan higene lain mencapai vagina dapat membantu mencegah transm
termasuk mengusap vulv daridepan kebelakang PHS, khususnya CMV dan uretritis nongonokokal
setelah berkemih dan setelah koitus 4. Membantu mencegah stasis pada saluran urin d
4. Anjurkan klien minum 6-8gelas cairan setiap hari. membantu mencegah ISK
Diskusikan peran residu asam dalam diet dan 5. Memperbaiki dukungan organ pelvis, menguatkan d
tambahan jus cranberry/jeruk meningkatkan elastisitas pubokoksigeus : leb
5. Anjurkan untuk mempraktikan latihan Kegel mengontrol perkemihan
(pengencangan perineal) sepanjang hari 6. Faktor-faktor pemberat seperti menggunakan ka
6. Anjurkan penggunaan celana dalam dari katun tebal dan duduk di bak mandi yg berisi air membu
dan hindari mandi dengan menggunakan bath tub pemajanan terhadap infeksi lebih terbuka
bila klien mempunyai riwayat ISK 7. 7. Urine yg basah pemberi kecenderungan kli
7. Kolaborasi : Dapatkan sample urine rutin untuk terkena infeksi proteus vulgaris sebanyak 2%-10
pemeriksaan mikroskopi, pH, adanya sel-sel wanita hamil mengalami bakteri uria yg asimptomat
darah putih dan kultur serta sensivitas sesuai (jumlah koloni lebih besar 100.000/ml) y
indikasi laporkan jumlah koloni yg lebih besar meningkatkan resiko ruptur prematur dari membra
100.000 /ml. dari korioamnionitis
8. Berikan antibiotik (nis, ampicilin, eritromicin8. 8. Atasi infeksi sesuai indikasi. Perawatan har
dengan tepat) dilakukan sesuai resep antibiotik pranatal, karen
potensial ber efek negatif pada janin.

D.2 Masalah keperawatan pada trimester II

D.2.1 Definisi Kehamilan Trimester II


Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketuju sampai 9 bulan. Jadi ibu hamil trimester kedua yakni pada
bulan keempat sampai keenam tepatnya pada minggu ke-14 sampai dengan minggu
ke-24 kehamilan.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial dalam keluarga, jarang seorang ahli medik terlatih yang begitu
terlibat dalam kondisi yang biasanya sehat dan normal.Mereka menghadapi suatu
tugas yang tidak biasa dalam memberikan dukungan pada ibu dan keluarganya dalam
rencana menyambut anggota keluarga baru, memantu perubahan-perubahan fisik
norml yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin.Juga mendeteksi serta
mentalaksanakan setiap kondisi yang tidak normal.Pada umumnya kehamilan
berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan
melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit
Keperawatan Maternitas 61
diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko
tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama hamilnya. Oleh
karena itu pelayanan / asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor
dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal.

D.2.2 Perubahan Fisik Ibu Hamil Trimester Kedua

1. Uterus
Melalui pemeriksaan Leopold I
 Usia 16 minggu: Berbentuk bulat, kavum uteri diisi oleh ruang amnion yang berisi
janin, dan tinggi fundus uteri kira – kira terletak diantara simfisis dan pusat
 Usia 20 minggu: tinggi fundus uteri kira – kira 3 jari diatas pusat
 Usia 24 minggu: tinggi fundus uteri kira – kira tepat setinggi pusat

2. Vagina
Meningkatnya kongesti vaskular organ vagina dan pelvik menyebabkan peningkatan
sensitifitas yang sangat berarti.Jadi antara bulan ke-4 dan ke-7 kehamilan
memungkinkan tingginya derajat rangsangan seksual.

D.2.3 Perkembangan Janin pada Ibu Hamil Trimester Kedua

Minggu ke- Perkembangan Janin


14 Sistem otot semakin kuat.
Sistem saraf mulai berfungsi.
Pembuluh darah mulai berkembang.
15 Tangan mulai bisa mengepal.
Berat janin mencapai 200 gr.
Kaki sudah mulai menendang.
16 Sistem muskuloskeletal sudah matang
Sistem saraf mulai melaksanakan control
Pembuluh darah berkembang dengan cepat, tangan janin dapat
mengenggam
Kaki menendang dengan aktif, semua organ mulai matang dan tumbuh
Panjang ubun-ubun bokong telah mencapai 12 cm
Berat janin sekitar,2 kg
Denyut jantung janin dapat didengar dengan doppler
Pankreas telah memproduksi insulin
18 Adanya lapisan lemak yang melindungi janin.
Rambut-rambut halus menutupi tubuh dan memelihara kelembaban
kulit.
19 Tumbuh alis, bulu mata dan rambut.

20 Janin mulai memiliki pola tidur secara teratur.


Janin mulai menendang, menghisap dan menggeliat.

Keperawatan Maternitas 62
22 Kerangka berkembang dengan pesat.
23 Kelopak mata mulai membuka dan menutup.
24 Berat janin berkisar 700 sampai 800 gr.
Kulit kemerahan dan keriput.
Terbnetuk kelenjar keringat.

2.5 Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester Kedua


Ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil trimester kedua yaitu:

No. Ketidak nyamanan Fisiologis


1. Pigmentasi yang mendalam, Melanocyt, stimulating hormon (dari
jerawat, kulit berminyak. pituitary anterior)
2. Spider nevi (Telangi ectasis) Jaring-jaring setempat sampai dengan
kelihatan selama trimester II/III arteriola (arteri terakhir) dari
pada leher, thorax, wajah dan penambahan konsentrasi estrogen
lengan.

3. Erytema telapak tangan terjdi Bercak kemerahan menyebar pada


pada 50% wanita hamil, yang telapak tangan dan menutupi kulit yang
menyertai spider nevi. berlebihan dan ujung jari yang
disebabkan oleh faktor predisposisi
genetis dan hyper estrogen.

4. Palpitasi tidak diketahui, tidak disertai oleh


cardiacpersisten yang irregular
5. Supinehypotensi (symdroma Disebabkan oleh tekanan uterus yang
aorta vena cava) dan bradicard. hamil atas vena cava ascenden saat
terlentang mengurangi aliran darah
uterus-plasenta dan perfusi renal
6. Pusing dan sinkrope (orthostatik Vasomotor lability atau psotural
hypotensi) yang menetap hypotensi dari hormon, pada kehamilan
selama hamil yang terakhir mungkin disebabkan oleh
vena yang statis pada extremitas bawah.
7. Rasa panas dalam perut Progesteron memperlambat motilitas
(pvrosis/acid indigestion), gastrointestinal tract dan pencernaan
sensasi panas pada bagian membalikkan peristaltik; merelaxasi
bawah dada atau bagian atas spincter cardiac; dan memperlambat
abdomen, kadang-kadang waktu buang air besar, memindahkan isi
dengan bersendawa sedikit naik perut ke atas dan ditekan oleh
rasa cairan. pembesaran uterus.

Keperawatan Maternitas 63
8. Konstipasi – Terjadi 50% pada Motilitas gastrointestinal tract
semua wanita hamil. diperlambat oleh progesteron, akibat
peningkatan resorbsi air dan
pengeringan feces, tekanan intestinal
karena semakin membesarnya uterus
predisposisi konstipaso karena
suplementasi zat besi oral.
9. Kembung dan bersendawa berkurangnya motilitas gastrointestinal
akibat hormon, memberikan peluang
bakteri untuk memproduksi gas;
menelan udara.
10. Sakit kepala ketegangan emosional (biasanya lebih
dari vasculer migrain headache) nyeri
mata (kelainan refraksi)vasculer
engorgement dan sumbatan sinus dari
stimulasi hormone
11. Nyeri sekitar ligamen Ligamen yang menciut / tertekan
(kelemahan) disebabkan oleh pembesaran uterus.
Nyeri sendi, pinggang dan tekanan
pelvic, hypermobilitas sendi

D.2.5 TANDA-TANDA PERINGATAN TRIMESTER II

No. Tanda dan gejala Kemungkinan penyebab


1. Menetap, kadang-kadang muntah Hypertensi gravidarun.
2. Keluar cairan dari vagina, bleeding, Membran pecah sebelum waktunya,
cairan, amnion. keguguran
3. Demam, panas, kencing panas, diare Adanya Infeksi.
4. Perubahan gerakan janin. Tak ada Janin beresiko atau intrauteris fetal
gerakan death (IUFD)
Janin setelah gerakan lebih cepat, ada
perubahan yang tidak biasa dalam
jumlah atau polanya.

D.2.6 Diagnosa dan intervensi keperawatan

1. Pola pernafasan, Ketidakefektifan

 Faktor risiko dapat meliputi: Pergeseran diafragma karena pembesaran uterus.

Keperawatan Maternitas 64
 Kemungkinan dibuktikan oleh: Keluhan-keluhan sesak napas, dispnea, perubahan
kedalaman pernapasan.
 Kriteria hasil :Melaporkan penurunan frekuensi / beratnya keluhan,
mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernapasan.

No Intervensi Rasional
1 Kaji status pernapasan (mis, sesak Menentukkan luas/beratnya masalah yang
napas pada pengerahan tenaga, terjadi pada kira-kira 60% klien pranatal.
kelelahan). Meskipun kapasitas vitl meningkat, fungsi
pernafasan diubah saat kemampuan diafragma
untuk turun pada inspirasi berkurang oleh
pembesaran uterus.
2 Dapatkan riwayat dan pantau Masalah lain dapat terus mengubah pola
masalah medis yang terjadi/ada pernapasan dan menurunkan oksigenasi
sebelumnya (mis,, alergi rinitis, jaringan ibu/janin.
asma, masalah sinus, tuberkulosis).
3 Kaji kadar hemoglobin (Hb) dan Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu
hematokrit (Ht) tekankan ke 24-32 mengencerkan kadar Hb,
pentingnya masukan vitamin / mengakibatkan kemungkinan anemia dan
fero sulfat pranatal setiap hari menurunkan kapasitas pembawa oksigen.
(kecuali pada klien dengan anemia (Catatan: Zat besi dapat dikontraindisikan
sel sabit). untuk klien dengan anemia sel sabit).
4 Berikan informasi tentang rasional Menurunkan kemungkinan gejala-gejala
untuk kesulitan pernapasan dan pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan.
program aktivitas/latihan yang
realistis. Anjurkan sering istirahat,
tambah waktu untuk melakukan
aktivitas tertentu, dan latihan
ringan, seperti berjalan.
5 Tinjau ulang tindakan yang dapat Postur yang baik dan makan sedikit membantu
dilakukan klien untuk mengurangi memaksimalkan penurunan diafragmatik,
masalah; mis,, postur yang baik, meningkatkan ketersediaan ruang untuk
menghindari merokok, makan ekspansi paru. Merokok menurunkan
sedikit tetapi lebih sering, dengan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu-janin.
menggunakan posisi semi-Fowler Pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan
untuk duduk/tidur bisa gejala ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravid.
berat.

 Evaluasi :
S : Klien mengatakan sudah tidak sesak nafas
O : - RR 20 x/menit
- Tidak ada otot-otot bantu pernafasan
- Kadar Hb normal (12 – 16 gr/dl)
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Keperawatan Maternitas 65
2. Nyeri (Akut)
 Dihubungkan dengan: prosedur pembedahan, trauma jaringan, interupsi saraf, diseksi
otot.
 Kriteria hasil : Mengekspresikan penurunan nyeri, wajah rileks, kebutuhan istirahat
dapat terpenuhi

No Intervensi Rasional
1 Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, Membantu dalam mengidentifikasi
lamanya, dan intensitasnya (skala 0-10). derajat ketidaknyamanan dan kebutuhan
untuk analgesik.
2 Bantu pasien menemukan posisi yang Membantu memberikan keadaan yang
nyaman. rileks.
3 Anjurkan untuk melakukan distraksi Memudahkan partisipasi pada aktivitas
relaksasi nafas dalam. tanpa timbul ketidakjnyamanan.
4 Berikan narkotik/analgesik sesuai Untuk menghilangkan nyeri.
indikasi.

 Evaluasi :
S : Klien mengatakan sudah tidak merasa nyeri
O : - TTV normal (TD : 80/120 mmhg, N : 70 x/menit, RR: 20 x/mnt, S: 38
C)
- Skala nyeri 0
- Wajah rileks
- Grimace (-)
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

3. Cedera, Resiko Tinggi Terhadap Janin

 Faktor risiko dapat meliputi: Masalah kesehatan ibu, pemajanan pada teratogen / agen
infeksi.
 Kriteria hasil: Mengungkapkan kesadaran tentang faktor risiko individu, menghindari
faktor dan/atau menghindari perilaku yang dapat memperberat cedera janin.

No Intervensi Rasional
Mandiri

Keperawatan Maternitas 66
1 Tentukan pemahaman sebelum Mengidentifikasi kebutuhan / masalah
informasi di berikan individu dan memberikan kesempatan untuk
memperjelas kesalahan konsep, khususnya
untuk klien yang saat ini melakukan
kunjungan pranatal pertama kali.
2 Tinjau ulang status kesehatan ibu; Faktor-faktor ini dapat mempunyai dampak
mis,, malnutrisi, penyalahgunaan / besar pada perkembangan jaringan dan organ
penggunaan zat. janin, dan identifikasi serta intervensi awal
dapat mencegah hasil yang buruk..
3 Kaji faktor lain yang ada pada situasi Identifikasi memungkinkan klien dan perawat
ini yang mungkin berbahaya pada untuk mendiskusikan cara-cara untuk
janin (mis,, pemajanan pada meminimalkan / mencegah cedera. PHS atau
virus/PHS lain, faktor lingkungan). virus-virus lain mungkin merupakan masalah
ringan bagi klien, tetapi berdampak negatif
yang besar pada kesejahteraan janin.
4 Perhatikan quickening (persepsi ibu Gerakan janin yang dapat dirasakan pertama
terhadap gerakan janin) dan denyut terjadi diantara gestasi minggu ke-16 dan ke-
jantung janin (DJJ). Rujuk pada dokter 20 sesuai peningkatan ukuran janin; kurang
bila ditemukan masalah. gerakan dapat menandakan adanya masalah.
5 Kaji pertumbuhan uterus dan tinggi Merupakan skrining untuk gestasi multipel,
fundus pada setiap kunjungan. pertumbuhan janin normal atau abnormal;
dapat mendeteksi masalah yang berhubungan
dengan polihidramnion atau oligohidramnion.
6 Berikan informasi tentang tes-tes Mempunyai informasi yang membantu
diagnostik atau prosedur. Tinjau klien/pasangan untuk menghadapi situasi dan
ulang resiko dan potensial efek membuat keputusan berdasarkan informasi.
samping.
Kolaborasi
7 Bantu dengan prosedur Mendeteksi adanya janin di awal minggu ke 5-
ultrasonografi, dan jelaskan tujuannya 6 gestasi dan memberikan informasi tentang
pertumbuhan janin dengan menggunakan
pengukuran kepala sampai kaki, panjang
femur, dan diameter biparietal, untuk
memastikan usia gestasi dan
mengesampingkan retardasi pertumbuhan.
8 Dapatkan sampel serum ibu untuk Pada NTD terbuka (paling umum, spina bifida
kadar alfafetoprotein (AFT) diantara dan anensefali), AFP, protein yang diproduksi
minggu ke-14 dan ke-16 oleh kantung yolk dan hepar janin, ada pada
serum ibu dengan kadar 8 kali lebih tinggi dari
normal pada gestasi minggu ke-15. selanjutnya
turun sampai term.

Keperawatan Maternitas 67
9 Bantu dengan amniosintensis bila Analisis cairan amniotik mendeteksi kelainan
kadar AFP abnormal, khususnya pada genetik/kromoson dan NTD
populasi risiko tinggi (mis,, klien Ikuti konseling genetik, bila perlu (Rujuk pada
dengan memungkinkan kelainan MK: Konseling Genetik).
genetik/anak sebelumnya mengalami
abnormalitas kromosom, gravida tua Klien/ pasangan akan memerlukan informasi
lebih dari usia 35 tahun), bila klien untuk membuat keputusan berdasarkan
belum dilakukan sampel vilus informasi tentang perjalanan tindakan selama
korionik (SVK). kehamilan ini serta yang akan datang.

10 Ikuti konseling genetik, bila perlu Klien/ pasangan akan memerlukan informasi
(Rujuk pada MK: Konseling Genetik). untuk membuat keputusan berdasarkan
informasi tentang perjalanan tindakan selama
kehamilan ini serta yang akan datang.
11 Lakukan skrining klien terhadap DMG dihubungkan dengan makrosomia dan
DMG dengan tes toleransi glukosa masalah distosia.
(TTG) pada gestasi minggu ke 24-26,
sesuai indikasi.

 Evaluasi :
S :-
O : - Klien dapat menyebutkan resiko apa saja yang dapat mencederai janin.
- Leopout 1,2,3 dan 4 tidak ditemukan kelainan.
- Hasil ultrasonografi tidak ada kelainan.
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.

4. Kurang Pengetahuan (Kebutuhan Belajar) mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan

 Berhubungan dengan: Terus membutuhkan informasi sesuai perubahan trimester kedua


yang dialami.
 Kemungkinan dibuktikan oleh: Meminta informasi, pernyataan masalah atau konsep yang
salah.
 Kriteria hasil : Mengungkapkan / mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang
meningkatkan kesejah teraan. Bertanggung jawab terhadap perawatan kesehatannya
sendiri. Mengenali dan melakukan tindakan untuk meminimalkan dan mencegah

Keperawatan Maternitas 68
faktor risiko. Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya / mencari perawatan medis dengan
tepat.

No Intervensi Rasional
1 Tinjau ulang perubahan yang diharapkan Pernyataan timbul perubahan baru yang
selama trimester kedua. terjadi tanpa memperhatikan apakah
perubahan diharapkan atau tidak.

2 Berikan informasi tentang kebutuhan terhadap Fero sulfat dan asam folat membantu
fero sulfat dan asam folat. mempertahankan kadar Hb normal.
Definisi asam folat memperberat anemia
megaloblastik, kemungkinan abrupsi
plasenta, aborsi, dan malformasi janin.

3 Identifikasi kemungkinan risiko kesehatan Membantu mengingat / informasi untuk


individu (mis,,aborsi spontan, hipoksia yang klien tentang potensial situasi risiko tinggi
berhubungan dengan asma atau tuberkulosis, yang memerlukan pemantauan lebih ketat
penyakit jantung, hipertensi akibat kehamilan dan/atau intervensi.
[HAK], kelainan ginjal, anemia, diabetes
melitus gestasional [DMG], penyakit
hubungan seksual [PHS]. Tinjau ulang tanda-
tanda bahaya dan tindakan yang tepat.

4 Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin Membantu dalam memilih tindakan


diperlukan untuk mengontrol atau mengatasi karena kebutuhan harus ditekankan pada
masalah medis. kemungkinan efek berbahaya pada janin.

5 Diskusikan kebutuhan terhadap pemeriksaan Kunjungan pranatal yang lebih sering


laboratorium khusus, skrining, dan mungkin diperlukan untuk meningkatkan
pemantauan ketat sesuai indikasi. kesejahteraan ibu.

 Evaluasi :
S : Klien mengatakan paham dengan keadaan kelainan pada bumil
O : - Klien tidak bingung
- Klien tidak tampak cemas
A : Masalah teratasi.

Keperawatan Maternitas 69
P : Hentikan intervensi.

D.3 Masalah Keperawatan Pada Trimester III

D.3.1 Definisi Kehamilan Trimester Ketiga


Kehamilan adalah periode dimana ovum telah dibuahi dan
berkembangdidalam uterus, mengalami proses diferensiasi dan uterus berkembang
sampai bisa menunjang sendiri kehidupan diluar uterus. (Mochtar Rustam;1988).
Trimester tiga adalah periode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga masa
kehamilan terakhir.Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari bulan ketujuh
sampai sembilan bulan (28-40 minggu).(Farrer, 1999).

D.3.2 Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Kehamilan Trimester Ketiga


1. Uterus
Pada akhir kehamilan berat uterus menjadi 1000 gram (normal 20 gram) dengan
panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm, pada kehamilan 28 minggu fundus uterus terletak
kira-kira 3 jari di atas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xipoedeus. Pada
kehamilan 32 minggu fundus uterus terletak 1/2 pusat dengan prosesus
xipoedeus. Pada kehamilan 36 minggu fundus uterus berada kira-kira 1 jari di bawah
prosesus xipoedeus. Bila pertumbuhan janin normal, maka tinggi fundus uteri 28
minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm, pada 36 minggu adalah 30 cm.
2. Vagina dan Vulva
Akibat hormon esterogen mengalami perubahan adanya hipervaskularisasi yang
mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan kebiru-biruan (tanda
chadwick), cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.
3. Payudara
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI
pada laktasi.Perkembangan payudara tidak dapat dilepas dari pengaruh horman saat
kehamilan, yaitu esterogen dan progesteron.
4. Sirkulasi Darah
Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan
tekanan darah. Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami distensi vena tungkai berpengaruh pada kehamilan lanjut karena terjadi
obstruksi aliran balik vena, akibat tingginya tekanan darah yang kembali dari uterus,
keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai.
5. Sistem Respirasi
Elespansi diafragma dibatasi oleh pembesaran uterus, diafragma naik 4 cm.
Kondisi ini menyebabkan ibu bernafas pendek dan sering terjadi pada 60% wanita
hamil.
6. Sistem Pencernaan
Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat hal ini yang
menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva), daerah lambung terasa

Keperawatan Maternitas 70
panas dan mual muntah.Pengaruh esterogen menimbulkan gerakan usus makin
berkurang dan dapat menyebabkan sembelit.
7. Sitem Perkemihan
Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih karena kepala janin turun
ke pintu atas panggul, desakan ini menyebabkan kandung kemih terus terasa
penuh.Akibat terjadinya hemodiaksi menyebabkan metabolisme air makin lancar
sehingga pembentukan urin pun bertambah.

D.3.3 Tanda Subyektif dan Obyektif Kehamilan Trimester Ketiga


a. Tanda Subyektif
1. 29-33 minggu
a) Fatigue d) Mimpi
buruk
b) Ansietas tentang masa depan
c) Penurunan keinginan seksual karena ketidaknyamanan fisik

2. 34-38 minggu
a) Sakit punggung, perubahan gaya berjalan
b) Ketidaksabaran untuk mengakhiri kehamilan
c) Perasaan buaian tentang masa depan yang ambivalen

3. Sebelum kelahiran
a) Lightening atau tanda dini dimulainya persalinan
b) Sakit perut bagian bawah

b. ]Tanda Obyektif
1. 29-33 minggu
a) Rasa panas dalam perut disebabkan tekanan uterus, mild hiatus hernia dan muntahan
asam
perut ke dalam esophagus
b) Kontaraksi braxton-hick
c) Fundus terletak diantara umbilikus dan xipoid

2. 34-38 minggu
a) Heartburn (pirosis, nyeri dada) d) Vena varikosa (varicose
veins)
b) Nyeri pada tulang belakang bagian bawah e) Edema kaki
c) Konstipasi f) Haemoroid (wasir)

3. Sebelum kelahiran
Fundus ada di bawah diafragma sampai kepala janin masuk kedalam rongga
panggul, kemudian perut kelihatan maju ke depan.(Dickason, 1997)
D.3.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Pada Trimester Ketiga
A. Minggu 25 – 28

Keperawatan Maternitas 71
1. Bulu mata, dan kelopak mata terbentuk
2. Janin dapat hidup pada usia 27 minggu

B. Minggu 29 – 32
1. Tubuh Menjadi lebih besar
2. Rambut halus yang pernah menutupi itu hampir habis
3. Bayi mulai memahami secara tegas dengan tangannya.

C. Minggu 33 – 36
1. Berat janin menetap
2. Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya di kepala
3. Kuku jari tumbuh
4. Janin mempunyai kemampuan yang cukup baik jika lahir dalam minggu-minggu ini.

D. Minggu 37 – 40
1. Lemak sub kutan tetap dibentuk dan disekeliling janin menjadi menggumpal
2. Kuku jari tangan dan kaki terbentuk sempurna dan melampaui ujung jari tangan dan
kaki
3. Testis turun ke arah scrotum
4. Tengkorak berkembang sempurna dan lebih besar dari bagian tubuh
(depkes ri, 1993)

2.5 Perubahan Psikologis Ibu Pada Trimester Ketiga


a) Ambivalence (Ketakutan)
Pada awalnya, terjadi rencana kehamilan dimana ada element yang
mengejutkan bahwa konsepsi telah terjadi. Ambivalence ini berhubungan dengan
pemilihan waktu yang “salah”, kehawatiran tentang modifikasi kebutuhan hubungan
yang ada atau rencana karier, ketakutan tentang peran baru dan ketakutan tentang
kehamilan, persalinan dan kelahiran.
b) Acceptance (Penerimaan)
Penerimaan kehamilan dipengaruhi oleh banyak faktor.Rendahnya penerimaan
cenderung dihubungkan dengan tidak direncanakanya kehamilan dan bukti ketakutan
dan konflik.Pada trimester tiga menggabungkan perasaan bangga dengan takut
mengenai kelahiran anak.Pada periode ini, khususnya hak istimewa kehamilan lebih
berarti.
Selama trimester akhir, ketidaknyamanan fisik kembali meningkat dan istirahat
yang adekuat menjadi keharusan. Wanita membuat persiapan akhir untuk bayi dan
mungkin menggunakan waktu yang lama untuk mempertimbangkan nama anaknya.
c) Introversion (Memikirkan)
Introvert atau memikirkan dirinya sendiri dari pada orang lain merupakan
peristiwa yang biasa dalam kehamilan. Wanita mungkin menjadi kurang tertarik
dengan aktifitas terdahulunya dan lebih berkonsentrasi dengan kebutuhan untuk
istirahat dan waktu untuk sendiri.
d) Mood Swings (Perasaan Buaian)

Keperawatan Maternitas 72
Selama kehamilan, wanita memiliki karakteristik ingin dibuai, dengan suka cita.
Pasangan harus mengetahui bahwa ini merupakan karakteristik perilaku kehamilan,
hal itu menjadi mudah baginya untuk lebih efektif disamping itu akan menjadi sumber
stress selama kehamilan.
e) Change In Body Image (Perubahan Gambaran Tubuh)
Kehamilan menimbulkan perubahan tubuh wanita periode waktu yang
singkat.Wanita menyadari bahwa mereka memerlukan lebih banyak ruang sebagai
kemajuan kehamilan.
Reaksi ibu/istri pada kehamilan trimester ketiga:
a. Lebih cemas akan kecanggungan fisik
b. Ketidaknyamanan
c. Persiapan persalinan
d. Sering mimpi kelainan letak, tidak dapat lahir, takut cacat.
(Olds, 1995)

D.3.5 Kebutuhan Nutrisi Bagi Kehamilan Trimester3

1. Asam Lemak Omega-6 (Asam lenoleat) dan Asam Lemak Omega-3 (AsamAlfa-Lenoleat).
Manfaat : Asam lemak omega-6 prekusor pembentukan asam lemak arakidonat (AA).
Sedangkan asam lemak omega-3 di dalam tubuh diubah jadi EPA(asam
eikosapentaenoat ) dan DHA (asam dokosaheksaenoat ). AA dan DHAterbukti sebagai
lemak dominan penyusun sel-sel saraf dan otak janin. JenisMakanan : Asam lemak
omega-6 misalnya minyak kedelai atau minyak zaitun.Asam omega-3 misalnya ikan
salmon, sardin, kembung, tuna, tenggiri dan ikan tawas.
2. Asam Folat. Manfaat : Salah satu jenis vitamin B ini berperan dalam
prosespembentukan sistem saraf pusat, termasuk otak. Jenis Makanan : Kacang kedelai
(tempe, tahu), hati sapi, serelia yang sudah difortifikasi asam folat, sayuran berwarna
hijau tua, jeruk, apel dan sebagainya.
3. Vitamin B2 ( Riboflavin). Manfaat : Membantu melepas energi dari protein
sertamembantu memenuhi kebutuhan protein yang meningkat selama hamil.
Jenismakanan : telur dan keju cheddar
4. Vitamin B12.
Manfaat : Menjaga kerja sel-sel sumsum tulang belakang,sistem saraf dan saluran
penceranan. Dengan demikian berbagai sel tubuh janinyang telah terbentuk berfungsi
normal. Membantu kelancaran pembentukansel darah merah. Jenis makanan : produk
olahan kacang kedelai tahu dan tempe,susu dan produk lainnya.
5. Vitamin C.
Manfaat : Membantu penyerapan zat besi kacang-kacangan, buahserta sayuran.
Meningkatkan penyerapan asam folat, mengurangi risiko pre-eklampsia,
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jenis makanan : jeruk, kiwi,belimbing, paprika.
6. Vitamin D.
Manfaat : Memperbaiki penyerapan kalsium (Ca) dan membantukeseimbangan
mineral dalam darah. Untuk pembentukan tulang dan gigi.Jenis makanan : Ikan
salmon, ikan hering dan susu.
(Reeder, 1992)

Keperawatan Maternitas 73
D.3.6 Reaksi Kognitif Dan Emosional Ibu Pada Kehamilan Trimester Tiga
1. Pemulihan ketidaknyamanan fisik
2. Pengembangan ukuran psychososial
3. Peningkatan perhatian pada dirinya sendiri
4. Peningkatan perhatian, meliputi ketakutan diri untuk mendapatkan kesehatan dan
“performance” selama persalinan, ketakutan pada kesehatan bayi

5. Pemikiran penerimaan peran sebagai seorang ibu, meliputi membayangkan situasi


sebagai orang tua, obsesi persalinan dan kelahiran, keinginan kehamilan yang
berlebihan, peningkatan nesting behavior
(Reeder, 1992)

D.3.7 Komplikasi Kehamilan Trimester Ketiga


A. Persalinan Prematuritas
Persalinan prematuritas (prematur) dimaksudkan dengan persalinan yang terjadi
diantara umur kehamilan 29-36 minggu, dengan berat badan lahir kurang dari 2,5 kg.
Persalinan prematuritas merupakan masalah besar karena berat janin kurang dari 2,5
kg dan umur kurang dari 36 minggu, maka alat-alat vital belum sempurna.
Sebab persalinan prematuritas :
a. Hamil dengan perdarahan, kehamilan ganda
b. Kehamilan disertai komplikasi (preeklamsia, dan eklamsia)
c. Kehamilan dengan komplikasi penyakit ibu (hipertensi, penyakit ginjal, penyakit
jantung, dsb).
d. Keadaan gizi yang rendah disertai kurang darah, lapisan dalam lahir yang kurang
subur karena jarak hamil terlalu pendek.

B. Kehamilan Ganda (Kembar)


a. Pengaruh hamil ganda terhadap ibu: Diperlukan gizi yang lebih banyak, sehingga
tumbuh kembang janin mencapai cukup bulan, pada hamil muda sering terjadi
keluhan yang lebih hebat, ibu sering cepat lelah, sering terjadi penyulit hamil
(hidramnion, preeklamsia, dan eklamsia), pada saat persalinan dijumpai kesulitan.
b. Pengaruh hamil ganda terhadap janin: Dapat terjadi persalinan prematuritas, dapat
terjadi janin dengan anemia atau BBLR, setelah persalinan anak pertama dapat terjadi
pelepasan plasenta sebelum waktunya dan membahayakan janin yang kedua.

C. Kehamilan Dengan Perdarahan


Perdarahan pada kehamilan memberikan dampak yang membahayakan ibu
dan janin dalam kandungan.Perdarahan yang dapat membahayakan dan berhubungan
dengan trimester ketiga adalah mengalami perdarahan plasenta previa, perdarahan

Keperawatan Maternitas 74
solusio plasenta, perdarahan dari pecahnya sinus marginalis dan perdarahan dari
pecahnya vasa previa.

D. Kehamilan Dengan Ketuban Pecah Dini


Pecahnya selaput janin memberikan pertanda bahaya dan memberi kesempatan
infeksi langsung pada janin.Disamping itu, gerak janin makin terbatas, sehingga pada
kehamilan kecil mungkin dapat terjadi deformitas.Oleh karena itu bila berhadapan
dengan kehamilan dengan mengeluarkan air apalagi belum cukup bulan harus segera
datang kerumah sakit dengan fasilitas yang memadai.

E. Kehamilan dengan kematian janin dalam rahim


a. Kehamilan diatas umur hamil 36 minggu pada ibu dengan diabetes melitus
b. Mungkin terjadi lilitan tali pusat yang mematikan
c. Terjadi simbol tali pusat
d. Gangguan nutrisi menjelang kehamilan cukup bulan
e. Kehamilan dengan perdarahan
f. Kehamilan lewat waktu lebih dari 14 hari

F. Kehamilan Lewat Waktu Persalinan (Senotinus)


Beberapa kerugian dan bahaya kehamilan lewat waktu:
a. Janin yang kekurangan nutrisi dan oksigen, akan mengalami pengrusakan diri sendiri,
dengan metabolisme jaringan lemak bawah kulit sehingga tampak tua dan keriput,
sebagai gejala janin dengan hasil lewat waktu.
b. Air ketuban yang makin kental, akan sulit dibersihkan, sehingga dapat menimbulkan
gangguan pernafasan saat kelahirannya.
c. Bila gangguan terlalu lama dan berat, janin dapat meninggal dalam rahim.
d. Mungkin plasenta cukup baik tumbuh kembangnya sehingga dapat memberikan
nutrisi cukup dan janin menjadi lebih besar
e. Dengan makin besarnya janin dalam rahim memerlukan tindakan operasi persalinan
f. Kerugian pada ibu tidak terlalu besar, kecuali kemungkinan persalinan dengan
tindakan operasi seperti induksi persalinan sampai dengan sesio sesarea

G. Kehamilan Dengan Preeklamsia Dan Eklamsia


Gejala klinik preeklamsia ringan:
a. Tekanan darah sekitar 140/90 atau kenaikan tekanan darah 30 mmhg untuk sistolik 15
mmhg untuk diastolik dengan interval pengukuran selama 6 jam
b. Terdapat pengeluaran protein dalam urin 0,3 gr/literatau kualitatif +1,-+2
c. Edema (bengkak kaki, tangan, atau lainnya)
d. Kelainan berat badan lebih dari 1 kg/minggu

Gejala preeklamsi berat (kelanjutan preeklamsia ringan):


a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
b. Pengeluaran protein dalam urine lebih dari sekitar 5 gr/24 jam
c. Terjadi penurunan produksi urin kurang dari 400 cc/24 jam
d. Terdapat edema paru dan sianosis dan terasa sesak napas.

Keperawatan Maternitas 75
e. Terdapat gejala subjektif (sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri dibagian
daerahperut atas)
(Ida Bagus Gde Manuaba, 1999)

Evaluasi Keperawatan
a. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri yang
tepat
b. Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan
c. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah
d. Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan evaluasi/intervensi
medis
e. Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema pada daerah wajah
dan ekstremitas
f. Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
g. Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
h. Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan
i. Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur
j. Klien mendaptkan istirahat yang maksimal
k. Klien mengatakan sesak nafas berkurang
l. Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan

DAFTAR PUSTAKA
http://rinakusumawardani.blogspot.co.id/2013/05/asuhan-keperawatan-trimester-
pertama_8.html diakses pada tanggal 17 November 2017, 02.10
http://devinurjanahblog.blogspot.co.id/2013/05/asuhan-keperawatan-kehamilan-
trimester_28.html diakses pada tanggal 17 November 2017, 02.45
http://dianalmira.blogspot.co.id/2014/12/askep-kehamilan-trimester-3.html diakses
pada tanggal 17 November 2017, 03.23

https://www.academia.edu/19538522/ASKEP_KEHAMILAN_NORMAL diakses
pada tanggal 15 November 2017, Surabaya 00.48
Riyadi, Sujono, Biologi Reproduksi, (Yogyakarta: STIKES Yogyakarta, 2012), hlm. 111-116
Budiman Rizki (2012), konsep antenatal care. http://nerskiky.blogspot.com/2011/10/askep-
anc.html, [Internet]. Diakses tanggal 18/09/2014
Haerani Aisyah (2011), Konsep Kehamilan.
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-konsep-dasar-kehamilan-
lengkap.html, [Internet].Diakses tanggal 18/09/2014
Syukriah Windayani (2012), Konsep anc kehamilan normal.
http://boulluwellwinda.blogspot.com/2013/04/konsep-kehamilan-antenatal-
care_29.html, [Internet]. Diakses tanggal 18/09/2014

Keperawatan Maternitas 76
Keperawatan Maternitas 77

Anda mungkin juga menyukai