PORTOFOLIO
SRI RAHMI_200603501016
DAFTAR ISI
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
B. Karakteristik Evaluasi Dalam Pembelajaran
C. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran
D. Objek Evaluasi dalam Pembelajaran
E. Mekanisme Penilaian Otentik
F. Struktur Bentuk Tes 2
G. Instrumen Bentuk Nontes
H. Penilaian Berbasis Kelas
I. Pengukuran Ranah Kognitif
J. Pengukuran Afeksi dan Psikomotorik
K. Analisis Instrumen Penilaian Pembelajaran
L. Penilaian Acuan Patokan
M. Penilaian Acuan Norma
N. Penilaian Berbasis HOTS
www.yourwebsite.com
DATA DIRI
www.yourwebsite.com
Karakteristik Evaluasi Dalam
Pembelajaran
Menurut Zainal Arifin (2011 : 69)
mengemukakan karakteristik
instrumen evaluasi yang baik adalah
valid reliabel relevan, representative,
praktis, deskriminatif, spesifik dan
proporsional.
1.Kevalidan 5
Valid artinya suatu alat ukur dapat dikatakan
valid jika betul-betul mengukur Apa yang hendak
diukur secara tepat.
2. Reliabel
Reliabel artinya suatu alat ukur dapat dikatakan
reliabel atau handal Jika ia mempunyai hasil
yang taat asas (consitent).
3. Relevan
Relevan artinya alat ukur yang digunakan harus
sesuai dengan standar kompetensi kompetensi
dasar dan indikator yang telah ditetapkan.
4. Representatif
Representative artinya Materi alat ukur harus betul-betul mewakili dan seluruh materi
yang disampaikan.
5. Praktis
Practice artinya mudah digunakan titik jika alat ukur itu sudah memenuhi syarat tetapi
sukar digunakan, berarti tidak praktis.
6. Diskriminatif
Deskriminatif artinya adalah alat ukur itu harus disusun sedemikian rupa sehingga
dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun.
7. Spesifik
Spesifik artinya suatu alat ukur disusun dan digunakan khusus untuk objek yang diukur.
Jika alat ukur tersebut menggunakan tes, maka jawaban tes jangan menimbulkan
ambivalensi atau spekulasi.
6
8. Proporsional
Proporsional artinya suatu alat ukur harus memiliki tingkat kesulitan yang proporsional
antara sulit, sedang dan mudah titik begitu juga Ketika menemukan jenis alat ukur, baik
tes maupun non tes.
Fungsi dan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan arah yang ingin dituju dari rangkaian aktivitas yang
dilakukan dalam proses pembelajaran. hal ini biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku
kompetensi spesifik, aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau
dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu
Henry Ellington (984) dan Fred Percival menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah
suatu Deklarasi yang jelas dan memperlihatkan penampilan atau Skill dari siswa yang bisa
7
diraih dalam aktivitas pembelajaran.
www.yourwebsite.com
Instrumen bentuk non tes
instrumen non tes dapat diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data yang bersifat komprehensif titik artinya, instrumen non tes dapat
digunakan untuk menilai berbagai aspek dari responden sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan
psikomotorik.
instrumen yang tergolong non tes adalah skala bertingkat (rating scale), Kuesioner (quetioner), daftar cocok (check list),wawancara
(interview), pengamatan (observation), dan riwayat hidup. 11
1. Skala bertingkat, dalam menggambarkan suatu nilai terhadap sesuatu hasil pertimbangan. biasanya angka-angka yang digunakan,
diterapkan pada skala dengan jarak yang sama secara bertingkat dari yang rendah ke tinggi.
2. Kuesioner, berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan objek yang dinilai, dengan maksud untuk mendapatkan
informasi atau data.
3. Daftar cocok, daftar cocok atau checklist adalah deretan pernyataan Biasanya berupa kalimat singkat, dimana responden cukup
membubuhkan tanda cocok pada pilihan yang tepat.
4. Wawancara, adalah proses interaksi atau percakapan antara pewawancara dan yang diwawancarai secara langsung. Dimana
pewawancara bertanya tentang suatu aspek yang dinilai dan telah dirancang sebelumnya.
5. Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan. Pengamatan tersebut dilakukan
secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Penilaian berbasis kelas
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian oleh guru dalam rangka
proses pembelajaran yang merupakan proses pengumpulan dan
Penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik untuk
tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi
kompetensi dasar dan indikator pencapaian belajar.
www.yourwebsite.com
Pengukuran afeksi dan psikomotorik
1. Ranah Afeksi
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap
seseorang dapat diramalkan perubahannya Jika seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.ciri-ciri
hasil belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku. seperti, perhatiannya terhadap mata
pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran di sekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih
banyak mengenai pelajaran yang diterimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru perhatian terhadap
mata pelajaran, kedisiplinan dalam mengikuti proses belajar, motivasinya dalam belajar, penghargaan atau rasa
hormat terhadap guru, dan sebagainya.
Tujuan penilaian ranah afektif :
a. Untuk mendapatkan umpan balik baik bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar- 14
mengajar dan mengadakan program perbaikan ( remedial program).
b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai yang antara lain diperlukan sebagai
perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan kepada orang tua, dan penentuan lulusan tidaknya anak
didik.
c. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan tingkat pencapaian dan
kemampuan serta karakteristik anak didik.
d. Tujuan pengukuran ranah afektif selain untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian
tujuan instruksional oleh siswa pada ranah afektif khususnya pada tingkat penerimaan,partisipasi, penilaian,
organisasi dan internalisasi juga dapat mengarahkan peserta Didik agar senang membaca buku, bekerjasama,
menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan
serta karakteristik siswa.
2.Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Mata ajar yang termasuk
kelompok mata ajar psikomotorik adalah mata ajar yang lebih berorientasi pada gerakan dan
menekankan pada reaksi-reaksi fisik. ada taksonomi tujuan psikomotorik yang harus diketahui, 15
antara lain :
a. Menirukan, yaitu kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan Sama persis dengan
yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya.
b. Penggunaan, yaitu menggunakan konsep untuk melakukan gerak.
c. Ketepatan koma yaitu melakukan gerak dengan teliti dan benar.
d. Perangkaian, yaitu merangkaikan berbagai gerakan secara berkesinambungan.
Analisis Instrumen penilaian pembelajaran
Asmawi Zainul (1997) menguraikan tujuan analisis butir soal sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan butir tes sehingga dapat dilakukan seleksi dan
revisi butir soal .
b. Untuk menyediakan informasi tentang spesifikasi butir soal secara lengkap sehingga akan
lebih memudahkan bagi pembuat soal dalam menyusun berangkat soal yang akan memenuhi
kebutuhan ujian dalam bidang dan tingkat tertentu. 16
c. Untuk segera dapat mengetahui masalah yang terkandung dalam butir soal, seperti : kesalahan
meletakkan kunci jawaban, soal yang terlalu sukar dan terlalu mudah, atau soal yang mempunyai
daya beda rendah.
d. Untuk dijadikan alat guna menilai butir soal yang akan disimpan dalam kumpulan soal (bank
soal).
Analisis butir soal dapat dilakukan secara kualitatif, dalam kaitannya dengan isi dan bentuknya,
dan kuantitatif dalam kaitan dengan ciri-ciri statistiknya (Anastasi dan Urbina, 1997). Analisis
kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk,sedangkan analisis kuantitatif
mencakup pengukuran tingkat kesulitan butir soal, daya pembeda, penyebaran soal,serta validitas
validitas dan reliabilitasnya
Penilaian acuan patokan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah model pendekatan penilaian
yang mengacu kepada suatu kriteria pencapaian tujuan (TKP) yang
telah ditetapkan sebelumnya.PAP merupakan suatu cara menentukan
kelulusan siswa dengan menggunakan sejumlah patokan. Perlu
dijelaskan bahwa kriteria atau patokan yang digunakan dalam PAP
bersifat mutlak. Artinya kriteria itu bersifat tetap, setidaknya untuk
jangka waktu tertentu dan berlaku bagi semua siswa yang mengikuti tes
di lembaga yang bersangkutan.