1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk memperoleh gambaran dalam mengembangkan desain perencanaan Asesmen
Belajar pada peserta didik
1.3.2 Untuk mengetahui standar penilaian yang baik dalam melakukan langkah-langkah
Asesmen Belajar
1.3.3 Untuk Mengidentifikasi kendala dan upaya yang di alami pendidik dalam penerapan
Asesmen Belajar
1.3.4 Untuk mengevaluasi hasil dari penerapan Asesmen Belajar
1.4 MANFAAT
1.4.1 Bagi Sekolah
Dengan adanya makalah ini diharapkan pendidik mampu memiliki kreativitas lagi agar
dapat menerapkan suatu strategi atau metode, penilaian yang lebih bervariasi dan sebagai
referensi dalam melakukan penilaian. Hal ini juga akan membuat proses pembelajaran dan
penilaian dalam pembelajaran menjadi lebih menarik. menyenangkan dan menantang
kemampuan berpikir siswa
Dengan adanya makalah ini diharapkan siswa mampu menunjukkan kinerja dan
kompetensi yang dimiliki didasarkan pada ketrampilan menganalisis sesuai dengan tujuan
pembelajaran
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengukuran dapat dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau
karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie. 1986). Mansyur, dkk (2009)
mengartikan pengukuran sebagai proses pemberian angka kepada suatu atribut atau
karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut aturan yang
jelas. Pengukuran bersifat kuantitatif dibagi menjadi tiga yaitu pengukuran yang dilakukan
untuk bukan menguji sesuatu, pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu, dan
pengukuran untuk menilai yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu.
2.1.2 Penilaian merupakan kegiatan menafsirkan atau memaknai data hasil suatu pengukuran
berdasarkan kriteria atau standar maupun aturan-aturan tertentu. Penilaian terhadap hasil
belajar dapat dilakukan dengan tes, penilaian diri, penilaian antarteman sejawat, penilaian
kinerja, penilaian projek, penilaian hasil kerja peserta didik, penilaian sikap, dan penilaian
portofolio. Dalam penilaian juga memiliki ciri-ciri tertentu diantaranya yaitu :
a) Penilaian dilakukan secara tidak langsung.
b) Penggunaan ukuran kuantitatif
c) Penilaian pendidikan menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap
d) Bersifat relatif
e) Penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan
2.1.3 Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai
pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa dari tujuan yang dicapai, desain,
implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan. Selain itu, evaluasi
merupakan suatu proses penilaian melalui tes materi yang telah diajarkan sebelumnya.
Dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan
untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginteprestasikan dan menyajikan informasi
tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan,
menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya. Evaluasi merupakan
kegiatan yang harus dilakukan terus menerus dari setiap program. Evaluasi bersifat
kualitatif. Tipe-tipe evaluasi :
a) Evaluasi formatif bertujuan untuk menyempurnakan program dan memantau
kemajuan siswa
b) Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan pada akhir suatu program
c) Evaluasi produk adalah berdasarkan atas tujuan-tujuan khusus program, dapat
menekankan perhatian pada produk yang dihasilkan dari unjuk kerja fisik, proses yang
menghasilkan produk atau keduanya
Fungsi penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan guru adalah :
a) Melacak kemajuan peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian maka perkembangan
hasil belajar peserta didik dapat diidentifikasi yakni menurun atau meningkat. Setelah guru
memberikan dan menjelaskan materi kepada peserta didik, biasanya guru akan
memberikan kuis atau ulangan harian dan diambul nilai dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut mengenai materi yang sudah disampaikan dengan tujuan agar guru dapat melihat
perkembangan peserta didik apakah terjadi kemajuan ataukah terjadi penurunan belajar
b) Mengecek ketercapaian peserta didik yang belum dikuasi oleh peserta didik, artinya
dengan melakukan penilaian, maka dapat diketahui apakah peserta didik telah menguasai
kompetensi tersebut ataukah belum menguasai. Dari pengambilan nilai tersebut seorang
guru akan mengerti apa yang seharusnya dilakukan. Jika hasil belajar mengalami
penurunan, maka guru dapat melakukan tindakan agar peserta didik dapat meningkatkan
belajarnya. Jika hasil belajar mengalami perkembangan, maka guru tersebut telah
melakukan tindakan yang benar kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat
mengalami perkembangan belajar.
c) Mendeteksi kompetensi yang belum diketahui oleh peserta didik, artinya dengan
melakukan penilaian, maka dapat diketahui kompetensi mana aja yang belum dikuasai dan
kompetensi mana aja yang telah dikuasai.
d) Menjadi umpam balik untuk perbaikan bagi peserta didik, artinya dengan melakukan
penilaian, maka dapat dijadikan bahan acuan untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik
yang masih dibawah standar (KKM).
Materi ini berdasarkan pada Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Pendidikan. Dalam melakukan penilaian pendidik harus mengacu pada standar umum penilaian,
yakni :
a) Melakukan pemilihan dari berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran.
b) Menghimpun berbagai informasi tentang peserta didik yang mencakup ranah pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang sesuai dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan
c) Melakukan berbagai rangkaian ulangan demi mengetahui peningkatan peserta didik dalam
pembelajaran. Seperti melakukan ulangan harian, UTS, UAS dan UKK dengan tuntutan
dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
d) Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan
harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti
pembelajaran remedi.
e) Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai
pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai
berikut:
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik secara periodik untuk
menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD)
atau lebih. Ulangan Harian merujuk pada indikator dari setiap KD. Bentuk Ulangan harian
selain tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk. Frekuensi dan
bentuk ulangan harian dalam satu semester ditentukan oleh pendidik sesuai dengan keluasan
dan kedalaman materi.
Sebagai tindak lanjut ulangan harian, yang diperoleh dari hasil tes tertulis, pengamatan,
atau tugas diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar
peserta didik pada setiap kompetensi dasar lebih dini diketahui oleh pendidik. Dengan demikian
ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga
perkembangan belajar peserta didik dapat segera diketahui sebelum akhir semester.
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Bentuk Ulangan Tengah Semester selain
tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan tengah semester, nilai ulangan tersebut diolah dan dianalisis
oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar peserta didik dapat diketahui sedini
mungkin. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik
remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar peserta didik dapat diketahui sebelum
akhir semester.
2.7.3 Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester satu. Cakupan ulangan akhir semester
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester satu. Ulangan
akhir semester dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan pengamatan, tugas, produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan akhir semester adalah mengolah dan menganalisis nilai
ulangan akahir semester. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta
didik. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial
atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar peserta didik dapat diketahui sebelum akhir tahun
pelajaran.
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester
genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap. Cakupan
ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester
tersebut.
Ulangan kenaikan kelas dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan, pengamatan,
tugas dan produk. Sebagai tindak lanjut ulangan kenaikan kelas adalah mengolah dan
menganalisis nilai ulangan kenaikan kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan
belajar peserta didik. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut
baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar peserta didik untuk hal-hal yang
bersifat esensial dapat diketahui sedini mungkin sebelum menamatkan sekolah.
Ujian sekolah adalah kegiatan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar peserta
didik dan merupakan salah satu syarat kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang
diujikan adalah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan
pada ujian nasional, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang diatur dalam Permendiknas yang dikeluarkan
oleh Depdiknas untuk tahun yang bersangkutan dan Prosedur Operasional Standar (POS) ujian
sekolah yang diterbitkan oleh BSNP.
Ujian Nasional adalah kegiatan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik yang
dilakukan oleh pemerintah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar peserta didik dan
merupakan salah satu syarat lulus dari satuan pendidikan. Pelaksanaan Ujian Nasional (UN)
mengikuti Permendiknas yang dikeluarkan setiap tahun oleh Depdiknas dan Prosedur
Operasional Standar (POS) yang diterbitkan oleh BSNP.
a) Valid, artinya suatu instrumen dapat dikatakan valid jika benra-benar mengukur apa yang
hendak diukur secara cepat.
b) Reliabel, artinya suatu instrumen dapat dikatakan reliabel atau andal jika instrumen itu
digunakan mempunyai hasil yang relatif stabil atau ajeg(konsisten).
c) Relevan, artinya instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator yang telah diterapkan.
d) Refresentatif, artinya materi instrumen harus benar-benar mewakili seluruh materi yang
disampaikan. Hal ini dapat dilakukan bila penyusunan instrumen mengacu pada silabus
sebagai acuan.
e) Praktis, artinya instrumen penilaian tersebut mudah digunakan baik secara administratif
maupun teknis. Secara administratif maksudnya penggunaan instrumen tersebut tidak
rumit.
f) Diskriminatif, artinya instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat
menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun.
g) Spesifik, artinya suatu instrumen disusun dan digunakan khusus untuk objek yang
dievaluasi. Jika instrumen tersebut menggunakan tes, maka jawaban tes jangan
menimbulkan ambivalensi atau spekulasi.
h) Proporsional, artinya suatu instrumen harus memiliki tingkat kesulitan yang proporsional
antara soal sulit, sedang, dan mudah.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar minimal yang harus
di lampaui oleh peserta didik. KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan memerhatikan:
Menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria, dari setiap kriteria diberikan nilai.
Diperlukan kesepakatan dalam forum untuk menentukan rentang nilai.
Contoh :
Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik
sedang, maka nilai KKM-nya adalah:
a) Langkah pertama, memberikan nilai pada setiap kriteria yang sudah ditentukan, yakni
kompleksitas tinggi 64, daya dukung tinggi= 85, dan intake siswa sedang= 70.
b) Membuat rata-rata dari perolehan nilai dari tiga kriteria, yakni 64+85+70=219:3=73. Jadi
KKM indikator terebut adalah 73.
Dengan menggunakan poin atau skor pada setiap kriteria yang ditetapkan.
Aspek yang Kriteria penskoran
dianalisis
1 2 3
3 2 1
3 2 1
Contoh :
Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik
sedang, maka KKM-nya adalah :
((1+3+2) : 9 )x100=66,7
Kelas/semester : X/2
a. Mengidentifikasi sifat 72
larutan non elektrolit
berdasarkan data hasil
percobaan
a. Menyimpulkan gejala-
gejala hantaran arus
listrik dalam berbagai Rendah Tinggi Sedang 76,6
larutan berdasarkan hasil
(80) (80) (70)
pengamatan.
b. Mengelompokkan larutan
ke dalam larutan elektrolit
dan elektrolit berdasarkan
sifat hantaran listriknya.
c. Menjelaskan penyebab
Sedang Tinggi Sedang 73,3
kemampuan larutan
elektrolit menghantarkan (70) (80) (70)
arus listrik.
d. Menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat
berubah senyawa ion dan
senyawa kovalen polar
Tinggi Tinggi Rendah 70
Keterangan :
Kelas/Semester : VII/2
Keterangan :
Dalam kurikulum 2013 KKM disebut ketuntasan belajar minimum yang ditentukan
pemerintah melalui Permendikbud nomor 81A tahun 2013 tentang Inplementasi Kurikulum 2013
lampiran iv: pedoman umum belajar. Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada
kompetensi pengetahuan dan kompetensi ketrampilan yaitu 2.66 (B-) dan untuk pencapaian
minimal untuk kompetensi sikap B (Baik). Untuk kompetensi yang belum tuntas bisa dituntaskan
dengan remidial.
Berikut ketentuan ketuntasan belajar menurut kurikulum 2013:
a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, peserta didik belum dinyatakan tuntas belajar untuk
menguasai KD yang dipelajari apabila menunujukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes
informatif.
b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, peserta didik dinyatakan tuntas belajar untuk menguasai
KD yang dipelajarinya apabila menunujukkan indikator nilai lebih dari 2.66
c) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan peserta didik dilakukan dengan memperhatikan
aspek sikap pada KI-1dan KI-2 untuk semua mata pelajaran yaitu profil sikap peserta didik
pada kategori baik (B) menurut standar yang ditentukan satuan pendidikan.
d) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, diberikan remidial individual sesuai kebutuhan kepada
peserta didikyang memperoleh nilai kurang
e) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, diberikan kesempatan untuk pesera didik untuk
melanjutkan pelajaran selanjutnya jika nilai 2,66 atau lebih.
f) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, diadakan remidial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila
lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66.
g) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum
profilnya belum berkatagori baik dilakukan secara holitik (paling tidak oleh guru mata
pelajaran, guru BK, dan orang tua).
Dalam merencanakan asesmen atau evaluasi hasil belajar, Anda perlu melakukan
setidaknya enam hal, yaitu:
Dalam kegiatan ini Anda sebagai guru bisa memilih teknik tes dengan menggunakan tes
atau memilih teknik non tes dengan melakukan pengamatan, wawancara atau angket dengan
menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau
angket. Ketika melakukan asesmen prestasi peserta didik, para guru harus memahami situasi dan
kondisi lingkungan fisik dan psikologis. Lingkungan fisik harus tenang dan nyaman. Selama
proses asesmen berlangsung, guru juga harus memonitor jalannya asesmen dan membantu agar
semuanya berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Verifikasi data perlu dilakukan agar kita dapat memisahkan data yang “baik” (yakni data
yang akan memperjelas gambaran mengenai peserta didik yang sedang dievaluasi) dari data yang
“kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran mengenai peserta didik).
Tujuan dari langkah ini adalah memberikan makna terhadap data yang telah dihimpun.
Agar data yang terhimpun tersebut bisa dimaknai, kita bisa menggunakan teknik statistik dan/atau
teknik non statistik, berdasarkan pada mempertimbangkan jenis data.
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan proses verbalisasi terhadap makna yang terkandung
pada data yang telah diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan sejumlah kesimpulan.
Kesimpulan – kesimpulan yang dibuat tentu saja harus mengacu pada sejumlah tujuan yang telah
ditentukan di awal.
Dengan disimpannya instrumen dan ringkasan dan jawaban siswa, termasuk berbagai
catatan tentang upaya memperbaiki instrumen, sewaktu-waktu Anda membutuhkan untuk
memperbaiki instrumen tes pada tahun berikutnya maka tidak akan membutuhkan waktu yang
lama. Tentu saja, perubahan disana-sini perlu dilakukan karena isi dan struktur unit pelajaran yang
dipelajari siswa juga telah berubah.
2.10.7 Ketujuh: Menindaklanjuti Hasil Evaluasi
Berdasarkan data yang telah dihimpun, diolah, dianalisis, dan disimpulkan maka Anda
sebagai guru atau evaluator bisa mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan sebagai tindak
lanjut konkret dari kegiatan penilaian. Dengan demikian, seluruh kegiatan penilaian yang telah
dilakukan akan membawa banyak manfaat karena terjadi berbagai perubahan dan atau perbaikan.
Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua yaitu
tes dan non tes.
a) Teknik Tes
Teknik tes merupakan teknik yang digunakan dengan cara melaksanakan tes berupa
pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus
dilaksanakan oleh orang yang di tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur adalah
kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi aspek
pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan alat pelaksanaannya teknik tes dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Tes Tertulis : Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara
tertulis, baik berupa pilihan maupun isian.
Tes Lisan :Tes lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan dan
jawabannya atau pernyataannya atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan dan
spontan.
Tes Praktik/Perbuatan : Tes praktik/perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang
menuntut peserta didik mendemontrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil
belajarnya dalam bentuk unjuk kerja.
b) Teknik Nontes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai
karakteristik, sikap, atau kepribadian. Teknik penilaian nontes dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
A 4 4 SB (Sangat Baik)
A- 3,67 3,66
B 3,00 3,00
B- 2,67 2,66
C 2 2
C- 1,67 1,66
D 1 1
Keterangan:
3.1 SIMPULAN
3.1.1 Dalam hasil pembelajaran terbagi menjadi 3 tipe diantaranya yaitu pengukuran,
penilaian, dan evaluasi.
Pengukuran dapat dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu
atau karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie. 1986).
Penilaian terhadap hasil belajar dapat dilakukan dengan tes, penilaian diri,
penilaian antarteman sejawat, penilaian kinerja, penilaian projek, penilaian hasil
kerja peserta didik, penilaian sikap, dan penilaian portofolio.
Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan
sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa dari tujuan yang dicapai,
desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan.
3.1.2 Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 bahwa
penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
3.1.3 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar minimal yang
harus di lampaui oleh peserta didik. KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan
3.1.4 Pendekatan penilaian ini dapat dikatakan sebagai pendekatan “apa adanya”, dalam arti,
bahwa patokan pembanding semata-mata diambil dari kenyataan-kenyataan yang
diperoleh pada saat pengukuran/penilaian itu berlangsung, yaitu hasil belajar siswa
yang diukur itu beserta pengolahannya.
3.2 SARAN
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik dari segi isi, maupun
redaksi. Maka dari itu, saran dari pembaca sangatlah dibutuhkan agar makalah ini dapat
berkembang menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA