Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 7 :

Nur Fathatur Rohma 16010024024


Salwa Jullanar Fadhilah 16010024056
Dia Nadilla Paramitha 16010024067
Riyan Devi Sulistari 16010024073
Riski Indra Pranata 16010024075

Berfikir Secara Filsafat


Berfilsafat adalah berpikir. Ini tidak berarti berpikir adalah berfilsafat. Dikatakan
berfilsafat adalah berpikir, hal ini dimaksudkan bahwa berfilsafat termasuk kegiatan berpikir.
Kata adalah dalam berfilsafat adalah berpikir mengandung pengertian bahwa berfilsafat
itu tidak identik dengan berpikir melainkan berfilsafat termasuk dalam berpikir.
Berpikir secara filsafat berbeda dengan berpikir secara biasa, berpikir filsafat menuntut
seseorang untuk berfikir yang bersifat menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Sehingga orang
yang berfilsafat berarti orang tersebut berupaya melakukan pemikiran yang mendalam dan
sistematis tertang berbagai permasalahan yang berkembang agar memiliki posisi dan
pandangan yang jelas tentang suatu permasalahan tersebut. Sedangkan berpikir biasa adalah
berfikirnya orang awam, yaitu berfikirnya masih tercampur, tidak berpola dan tidak
sistematis.
Berpikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berpikir yang sangat mendalam sampai
hakikat, atau berpikir secara global/menyeluruh, atau berpikir yang dilihat dari berbagai sudut
pandang pemikiran atau sudut pandang ilmu pengetahuan. Berfikir yang demikian ini debagai
upaya untuk dapat berpikir secara tepat dan benar serta dapat dipertanggungjawabkan.
Ada beberapa ciri berpikir secara kefilsafatan :
a. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara radikal. Radikal berasal dari kata Yunani
radix yang berarti akar. Berpikir secara radikal adalah berpikir sampai ke akar-
akarnya. Berpikir sampai ke hakikat, esensi atau sampai ke substansi yang dipikirkan.
b. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara universal (umum). Berpikir secara
universal adalah berpikir tentang hal-hal serta proses yang bersifat umum. Filsafat
bersangkutan dengan pengalaman umum dari umat manusia (common experience of
mankind). Bagaimana cara atau jalan yang ditempuh seorang filsuf untuk mencapai
sasaran pemikirannya dapat berbeda-beda, namun yang dituju adalah keumuman
yang diperoleh dari hal-hal khusus yang ada dalam kenyataan.
c. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara konseptual. Yang dimaksud dengan
konsep disini adalah hasil generalisasi (perumuman) dan abstraksi dari pengalaman
tentang hal-hal serta proses-proses individual. Berfilsafat tidak berpikir tentang
manusia secara umum.
d. Bepikir secara kefilsafatan dicirikan secara koheren dan konsisten. Koheren artinya
sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir (logis). Konsisten artinya tidak mengandung
kontradiksi. Koheren maupun konsisten keduanya dapat diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia : runtut. Yang dimaksud dengan runtut dalah konseptual yang disusun itu
tidak terdiri dari pendapat yang saling berkontadiksi di dalamnya.
e. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara sistematik. Sistematik berasal dari kata
sistem. Yang dimaksud dengan sistem adalah kebulatan dari sejumlah unsur yang
saling berhubungan menurut tata peraturan untuk mencapai sesuatu maksud atau
menunaikan sesuatu peranan.
f. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara komprehensif. Yang dimaksud
komprehensif adalah mencakup secara menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan
berusaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
g. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara bebas. Sampai batas-batas yang luas
maka filsafat boleh dikatakan merupakan suatu hasil dari pemikiran yang bebas.
Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius. Berpikir
dan menyelidiki dengan bebas bukanlah sekali-sekali berarti sembarangan, sesuka
hati, anarkhi, malahan sebaliknya berpikir dan menyelidiki seterikat-terikatnya.
Dengan demikian pikiran yang dari luar sangat bebas, namun dari dalam sangatlah
terikat. Ditinjau dari aspek ini berfilsafat dapatlah dikatakan : mengembangkan
pikiran dengan insaf, semata-mata menurut kaidah pikiran itu sendiri.
h. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan dengan pemikiran yang bertanggung jawab.
Seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berpikir sambil bertanggung jawab.
Pertanggung jawaban yang pertama adalah terhadap hati nurani yang ada pada
dirinya sendiri,

Anda mungkin juga menyukai