Anda di halaman 1dari 16

EVALUASI

DAN
PRESTASI BELAJAR
KELOMPOK
Marwan Faruk13:Mahri (20201550036) Vanti Imanila Kartika DAW (20201550052)
Nisa Qurrota a’yun (20201550061) Zulvia (20201550065)
Syafiqoh Yasmin Nadilah (20201550067) Arin Rosyida Putri (20201550058)
Wara Hafila WR (20201550064) Triana Syahrani (20201550059)
Surya Alam SWAM (20201550037) Dimas Erlangga (2020155051)
Farah Asyadella (20201550040) Rizal Mustofa (20201550044)
Muhammad Farhan Fillah (20201550048) Faizatus Salma A (20201550053)
Jazilatur Rohmah (20201550045) Dewi Fannisa Putri (20201550057)
Pengertian Evaluasi
Evaluasi (evaluation)adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan
suatu subjek. Dalam melakukan evaluasi terdapat judgment untuk menentukan nilai suatu program
yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan
informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, krativitas, sikap, minat,
keterampilan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga
bervariasi bergantung pada jenis data yang diperoleh. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat
bertahap, maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan. Dimulai dengan pengukuran, kemudian
penilaian, dan terakhir evaluasi.

Evaluasi menurut Suharsimi Arikunto (2004:1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan


informasi tentang bekerjanya sesuatu, dan selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Contoh evaluasi: setelah melalui tes
pengukuran dan penilaian maka dapat ditentukan bahwa Budi mendapatkan hasil yang memuaskan
dan perlu dipertahankan.
Jenis dan fungsi evaluasi
1. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan
perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
2. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara priodik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
3. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indicator yang merepresentasikan seluruh KD pada priode
tersebut.
4. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulanagan meliputi seluruh indicator yang
mempresentasikan semua KD pada semester tersebut.
5. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan yang dilakukan oleh pendidik di akhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, di akhir semester genap
pada satuan Pendidikan yang menggunakan system paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indicator yang mempresentasikan KD pada semester tersebut.
Jenis evaluasi
pembelajaran
A. Jenis evaluasi menurut fungsinya
1. Formatif
2. Sumatif
3. Diagnotic
4. Penempatan
B. Jenis evaluasi menurut caranya
1. Evaluasi kuantitatif
2. Evaluasi kuantitatif
C. Jenis evaluasi menurut teknisnya
3. Tes
4. Non tes
Fungsi evaluasi pembelajaran
1. Fungsi formatif
2. Fungsi sumatif
3. Fungsi diagnostic
4. Fungsi seleksi dan penempatan
Menurut Scriven, fungsi evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu fungsi formatif dan sumatif. Apabila dilihat secara
menyeluruh, maka fungsi evaluasi yaitu:
1) Secara psikologis, peserta didik perlu mengetahui prestasi belajar agar mereka merasakan kepuasan dan
ketenangan, maka dari itu diperlukan evaluasi pembelajaran.
2) Secara sosiologis, berfungsi untuk mengetahui apakah siswa cukup mampu untuk terlibat dalam masyarakat
3) Secara diktatis-metodis, berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik sesuai dengan
kemampuan dan kecakapannya
4) Untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompok
5) Untuk mengetahui kesiapan peserta didik dalam menempuh program pendidikannya
6) Mengetahui potensi peserta didik sehingga guru dapat mengarahkan sesuai dngan minat dan bakatnya
7) Secara administrative, berfungsi untuk memberi laporan tentang kemajuan peserta didik.
Fungsi evaluasi pembelajaran
Secara rinci, fungsi evaluasi dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat
fungsi berikut.
1. Untuk mengetahui seberapa majudan berkembangnya peserta didik setelah melakukan
kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Hasil evaluasi yang didapatkan itu selanjutnya
digunakan untuk memperbaiki cara belajar peserta didik atau mengisi rapor.
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran sebagai suatu system terdiri dari
beberapa komponen yang memiliki keterkaitan. Komponen tersebut adalah tujuan, materi,
bahan pengajaran, metode belajar, alat dan sumber pelajaran serta alat evaluasi.
3. Untuk keperluan Bimbingan Konseling (BK). Berbagai hasil evaluasi yang telah dilaksanakan
pendidik terhadap peserta didik dapat digunakan sebagai sumber informasi atau data bagi
pelayanan BK, oleh para konselor sekolah atau pembimbing lainnya untuk:
a. Membuat berbagai diagnosis kelemahan, kekuatan, atau kemampuan peserta didik.
b. Mengetahui dalam hal apa yang harus diperbaiki atau remidial dari peserta didik.
c. Sebagai dasar untuk menangani berbagai kasus yang terjadi.
d. Sebagai acuan dalam melayani berbagai kebutuhan peserta didik untuk membimbing
keriernya di masa depan.
Fungsi evaluasi pembelajaran
4. Untuk mengetahui berbagai keperluan pengembangan dan
perbaikan kurikulum sekolah. Seperti yang telah dijelaskan di awal
bahwa hamper setiap saat pendidik melakukan kegiatan evaluasi,
untuk menilai berbagai keberhasilan belajar peserta didik dan
menilai program pembelajaran. Dengan demikian, pendidik juga
menilai isi dan juga materi pelajaran yang ada di dalam kurikulum.
Syarat-syarat Evaluasi yang Baik
Evaluasi yang baik menurut Sukardi, harus mempunyai syarat seperti berikut: 1)
valid, 2) handal, 3) objektif, 4) seimbang, 5) membedakan, 6) norma, 7) fair, dan
8) praktis. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menyelenggarakan atau mengadakan
kegiatan evaluasi adalah kesahihan, keterandalan, dan kepraktisan. Berikut
penjelasannya:
1) Kesahihan
Kesahihan menggatikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan
evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Kesahihan dapat diterjemahkan
pula sebagai kelayakan interpretasi terhadap hasil dari suatu instrument evaluasi atau
tes, dan tidak terhadap instrument itu sendiri. Untuk memperoleh hasil evaluasi yang
sahih, dibutuhkan instrument yang memiliki/memenuhi syarat-syarat kesahihan suatu
instrument evaluasi. Kesahihan instrument evaluasi diperoleh melalui hasil pemikiran
dan dari hasil pengalaman.
Syarat-syarat Evaluasi yang Baik
2) Keterandalan
Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni
tingkat kepercayaan bahwa suatu instrument evaluasi mampu memberikan
hasil yang tepat. Keterandalan menunjuk kepada konsistensi (keajegan)
pengukuran, yakni bagaimanakah keajegan skor tes atau hasil evaluasi lain
yang berasal dari pengukuran yang satu ke pengukuran yang lain. Dengan kata
lain, keterandalan dapat kita artikan sebagai tingkat kepercayaan keajegan
hasil evaluasi yang diperoleh dari suatu instruimen evaluasi.
3) Kepraktisan
Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada
pada instrument evaluasi, baik dalam mempersiapkan, menggunakan,
menginterpretasi/memperoleh hasil, maupun kemudahan dalam
menyimpannya.
Prestasi Belajar
Suatu prestasi belajar merupakan hasil akhir yang dicapai dan dipakai sebagai ukuran
keberhasilan seseorang. Prestasi belajar selalu terkait dengan kurikulum dan standart kompetensi
pada proses pembelajaran. Kurikulum adalah materi yang harus disampaiakan kepada murid dalam
bentuk pembelajaran. Sedangkan standart kompetensi adalah kemampuan yang harus dicapai
siswa.Prestasi belajar diartikan sebagai tingkatan keberhasilan belajar. Prestasi ini diperoleh dengan
mengevaluasi hasil belajar siswa. Sedangkan proses untuk mengetahui prestasi belajar adalah dengan
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangakan oleh mata pelajaran yang lazimnya
ditunjukan dengan nilai test atau angka yang diberikan oleh guru.

Kemampuan intelektual sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang yang terlihat


dari prestasi belajar yang didapat. Untuk mengetahui prestasi tersebut perlu diadakan evaluasi
dengan tujuan mengetahui kemampuan seseorang setelah mengikuti proses pembelajaran. Prestasi
belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan
belajar yang merupakan proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari hasil
latihan, pengalaman yang didukung oleh kesadaran. Jadi prestasi belajar merupakan hasil dari
perubahan dalam proses belajar
Factor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa yaitu
sebagai berikut:
a. Faktor Internal, Faktor internal ialah faktor yang berhubungan erat dengan segala kondisi
siswa, meliputi:
1. Kesehatan fisik
Kesehatan fisik yang prima akan mendukung seorang siswa untuk melakukan kegiatan belajar
dengan baik, sehingga ia akan dapat meraih prestasi belajar yang baik pula. Sebaliknya, siswa yang
sakit, apalagi kondisi sakitnya sangat parah dan harus dirawat secara intensif di rumah sakit, maka
ia tidak dapat berkonsentrasi belajar dengan baik.
2. Psikologis
b. Intelegensi (intelligence)
Taraf intelegensi yang tinggi (high average, superior, genius) pada seorang siswa, akan
memudahkan bagiannya dalam memecahkan masalah-masalah akademis di sekolah .
Factor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
b. Bakat siswa. Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensional yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian,
sebetulnya setiap orang mempunyai bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai
ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

c. Minat adalah ketertarikan secara internal yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu
atau kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Sifat
minat bisa temporer, tetapi bisa menetap dalam jangka panjang.

d. Kreativitas ialah kemampuan untuk berpikir alternatif dalam menghadapi suatu masalah,
sehingga ia dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang baru dan unuk. Kreatifitas
dalam belajar memberi pengeruh positif bagi individu untuk mencari cara-cara terbaru dalam
menghadapi suatu masalah akademis.
Factor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
3. Motivasi adalah dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
sungguh-sungguh. Motivasi belajar (learning motivation) adalah dorongan yang menggerakkan
seorang pelajar untuk sungguh-sungguh dalam belajar menghadapi pelajaran di sekolah.
Motivasi berprestasi (achievement motivation) ialah motivasi yang mendorong individu untuk
meraih prestasi belajar yang setinggi-tingginya.

4. Kondisi Psikoemosional yang stabil, Kondisi emosi adalah bagaimana keadaan perasaan suasana
hati yang dialami oleh seseorang. Kondisi emosi seringkali dipengaruhi oleh pengalaman dalam
hidupnya. Misalnya: putus hubungan dengan kekasihnya, maka membuat seseorang pelajar tidak
bergairah dalam belajarnya karena merasa sedih, atau depresi, sehingga berakibat rendahnya
prestasi belajarnya.
Factor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
b. Faktor Eksternal, Factor eksternal ialah factor yang berasal dari luar individu, baik
berupa lingkungan fisik maupun lingkungan social.
1. Lingkungan fisik sekolah (school physical environmental) ialah lingkungan yang
berupa sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah di sekolah yang
bersangkutan.
2. Lingkungan social kelas (Class Climate environment) ialah suasana psikologis dan
social yang terjadi selama proses belajar mengajar mengajar antara guru dan
murid di dalam kelas.
3. Lingkungan social keluarga (Family social environment) ialah suasana interaksi
social antara orang tua dengan anak-anak dalam lingkungan keluarga. Orangtua
yang tidak mampu dalam mengasuh anak-anak dengan baik, karena orangtua
cenderung otoriter sehingga anak-anak bersikap patuh semu (pseudoobedience)
dan memberontak bila di belakang orangtua.
Pendekatan Evaluasi Prestasi Belajar
Pendekatan adalah cara pandang, atau sudut pandang seseorang dalam melihat atau
mempelajari sesuatu. Dilihat dari segi komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dapat
dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan system.
Sedangkan berdasarkan cara penafsiran hasil evaluasi, pendekatan evaluasi dibagi menjadi
dua, yaitu criterion-referenced evaluation dan norm-referenced evaluation.
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional adalah pendekatan yang lebih menekankan pada hasil atau produk
pristiwa pembelajaran daripada proses pembelajaran itu sendiri. Pendekatan ini mengedepankan
komponen produk daripada komponen proses. Pendekatan ini lebih menuntut perkembangan
aspek intelektual peserta didik menguasai mata pelajaran, sedangkan komponen proses
pembelajarannya cenderung diabaikan.
2. Pendekatan Sistem
System adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan
ketergantungan. Jika pendekatan system dikaitkan dengan evaluasi, maka pembahasan
lebih difokuskan pada komponen evaluasi, meliputi komponen kebutuhan dan
Feasibility, komponen input, komponen proses, dan komponen produk.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai