KARAKTERISTIK EVALUASI
RUANG LINGKUP EVALUASI
1 PEMBELAJARAN 4 PEMBELAJARAN DALAM
MATEMATIKA
1. Validitas
Validitas adalah suatu ketelitian dan ketepatan suatu alat pengukur yang bila alat pengukur tersebut
dipergunakan untuk mengukur akan memberikan hasil sesuai dengan besar kecilnya gejala yang diukur.
Dua unsur penting dalam validitas, yaitu:Pertama,Validitas menunjukkan suatu derajat, ada yang
sempurna, ada yang sedang dan ada pula yang rendah. Dan kedua, Validitas selalu dihubungkan dengan
suatu putusan atau tujuan yang spesifik. Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan
dari hasil pengalaman.
KARAKTERISTIK EVALUASI PEMBELAJARAN DALA
M MATEMATIKA
2. Realibilitas
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument, reliabilitas tes berkenaan dengan
pertanyaan, apakah suatu tes itu sudah teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliabili jika selalu memberikan hasil yang sama bila diujikan pada
kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.
Reliabilitas sendiri bisa diukur dengan menggunakan tiga kriteria, yaitu: 1).Stabilitas,
2).Dependabilitas, 3).Prediktabilitas.
KARAKTERISTIK EVALUASI PEMBELAJARAN DA
LAM MATEMATIKA
3. Objektivitas
Objektivitas adalah hal yang sangat penting agar bisa menepatkan hasil evaluasi yang benar-
benar objektif, tidak pilih kasih, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan actual anak didik
dan mampu memberikan gambaran yang valid tentang progresivitas anak didik. Lawan dari
objektivitas adalah subjektivitas, di mana subjektifitas adalah unsur pribadi yang masuk ke
dalam berbagai aspek penilaian yang bisa mempengaruhi hasil dari penilaian itu sendiri.
Jadi sebuah aspek jika bisa dipengaruhi itu bukan objektivitas melainkan subjektivitas.
KARAKTERISTIK EVALUASI PEMBELAJARAN DA
LAM MATEMATIKA
4. Praktibilitas
Praktibilitas atau kepraktisan dalam hal evaluasi ini sangat penting dan menjadi
syarat bahwa suatu evaluasi itu menjadi terstandarkan. Tes yang menerapkan standar
praktibilitas ini adalah tes yang mudah dilasanakan, mudah pemeriksaannya dan
dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk. Sedangkan menurut dimyati dan mudjiono,
seperti yang dikutip oleh Zaainal Arifin, menyatakan bahwa ada lima factor yang bisa
mempengaruhi aspek praktibilitas instrument evaluasi, yaitu kemudahan
mengadministrasi, kemudahan dalam memberi skor, waktu yang disediakan untuk
melaksanakan evaluasi, kemudahan dalam hal interprestasi dan aplikasi, dan
tersediannya bentuk instrument evaluasi yang ekuivalen atau sebanding. (Haryanto,
evaluasi pembelajaran (konsep dan menejemen , 2020)
MODEL-MODEL EVALUASI PEMBELAJARAN
Pada dasarnya, ada dua mode evaluasi, yaitu: model evaluasi kuantitatif dan model evaluasi
kualitatif. Model evaluasi kuantitatif muncul dari paradigma positivisme, lebih memfokuskan pada
dimensi kurikulum sebagai hasil belajar, dan hasil belajarnya merupakan kriteria model kuantitatif.
Sedangkan evaluasi kualitatif berasal dari model evaluasi kurikulum, menggunakan metodologi
kualitatif pada saat pengumpulan data dan evaluasi, serta menggunakan model studi kasus dalam
melakukan evaluasi.
Pendekatan merupakan sudut pandang seseorang dalam mempelajari sesuatu. Jadi, pendekatan
evaluasi berarti sudut pandang seseorang dalam menelaah atau mempelajari evaluasi. Dilihat dari
komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan
tradisional dan pendekatan sistem. Dilihat dari penafsiran hasil evaluasi, pendekatan evaluasi
dibagi menjadi dua, yaitu criterion-referenced evaluation dan norm-referenced evaluation.
Sedangkan dilihat dari prosesnya, pendekatan evaluasi bisa berbentuk pendekatan eksperimental,
berorientasikan tujuan, berfokus pada keputusan, berorientasi kepada pemakai, dan pendekatan
yang responsif.
PEMBAHASAN PENDEKATAN EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Pendekatan tradisional lebih mengedepankan aspek kognitif dalam proses evaluasinya dan mengabaikan aspek-
aspek keterampilan dan pengembangan sikap yang merupakan cerminan dari aspek afektif dan psikomotorik
anak, dan dua hal inilah yang kurang mendapat perhatian serius. Pendekatan tradisional lebih mementingkan
komponen produk saja, yaitu perubahan perilaku anak didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Meskipun
pendekatan tersebut tidak salah, tapi pendekatan tradisional ini tidaklah sistematis.
2. Pendekatan sistem dalam evaluasi pembelajaran ini terkait erat dengan bagaimana komponen-komponen dalam
evaluasi pembelajaran itu diperhatikan dengan cermat agar bisa diterapkan secara efektif dan efisien. Melihat
evaluasi pembelajaran dari kacamata sistem atau proses dengan berbagai komponen yang melingkupinya akan
menghasilkan evaluasi yang efektif.
3. Pendekatan Criterion-Referenced Evaluation (Evaluasi Acuan Patokan atau EAP) adalah model pendekatan
evaluasi yang mengacu kepada suatu kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. EAP
merupakan suatu cara menentukan kelulusan siswa dengan menggunakan sejumlah patokan.
4. Pendekatan Norm-Referenced Evaluation (Evaluasi Acuan Norma atau EAN) adalah penilaian
yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok atau nilai-nilai yang diperoleh siswa
dibandingkan dengan nilai-nilai siswa lain dalam kelompok tersebut. Dengan kata lain, EAN
merupakan sistem evaluasi yang didasarkan pada nilai sekelompok siswa dalam satu proses
pembelajaran sesuai dengan tingkat penguasaan pada kelompok tersebut. Artinya pemberian nilai
mengacu pada perolehan skor pada kelompok itu.
5. Pendekatan eksperimental adalah evaluasi yang berorientasi pada pengunaan experimental
science dalam program evaluasi. Karena bersifat eksperimental, pendekatan ini lebih cenderung
menggunakan cara-cara kuantitatif, random sampling, memberikan perlakuan, dan mengukur
dampak. Tujuannya adalah untuk menilai manfaat hasil percobaan program pembelajaran.
6. Pendekatan Objective-Referenced Evaluation (Evaluasi Acuan Tujuan). Pendekatan ini
merupakan pendekatan yang lebih berorientasi pada tujuan dari evaluasi itu sendiri. Pendekatan
ini memakai tujuan program sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan evaluasi.
7. Pendekatan evaluasi yang terfokus pada keputusan menekankan pada peranan informasi yang
sistematik untuk pengelola program dalam menjalankan tugasnya.
8. Pendekatan yang berorientasi pada pemakai merupakan sebuah pendekatan baru yang lebih
menitik beratkan pada bagaimana evaluasi itu bisa membawa manfaat dan kegunaan bagi para
objek dan subjek evaluasi itu sendiri
9. Pendekatan yang responsif merupakan pendekatan yang bersifat kualitatif. Pendekatan yang lebih
bersifat fleksibel, dengan mampu mendengarkan pandangan dari beragam perspektif yang
berbeda. Pendekatan responsif mengambil sampel dengan cara purposive, mencari informasi dari
pihak yang bersebrangan, dan laporan bersifat ekspresif atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Thank you
Stay Safe and Stay Healthy