Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK VII

EVALUASI PEMBELAJARAN (MATERI)


DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH
“PENGLOLAAN KELAS”
Dosen Pengampu : Ayu Pratamawati, M. Pd.

DISUSUN OLEH :

Ba’dia Salim (021181015)


Sri Wasia Rasang (021181021)
Dinda Zahro C.S (021181004)
Siti Markas Abidin (021181024)

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) FATTAHUL MULUK PAPUA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
EVALUASI PEMBELAJARAN (MATERI)

A. Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi merupakan penyaduran bahasa dari kata evaluation dalam bahasa inggris,
yang lazim diartikan dengan penaksiran atau penalian. Kata kerjanya adalah evaluate, yang
berarti menaksir atau menilai, sedangkan orang yang menilai atau menaksir disebut sebagai
evaluator. Sejumlah ahli mengemukakan pemaham evaluasi secara etimologi seperti
Grounlund, Nurkancana, dan Raka Joni.
Dengan mendasarkan pada pengertian diatas, maka dapat dikemukaan bahwa evaluasi
adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan
tertentu untuk mencapai tujuan. Sementara itu, evaluasi hasil belajar pembelajaran adalah
suatu proses menentukan nilai prestasi belajar pembelajaran dengan menggunakan patokan-
patokan terntentu agar mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Agar evaluasi yang dilakukan dapat memberikan manfaat sebagaimana yang
diharapkan, maka evaluasi harus dilakukan berdasarakan prinsip-prinsip yang tepat. Arikunto
mengemukakan bahwa ada satu prinsip umum dan penting dalam evaluasi, yaitu adanya
triangulasi atau hubungan erat tiga komponen, yaitu antara: Tujuan, Kegiatan Pembelajaran
atau KBM, dan Evaluasi.
Dari ketigas tersebut dapat kita pahami bahwa kegiatan pembelajarab yang dirancang
dalam bentuk rencana mengejar yang disusun oleh guru mengecu pada tujuan yang hendak
dicapai. Demikian pula tujuan yang dirumuskan hendaknya didasarkan pada kegiatan
pembelajaran yang dilakukan, sehingga anatar kegaiatan pembelajaran dan tujuan yang
dirumuskan memiliki arah yang sama.
Evaluasi pembelajaran tidak lepas dari kegiatan belajar. Belajar adalah kegiatan
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan
jenjang pendidikan. Hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat
tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Sehingga belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Jadi, pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku peserta didik yang
relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif, dengan kata lain belajar merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa
tahap. Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, salah satu tahapannya adalah
yang dikemukakan oleh Witting, yaitu :
1. Tahap equistiion, yaitu tahapan perolehan informasi
2. Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi.
3. Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun
jenisnya. Karena itu, sudah tentu setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan
perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan tingkah laku seseorang yang berada
dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, perabahan
dan perkembangan tidak termasuk perabahan dalam pengertian belajar. Slameto memberikan
ciri-ciri tentang perabahan tingkah laku yang terjadi dalam belajar sebagai berikut :
1. Terjadi secara sadar
2. Bersifat kontinyu dan fungsional
3. Bersifat positif dan aktif
4. Bukan bersifat sementara
5. Bertujuan dan terarah
6. Mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Dalam surat Al-Isra’ ayat 36 :


“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya. “(QS. Al-Isra’ ayat 36)
Dengan demikian, belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman yang lalu.

B. Tujuan Evaluasi
Tujuan umum evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun bahan- bahan
keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf
kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah meraka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Serta menghimpun informasi yang dijadikan
dasar untuk mengetahui taraf kemejuan, taraf perkembangan, taraf pencapaian kegiatan
belajar peserta didik. Tujuan khusus evaluasi pembelajaran adalah :
1. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
2. Untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan
peserta didik dalam mengikuti program pendidiakan sehingga dapat dicari dan
ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.
3. Untuk mengetahui kemajuan hasil belajar peserta didik.
4. Mengetahui potensi yang dimiliki siswa.
5. Mengetahui hasil belajar siswa
6. Mengadakan seleksi.
7. Mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar siswa
8. Memberikan bantuan pemilihan jursan
9. Memberikan motivasi belajar
10. Mengetahui efektifitas guru
11. Mengetahui efisiensi mengajar guru
12. Memberikan bukti untuk laporan kepada orang tua atau masyarakat.

C. Fungsi Evaluasi

Fungsi evaluasi pembelajaran sangat diperlukan dalam pendidikan antara lain memberi
informasi yang dipakai sebagai dasar untuk:
1. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh
peserta didiknya.
2. Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah
ditentukan telah dapat dicapai
3. Membuat kebijaksanaan dan keputusan.
4. Menilai hasil yang dicapai para belajar.
5. Memperbaiki materi dan program pendidikan.

D. Syarat-Syarat Evaluasi
Langkah pertama yang perlu ditempuh guru dalam menilai prestasi belajar siswa
adalah menyusun alat evaluasi(test instrument ) yang sesuai dengan kebutuhan, dalam artian
tidak menyimpang dari indicator dan jenis prestasi yang diharapkan. Persyaratan pokok
penyusunan alat evaluasi yang baik dalam perspektif psikologi belajar ( The Psychology of
learning) meliputi dua macam, yaitu sebagai berikut:
1. Reliabilitas
Secara sederhana, reliabilitas (reliability) berarti hal tahan uji atau dapat
dipercaya.Sebuah alat evaluasi dipandang reliable atau tahan uji apabila memiliki konsistensi
atau keajegan hasil.
2. Validitas
Validitas berarti keabsahan atau kebenaran. Sebuah alat evaluasi dipandang valid atau abash
apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi dalam proses
pendidikan menurut Dimyati dan Mudjiono terurai sebagai berikut:

1. Kesahihan
Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai
ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya di evaluasi. untuk memperoleh
hasil evaluasi yang sahih, dibutuhkan insturmen yang memiliki/memenuhi syarat-
syarat kesahihan suatu instrumental evaluasi. Kesahihan instrument evaluasi diperoleh
melalui hasil pemikiran dan hasil pengalaman.
2. Keterandalan
Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat
kepercayaan bahwa suatu instrument evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat.
3. Kepraktisan
Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada
instrument evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi/
memperoleh hasil, maupun kemudahan dalam menyimpanya.
Sementara menurut Arikunto dan Jabar evaluasi memiliki ciri- ciri dan persyaratan
sebagai berikut :
1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi
penelitian pada umumnya.
2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara sistematis yaitu
memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam menunjang kinerja
dari objek yang dievaluasi.
3. Agar dapat mengetahui secar rinci kondisi dari objek yang dievaluasi, perlu adanya
identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi keberhasilan
program.
4. Menggunakan standar, Kiteria, atau tolak ukur sebagai perbandingan dalam
menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil kesimpulan.
5. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau rekomendasi bagi
sebuah kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan.
6. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci untuk
mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, maka perlu ada
identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen, sampai pada
indikator dari program evaluasi.
7. Standar, kriteria, atau tolak ukur diterapkan pada indicator, yaitu bagian yang paling
kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan dari proses
kegiatan.
8. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan akurat
sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.

E. Objek-Objek dalam Evaluasi


 Objek Evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses
pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai
(evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut.
Siswa atau mahasiswa sudah merupakan objek yang populer bagi evaluasi pendidikan.
Penting sekali menentukan dan mengetahui apa yang akan dievaluasi. Hal ini akan menolong
menentukan apa informasi yang dikumpulkan dan bagaimana menganalisisnya dan akan
membantu pemfokusan evaluasi.

  Menurut Prof. Dr. Suharsimi arikunto, objek evaluasi adalah hal-hal yang menjadi puast
perhatian untuk dievaluasi. Apapun yang ditentukan oleh evaluator atau penilai untuk
dievaluasi, itulah yang disebut dengan objek evaluasi. Seperti pada waktu evaluator ingin
menilai berat badan siswa, maka yang menjadi objek adalah berat badan siswa, sedangkan
angka yang menunjukkan barapa berat badan siswa adalah hasil evaluasi. Maka yang menjadi
objek evaluasi semua unsur atau komponen yang ada dalam transformasi tersebut, agar
diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang mutu dan kebenaran kinerja transformasi yang
dijadikan objek evaluasi adalah semua aspek terkait dalam kinerja transformasi seperti :
1. Masukan Mentah
Masukan mentah adalah merupakan individu yang belajar dan ini akan mempunyai
peranan yang besar dalam berhasil tidaknya dalam belajar. Untuk melihat segi segi dari
masukan yang ikut berperan dalam belajar ini ialah menyangkut segi kejasmanian, dan
segi psikologis. Walaupun keduanya di bedakan tetapi tidak berarti di pisahkan karena
keduanya tetap merupakan suatu kesatuan, satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan,
kedua segi tersebut dibedakan agar dapat melihat permasalahannya dengan lebih rinci.
2. Masukan instrumental
Masukan instrumental adalah masukan pendukung yang meliputi guru, materi, sarana
pendidikan, pengelolaan manajemen atau pengaturan dan fasilitas yang memungkinkan
atau kelompok melakukan kegiatan belajar.
3. Masukan lingkungan
Dalam upaya meningkatkan dan memperluas jangkauan pelayanan terhadap penerimaan
pelayanan, maka para pengelola program pelatihan keterampilan berusaha
mendayagunakan semua sarana prasarana dan fasilitas yang ada, baik di lingkungan
pemukiman maupun lingkungan desa. Lingkungan disini merupakan segala sesuatu yang
memberi dukungan atau hambatan bagi terwujudnya potensial dari individu, untuk
mengembangkan bakat, minat, aspirasi dan kreativitas.
4. Proses transformasi
Dalam proses transformasi, selain siswa sebagai bahan yang diolah, masih ada 2
masukan lain. Yang pertama berfungsi membantu atau memperlancar terjadinya proses,
sedangkan yang kedua berupa lingkungan yang berpengaruh terhadap terjadinya proses.
5. Keluaran, hasil transformasi itu sendiri
Komponen keluaran merupakan kualitas dan kuantitas peserta didik hasil pendidikan dan
penyuluhan kesehatan lingkungan dan pemukiman. Kualitas dan kuantitas yang
dimaksudkan disini ditujukan pada aspek perubahan pola hidup dan perilaku hidup sehat
yang terjadi pada para peserta didik, baik aspek kognitif, apektif maupun psikomotor.

F. Jenis-Jenis Evaluasi
1. Jenis evaluasi berdasarkan tujuannya
a) Pre-test dan Post-test
Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian
baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai
bahan yang akan disajikan.Sedangkan post-test adalah kebalikan dari pre-test, yakni
kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi.Tujuannya
adalah untuk mengetahui taraf pengetahuan siswa atas materi yang telah diajarkan.

b) Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran. Evaluasi ini
bertujuan untuk mengidentifikasi atau menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta
faktor-faktor penyebabnya.
c) Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang paling
tepat atau sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
d) Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa
dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
e) Evaluasi formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang dilakukan pada setiap
akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Evaluasi ini bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
f) Evaluasi sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan umum” yang dilakukan
untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode
pelaksanaan program pengajaran, atau disebut juga dengan evaluasi yang dilakukan
untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa.Evaluasi ini lazim dilakukan
pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.Hasilnya dijadikan bahan laporan
resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa
ke kelas yang lebih tinggi.
g) Ujian Nasional (UN)
Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif, yaitu sebagai
alat penentu kenaikan status siswa.

2. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran


a. Evaluasi Konteks
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai
rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul
dalam perencanaan.
b. Evaluasi Input
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun
strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c. Evaluasi Proses
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai
kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan
yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
d. Evaluasi Hasil atau Produk
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai
dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau
dihentikan.
e. Evaluasi Outcom atau Lulusan
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakni
evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

3. Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran


a. Evaluasi Program Pembelajaran
Adalah evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program
pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
b. Evaluasi Proses Pembelajaran
Adalah evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-
garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
c. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Adalah evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan
pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek
kognitif, afektif, psikomotorik.
4. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi
a. Berdasarkan objek :
1) Evaluasi Input Adalah evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian,
sikap, keyakinan.
2) Evaluasi Transformasi Adalah evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses
pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
3) Evaluasi Output Adalah evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian
hasil pembelajaran.
b. Berdasarkan subjek :
1) Evaluasi Internal Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah
sebagai evaluator, misalnya guru.
2) Evaluasi Eksternal Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai
evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.

G. Pendekatan Evaluasi Pembelajaran / Materi


Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam menelaah atau
mempelajari evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dapat dibagi
dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan system.
1) Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini berorientasi pada praktik evaluasi yang telah berjalan selama ini
disekolah yang ditunjukan pada perkembangan aspek intelektual peserta didik.
2) Pendekatan Sistem
Sistem adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan
ketergantungan.
a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pendekatan ini sering juga disebut penilaian norma absolut. Jika ingin menggunakan
pendekatan ini, berarti guru harus membandingkan hasil yang diperoleh peserta didik
dengan sebuah patokan atau kriteria yang secara absolut atau mutlak telah ditetapkan
oleh guru.
b. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pendekatan ini membandingkan skor setiap peserta didik dengan teman satu kelasnya.
Makna nilai dalam bentuk angka maupun kualifikasi memiliki sifat relatif

Anda mungkin juga menyukai