0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
84 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri berpikir secara filsafat yang mencakup berpikir secara mendalam, menyeluruh, konseptual, koheren, sistematik, komprehensif, bebas namun bertanggung jawab. Ada delapan ciri berpikir filsafat yang dijelaskan seperti berpikir sampai akar masalah, bersifat umum, berkonsep, konsisten, teratur, menyeluruh, bebas tetapi bertangg
Deskripsi Asli:
Ini merupakan pembahasan mengenai berfikir secara filsafat
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri berpikir secara filsafat yang mencakup berpikir secara mendalam, menyeluruh, konseptual, koheren, sistematik, komprehensif, bebas namun bertanggung jawab. Ada delapan ciri berpikir filsafat yang dijelaskan seperti berpikir sampai akar masalah, bersifat umum, berkonsep, konsisten, teratur, menyeluruh, bebas tetapi bertangg
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri berpikir secara filsafat yang mencakup berpikir secara mendalam, menyeluruh, konseptual, koheren, sistematik, komprehensif, bebas namun bertanggung jawab. Ada delapan ciri berpikir filsafat yang dijelaskan seperti berpikir sampai akar masalah, bersifat umum, berkonsep, konsisten, teratur, menyeluruh, bebas tetapi bertangg
Berfilsafat adalah berpikir. Ini tidak berarti berpikir adalah berfilsafat. Dikatakan berfilsafat adalah berpikir, hal ini dimaksudkan bahwa berfilsafat termasuk kegiatan berpikir. Kata adalah dalam berfilsafat adalah berpikir mengandung pengertian bahwa berfilsafat itu tidak identik dengan berpikir melainkan berfilsafat termasuk dalam berpikir. Berpikir secara filsafat berbeda dengan berpikir secara biasa, berpikir filsafat menuntut seseorang untuk berfikir yang bersifat menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Sehingga orang yang berfilsafat berarti orang tersebut berupaya melakukan pemikiran yang mendalam dan sistematis tertang berbagai permasalahan yang berkembang agar memiliki posisi dan pandangan yang jelas tentang suatu permasalahan tersebut. Sedangkan berpikir biasa adalah berfikirnya orang awam, yaitu berfikirnya masih tercampur, tidak berpola dan tidak sistematis. Berpikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berpikir yang sangat mendalam sampai hakikat, atau berpikir secara global/menyeluruh, atau berpikir yang dilihat dari berbagai sudut pandang pemikiran atau sudut pandang ilmu pengetahuan. Berfikir yang demikian ini debagai upaya untuk dapat berpikir secara tepat dan benar serta dapat dipertanggungjawabkan. Ada beberapa ciri berpikir secara kefilsafatan : a. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara radikal. Radikal berasal dari kata Yunani radix yang berarti akar. Berpikir secara radikal adalah berpikir sampai ke akar- akarnya. Berpikir sampai ke hakikat, esensi atau sampai ke substansi yang dipikirkan. b. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara universal (umum). Berpikir secara universal adalah berpikir tentang hal-hal serta proses yang bersifat umum. Filsafat bersangkutan dengan pengalaman umum dari umat manusia (common experience of mankind). Bagaimana cara atau jalan yang ditempuh seorang filsuf untuk mencapai sasaran pemikirannya dapat berbeda-beda, namun yang dituju adalah keumuman yang diperoleh dari hal-hal khusus yang ada dalam kenyataan. c. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara konseptual. Yang dimaksud dengan konsep disini adalah hasil generalisasi (perumuman) dan abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses individual. Berfilsafat tidak berpikir tentang manusia secara umum. d. Bepikir secara kefilsafatan dicirikan secara koheren dan konsisten. Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir (logis). Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi. Koheren maupun konsisten keduanya dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia : runtut. Yang dimaksud dengan runtut dalah konseptual yang disusun itu tidak terdiri dari pendapat yang saling berkontadiksi di dalamnya. e. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara sistematik. Sistematik berasal dari kata sistem. Yang dimaksud dengan sistem adalah kebulatan dari sejumlah unsur yang saling berhubungan menurut tata peraturan untuk mencapai sesuatu maksud atau menunaikan sesuatu peranan. f. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara komprehensif. Yang dimaksud komprehensif adalah mencakup secara menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan berusaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan. g. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara bebas. Sampai batas-batas yang luas maka filsafat boleh dikatakan merupakan suatu hasil dari pemikiran yang bebas. Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius. Berpikir dan menyelidiki dengan bebas bukanlah sekali-sekali berarti sembarangan, sesuka hati, anarkhi, malahan sebaliknya berpikir dan menyelidiki seterikat-terikatnya. Dengan demikian pikiran yang dari luar sangat bebas, namun dari dalam sangatlah terikat. Ditinjau dari aspek ini berfilsafat dapatlah dikatakan : mengembangkan pikiran dengan insaf, semata-mata menurut kaidah pikiran itu sendiri. h. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan dengan pemikiran yang bertanggung jawab. Seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berpikir sambil bertanggung jawab. Pertanggung jawaban yang pertama adalah terhadap hati nurani yang ada pada dirinya sendiri,
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita