Anda di halaman 1dari 39

Peran Guru Dalam Menghadapi Inovasi

Merdeka Belajar
Peran dan Tugas Guru Dalam
Pembelajaran
Inisiasi Keempat

Sebagai seorang guru, Anda akan menemukan tantangan yang terbesar dalam
menjalankan tugas ini karena Anda diharapkan dapat membuat peserta didik aktif
dalam proses pembelajaran agar perilaku atau potensi peserta didik berkembang secara
optimal.

Berbagai komponen pembelajaran saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama
lain sesuai dengan fungsinya agar tujuan pembelajaran tercapai.

Di sisi lain, Anda harus dapat mengenal karakteristik peserta didik secara individual
yang mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik. Pada
prinsipnya, pembelajaran yang mendidik mengacu pada penguasaan atau pencapaian
standar kompetensi guru yang telah ditetapkan oleh standar nasional.
Pembelajaran Yang Mendidik Dan
Tindakan Reflektif Untuk
Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Kompetensi yang diharapkan dari seorang guru menyelenggarakan pembelajaran yang


mendidik sesuai dengan yang dipersyaratkan standar nasional sebagai berikut.

 Guru mampu menguasai prinsip-prinsip dasar pembelajaran yang mendidik,

 Guru mampu mengembangkan kurikulum dan mata pelajaran yang diampu secara
kreatif dan inovatif,
 Guru mampu merancang pembelajaran yang mendidik,
 Guru mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik,
 Guru mampu menilai proses dan hasil pembelajaran yang mengacu pada tujuan utuh
pendidikan.
Lanjutan

Dalam pembelajaran mendidik, guru memikirkan bagaimana mengarahkan pola tingkah


laku siswa berbuat baik, bersahaja, saling menghormati dengan sesama temannya, serta
berkelakuan baik di masyarakat yang sesuai dengan norma-norma dan aturan-aturan di
masyarakat pada umumnya.

Tanggung jawab seorang guru tidak hanya memikirkan aspek intelektualnya yang hendak
dikuasai siswa, tetapi bersifat menyatu Untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik,
bukanlah suatu hal yang mudah.
Peran guru sangatlah luas, bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi guru
memiliki multiperan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya adalah
interaksi antara guru, peserta didik, dan lingkungan untuk mencapai tujuan belajar, yaitu
adanya perubahan perilaku dalam wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Sebagaimana dikemukakan oleh UNESCO, ada empat pilar hasil belajar yang diharapkan
dapat dicapai oleh pendidikan, yaitu learning to know, learning to be, learning to life
together, dan learning to do.
Lanjutan

Bloom (1956) menyatakan, perubahan perilaku sebagai hasil belajar diklasifikasikan


menjadi tiga ranah hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif
meliputi perilaku daya cipta, yaitu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual
manusia.

Pada umumnya, untuk mengukur hasil belajar peserta didik, guru merancang butir-butir
soal mengacu pada taksonomi Bloom dalam domain kognitif ini. Bloom menyebutkan
enam tingkatan. Adapun indikatornya adalah 1) mengingat, 2) memahami, 3) menerapkan,
4) menganalisis, 5) menyintesis, dan 6) mengevaluasi.
Domain kognitif dengan indikator yang telah ditetapkan inilah yang dijadikan dimensi
dalam menentukan skor hasil belajar peserta didik yang mempunyai enam tingkatan

Tingkatan mengingat dan tingkatan memahami adalah tingkatan yang paling rendah
karena menunjukkan kapabilitas yang paling sederhana. Sementara itu, tingkat penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi adalah tingkatan yang lebih kompleks serta menunjukkan
proses berpikir yang lebih tinggi dan mengandung unsur pemecahan masalah.

Domain afektif berkaitan dengan sikap, apresiasi, dan nilai-nilai. Domain psikomotor
berkaitan dengan tujuan yang berhubungan keterampilan atau skil
Pendekatan Pembelajaran
Yang Terkait

Masalah utama guru adalah bagaimana cara melibatkan peserta didik dalam proses
pembelajaran secara optimal. Menurut hasil penelitian, hampir semua para pendidik
sependapat bahwa karakteristik peserta didik haruslah diperhatikan dan dipertimbangkan
oleh seorang guru agar peserta didik lebih beruntung dan menikmati suasana yang
menyenangkan apabila dapat pembelajaran yang cocok dengan karakteristik yang
dimilikinya.

Karakteristik individu merupakan faktor penting bagi efektivitas proses belajar.


Karakteristik peserta didik mengarah dan cenderung berpusat pada diri peserta didik
sehingga aspek-aspek yang bersifat individual menjadi sangat relevan diperhatikan oleh
seorang guru.
Lanjutan

Hal ini dapat dilaksanakan oleh Anda sebagai seorang guru jika Anda menerapkan
pembelajaran secara individual yang berpusat kepada peserta didik. Artinya, Anda dapat
mengkaji berbagai model pembelajaran inovatif yang berpusat pada peserta didik. Materi
pembelajaran yang diberikan harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan
peserta didik.

Diharapkan Anda berlatih memberikan bantuan secara individual sesuai dengan kebutuhan
peserta didik sehingga Anda mampu menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan.
Peserta didik memiliki perbedaan dari peserta didik yang lain, terutama dalam hal
karakteristik belajar dan kecepatan belajar.
Lanjutan
Diharapkan, peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar karena ia merasa
diperhatikan oleh guru. Di sisi lain, guru berlatih merancang pembelajaran dengan
memanfaatkan potensi yang ada pada peserta didik dan bisa menjadi penggerak aktivitas
belajar peserta didik (motivator) yang terjadi di dalam kelas.

Guru juga berperan sebagai fasilitator, mengorganisasi kelas, mengembangkan materi


pembelajaran, menilai, dan meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik.

Pendekatan pembelajaran yang dipilih untuk dibahas dalam modul ini antara lain adalah
pendekatan perkembangan psikologi kognitif, pendekatan pembelajaran algoritmik-
heuristik, dan pendekatan pembelajaran konstruktivisme.

Selanjutnya, di bawah ini akan dijelaskan satu per satu secara perinci.
Pendekatan Pembelajaran
Perkembangan Psikologi
Kognitif

Jean Piaget adalah seorang psikolog yang banyak melakukan penelitian-penelitian


dan observasi tentang proses perkembangan intelektual anak dari bayi sampai masa
dewasa.

Pendapat Piaget tentang perkembangan psikologi kognitif anak sangat membantu para
ahli pendidikan karena membahas bagaimana perilaku seorang anak harus dikembangkan.
Menurut pandangan Piaget, model pendekatan perkembangan psikologi kognitif tidak
mementingkan hasil belajar, tetapi lebih mementingkan proses belajar. Menurut
pendekatan belajar ini, perilaku belajar seseorang dipengaruhi oleh internal diri setiap
orang.
Lanjutan

Dalam diri setiap individu, telah terbangun ilmu pengetahuan melalui proses
interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan serta melibatkan proses
berpikir yang sangat kompleks. Proses ini berjalan dengan tidak terputus-putus dan
merupakan suatu kesatuan yang utuh, menyeluruh, dan masuk dalam pikiran dan
perasaan seseorang
Pendekatan Belajar Algoritmik-
Heuristik (Algo-Heuristik)

Thomas Dwyer, dalam Taylor (1980), adalah seorang ahli matematika yang menggunakan
dua pendekatan sistematis dalam proses pembelajaran matematika. Pendekatan sistematis
tersebut adalah model pendekatan algoritmik dan heuristik atau algo-heuristik.

Menurut Dwyer (1980), pendidikan adalah sesuatu yang melepaskan potensi manusia. Itu
artinya melalui pendidikan, peserta didik dapat mengatur kehidupan pribadinya sesuai
dengan lingkungan hidup tempat peserta didik berada yang berkaitan dengan faktor
sosial, faktor ekonomi, faktor budaya, dan sebagainya.
Lanjutan

Di samping itu, peserta didik juga memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri, yaitu
kontrol internal. Dalam proses pembelajaran, agar tujuan pembelajaran yang sudah
direncanakan berhasil, Dwyer memberikan dua pendekatan yang berbeda untuk
mencapai penguasaan yang berbeda. Selanjutnya, akan dijelaskan satu per satu
pendekatan tersebut.
Pendekatan Algoritmik

Menurut Landa (1994), pendekatan algoritmik adalah suatu pendekatan yang berkaitan dengan
aktivitas belajar prosedur. Pendekatan ini terutama banyak digunakan dalam mata pelajaran
matematika untuk pemecahan masalah. Kelebihan dari pendekatan ini adalah memberikan
struktur dan ketepatan dari suatu proses yang tidak jelas menjadi jelas. Pendekatan ini
menjelaskan urutan aktivitas untuk mencapai tujuan yang dapat diukur karena diawali dengan
menspesifikasikan output-nya untuk mencapai kemampuan tePendekatan heuristik

Menurut Dwyer, pendekatan heuristik merupakan pengembangan dan akselerasi untuk


memecahkan berbagai macam masalah. Pendekatan ini adalah suatu prinsip atau pedoman yang
dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan atau menemukan hal yang baru.
Pendekatan ini merupakan proses pemecahan masalah yang independen (bebas) dengan
menerapkan prosedur yang rumit dan yang belum diketahui sebelumnya atau prosedur dasar
yang dilakukan dalam kondisi yang belum diatur. Pendekatan heuristik berorientasi pada
peningkatan kemampuan berpikir sistematis, diagramatis, dan lateral.
Lanjutan

Ketiga kemampuan berpikir ini saling terkait, berpikir diagramatis, dan kemampuan
mengubah persepsi secara sistematis yang bersambung secara terus-menerus sehingga
menemukan konsep yang lebih tepat.

Berpikir lateral merupakan suatu kemampuan memandang sesuatu dengan cara-cara yang
berbeda serta memberikan cara yang lebih saksama dalam pemecahan masalah yang tidak
hanya bersumber secara kebetulan, tetapi mencapai perubahan ke suatu pemahaman yang
bermakna. Guru dalam merancang pembelajaran hendaknya selalu menitikberatkan
peserta didik dapat berpikir sistematis, diagramatis, dan lateral.
Menurut Said (2002), selain strategi pembelajaran, komponen utama yang lainnya dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik adalah menerapkan metode
pembelajaran. Yang dimaksud dengan metode pembelajaran adalah prosedur
pembelajaran yang dipilih untuk membantu siswa mencapai tujuan atau internalisasi isi
bahan pelajaran atau pesan.

Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam melakukan interaksi
dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Metode pembelajaran
mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam
kondisi tertentu.
Lanjutan

Menerapkan teori konstruktivisme harus menampilkan ciri-ciri, yaitu 1) aktif: para siswa
memproses informasi secara bermakna; 2) kumulatif: para siswa mengelaborasi
pengetahuan baru dan menginterelasikannya dengan pengetahuan yang telah mereka
kuasai; 3) reflektif: para siswa secara sadar melakukan refleksi terhadap apa yang telah
mereka ketahui dan apa yang perlu mereka pelajari lebih lanjut; serta 4) diarahkan oleh
tujuan dan dilakukan secara sengaja.
Pelaksanaan Pembelajaran
Mendidik

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik di sebuah kelas, untuk


memberi materi pelajaran kepada peserta didik, diperlukan suatu strategi pembelajaran
yang berkaitan erat dengan bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran agar peserta
didik bisa belajar.

Cara-cara yang dipilih harus direncanakan secara sistematis dan terorganisasi dengan baik
untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Seperti apa yang dikatakan oleh Leshin
(1996), strategi pembelajaran adalah salah satu cara yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Lanjutan

Menurut Said (2002), selain strategi pembelajaran, komponen utama yang lainnya dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik adalah menerapkan metode
pembelajaran. Yang dimaksud dengan metode pembelajaran adalah prosedur pembelajaran
yang dipilih untuk membantu siswa mencapai tujuan atau internalisasi isi bahan pelajaran
atau pesan. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam melakukan
interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Metode pembelajaran mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik di sebuah kelas,
untuk memberi materi pelajaran kepada peserta didik, diperlukan suatu strategi
pembelajaran yang berkaitan erat dengan bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran
agar peserta didik bisa belajar.
Dick dan Carey (1978) menyatakan bahwa strategi pembelajaran itu lebih daripada sekadar
deskripsi mengenai bahan pembelajaran yang disajikan untuk siswa. Strategi pembelajaran
menjelaskan komponen-komponen umum dari prosedur suatu set bahan pembelajaran yang
akan digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Seperti apa yang dikatakan oleh Gerlach dan Elly (1990), strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran
tertentu yang terdiri atas urutan kegiatan, metode, dan prosedur yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada siswa guna mencapai tujuan belajar.

Seperti apa yang dikatakan oleh Suparman, strategi pembelajaran harus terdiri atas
komponen-komponen 1) Urutan Kegiatan Pembelajaran, 2) Metode Pembelajaran 3) Media
Pembelajaran dan 4) Waktu
Urutan Kegiatan Pembelajaran

Urutan kegiatan pembelajaran mengandung tiga komponen utama, yaitu :

1.Pendahuluan,
. 2.Penyajian informasi,
3.Penutup.

Tahap pendahuluan menjelaskan dengan singkat isi pelajaran, relevansi isi pelajaran
dengan pengalaman peserta didik, dan tujuan pelajaran. Pada tahap penyajian, terdiri atas
tiga langkah, yaitu uraian, contoh, dan latihan. Pada tahap penutup, terdiri atas dua
langkah, yaitu tes formatif dan umpan balik yang selanjutnya melakukan tindak lanjut.

Strategi pembelajaran yang menggunakan urutan kegiatan pembelajaran secara sistematis


memiliki potensi untuk memudahkan belajar peserta didik. Urutan yang sistematis
menjadi penting, karena ia akan menunjukkan urutan-urutan yang perlu
Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh guru dalam
melakukan interaksi dengan peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung. Guru
yang aktif selalu menggunakan berbagai macam metode pembelajaran secara bervariasi
dalam proses pembelajarannya. Setiap metode pembelajaran mempunyai karakteristik
tertentu ketika ada yang memiliki kelebihan dan ada pula yang memiliki kekurangan.

Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pembelajaran yang sangat baik di antara
metode-metode pembelajaran yang ada. Semua metode pembelajaran mempunyai
kelebihan dan juga mempunyai kekurangan. Sebaiknya, guru selalu menggunakan
berbagai macam variasi dan kombinasi dari metode pembelajaran yang ada untuk
digunakan dalam proses pembelajarannya.
Lanjutan

Metode pembelajaran sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan


pembelajaran. Oleh karena itu, Anda sebagai guru dalam melaksanakan pembelajaran
harus secara kritis dan fleksibel menentukan metode pembelajaran mana yang harus
digunakan agar Anda dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Anda sebagai guru yang profesional dapat mengembangkan metode pembelajaran yang
kreatif, efektif, menyenangkan, dan yang membuat peserta didik menjadi aktif belajar.
Guru yang cerdas dan kreatif selalu membuat metode pembelajaran lebih menarik dan
tidak membosankan sesuai dengan kondisi nyata dan kebutuhan peserta didik.

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda, selanjutnya akan dijabarkan tujuh metode
pembelajaran menurut Henich (1996) berikut ini.
Lanjutan

A. Pembelajaran ceramah diikuti dalam menyajikan suatu materi.

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda, selanjutnya akan dijabarkan tujuh


metode pembelajaran menurut Henich (1996) berikut ini.
1. Pembelajaran ceramah .
2. Demonstrasi
3. Diskusi
4. Latihan dan Praktik
5. Permainan
6. Simulasi
7. Penemuan
Anda biisa menperdalamnya dengan membaca modul tiga lebih
intensif.
Melakukan Tindakan Refleksi Untuk
Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Melakukan tindakan refleksi dalam melaksanakan tugas itu sangat penting agar
pengalaman yang tidak menyenangkan tidak terulang kembali. Guru perlu merenungkan
perbuatan atau tindakan yang selama ini dia lakukan, apakah memang sudah sesuai
dengan prosedur pembelajaran yang berlaku atau terjadi penyimpangan-penyimpangan
yang tidak disadari. Kemampuan seseorang untuk merenung kembali serta menyadari
pengalaman-pengalaman yang pernah dilakukan merupakan hakikat dari refleksi diri
yang sebenarnya atau hakikat dari refleksi profesional.

Mengapa tindakan reflektif diri ini perlu dan sangat penting untuk dilakukan. Oleh karena
itulah, guru sebaiknya sering melakukan refleksi setelah proses pembelajaran selesai
dengan cara mengingat kembali peristiwa-peristiwa yang menarik terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung.
Lanjutan

Guru dapat melakukan refleksi terhadap peristiwa yang menarik tersebut dengan cara
bertanya kepada dirinya sendiri mengapa peristiwa itu terjadi dan apa dampaknya bagi
pembelajaran dan siswa.

Hasil dari semua refleksi dijadikan guru sebagai pertimbangan untuk menindaklanjuti
pembelajaran. Artinya, dalam hal ini, guru perlu mengulangi pengalaman proses
pembelajarannya sendiri dan menempatkan diri sebagai siswa.
Peran dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) Sebagai Media
Belajar

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan kemudahan


dalam merancang media belajar yang lebih fleksibel dan dapat dilakukan secara
sederhana, cepat, dan berkualitas.

Guru bisa memberikan interaksi pembelajaran di mana saja dan kapan saja sesuai dengan
kebutuhan dan waktu yang diinginkan oleh peserta didik. Dewasa ini, media belajar yang
memanfaatkan TIK telah banyak dikembangkan untuk dunia pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.

Pemanfaatan TIK dapat memberi keuntungan dalam hal penghematan waktu dan
melestarikan cara berpikir yang lebih rasional. Selanjutnya, berikut ini akan dijelaskan
tentang media belajar yang memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran. Adapun
manfaat tersebut sebagai berikut.
Pertama, materi pelajaran dapat ditetapkan sebelumnya tanpa harus menggantungkan
sepenuhnya pada guru. Hal ini berarti materi pelajaran terlebih dahulu telah dipersiapkan
dan dirancang dengan baik oleh para ahlinya. Peserta didik diizinkan untuk belajar sesuai
dengan kemampuan dan langkah-langkah mereka sendiri. Perintah program pembelajaran
sangat efektif untuk peserta didik yang lamban dan bermasalah karena program
pembelajaran tersebut menyesuaikan diri dengan permintaan peserta didik.

Jika peserta didik melakukan kesalahan dan tidak terlihat oleh teman peserta didik yang
lain, hal ini membuat peserta didik merasa lebih aman dan tidak malu. Program
pembelajaran ini menyenangkan dan tidak mengancam peserta didik, seperti kadang ada
sebagian guru yang sifat atau perilakunya menakutkan. Jika peserta didik berinteraksi
dengan program pembelajaran, peserta didik dipaksa untuk berkomunikasi secara logis
dan teratur. Peserta didik harus belajar dengan perintah yang tepat dan tanggapan yang
tepat.
Lanjutan

Kedua, program pembelajaran yang memanfaatkan TIK dapat menyajikan informasi dan
peserta didik menanggapinya, kemudian program pembelajaran yang menentukan arah
selanjutnya. Dalam proses pembelajaran, sangat penting adanya interaksi antara peserta
didik dan materi pelajaran.

Peserta didik yang belajar melalui program pembelajaran lebih bersifat mandiri. Dalam
belajar mandiri, program pembelajaran berperan sebagai guru. Selanjutnya, terjadi
interaksi antara program pembelajaran dan peserta didik. Informasi yang disajikan dari
program pembelajaran terdiri atas unit-unit kecil yang diikuti oleh pertanyaan-pertanyaan.
Lanjutan

Jawaban peserta didik dianalisis oleh program pembelajaran dan diberikan umpan balik
yang benar, seperti perilaku seorang guru.

Program pembelajaran memberikan respons secara mandiri. Menurut Heinich,


semakin banyak alternatif yang tersedia pada program pembelajaran, semakin mudah
belajar mandiri beradaptasi terhadap perbedaan induvidu.
Lanjutan

Ketiga, perintah dasar yang ada dalam program pembelajaran memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk membuat keputusan dan mempelajari beberapa kontrol
terhadap hasil belajar mereka secara individualisasi. Menurut pendapat para ahli, dalam
hal belajar peserta didik yang dikontrol oleh dirinya sendiri, hasil belajarnya lebih baik.
Peserta didik dapat membuat pilihan yang sesuai dengan kemampuannya. Yang lebih
sederhana, latihan-latihan yang tidak kompleks dari soal-soal pembelajaran atau ketika
mereka kurang cukup mengerti pengetahuan yang diterima sebelumnya.
Lanjutan

Keempat, aplikasi penggunaan program pembelajaran difokuskan untuk menyelesaikan


masalah-masalah pembelajaran tertentu yang dapat berperan untuk memperkaya dan
menyempurnakan pembelajaran pada lazimnya. Membuat para peserta didik terpacu untuk
maju serta termotivasi untuk melakukan inkuiri dan eksplorasi. Para peserta didik dapat
berperan serta dalam proses pembelajaran yang tidak mungkin terjadi dalam kegiatan
strategi pembelajaran pada lazimnya.

Kelima, program pembelajaran dapat dirancang dengan cara menggabungkan beberapa


metode pembelajaran yang terdapat pada tingkat perintah dasar, perbaikan, atau
pengayaan. Program pembelajaran ini dapat menerapkan metode-metode alternatif untuk
belajar keterampilan yang bermanfaat untuk peserta didik yang kurang berhasil dengan
metode yang ada. Kondisi ini memberikan potensi untuk mengajar dengan pendekatan-
pendekatan yang tidak dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran pada lazimnya.
Lanjutan

Keenam, salah satu karakteristik penting yang dimiliki oleh program pembelajaran
adalah fleksibilitas sistem dalam menangani input dan informasi output. Di samping itu,
peralatan komputer mempunyai memori dan kapabilitas pemrosesan yang memadai
sehingga dapat melaksanakan analisis yang diperlukan untuk respons peserta didik dan
menentukan urutan pembelajaran

Ketujuh, menurut para ahli, dua aspek yang paling penting dari hubungan peserta didik
dan materi pelajaran adalah stimulus dan respons dari pelajaran dan keperluan belajar
untuk jenis perilaku yang diajarkan. Kedua aspek ini menjadi kekuatan dalam program
pembelajaran.
Multimedia Interaktif Berbasis
Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)

Menurut Heinich (19960), program multimedia interaktif ini berfungsi sebagai sarana
interaksi antara guru dan peserta didik. Guru berperan sebagai narasumber dan peserta
didik sebagai penerima pesan atau proses ini disebut juga sebagai multimedia interaktif
berbasis TIK karena multimedia interaktif ini adalah gabungan dari beberapa media
pembelajaran interaktif sehingga ia disebut multimedia interaktif. Multimedia interaktif
ini adalah gabungan dari beberapa media pembelajaran interaktif,sehingga ia disebut
multimedia interaktif.. Multimedia interaktif ini terdiri atas kombinasi antara teks,grafik,
animasi, suara dan video.
Lanjutan

Multimedia interaktif yang memanfaatkan TIK dirancang dengan baik oleh ahli
pembelajaran yang dapat menghasilkan proses pembelajaran interaktif ketika terjadi
komunikasi interaktif antara peserta didik dan guru. Beberapa multimedia interaktif yang
memanfaatkan TIK dirancang untuk proses pembelajaran yang efektif dan dapat dipakai
untuk proses pembelajaran tahap remedial. Multimedia interaktif yang memanfaatkan TIK
yang dijelaskan di atas dapat dilaksanakan dan tidak harus berhubungan dengan jaringan
internet. Hal ini berbeda dengan multimedia interaktif yang memanfaatkan TIK yang
sudah menggunakan jaringan internet.
Kemajuan TIK telah memberikan kemudahan dalam merancang multimedia
interaktif secara sederhana, cepat, dan berkualitas. Contohnya, penggunaan multimedia
interaktif yang dibuat di dalam program komputer untuk kegiatan pembelajaran
merupakan suatu hal yang baru dan menarik perhatian di kalangan para guru. Berbagai
permasalahan yang terkait dengan fenomena yang terjadi dalam proses pembelajaran
seperti yang dijelaskan di atas dapat ditangani dengan baik.

Hal ini disebabkan multimedia interaktif menawarkan banyak praktik yang dilakukan
secara langsung, khususnya dalam latihan-latihan yang dilakukan untuk memecahkan
masalah dan memiliki kemampuan yang tinggi dalam proses pembelajaran interaktif. Di
samping itu, multimedia interaktif dapat digunakan oleh peserta didik untuk memecahkan
perhitungan yang kompleks sebagai kalkulator kantong yang digunakan, tetapi dengan
daya dan kecepatan besar.
Lanjutan

Perintah dasar yang ada pada program multimedia interaktif pada umumnya
mempunyai pengaruh positif pada kemampuan peserta didik. Rata-rata perintah
dasar dalam program ini membantu peserta didik meningkatkan perolehan nilai tes
mereka dari 10% sampai 18% dibandingkan dengan perintah-perintah guru yang
berada di dalam ruangan kelas biasa.

Anda mungkin juga menyukai