Anda di halaman 1dari 15

TUGAS EVALUASI PEMBELAJARAN

OLEH

KELOMPOK 3

NAMA KELOMPOK :

NURNITA (A1J118031)

MUHAMMAD ARSYAD (A1J11035)

RAHMANIAR ANANDARI (A1J118041)

MARFIRA SAIF (A1J118032)

TRINITA APRILIA MAHARANI (A1J118022)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

2019
1. Fungsi, tujuan, dan kegunaan evaluasi pendidikan;
A. Fungsi Evaluasi Pembelajaran Secara Umum
1. Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik Melalui evaluasi yan
dilakukan terhadap proses pembelajaran yang telah disampaikan di depan
kelas.
2. Memberikan dorongan belajar bagi peserta didik Bagi peserta didik yang
memiliki prestasi belajar yang baik melalui tes yang dilakukan, dapat
memberikan dorongan yang kuat untuk meningkatkan dan
mempertahankan prestasi yang telah dicapainya.
3. Sebagai laporan bagi orang tua peserta didik Hasil penilaian kemajuan
belajar yang biasanya berbentuk “Buku Raport” sangat penting bagi
orang tua peserta didik, sebagai bahan informasi mengenai kemajuan
belajar yang dicapai anaknya (Sakni, 2006).
Menurut Nofiyanti dkk., fungsi evaluasi terbagi menjadi empat macam
yaitu :
a. Fungsi penempatan (placement), yaitu evaluasi yang hasilnya
digunakan sebagai pengukur kecakapan yang disyaratkan di awal
suatu program pendidikan.
b. Fungsi selektif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya
untuk memilih (to select), yaitu memilih peserta didik yang dapat
diterima di sekolah tertentu; memilih peserta didik yang dapat naik
kelas atau tidak; memilih peserta didik yang seharusnya mendapat
beapeserta didik. Fungsi diagnostik, apabila alat atau teknik yang
digunakan dalam melakukan kegiatan evaluasi cukup memenuhi
persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui
kelemahan peserta didik, demikian juga sebab sebab kelemahan itu.
c. Fungsi pengukur keberhasilan, yaitu evaluasi yang dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana suatu program pendidikan berhasil
diterapkan (Nofiyanti, et. al., 2008)
Adapun fungsi evaluasi bagi pendidik, adalah :
a. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah
dicapai oleh peserta didiknya.
b. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi
masing-masing peserta didik di tengahtengah kelompoknya.
c. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian
menetapkan status peserta didik.
d. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar
bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
e. Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program
pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.
Adapun fungsi evaluasi secara administrative, adalah :
1. Memberikan laporan
2. Memberikan bahan-bahan keterangan data
3. Memberikan gambaran.
B. Tujuan Evaluasi Pendidikan
Evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses yang memiliki tiga macam
fungsi pokok, yaitu ;
1. Mengukur kemajuan,
2. Menunjang penyusunan rencana, dan
3. Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali (Sudijono, 2011).
Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui
keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran secara luas. Sistem
pembelajaran dimaksud meliputi: tujuan, materi, metode, media, sumber
belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Selain itu, evaluasi
pembelajaran juga ditujukan untuk menilai efektifitas strategi pembelajaran,
menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum, menilai dan
meningkatkan efektifitas pembelajaran, membantu belajar peserta didik,
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, serta untuk
menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan.
Chittenden (1994) secara simpel mengklasifikasikan tujuan penilaian
(assessment purpose) adalah untuk (1). keeping track, (2). checkingup,
(3). finding-out, and (4). summing-up. Keempat tujuan tersebut oleh
Arifin (2013:15) diuraikan sebagai bertikut:
1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta
didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Untuk itu, guru harus mengumpulkan data dan informasi
dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai jenis dan teknik penilaian
untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar
peserta didik.
2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta
didik dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta
didik selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru
perlu melakukan penilaian untuk mengetahui bagian mana dari materi
yang sudah dikuasai peserta didik dan bagian mana dari materi yang
belum dikuasai.
3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi
kekurangan kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses
pembelajaran, sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternatif
solusinya.
4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini
dapat digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke
berbagai pihak yang berkepentingan.
2. Objek, subjek evaluasi pendidikan;
1) Obyek Evaluasi Pendidikan
Obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang
bertaliasn dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat
perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin
memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut.
Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui obyek evaluasi pendidikan
adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu dari segi input,
transormasi dan output, dimana input kita anggap sebagai “bahan mentah
yang akan diolah”, transformasi kita anggap sebagai “dapur tempat
mengolah bahan mentah”, dan output kita anggap sebagai “hasil pengolahan
yang dilakukan di dapur dan siap untuk dipakai”. Dalam dunia pendidikan,
khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input adalah para calon
peserta didik, transformasi adalah sekolah tempat kita mendidik calon
peserta didik, dan output adalah peserta didik yang telah berhasil menimba
ilmu disekolah tersebut. Dari segi input,maka obyek evaluasi pendidikan
meliputi tiga aspek, yaitu:
a) Aspek Kemampuan Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik
dalam rangka mengikuti program pendidikan tertentu, maka para calon
peserta didik itu harus memiliki kemampuan yang sesuai atau memadai,
sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan
tertentu itu nantinya, peserta didik tidak akan mengalami banyak
hambatan atau kesulitan.
b) Aspek Kepribadian Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para
calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya
masing-masing, sebab baik buruknya kepribadian mereka secara
psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam
mengikuti program pendidikan tertentu. Evaluasi yang dapat dilakukan
untuk mengetahui kepribadian seseorang adalah dengan jalan
menggunakan tes kepribadian (personality test). c) Aspek Sikap Sikap,
pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia.
Aspek sikap perlu dinilai atau dievaluasi terlebih dahulu bagi para calon
peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu. Untuk
menilai sikap tersebut digunakan alat berupa tes sikap. selanjutnya,
apabila disoroti dari segi transformasi, maka obyek dari evaluasi
pendidikan itu meliputi:
1. Kurikulum atau materi pelajaran.
2. Metode mengajar dan teknik penilaian.
3. Sarana atau media pendidikan.
4. Sistem administrasi.
5. Guru dan unsur-unsur personil lainnya yang terlibat dalam proses
pendidikan.
Transformasi yang dapat diibaratkan sebagai “mesin
pengolahan yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan
jadi”, akan memegang peranan yang sangat penting. Ia dapat menjadi
faktor penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan
dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan,
karena itu obyek-obyek evaluasi yang termasuk dalam transformasi itu
perlu dinilai atau dievaluasi secara berkesinambungan. Adapun dari
segi output, yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan adalah tingkat
pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih oleh masing-
masing peserta didik, setelah mereka terlibat dalam proses pendidik
selama jangka waktu yang telah ditentukan.
Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian atau
prestasi belajar yang diraih oleh para peserta didik itu, dipergunakan
alat berupa Tes Belajar atau Tes Hasil Belajar yang dikenal dengan tes
pencapaian (achievement test).
2) Subyek Evaluasi Pendidikan
Subyek atau pelaku evaluasi pendidikan disini ialah orang yang melakukan
pekerjaan evaluasi dalam bidang pendidikan. Dalam kegiatan evaluasi
pendidikan di mana sasaran evaluasinya adalah prestasi belajar, maka
subyek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran
tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah sikap peserta
didik, maka subyek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum
melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh
pendidikan atau latihan megenai caracara menilai sikap seseoarang. Jika
sasaran yang dievaluasi kepribadian peserta didik, di mana pengukuran
tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrument berupa
tes yang sifatnya baku, maka subyek evaluasinya adalah seorang psikolog,
karena psikolog merupakan seseorang yang memang telah dididik untuk
menjadi tenaga ahli yang professional di bidang psikologi.
3. Ruang lingkup evaluasi pendidikan di sekolah.
Secara umum, ruang lingkup dari evaluasi dalambidang pendidikan di
sekolah mecakup tiga komponen utama, yaitu:
1. Evaluasi mengenai program pengajaran,
2. Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran, dan
3. Evaluasi mengenai hasil belajar (hasil pengajaran).
A. Evaluasi Program Pengajaran
Evaluasi atau penilaian terhadap program pengajaranakan
mencakup tiga hal, yaitu: a) Evaluasi terhadap tujuan pengajaran, b)
Evaluasi terhadap isi program pengajaran dan c) Evaluasi terhadap
strategi belajar mengajar.
B. Evaluasi Proses Pelaksanaan Pengajaran
Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran akan mencakup:
i. Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung,
dengan garis-garis besar program pengajaran yang telah
ditentukan.
ii. Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran.
iii. Kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
iv. Minat atau perhatian siswa di dalam mengikuti pelajaran.
v. Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
vi. Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang
memerlukannya.
vii. Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses
pembelajaran berlangsung.
viii. Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalamrangka penerapan
teori-teori yang diperoleh didalam kelas.
ix. Upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai akibat
dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
C. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup:
a. Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-
tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran
yang bersifat terbatas.
b. Evaluasi mengenai tingkat pencapaian pesertadidik terhadap tujuan-
tujuan umum pengajaran.
4. Ranah kognitif, afektif, psikomotor sebagai objek evaluasi hasil belajar;
Hasil belajar menurut Bloom (dalam Arifin 2009) dikelompokan
dalam tiga domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Setiap domain ini
disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan mulai dari yang sederhana
sampai dengan hal yang kompleks.
1. Domain kognitif
Domain kognitif merupakan perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan
berpikir. Domain ini terbagi dalam 6 jenjang kemampuan yaitu
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Domain afektif
Domain afektif merupakan perilaku murid dalam menerima,
merespon, dan menginternalisasikan sesuatu dalam dirinya dalam aspek
penghayatan. Domain ini terdiri dari 4 jenjang kemampuan yaitu
kemampuan menerima (receiving), kemampuan menanggapi/menjawab
(responding), kemampuan menilai (valuing) dan kemampuan dalam
mengorganisasi (organization).
3. Domain psikomotor
Domain psikomotor merujuk pada segi keterampilan atau kemahiran
untuk meragakan suatu tindakan secara keterampilan fisik. Domain ini
terbagi dalam 3 jenjang kemampuan yaitu musculator motor skill,
manipulations of material or objects, dan neuro muscular coordination.
Evaluasi pembelajaran seyogyanya dilakukan meliputi seluruh aspek
yang terlibat dalam ketiga domain di atas.
5. Teknik-teknik evaluasi hasil belajar di sekolah.
1. Tes Hasil Belajar
 Pengertian
Tes hasil belajar atau tes pengukur keberhasilan adalah teknik
penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
pencapaian suatu kompetensi atau tujuan pembelajaran tertentu, melalui
analisis data secara kuantitatif yang hasilnya berbentuk angka. hasil
suatu tes bukan hanya dapat mencerminkan kemampuan setiap individu
dalam penguasaan materi pelajaran akan tetapi juga dapat
menggambarkan kedudukan setiap individu dalam kelompoknya,
apakah yang bersangkutan termasuk siswa yang unggul dalam
kelompoknya, atau sebaliknya.
Ada dua bentuk tes hasil belajar, yaitu tes berdasarkan patokan dan
tes berdasarkan norma.
 Tes berdasarkan patokan (tes pengukur keberhasilan) atau yang
sering kita kenal dengan istilah Criterion Referenced Test (CRT)
dimana kriteria keberhasilan ditentukan sebelum tes dilaksanakan,
sebab yang menjadi kriteria keberhasilan adalah tujuan pembelajaran
itu sendiri,
 Penilaian Acuan Norma (PAN), dimana kriteria keberhasilan
ditentukan dari kedudukan siswa dalam kelompoknya. Artinya,
apabila kita menggunakan acuan norma, terlebih dahulu kita perlu
mengetahui rata-rata skor yang diperoleh kelompok siswa, kemudian
rata-rata itulah yang dijadikan kriteria keberhasilan. Siswa dikatakan
berhasil manakala skor yang diperoleh ada di atas rata-rata dan
sebaliknya.
 Jenis-jenis Tes
Jenis tes dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
A. Berdasarkan jumlah peserta, tes hasil belajar dapat dibedakan
menjadi :
 Tes kelompok yaitu tes yang dilakukan terhadap sejumlah siswa
secara bersama-sama. Tes kelompok biasanya digunakan untuk
mengumpulkan data tentang keberhasilan guru dalam pengelolaan
pembelajaran, atau penguasaan materi pelajaran oleh sekelompok
siswa, misalnya guru ingin mendapatkan informasi apakah rata-
rata siswa dalam suatu kelas telah menguasai materi pelajaran
yang disampaikannya atau belum, bagian many yang perlu
diulang, dan lain sebagainya.
 Tes individual yaitu tes yang dilakukan kepada siswa secara
perorangan. biasanya apa pun hasil tes individual digunakan untuk
siswa. Di samping itu, tes individual digunakan manakala guru
ingin mengetahui performance atau unjuk kerja siswa tentang
sesuatu baik mengenai prosedur/ proses atau keterampilan.
B. Berdasarkan cara penyusunannya, tes dapat dibedakan menjadi :
 Tes buatan guru, yaitu tes yang disusun untuk menghasilkan
informasi yang dibutuhkan oleh guru yang bersangkutan, misalnya
untuk mengumpulkan informasi tentang tingkat kompetensi
akademik atau tingkat penguasaan materi pelajaran siswa yang
diajarnya atau untuk melihat efektivitas proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
 Tes standar adalah tes yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa sehingga berdasarkan kemampuan tersebut tes
standar dapat memprediksi keberhasilan belajar siswa pada masa
yang akan datang. Sebagai tes yang berfungsi untuk mengukur
kemampuan, maka suatu tes standar harus memiliki derajat
validitas dan reliabilitas melalui serangkaian uji coba, serta
memiliki tingkat kesulitan dan daya pembeda yang tinggi.
C. Berdasarkan cara pelaksanaannya, tes dapat dibedakan menjadi :
 Tes tulisan, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tulisan atau yang
sering disebut juga tes tertulis, adalah tes yang dilakukan dengan
cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis. Ada
dua jenis tes yang termasuk ke dalam tes tulisan ini, yaitu tes esai
dan tes objektif.
 Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa secara lisan
baik pertanyaan yang diajukan maupun jawaban yang diberikan.
Tes ini bagus untuk menilai kemampuan nalar siswa. Tes lisan
hanya mungkin dapat dilakukan manakala jumlah siswa yang
dievaluasi sedikit, serta menilai sesuatu yang tidak terlalu luas
akan tetapi mendalam.
 Tes perbuatan (performance) adalah tes dalam bentuk peragaan.
Tes ini cocok manakala kita ingin mengetahui kemampuan dan
keterampilan seseorang mengenai sesuatu, contohnya
memperagakan gerakan-gerakan, dan mengoperasikan sesuatu
alat. Oleh karena tes merupakan alat ukur keberhasilan siswa
mencapai tujuan pembelajaran yang berbentuk angka, maka
biasanya tes berkaitan dengan pengukuran hasil belajar.
2. Nontes
 Pengertian
Nontes adalah teknik penilaian yang biasa digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang gejala tingkah laku tertentu dari setiap
individu melalui pengolahan data secara kualitatif yang hasilnya
berbentuk deskriptif (bukan berbentuk angka). Berbeda dengan tes yang
hasil akhirnya berupa angka, sehingga interpretasi didasarkan pada skor
yang dicapai siswa, pada nontes, hasil akhir adalah data deskriptif atau
data ordinal.
 Jenis-jenis Nontes
1. Observasi
Observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati
objek tertentu pada suatu situasi tertentu, baik berupa tingkah laku
ataupun mengamati benda. Skala penilaiannya dapat dibagi ke dalam
tiga bentuk, yaitu bentuk kategori, numerical, dan bentuk grafis.
Skala penilaian bentuk kategori, kriteria penilaian dijabarkan ke
dalam bentuk kualitatif seperti, selalu, kadang-kadang, tidak pernah.
Observer tinggal memberi penilaian pada kriteria tersebut sesuai
dengan basil pengamatan. Skala penilaian menurut ukuran angka
hampir sama dengan bentuk kategori, perbedaannya dalam alternatif
penilaian diganti dengan nomor, misalkan untuk kategori selalu
diberi nomor 2, kategori kadang-kadang diberi nomor 1, dan tidak
pernah diberi nomor 0. Dengan demikian, observer tinggal
membubuhkan pada angka tersebut sesuai dengan hasil
pengamatannya. Dalam skala penilaian bentuk grafis alternatif gejala
dibuat dalam bentuk grafis baik secara vertikal maupun horizontal.
2. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang
mewawancarai dan yang diwawancarai. Dilihat dari sifatnya, ada dua
jenis wawancara, yaitu wawancara langsung dan wawancara tidak
langsung.
 wawancara langsung pewawancara melakukan komunikasi dengan
subjek yang ingin dievaluasi. Adapun wawancara tidak langsung,
dilakukan manakala pewawancara ingin mengumpulkan data
subjek melalui perantara, misalkan ketika ingin mengumpulkan
informasi tentang kebiasaan siswa dalam belajar, maka dikatakan
wawancara langsung apabila wawancara dilakukan dengan siswa
yang bersangkutan;
 wawancara tidak langsung terjadi manakala wawancara dilakukan
dengan orang lain misalnya dengan orangtua siswa yang
bersangkutan dikatakan wawancara tidak langsung.
Dilihat dari cara pelaksanaannya wawancara juga dapat dibedakan
antara wawancara insidental dan wawancara berencana.
Wawancara insidental adalah wawancara yang dilakukan sewaktu-
waktu bila dianggap perlu, sedangkan wawancara berencana
adalah wawancara yang dilaksanakan secara formal, direncanakan
waktu, tempat, serta materi wawancaranya.
3. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah bentuk penilaian yang digunakan
untuk melihat kemampuan siswa dalam menghasilkan suatu karya
tertentu. Penilaian produk dilakukan pada setiap tahapan. Mulai
tahapan merencanakan ide-ide untuk membuat suatu produk, tahapan
pelaksanaan, misalkan bagaimana siswa memilih dan menggunakan
alat yang dibutuhkan untuk menghasilkan sesuatu dan tahap penilaian
hasil, sebagai tahap akhir dengan melihat hasil karya siswa yang telah
selesai diproduksi.
4. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap karya-karya
siswa selama proses pembelajaran yang tersusun secara sistematis
dan terorganisasi yang dikumpulkan selama periode tertentu dan
digunakan untuk memantau perkembangan siswa baik mengenai
pengetahuan, keterampilan maupun sikap siswa terhadap mata
pelajaran yang bersangkutan. Jenis penilaian ini memiliki
karakteristik tersendiri yang berbeda dengan tes.
DAFTAR PUSTAKA

Doni., Sindu., Bg Phalguna dan Yogi. 2012. Evaluasi Pendidikan

Panjaitan dan Regina Lichteria. 2014. Evaluasi Pembelajaran Sd Berdasarkan


Kurikulum 2013 Suatu Pengantar. Sumedang: UPI Sumedang Press: 11-12.

Rukajat, Ajar. 2018. Teknik Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish: 7-9.

Sanjaya., Wina., dan Budimanjaya Adi. 2017. Paradigma Bbaru Mengajar: Edisi
Pertama. Jakarta: Kencana : 208-214.

Widiyanto, Joko. 2018. Evaluasi Pembelajaran. Jawa Timur : UNIPMA Press : 17, 24

Anda mungkin juga menyukai