Anda di halaman 1dari 30

“PENTINGNYA MEMAHAMI PENILAIAN BELAJAR PADA PESERTA DIDIK”

DISUSUN GUNA MEMNUHI TUGAS MATA KULIAH ASESMEN BELAJAR

Disusun Oleh Kelompok 1

1. Yunefi Setyo Putri 17020104013


2. Adhi Triyoska P. 17020104029
3. Sherly Mega O. 17020104030
4. Mahardika Pribadi 17020104049
5. Hanifatul Fadilah 17020104057
6. Yulia Prihatin P. 17020104066

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JEPANG


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya untuk memperoleh sejumlah
informasi mengenai perkembangan peseerta didik selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan
dalam pengambilan keputusan oleh pendidik untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun
hasil belajar peserta didik. “Pentingnya Memahami Penilaian Belajar Pada Peserta Didik”
merupakan sebuah judul yang tepat untuk makalah ini, karena di dalam konteks pendidikan
pelaksanaan asesmen di sekolah merupakan bagian dari proses pembelajaran yakni refleksi
pemahaman terhadap perkembangan atau kemajuan peserta didik secara individual. Pelaksanaan
asesmen di sekolah-sekolah dapat meliputi kegiatan mengamati, mengumpulkan, memberi skor
penilaian, mendeskripsikan dan menginterpretasi informasi mengenai proses pembelajaran peserta
didik.

1.2 RUMUASAN MASALAH


1.2.1 Bagaimana pendidik dapat mengetahui kemampuan peserta didik?
1.2.2 Bagaimana pendidik menilai hasil belajar peserta didik?
1.2.3 Bagaimana cara menentukan nilai KKM ?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk memperoleh gambaran dalam mengembangkan desain perencanaan Asesmen
Belajar pada peserta didik
1.3.2 Untuk mengetahui standar penilaian yang baik dalam melakukan langkah-langkah
Asesmen Belajar
1.3.3 Untuk Mengidentifikasi kendala dan upaya yang di alami pendidik dalam penerapan
Asesmen Belajar
1.3.4 Untuk mengevaluasi hasil dari penerapan Asesmen Belajar
1.4 MANFAAT
1.4.1 Bagi Sekolah

Dengan adanya makalah “Pentingnya Memahami Penilaian Belajar Pada Peserta


Didik” akan mampu menumbuhkann ketrampilan menganalisis peserta didik berdasarkan tujuan
dilakukannnya pembelajaran. Dan tercapainya Standar Kompetensi sebagaimana yang terdapat
dalam Kurikulum, sehingga hal ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

1.4.2 Bagi Pendidik

Dengan adanya makalah ini diharapkan pendidik mampu memiliki kreativitas lagi agar
dapat menerapkan suatu strategi atau metode, penilaian yang lebih bervariasi dan sebagai
referensi dalam melakukan penilaian. Hal ini juga akan membuat proses pembelajaran dan
penilaian dalam pembelajaran menjadi lebih menarik. menyenangkan dan menantang
kemampuan berpikir siswa

1.4.3 Bagi Peserta Didik

Dengan adanya makalah ini diharapkan siswa mampu menunjukkan kinerja dan
kompetensi yang dimiliki didasarkan pada ketrampilan menganalisis sesuai dengan tujuan
pembelajaran
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGUKURAN (MEASUREMENT), PENILAIAN (ASSESSMENT),


DAN EVALUASI (EVALUATION) Dalam hasil pembelajaran terbagi menjadi 3 tipe
diantaranya yaitu pengukuran, penilaian, dan evaluasi.

2.1.1 Pengukuran dapat dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau
karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie. 1986). Mansyur, dkk (2009)
mengartikan pengukuran sebagai proses pemberian angka kepada suatu atribut atau
karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut aturan yang
jelas. Pengukuran bersifat kuantitatif dibagi menjadi tiga yaitu pengukuran yang dilakukan
untuk bukan menguji sesuatu, pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu, dan
pengukuran untuk menilai yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu.

2.1.2 Penilaian merupakan kegiatan menafsirkan atau memaknai data hasil suatu pengukuran
berdasarkan kriteria atau standar maupun aturan-aturan tertentu. Penilaian terhadap hasil
belajar dapat dilakukan dengan tes, penilaian diri, penilaian antarteman sejawat, penilaian
kinerja, penilaian projek, penilaian hasil kerja peserta didik, penilaian sikap, dan penilaian
portofolio. Dalam penilaian juga memiliki ciri-ciri tertentu diantaranya yaitu :
a) Penilaian dilakukan secara tidak langsung.
b) Penggunaan ukuran kuantitatif
c) Penilaian pendidikan menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap
d) Bersifat relatif
e) Penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan

2.1.3 Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai
pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa dari tujuan yang dicapai, desain,
implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan. Selain itu, evaluasi
merupakan suatu proses penilaian melalui tes materi yang telah diajarkan sebelumnya.
Dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan
untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginteprestasikan dan menyajikan informasi
tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan,
menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya. Evaluasi merupakan
kegiatan yang harus dilakukan terus menerus dari setiap program. Evaluasi bersifat
kualitatif. Tipe-tipe evaluasi :
a) Evaluasi formatif bertujuan untuk menyempurnakan program dan memantau
kemajuan siswa
b) Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan pada akhir suatu program
c) Evaluasi produk adalah berdasarkan atas tujuan-tujuan khusus program, dapat
menekankan perhatian pada produk yang dihasilkan dari unjuk kerja fisik, proses yang
menghasilkan produk atau keduanya

2.2 FUNGSI PENILAIAN HASIL BELAJAR

Fungsi penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan guru adalah :

a) Menggambarkan seberapa dalam seorang peserta didik menguasai suatu kompetensi


tertentu.
b) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami
dirinya, membuat keputusan, memilih program, mengembangkan kepribadian maupun
penjurusan.
c) Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta
didik serta sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan peserta didik yang
perlu mengikuti remedial.
d) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung
guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
e) Kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan peserta didik.

2.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN HASIL BELAJAR

Tujuan penilaian hasil belajar adalah sebagai berikut :

a) Melacak kemajuan peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian maka perkembangan
hasil belajar peserta didik dapat diidentifikasi yakni menurun atau meningkat. Setelah guru
memberikan dan menjelaskan materi kepada peserta didik, biasanya guru akan
memberikan kuis atau ulangan harian dan diambul nilai dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut mengenai materi yang sudah disampaikan dengan tujuan agar guru dapat melihat
perkembangan peserta didik apakah terjadi kemajuan ataukah terjadi penurunan belajar
b) Mengecek ketercapaian peserta didik yang belum dikuasi oleh peserta didik, artinya
dengan melakukan penilaian, maka dapat diketahui apakah peserta didik telah menguasai
kompetensi tersebut ataukah belum menguasai. Dari pengambilan nilai tersebut seorang
guru akan mengerti apa yang seharusnya dilakukan. Jika hasil belajar mengalami
penurunan, maka guru dapat melakukan tindakan agar peserta didik dapat meningkatkan
belajarnya. Jika hasil belajar mengalami perkembangan, maka guru tersebut telah
melakukan tindakan yang benar kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat
mengalami perkembangan belajar.
c) Mendeteksi kompetensi yang belum diketahui oleh peserta didik, artinya dengan
melakukan penilaian, maka dapat diketahui kompetensi mana aja yang belum dikuasai dan
kompetensi mana aja yang telah dikuasai.
d) Menjadi umpam balik untuk perbaikan bagi peserta didik, artinya dengan melakukan
penilaian, maka dapat dijadikan bahan acuan untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik
yang masih dibawah standar (KKM).

2.4 MANFAAT PENILAIAN HASIL BELAJAR YANG DILAKUKAN GURU ADALAH


SEBAGAI BERIKUT :
a) Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran
dimulai. Artinya dengan melakukan penilaian, maka kemajuan hasil belajar peserta didik
selama dan setelah proses pembelajaran diketahui.
b) Memberikan umpam balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya
dalam proses pencapaian kompetensi. Artinya dengan melakukan penilaian, maka dapat
diperoleh informasi berkaitan dengan materi yang belum dikuasai peserta didik dan yang
sudah dikuasai peserta didik.
c) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
Artinya dengan melakukan penilaian, maka dapat mengetahui perkembangan hasil belajar
dan sekaligus kesulitan yang dialami peserta didik, sehingga dapat melakukan progam
tindak lanjut melalui pengayaan atau remedial.
d) Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber
belajar yang digunakan. Artinya dengan melakukan penilaian, maka guru dapat melakukan
evaluasi diri terhadap keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.
e) Memberikan pilihan alternatif penilaian terhadap guru. Artinya dengan melakukan
penilaian, maka guru dapat mengindentifikasi dan menganalisis terhadap teknik penilaian
yang digunakan oleh guru, apakah sudah sesuai dengan karakteristik materi atau belum.
Hal ini disebabkan kesalahan dalam menentukan teknik penilaian berakibat informasi
tinggi pencapaian yang diperoleh peserta didik tidak akurat.
f) Memberikan informasi kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas pembelajaran yang
dilakukan sekolah. Artinya dengan melakukan penilaian, maka orang tua dapat mengetahui
apakah sekolah menyelenggarakan pendidikan dengan baik atau tidak. Hal ini juga sebagai
bentuk akuntabilitas publik, karena sekolah adalah institusi publik yang harus
mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada masyarakat. Oleh karena itu, setiap hasil
penilaian peserta didik diinformasikan kepada orang tua peserta didik.

2.5 STANDART UMUM PENILAIAN HASIL BELAJAR

Materi ini berdasarkan pada Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Pendidikan. Dalam melakukan penilaian pendidik harus mengacu pada standar umum penilaian,
yakni :

a) Melakukan pemilihan dari berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran.
b) Menghimpun berbagai informasi tentang peserta didik yang mencakup ranah pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang sesuai dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan
c) Melakukan berbagai rangkaian ulangan demi mengetahui peningkatan peserta didik dalam
pembelajaran. Seperti melakukan ulangan harian, UTS, UAS dan UKK dengan tuntutan
dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
d) Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan
harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti
pembelajaran remedi.
e) Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai
pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.

2.6 STANDAR PENILAIAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai
berikut:

2.6.1 Standar Perencanaan


a) Mendata KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan
b) Menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem
paket
c) Menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggunakan
sistem kredit semester (SKS)
d) Menentukan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata
pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik
dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.
e) Menentukan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah/madrasah.
f) Menentukan kriteria kelulusan peserta didik, seperti :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata
pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
c. Lulus ujian sekolah/madrasah.
d. Lulus UN.

2.6.2 Standar Pelaksanaan


a) Melaksanakan koordinasi melalui rapat dewan pendidik untuk penetapan jadwal
pelaksanaan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas.
b) Menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari
ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah bagi satuan
pendidikan penyelenggara UN.
c) Melakukan analisa hasil penilaian sekolah dengan membandingkan hasil ujian sekolah
masing masing peserta didik dengan batas kelulusan sekolah yang telah ditentukan.
d) Melakukan rapat dewan pendidik sekolah untuk menetapkan peserta didik yang lulus dari
satuan pendidikan sesuai dengan kriteria kelulusan

2.6.3 Standar Pelaporan


1. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada
setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan
pendidikan.
2. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan
kabupaten/kota.
3. Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik yang
mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. 12. menerbitkan
ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan
penyelenggara UN.

2.7 JENIS-JENIS PENILAIAN HASIL BELAJAR


Pihak-pihak yang dapat melakukan penelitian hasil belajar peserta didik ada tiga, yakni
pendidik (pendidik), satuan pendidikan (sekolah), dan pemerintah. Hasil penilaian yang dilakukan
oleh pendidik harus dapat diuji keakuratannya melalui penilaian oleh satuan pendidikan dan
Pemerintah. Artinya, hasil penilaian oleh pendidik akan sebanding dengan hasil penilaian oleh
satuan pendidikan dan pemerintah. Peserta didik yang dinyatakan kompeten pada suatu materi
tertentu melalui penilaian oleh pendidik, selayaknya kompeten juga melalui penilaian oleh satuan
pendidikan dan pemerintah.
Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 bahwa
penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

2.7.1 Ulangan Harian

Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik secara periodik untuk
menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD)
atau lebih. Ulangan Harian merujuk pada indikator dari setiap KD. Bentuk Ulangan harian
selain tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk. Frekuensi dan
bentuk ulangan harian dalam satu semester ditentukan oleh pendidik sesuai dengan keluasan
dan kedalaman materi.

Sebagai tindak lanjut ulangan harian, yang diperoleh dari hasil tes tertulis, pengamatan,
atau tugas diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar
peserta didik pada setiap kompetensi dasar lebih dini diketahui oleh pendidik. Dengan demikian
ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga
perkembangan belajar peserta didik dapat segera diketahui sebelum akhir semester.

2.7.2 Ulangan Tengah Semester

Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Bentuk Ulangan Tengah Semester selain
tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk.

Sebagai tindak lanjut ulangan tengah semester, nilai ulangan tersebut diolah dan dianalisis
oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar peserta didik dapat diketahui sedini
mungkin. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik
remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar peserta didik dapat diketahui sebelum
akhir semester.
2.7.3 Ulangan Akhir Semester

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester satu. Cakupan ulangan akhir semester
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester satu. Ulangan
akhir semester dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan pengamatan, tugas, produk.

Sebagai tindak lanjut ulangan akhir semester adalah mengolah dan menganalisis nilai
ulangan akahir semester. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta
didik. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial
atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar peserta didik dapat diketahui sebelum akhir tahun
pelajaran.

2.7.4 Ulangan Kenaikan Kelas

Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester
genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap. Cakupan
ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester
tersebut.

Ulangan kenaikan kelas dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan, pengamatan,
tugas dan produk. Sebagai tindak lanjut ulangan kenaikan kelas adalah mengolah dan
menganalisis nilai ulangan kenaikan kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan
belajar peserta didik. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut
baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar peserta didik untuk hal-hal yang
bersifat esensial dapat diketahui sedini mungkin sebelum menamatkan sekolah.

2.7.5 Ujian Sekolah

Ujian sekolah adalah kegiatan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar peserta
didik dan merupakan salah satu syarat kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang
diujikan adalah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan
pada ujian nasional, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang diatur dalam Permendiknas yang dikeluarkan
oleh Depdiknas untuk tahun yang bersangkutan dan Prosedur Operasional Standar (POS) ujian
sekolah yang diterbitkan oleh BSNP.

2.7.6 Ujian Nasional

Ujian Nasional adalah kegiatan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik yang
dilakukan oleh pemerintah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar peserta didik dan
merupakan salah satu syarat lulus dari satuan pendidikan. Pelaksanaan Ujian Nasional (UN)
mengikuti Permendiknas yang dikeluarkan setiap tahun oleh Depdiknas dan Prosedur
Operasional Standar (POS) yang diterbitkan oleh BSNP.

2.8 KARAKTERISTIK INSTRUMEN PENILAIAN

Seorang pendidik dalam membuat instrumen penilaian perlu memerhatikan karakteristik


dari suatu instrumen yang baik. Dengan memahami karakteristik instrumen tersebut, diharapkan
akan menghasilkan instrumen yang baik. Berikut ini penjelasan masing-masing karakteristik
tersebut.

a) Valid, artinya suatu instrumen dapat dikatakan valid jika benra-benar mengukur apa yang
hendak diukur secara cepat.
b) Reliabel, artinya suatu instrumen dapat dikatakan reliabel atau andal jika instrumen itu
digunakan mempunyai hasil yang relatif stabil atau ajeg(konsisten).
c) Relevan, artinya instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator yang telah diterapkan.
d) Refresentatif, artinya materi instrumen harus benar-benar mewakili seluruh materi yang
disampaikan. Hal ini dapat dilakukan bila penyusunan instrumen mengacu pada silabus
sebagai acuan.
e) Praktis, artinya instrumen penilaian tersebut mudah digunakan baik secara administratif
maupun teknis. Secara administratif maksudnya penggunaan instrumen tersebut tidak
rumit.
f) Diskriminatif, artinya instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat
menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun.
g) Spesifik, artinya suatu instrumen disusun dan digunakan khusus untuk objek yang
dievaluasi. Jika instrumen tersebut menggunakan tes, maka jawaban tes jangan
menimbulkan ambivalensi atau spekulasi.
h) Proporsional, artinya suatu instrumen harus memiliki tingkat kesulitan yang proporsional
antara soal sulit, sedang, dan mudah.

2.9 MENENTUKAN KRITERIA KETUNTASAAN MINIMAL (KKM)


2.9.1 Pengertian KKM

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar minimal yang harus
di lampaui oleh peserta didik. KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan memerhatikan:

a) Intake(kemampuan rata-rata peserta didik)


b) Kompleksitas materi (mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya kompetensi
dasar)
c) Kemampuan daya pendukung(berorientasi pada sarana dan prasarana pembelajaran dan
sumber belajar)

2.9.2 Rambu – rambu dalam penetapan KKM


a) KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil
musyawarah guru mata pelajaran
b) Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar
berkisar antar 0-100%
c) Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0-100%
d) Jika belum memungkinkan satuan pendidikan dapat menetapkan KKM di bawah nilai
ketuntasan belajar maksimal, dan upaya secara bertahap meningkatkan untuk mencapai
ketuntasan maksimal.
e) Nilai KKM harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar peserta didik.

2.9.3 Fungsi KKM


a) Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi
dasar mata pelajaran yang diikuti.
b) Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata
pelajaran.
c) Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
d) Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan
pendidikan dengan masyarakat.
e) Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran.

2.9.4 Prinsip Penetapan KKM


a) Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan
melalui metode kualitatif dan/atau kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan melalui
professional judgement dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan
pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan kuantitatif
dengan rentang angka yang disepakati.
b) Dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan
memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik
c) KKM Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari KKM indikator yang terdapat
dalam Kompetensi Dasar tersebut
d) Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM
Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut
e) Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang
terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam
Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik
f) Indikator merupakan acuan atau rujukan bagi pendidik untuk mebuat soal-soal ulangan,
baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester maupun Ujian Akhir Semester
(UAS).
g) Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai
ketuntasan minimal.
2.9.5 Langkah-Langkah Penetapan KKM
a) Tingkat kompleksitas materi, kesulitan atau kerumitan setiap indikator, dan standar
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
Contoh 1:
KD 2.2 : membuktikan dan mengomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia
melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.
Indikator : menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
Indikator ini memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk menentukan pereaksi
pembatas diperlukan beberapa tahap pemahaman atau penalaran peserta didik dalam
perhitungan kimia.
Contoh 2 :
KD 1.1 :memahami struktur atom berdasarkan teori Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom
relatif, dan sifat-sifat periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman
konfigurasi elektron.
Indikator : menentukan konfigurasi elektron berdasarkan tabel periodik atau nomor atom
unsur.
Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah karena tidak memerlukan tahapan
berpikir atau penalaran yang tinggi.
b) Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-
masing sekolah.
Contoh :
KD 3.3 : Menjelaskan keseimbangan dan faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran arah
keseimbangan dengan melakukan percobaan
Indikator : menyimpulkan pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, volume pada
pergeseran keseimbangan melalui percobaan
Daya dukung untuk indikator ini tinggi apabila sekolah mempunyai sarana prasarana yang
cukup untuk melakukan percobaan, dan guru mampu menyajikan pembelajaran dengan
baik.
c) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan, yang di
dapat pada kelas X hasil seleksi saat penerimaan didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah,
rapor SMP, tes seleksi masuk, maupun psikotes. Sedangkan untuk kelas XI dan XII
berdasarkan kemampuan dikelas sebelumnya.

2.9.6 Penetapan KKM dengan Cara 1

Menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria, dari setiap kriteria diberikan nilai.
Diperlukan kesepakatan dalam forum untuk menentukan rentang nilai.

Aspek yang Kriteria dan Skala Penilaian


dianalisis

kompleksitas Tinggi Sedang Rendah

<65 65-79 80-100

Daya Dukung Tinggi Sedang Rendah

80-100 65-79 <65

Intake Siswa Tinggi Sedang Rendah

80-100 65-79 <65

Contoh :

Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik
sedang, maka nilai KKM-nya adalah:

a) Langkah pertama, memberikan nilai pada setiap kriteria yang sudah ditentukan, yakni
kompleksitas tinggi 64, daya dukung tinggi= 85, dan intake siswa sedang= 70.
b) Membuat rata-rata dari perolehan nilai dari tiga kriteria, yakni 64+85+70=219:3=73. Jadi
KKM indikator terebut adalah 73.

2.9.7 Penetapan KKM dengan Cara 2

Dengan menggunakan poin atau skor pada setiap kriteria yang ditetapkan.
Aspek yang Kriteria penskoran
dianalisis

Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah

1 2 3

Daya Dukung Tinggi Sedang Rendah

3 2 1

Intake Siswa Tinggi Sedang Rendah

3 2 1

Contoh :

Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik
sedang, maka KKM-nya adalah :

((1+3+2) : 9 )x100=66,7

Jadi KKM dari indikator tersebut adalah 67 (hasil pembulatan 66,7).

Contoh 1 : Penentuan KKM Mata Pelajaran Kimia:

Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal Per KD dan Indikator

Mata Pealajaran : KIMIA

Kelas/semester : X/2

Kompetensi Dasar/Indikator Kriteria Pencapaian Ketuntasan Kriteria


Belajar Siswa (KD/Indikator) Ketuntasan
Minimal
Kompleksitas Daya Intake Indikator KD
Dukung

a. Mengidentifikasi sifat 72
larutan non elektrolit
berdasarkan data hasil
percobaan
a. Menyimpulkan gejala-
gejala hantaran arus
listrik dalam berbagai Rendah Tinggi Sedang 76,6
larutan berdasarkan hasil
(80) (80) (70)
pengamatan.
b. Mengelompokkan larutan
ke dalam larutan elektrolit
dan elektrolit berdasarkan
sifat hantaran listriknya.
c. Menjelaskan penyebab
Sedang Tinggi Sedang 73,3
kemampuan larutan
elektrolit menghantarkan (70) (80) (70)

arus listrik.
d. Menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat
berubah senyawa ion dan
senyawa kovalen polar
Tinggi Tinggi Rendah 70

(65) (80) (65)

Tinggi Tinggi Rendah 70


(65) (80) (65)

Keterangan :

KKM KD dia atas adalah 76,6+73,3+70+70=72,48 (dibulatkan menjadi 72)

Contoh 2 : Penentuan KKM Mata Pelajaran IPS

Mata Pelajaran : IPS

Kelas/Semester : VII/2

Kompetensi Dasar/Indikator Kriteria Pencapaian Ketuntasan Kriteria


Belajar Siswa (KD/Indikator) Ketuntasan
Minimal

Kompleksitas Daya Intake Indikator KD


Dukung

1.1 Menendiskripsikan besaran 75


pokok dan besaran turunan
beserta satuannya.
a. Mengidentifikasi besaran-
besaran fisika dalam sehari-
hari lalu mengelompok-
kannya dalam besaran Rendah Tinggi Sedang 88,9
turunan.
(3) (3) (2)
b. Menggunakan Satuan
Internasional dalam
pengukuran.
c. Mengkonversi satuan
panjang, massa dan waktu
secara sederhana.
d. Menggunakan besaran pokok Sedang Tinggi Sedang 77,8
dan besaran turunan dalam
(2) (3) (2)
kehidupan sehari-hari

Tinggi Tinggi Rendah 66,7

(1) (3) (2)

Tinggi Tinggi Rendah 66,7

(1) (3) (2)

Keterangan :

KKM KD di atas adalah 88,9+77,8+66,7=75,02 (dibulatkan menjadi 75)

2.9.8 Ketuntasan Belajar dalam Kurikulum 2013

Dalam kurikulum 2013 KKM disebut ketuntasan belajar minimum yang ditentukan
pemerintah melalui Permendikbud nomor 81A tahun 2013 tentang Inplementasi Kurikulum 2013
lampiran iv: pedoman umum belajar. Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada
kompetensi pengetahuan dan kompetensi ketrampilan yaitu 2.66 (B-) dan untuk pencapaian
minimal untuk kompetensi sikap B (Baik). Untuk kompetensi yang belum tuntas bisa dituntaskan
dengan remidial.
Berikut ketentuan ketuntasan belajar menurut kurikulum 2013:

a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, peserta didik belum dinyatakan tuntas belajar untuk
menguasai KD yang dipelajari apabila menunujukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes
informatif.
b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, peserta didik dinyatakan tuntas belajar untuk menguasai
KD yang dipelajarinya apabila menunujukkan indikator nilai lebih dari 2.66
c) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan peserta didik dilakukan dengan memperhatikan
aspek sikap pada KI-1dan KI-2 untuk semua mata pelajaran yaitu profil sikap peserta didik
pada kategori baik (B) menurut standar yang ditentukan satuan pendidikan.
d) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, diberikan remidial individual sesuai kebutuhan kepada
peserta didikyang memperoleh nilai kurang
e) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, diberikan kesempatan untuk pesera didik untuk
melanjutkan pelajaran selanjutnya jika nilai 2,66 atau lebih.
f) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, diadakan remidial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila
lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66.
g) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum
profilnya belum berkatagori baik dilakukan secara holitik (paling tidak oleh guru mata
pelajaran, guru BK, dan orang tua).

2.10 LANGKAH – LANGKAH PELAKSANAAN PENILAIAN


2.10.1 Pertama: Menyusun Rencana Asesmen atau Evaluasi Hasil Belajar.

Dalam merencanakan asesmen atau evaluasi hasil belajar, Anda perlu melakukan
setidaknya enam hal, yaitu:

a) Merumuskan tujuan dilakukannya asesmen atau evaluasi, termasuk merumuskan tujuan


terpenting dari diadakannya asesmen. Hal ini perlu dilakukan agar arah proses asesmen
jelas.
b) Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek kognitif, afektif, atau
psikomotor.
c) Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan. Bisa menggunakan teknik tes
ataupun non tes. Dari sejumlah teknik tes atau non tes yang ada, Anda harus menentukan
mana yang akan digunakan dengan memperhatikan ciri-ciri dari masing – masing teknik
serta memahami beberapa kelebihan dan kekurangannya.
d) Menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai proses dan hasil belajar para
peserta didik. Sejumlah instrumen yang mungkin digunakan adalah butir-butir soal tes
(test item), daftar cek (check list), rating scale, panduan wawancara, dan lain-lain.
Tentunya di dalam memilih instrumen yang akan digunakan Anda harus menyesuaikan
dengan satu atau lebih tujuan yang telah ditentukan. Termasuk di dalam langkah ini
adalah membuat petunjuk yang akan dicantumkan pada lembar asesmen, yang meliputi:
 tujuan diadakannya asesmen.
 waktu yang disediakan untuk menyelesaikan.
 dasar yang digunakan untuk memberikan jawaban (misalnya memilih jawaban yang
 benar ataukah yang terbaik?).
 prosedur menulis jawaban (tanda silang, melingkari, dsb.).
 akibat yang diterima jika guessing (menebak).
e) Menentukan metode penskoran jawaban siswa.
Tentukan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan
dalam menginterpretasi data hasil evaluasi. Misalnya saja, apakah Anda akan
menggunakan Penilaian Beracuan Patokan ataukah menggunakan Penilaian Beracuan
Kelompok atau Norma.
f) Menentukan frekuensi dan durasi kegiatan asesmen atau evaluasi (kapan, berapa kali, dan
berapa lama).
g) Mereviu tugas-tugas asesmen.
Setelah Anda menyusun tugas asesmen, seyogyanya Anda meminta bantuan pihak lain
untuk mencermatinya sebelum mencantumkannya pada instrumen asesmen. Dengan
meminta bantuan pihak lain, Anda akan mengetahui apakah kalimat Anda bisa dipahami
orang lain, apakah struktur kalimat yang kita gunakan sudah tepat, apakah tidak terjadi
pengulangan, dan seterusnya.
2.10.2 Kedua: Menghimpun Data

Dalam kegiatan ini Anda sebagai guru bisa memilih teknik tes dengan menggunakan tes
atau memilih teknik non tes dengan melakukan pengamatan, wawancara atau angket dengan
menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau
angket. Ketika melakukan asesmen prestasi peserta didik, para guru harus memahami situasi dan
kondisi lingkungan fisik dan psikologis. Lingkungan fisik harus tenang dan nyaman. Selama
proses asesmen berlangsung, guru juga harus memonitor jalannya asesmen dan membantu agar
semuanya berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

2.10.3 Ketiga: Melakukan Verifikasi Data

Verifikasi data perlu dilakukan agar kita dapat memisahkan data yang “baik” (yakni data
yang akan memperjelas gambaran mengenai peserta didik yang sedang dievaluasi) dari data yang
“kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran mengenai peserta didik).

2.10.4 Keempat: Mengolah dan Menganalisis Data

Tujuan dari langkah ini adalah memberikan makna terhadap data yang telah dihimpun.
Agar data yang terhimpun tersebut bisa dimaknai, kita bisa menggunakan teknik statistik dan/atau
teknik non statistik, berdasarkan pada mempertimbangkan jenis data.

2.10.5 Kelima: Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan Menarik Kesimpulan

Kegiatan ini pada dasarnya merupakan proses verbalisasi terhadap makna yang terkandung
pada data yang telah diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan sejumlah kesimpulan.
Kesimpulan – kesimpulan yang dibuat tentu saja harus mengacu pada sejumlah tujuan yang telah
ditentukan di awal.

2.10.6 Keenam: Menyimpan Instrumen Asesmen dan Hasil Asesmen

Dengan disimpannya instrumen dan ringkasan dan jawaban siswa, termasuk berbagai
catatan tentang upaya memperbaiki instrumen, sewaktu-waktu Anda membutuhkan untuk
memperbaiki instrumen tes pada tahun berikutnya maka tidak akan membutuhkan waktu yang
lama. Tentu saja, perubahan disana-sini perlu dilakukan karena isi dan struktur unit pelajaran yang
dipelajari siswa juga telah berubah.
2.10.7 Ketujuh: Menindaklanjuti Hasil Evaluasi

Berdasarkan data yang telah dihimpun, diolah, dianalisis, dan disimpulkan maka Anda
sebagai guru atau evaluator bisa mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan sebagai tindak
lanjut konkret dari kegiatan penilaian. Dengan demikian, seluruh kegiatan penilaian yang telah
dilakukan akan membawa banyak manfaat karena terjadi berbagai perubahan dan atau perbaikan.

2.11 TEKNIK PENILAIAN HASIL BELAJAR


2.11.1 Pengertian penilaian

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan


menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat
mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan,
dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan.

2.11.2 Macam-Macam Teknik Penilaian Hasil Belajar.

Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua yaitu
tes dan non tes.

a) Teknik Tes
Teknik tes merupakan teknik yang digunakan dengan cara melaksanakan tes berupa
pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus
dilaksanakan oleh orang yang di tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur adalah
kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi aspek
pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan alat pelaksanaannya teknik tes dapat dikelompokkan sebagai berikut :
 Tes Tertulis : Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara
tertulis, baik berupa pilihan maupun isian.
 Tes Lisan :Tes lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan dan
jawabannya atau pernyataannya atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan dan
spontan.
 Tes Praktik/Perbuatan : Tes praktik/perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang
menuntut peserta didik mendemontrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil
belajarnya dalam bentuk unjuk kerja.

b) Teknik Nontes

Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai
karakteristik, sikap, atau kepribadian. Teknik penilaian nontes dapat dikelompokkan sebagai
berikut :

 Pengamatan/observasi : Pengamatan/observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan


oleh pendidik dengan menggunakan indera secara langsung.
 Penugasan : Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut
peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian
dengan penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok.
 Produk : Penilaian produk adalah suatu penilaian terhadap keterampilan
menghasilkan suatu produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir
 Portofolio : Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara
sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran. Portofolio
digunakan oleh pendidik dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan,
keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio menggambarkan
perkembangan prestasi, kelebihan dan kekurangan kinerja siswa, seperti kreasi kerja
dan karya siswa lainnya.

2.12 SKALA PENILAIAN

Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi ketrampilan,


dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi ketrampilan menggunakan skala
1 – 4 (kelipatan 0,33), sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik
(B), Cukup (C), dan Kurang (K). Berikut ini tabel penjelasan mengenai Konversi kompetensi
pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

Predikat Nilai Kompetensi

Pengetahuan Ketrampilan Sikap

A 4 4 SB (Sangat Baik)

A- 3,67 3,66

B+ 3,33 3,33 B (Baik)

B 3,00 3,00

B- 2,67 2,66

C+ 2,33 2,33 C (Cukup)

C 2 2

C- 1,67 1,66

D+ 1,33 1,33 K (Kurang)

D 1 1

Keterangan:

A : 3,68 – 4,00 C+ : 2.01 – 2,33

A- : 3,34 – 3,67 C : 1,68 – 2,00

B+ : 3,01 – 3,33 C- : 1,34 – 167

B : 2,68 – 3,00 D+ : 1,01 – 1,33

B- : 2,34 – 2,67 D : ≤ 1,00


2.13 PENDEKATAN PENILAIAN

2.13.1 Penilaian Acuan Norma (PAN)


Secara singkat dapat dikatakan bahwa PAN ialah penilaian yang membandingkan hasil
belajar siswa terhadap hasil siswa lain dalam kekompoknya. Pendekatan penilaian ini dapat
dikatakan sebagai pendekatan “apa adanya”, dalam arti, bahwa patokan pembanding semata-mata
diambil dari kenyataan-kenyataan yang diperoleh pada saat pengukuran/penilaian itu berlangsung,
yaitu hasil belajar siswa yang diukur itu beserta pengolahannya. Penilaian ini sama sekali tidak
dikaitkan dengan ukuran-ukuran ataupun patokan yang terletak luar hasil-hasil pengukuran
sekelompok siswa.
PAN pada dasarnya mempergunakan kurve normal dan hasil-hasil penghitungannya
sebagai dasar penilaian. Kurve ini dibentuk dengan mengikutsertakan semua angka hasil
pengukuran yang diperoleh. Dua kenyataan yang ada di dalam “kurve normal” yang dipakai untuk
membandingkan atau menafsirkan angka yang diperoleh masing-masing siswa ialah angka rata-
rata (mean) dan angka simpangan baku (standard deviation). Dapat dimengerti bahwa patokan ini
bersifat relatif, bisa bergeser ke atas atau ke bawah, sesuai dengan besarnya dua kenyataan yang
diperoleh di dalam kurve itu. Dengan kata lain, patokan itu bisa berubah-ubah dari “kurve normal”
yang satu ke “kurve normal” yang lain. Ujian siswa dalam suatu kelompok pada umumnya naik,
yaitu sebagaimana terlihat dari angka-angka hasil pengukuran yang pada umumnya lebih baik dan
yang menghasilkan angka rata-rata yang lebih tinggi, maka patokan menjadi bergeser ke atas
(dinaikkan), sebaliknya, jika hasil ujian kelompok itu pada umumnya merosot, patokannya
bergeser ke bawah (diturunkan). Dengan demikian, angka yang sama pada dua kurve yang berbeda
akan mempunyai arti yang berbeda. Demikian juga, nilai yang sama yang dihasilkan melalui
bangunan dua kurve yang berbeda akan mempunyai arti umum yang berbeda pula

2.13.2 Penilaian Acuan Kriteria (PAK)

PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria


ketuntasan minimal (KKM). Acuan kriteria berasumsi bahwa hampir semua orang bisa belajar apa
saja namun waktunya yang berbeda. Konsekuensi acuan ini adalah adanya program remedi dan
program pengayaan, bagi yang belum mencapai kriteria harus belajar lagi melalui program
remedyi, sedang yang telah mencapai kriteria mengikuti program pengayaan. Penafsiran sekor
hasil tes selalu dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan lebih dahulu. Hasil tes dinilai
lulus atau tidak. Lulus berarti bisa melakukan, tidak lulus berarti belum bisa melakukan. Acuan
ini digunakan pada kurikulum berbasis kompetensi, karena jelas apa yang akan diukur.
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
3.1.1 Dalam hasil pembelajaran terbagi menjadi 3 tipe diantaranya yaitu pengukuran,
penilaian, dan evaluasi.
 Pengukuran dapat dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu
atau karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie. 1986).
 Penilaian terhadap hasil belajar dapat dilakukan dengan tes, penilaian diri,
penilaian antarteman sejawat, penilaian kinerja, penilaian projek, penilaian hasil
kerja peserta didik, penilaian sikap, dan penilaian portofolio.
 Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan
sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa dari tujuan yang dicapai,
desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan.
3.1.2 Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 bahwa
penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
3.1.3 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar minimal yang
harus di lampaui oleh peserta didik. KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan
3.1.4 Pendekatan penilaian ini dapat dikatakan sebagai pendekatan “apa adanya”, dalam arti,
bahwa patokan pembanding semata-mata diambil dari kenyataan-kenyataan yang
diperoleh pada saat pengukuran/penilaian itu berlangsung, yaitu hasil belajar siswa
yang diukur itu beserta pengolahannya.

3.2 SARAN

Dalam makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik dari segi isi, maupun
redaksi. Maka dari itu, saran dari pembaca sangatlah dibutuhkan agar makalah ini dapat
berkembang menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kunandar. 2013. PENILAIAN AUTENTIK (PENILAIAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK


BERDASARKAN KURIKULUM 2013-Edisi Revisi). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Putro Widoyoko, Eko. 2016. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN DI SEKOLAH. Yogyakarta :


Pustaka Pelajar

jdih.kemdikbud.go.id (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun 2007)


jdih.kemdikbud.go.id (Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005)

Anda mungkin juga menyukai