Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATAKULIAH: Evaluasi Pembelajaran Fisika

Subjek, Objek, Sasaran Evaluasi, Prinsip dan Alat Evaluasi


Disusun Oleh:
Nama : Silfia Manatar
Kelas :B
Semester : IV
Prody : Pendidikan Fisika

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
A. Subjek Evaluasi
SEMESTER GENAP TAHUN 2017
Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat
disebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas
atau ketentuan yang berlaku. Ada pandangan lain yang disebut subjek evaluasi adalah siswa,
yakni orang yang di evaluasi. Dalam hal ini yang dipandang sebagai subjek misalnya : prestasi
matematika, kemampuan membaca, kecepatan lari dan sebagainya.
Berbicara tentang subjek evaluasi pendidikan disekolah, kiranya perlu dikemukakan
disini, bahwa mengenai siapa yang disebut sebagai subjek evaluasi pendidikan itu akan sangat
bergantung pada, atau ditentutkan oleh suatu aturan yang menetapkan pembagian tugas untuk
melakukan evaluasi tersebut. Jadi subjek evaluasi pendidikan itu dapat berbeda-beda orangnya.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan dimana sasaran evaluasinya adalah
prestasi belajar, maka subjek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran
tertentu. Jika evaluasi yang dilakuakan itu sasaranya adalah sikap peserta didik, maka subjek
evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sifat itu,
terlebih dahulu memperoleh pendidikan atau latihan (training) mengenai cara-cara menilai sikap
seseorang. Adapun apabila sasaran yang dievaluasi adalah keprbadian peserta didik, dimana
pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan insrtumen dengan berupa
tes yang sifatnya baku (standardized test), maka subjek evaluasinya tidak bisa lain kecuali orang
psikolog yaitu seseorang yang memang telah didik untuk menjadi tenanga ahli provesional
dibidang psikologi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa disamping alat-alat evaluasi yang
digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang itu sifatnya rahasia, juga hasil-hasil
pengukuran yang diperoleh dari tes kepribadian itu, hanya dapat diinterpretasi dan di simpulkan
oleh para psikolog tersebut, tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.

B. Objek Evaluasi
Objek Evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau
proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai
(evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Siswa
atau mahasiswa sudah merupakan objek yang populer bagi evaluasi pendidikan. Penting sekali
menentukan dan mengetahui apa yang akan dievaluasi. Hal ini akan menolong menentukan apa
informasi yang dikumpulkan dan bagaimana menganalisisnya dan akan membantu pemfokusan
evaluasi.
Menurut Prof. Dr. Suharsimi arikunto, objek evaluasi adalah hal-hal yang menjadi puast
perhatian untuk dievaluasi. Apapun yang ditentukan oleh evaluator atau penilai untuk dievaluasi,
itulah yang disebut dengan objek evaluasi. Seperti pada waktu evaluator ingin menilai berat
badan siswa, maka yang menjadi objek adalah berat badan siswa, sedangkan angka yang
menunjukkan barapa berat badan siswa adalah hasil evaluasi. Maka yang menjadi objek evaluasi
semua unsur atau komponen yang ada dalam transformasi tersebut, agar diperoleh gambaran
yang menyeluruh tentang mutu dan kebenaran kinerja transformasi yang dijadikan objek evaluasi
adalah semua aspek terkait dalam kinerja transformasi seperti :
1. Masukan Mentah
Masukan mentah adalah merupakan individu yang belajar dan ini akan mempunyai
peranan yang besar dalam berhasil tidaknya dalam belajar. Untuk melihat segi segi dari masukan
yang ikut berperan dalam belajar ini ialah menyangkut segi kejasmanian, dan segi psikologis.
Walaupun keduanya di bedakan tetapi tidak berarti di pisahkan karena keduanya tetap
merupakan suatu kesatuan, satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan, kedua segi tersebut
dibedakan agar dapat melihat permasalahannya dengan lebih rinci.
2. Masukan instrumental
Masukan instrumental adalah masukan pendukung yang meliputi guru, materi, sarana
pendidikan, pengelolaan manajemen atau pengaturan dan fasilitas yang memungkinkan atau
kelompok melakukan kegiatan belajar.
3.Masukan lingkungan
Dalam upaya meningkatkan dan memperluas jangkauan pelayanan terhadap
penerimaan pelayanan, maka para pengelola program pelatihan keterampilan berusaha
mendayagunakan semua sarana prasarana dan fasilitas yang ada, baik di lingkungan pemukiman
maupun lingkungan desa. Lingkungan disini merupakan segala sesuatu yang memberi dukungan
atau hambatan bagi terwujudnya potensial dari individu, untuk mengembangkan bakat, minat,
aspirasi dan kreativitas.
4.Proses transformasi
Dalam proses transformasi, selain siswa sebagai bahan yang diolah, masih ada 2 masukan
lain. Yang pertama berfungsi membantu atau memperlancar terjadinya proses, sedangkan yang
kedua berupa lingkungan yang berpengaruh terhadap terjadinya proses.
5.Keluaran, hasil transformasi itu sendiri
Komponen keluaran merupakan kualitas dan kuantitas peserta didik hasil pendidikan dan
penyuluhan kesehatan lingkungan dan pemukiman. Kualitas dan kuantitas yang dimaksudkan
disini ditujukan pada aspek perubahan pola hidup dan perilaku hidup sehat yang terjadi pada para
peserta didik, baik aspek kognitif, apektif maupun psikomotor.

C. Sasaran Evaluasi
Sasaran evaluasi adalah segala sesuatu yang dititik pusat pengamatan karena penilai
menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Dengan demikian sasaran penilai untuk unsur-
unsurnya meliputi input, transformasi dan output.

a. Input
Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang
menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek
yang bersifat rohani setidak nya mencakup 4 (emapat) hal.
1.Aspek kemampuan
Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik dalam rangka mengikuti program
pendidikan tertentu, maka para calon peserta didik harus memiliki kemampuan yang sesuai atau
memadai, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan tertentu itu
nantinya peserta didik tidak akan mengalami banyak hambatan atau kesulitan.
Sehubungan dengan itu, maka bekal kemampuan yang dimiliki calon peserta didik perlu
untuk dievaluasi terlebih dahulu, guna mengetahui sampai sejauh mana kemampuan yang
dimiliki oleh masing-masing calon peserta didik dalam mengikuti program tertentu. adapun alat
yang biasa dipergunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan peserta didik itu adalah tes
kemampuan (aptitude test).
2. Aspek kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan menampakkan
bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para calon
peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya masing-masing, sebab baik
buruknya kepribadian mereka secara psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka
dalam mengikuti program pendidikan tertentu. evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau
mengungkapkan kepribadian seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian
(personality test).
3.Aspek sikap
Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala
atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Karena sikap ini merupakan sesuatu yang
sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka memperoleh informasi mengenai sikap sseorng adalah
hal yang sangat penting. Karena itu maka aspek sikap perlu dinilai atau di evaluasi terlebih
dahulu bagi calon peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu.
4.Aspek intelegensi
Untuk mengetahui tingkat intelegensi digunakan tes intelegensi yang sudah banyak
diciptakan oleh para ahli. Dalam hal ini yang terkenal adalah tes buatan Binet dan Simon yang
dikenal dengan tes Binet-Simon. Dari hasil tes akan diketahui IQ (Intelliigence Quotient) orang
tersebut. IQ bukanlah intelegensi. IQ berbeda dengan intelegensi karena IQ hanyalah angka yang
memberikan petunjuk tinggi rendahnya intelegensi seseorang.
b. Transformasi
Telah dijelaskan bahwa banyak unsur yang terdapat dalam transformasi yang semuanya
dapat menjadi sasaran atau objek penilaian demi diperoleh nya hasil pendidikan yang
diharapkan. Selanjutnya apabila disoroti dari segi transformasi maka obyek dari evaluasi
pendidikan itu meliputi :
a.Bahan pelajaran atau materi pelajaran
Bahan pelajaran merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru atau
instruktur untuk perencanaan pembelajaran Bahan ajar juga dapat diartikan sebagai seperangkat
materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta
lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
b.Metode mengajar dan teknik penilaian
Metode pengajaran suatu ilmu pengetahuan tentang motode yang dipergunakan dalam
pekerjaan mendidik. Atau bisa juga yang dimaksud metode mengajar adalah suatu pengetahuan
tentang cara-cara mengajar yang di pergunakan oleh seorang guru atau instruktur dan metode
mengajar yang digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh
untuk memantapkan siswa dalam menguasai materi pelajaran.
c.Sarana atau media pendidikan.
Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai maksud atau tujuan dan
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses kegiatan belajar dan mengajar.
d. Sistem administrasi.
Sistem administrasi kegiatan untuk mengumpulkan data, pengolahan data dan menyusun
perencanaan dengan administrasi sangat penting dalam transformasi. Demikian juga dalam
melakukan pengorganisasian dalam menjalankan aktivitas organisasi diperlukan administrasi
misalnya administrasi keuangan, absensi siswa, guru dan kegiatan lain nya
e. Guru dan unsur-unsur personal lainnya.
Guru meliputi mendidik, mengajar dan melatih/membimbing. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih/Membimbing berarti
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan peserta didik. Itulah sebabnya setiap guru perlu
manatap dirinya dan memahami konsep dirinya.
Misalnya dalam penampilan, guru harus mampu menarik simpati para
siswanya, karena bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan
pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya kepada para siswanya.
Maka guru harus memahami hal ini dan berusaha mengubah dirinya menjadi simpatik. Demikian
juga dalam hal kepribadian lainya.
c. Output
Adapun dari segi output, yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan adalah tingkat
pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih oleh masing-masing peserta didik, setelah
mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan.

D. Prinsip Evaluasi
Menurut Prof.Dr.Suharsimi Arikunto, Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan
evaluasi yaitu adanya triangulasi (hubungan erat tiga komponen) yaitu :
a. Tujuan Pembelajaran,
b. Kegiatan pembelajaran atau KBM, dan
c. Evaluasi
Triangulasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Tujuan

KBM Evaluasi

Penjelasan dari bagan triangulasi tersebut:


a. Hubungan antara tujuan dengan KBM
Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh
guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai dengan demikian anak panah yang
menunjukkan hubungan antara keduanya mengarah pada tujuan dengan makna KBM mengacu
pada tujuan, tetapi juga mengarah pada tujuan ke KBM.
b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dengan
makna demikian maka anak panah berasal dari evaluasi menuju ke tujuan. Jika dilihat dari
langkah dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.
c. Hubungan antaran KBM dengan evaluasi
Telah disebutkan dalam nomor 1, KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada
tujuan yang telah dirumuskan dan juga telah disebutkan dalam no 2 bahwa alat evaluasi juga
disusun dengan mengacu pada tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu
atau disesuaikan dengan KBM yang telah dilaksanakan.
Menurut Drs.H. Daryanto, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatiakan dalam
melakukan evaluasi. Betapapun baiknya prosedur evaluasi diikuti dan sempurnanya teknik
evaluasi diterapkan, apabila tidak dipadukan dengan prinsip-prinsip penunjangnya maka hasil
evaluasipun akan kurang dari yang diharapkan. Prinsip-prinsip tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen intregal dalam program pengajaran disamping tujuan
instruksional dan materi serta metode pengajaran. Tujuan instruksional, materi dan pengajaran
serta evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan.
2. Keterlibatan siswa
Untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar-mengajar
yang dijalaninya secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi. Dengan demikian, evaluasi bagi
siswa merupakan kebutuhan, bukan sesuatu yang ingin dihindari.
3.Koherensi
Dengan prinsip koherensi dimaksudnya evaluasi harus berkaitan dengan materi
oengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.
4.Pedagogis
Pedagogis, ilmu atau seni mengajar dalm menjadi guru. Disamping sebagai alat penilai
hasil/ pencapaian belajar, evaluasi juga perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan
tingkah laku ditinjau dari segi paedagogis. Evaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai
sebagai alat motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajarnya. Hasil evaluasi hendaknya dirasakan
sebagai ganjaran (reward) yakni sebagai penghargaan bagi yang berhasil tetapi merupakan
hukuman bagi yang tidak berhasil.
5. Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban
(accountability). Pihak-pihak termasuk antara lain orang tua, calon majikan, masyarakat
lingkungan pada umumnya, dan lembaga pendidikan sendiri. Pihak-pihak ini perlu mengetahui
keadaan kemajuan belajar siswa agar dapat dipertimbangkan pemanfaatannya.
E. Alat Evaluasi
Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
memepermudah sesorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif
dan efisien. Kata alat biasa disebut juga dengan instrumen . dengan demikian maka alat
evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi.
Alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu
yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang di evaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut
evaluator menggunakan cara atau teknik, dan oleh karena itu dikenal dengan teknik evaluasi.
Seperti disebutkan diatas, ada dua teknik evaluasi yaitu teknik non tes dan teknik tes.

1. Teknik Non Tes


Teknis non tes merupakan penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan
dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan melakukan dengan pengamatan secara sistematis.
Teknis non tes ini pada umumnya memegang peranan yang pentng dalam rangka mengevaluasi
hasil belajar dari segi sikap dan keterampilan. Yang tergolong teknik non tes adalah :
1. Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
pertimbangan. Biasanya angka-angka yang digunakan pada skala dengan jarak yang sama.
Meletakkannya secara bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi. Dengan demikian, skala ini
dinamakan dkala bertingkat.
Contoh:
Kecendrungan seorang terhadap jenis kesenian

. . . . .

1 2 3 4 5
Sangat tidak suka biasa suka Sangat suka tidak suka

2. Kuesioner (questionair)
Kusioner sering juga disebut angket. Kusioner adalah sebuah daftar peranyaan yang harus
diisi orang yang akan diukur (responden). Tentang macam-macam kusioner dapat ditinjau dari
beberapa segi:
a. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada:
1. Kuesioner langsung
Kusioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirim dan diisi langsung oleh
orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
2. Kuesioner tidak langsung
Kuesioner tidak lagsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang
yang dimintai ketarangannya. Kuesioner tidak langsung biasanya digunakan untuk mencari
informasi tentang bahan, anak, saudara, tetangga dan sebagainya.
b. Ditinjau dari segi menjawab:
1. Kuesioner tertutup
Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban
langkah sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
2. Kuesioner terbuka
Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun semikian rupa sehingga para pengisi
bebas mengemukakan pendapatnya. Kuesioner terbuka disusun apabila macam jawaban pengisi
belum terperinci dengan jelas sehingga jawabannya beranekaragam.
3. Daftar cocok (check list)
Yang dimaksud dengan daftar cocok (check list) deretan pernyataan yang singkat (yang
biasanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok
() ditempat yang sudah disediakan.
4. Wawancara (interview)
Wawancara atau interview adalah suatu cara digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini
responden tidak diberikan kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Wawancara
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan peendapatnya
tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat subjek evaluasi.
2. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu.
5. Pengamatan (observation)
Pengamatan (observasi) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara megadakan
pengamatan secara teliti serta secara teratur.
ada 3 macam observasi, yaitu:

1.Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat tetapi pada itu pengamat
memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati. Contoh, untuk mengamati
keadaan mahasiswa penyewa kamar, pengamat menjadi mahasiswa dan menyewa kamar.
2.Observasi sistematik yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah di daftar secara
sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Berbeda dengan observasi partisipan maka
dalam observasi sistematis pengamat berada diluar kelompok dengan demikian maka pengamat
tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.
3. Observasi eksperimental
Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok.
Dalam hal ini ia dapat mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa,
sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.
6. Riwayat hidup.
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa
kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek evaluasi akan dapat menarik
suatu kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan dan sikap dari objek yang dimulai.

2. Teknik tes
Definisi tes menurut Drs. Amir Daien Indrakusuma Tes adalah suatu alat atau prosedur
yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan
tentang seseorang, dengan cara yang bolah dikatakan tepat dan cepat .
Selanjutnya definisi tes menurut Muchtar Bukhori Tes ialah suatu percobaan yang
diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid
atau kelompok murid .
Definisi terakhir yang dikemukakan disini adalah definisi dikutipkan dari
Websters Collegiate. Test = any series of questions or exercises or other means of
measuring the skill, knowledge, intelligence, capacities of aptitudes or an individual or group .
Yang artinya : Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Tes merupakan suatu alat
pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih
resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas adanya 3 macam tes,
yaitu:
1. Tes diagnostik.
Tes diagnostik adalah sebuah tes yang dibuat dengan jumlah item soal yang cukup
banyak pada suatu materi tertentu/spesifik. Item-item soal dibuat dengan sangat sedikit
perbedaan variasi dari satu item soal ke item soal lainnya sehingga penyebab kesulitan/hambatan
belajar dapat terdeteksi.
Tes diagnostik memfokuskan tujuannya pada pencarian letak kesulitan anak didik dalam
mempelajari suatu materi pelajaran sehingga pembelajaran perbaikan yang akan diberikan dapat
menjadi lebih efektif menuju letak permasalahan belajar yang dialami anak didik.
2. Tes formatif
Tes Formatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh guru, guna memperoleh umpan balik dari upaya pengajaran yang
dilakukan oleh guru.
Tujuan : Sebagai dasar untuk memperbaiki produktifitas belajar mengajar.
Contohnya: Tes yang dilakukan setelah pembahasan tiap bab atau KD (kompetensi dasar).
3. Tes sumatif
Tes Sumatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan belajar murid setelah
mengikuti program pengajaran tertentu.
Tujuan: menentukan hasil yang dicapai peserta didik dalam program tertentu dalam wujud status
keberhasilan peserta didik pada setiap akhir program pendidikan dan pengajaran.
Contohnya: Tes catur wulan,Tes akhir semester.

3. Perbandingan antara tes diagnostik, tes tesformatif, dan tes sumatif


1. Ditinjau dari fungsinya
a. Tes diagnostik
Menentukan apakah bahan prasyarat telah dikuasai atau belum.
Menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang dipelajari.
Memisah-misahkan (mengelompokkan) siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima
pelajaran yang akan dipelajari.
Menentukan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami untuk menentukan cara yang
khusus untuk mengatasi atau memberikan bimbingan.
b. Tes formatif
Sebagai umpan balik bagi siswa,guru, maupun program untuk menilai pelaksanaan satu
unit program.
c. Tes sumatif
Untuk memberikan tanda kepada siswa bahwa telah mengikuti suatu program, serta
menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan kawannya dalam kelompok.

2. Ditinjau dari waktu


a. Tes diagnostik
Pada waktu penyaringan calon siswa.
Pada waktu membagi kelas atau permulaan memberikan pelajaran.
Selama pelajaran berlangsung bila guru akan memberikan bantuan kepada siswa.
b.Tes formatif
Selama pelajaran berlangsung untuk mengetahui kekurangan agar pelajaran dapat
berlangsung sebaik-baiknya.
c. Tes sumatif
Pada akhir unit caturwulan, semester akhir tahun, atau akhir pendidikan.

3. Ditinjau dari titik berat penilaian


a. Tes diagnostik
Tingkah laku kognitif, afektif, dan psikomotor.
Faktor-faktor pisik, psikologis, dan lingkungan.
b. Tes formatif
Menekankan pada tingkah laku kognitif.
c. Tes sumatif
Pada umumnya menekankan pada tingkah laku kognitif, tetapi ada kalanya pada tingkah
laku psikomotor dan kadang-kadang pada afektif. Akan tetapi walaupun menekankan
pada tingkah laku kognitif, yang diukur adalah tingkatan yang lebih tinggi ( bukan
sekedar ingatan atau hafalan saja).

4. Ditinjau dari alat evaluasi


a. Tes diagnostik
Tes prestasi belajar yang sudah distandardisasikan.
Tes diagnostik yang sudah distandardisasikan.
Tes buatan guru.
Pengamatan dan daftar cocok (check list).

b. Tes formatif
Tes prestasi belajar yang tersusun secara baik.

c. Tes sumatif
Tes ujian akhir.

5. Ditinjau dari cara memilih tujuan yang dievaluasi


a. Tes diagnostik
Memilih tiap-tiap ketrampilan prasyarat.
Memilih tujuan setiap program pelajaran secara berimbang.
Memilih yang berhubungan dengan tingkah laku fisik, mental, dan perasaan.

b. Tes formatif
Mengukur semua tujuan intruksional khusus.

c. Tes sumatif
Mengukur semua tujuan intruksional umum.

6. Ditinjau dari tingkat kesulitan tes


a. Tes diagnostik
Untuk tes diagnostik mengukur ketrampilan dasar, di ambil soal tes yang mudah, yang
tingkat kesulitannya (indeks kesukaran) 0,65 atau lebih.
b. Tes formatif
Belum dapat ditentukan.
c.Tes sumatif
Rata-rata mempunyai tingkat kesulitan (indeks kesukaran) antara 0,35 sampai
0,70. Ditambah beberapa soal yang sangat mudah dan beberapa lagi yang sangat sukar.
7. Ditinjau dari skoring (cara menyekor)
a. Tes diagnostik
Menggunakan standar mutlak dan standar relatif (criterion referenced and
normreferenced).
b. Tes formatif
Menggunakan standar mutlak (criterion referenced).

c. Tes sumatif
Kebanyakan menggunakan standar relative (norm referenced), tetapi dapat pula dipakai
standar mutlak (criterion referenced)
8. Ditinjau dari tingkat pencapaian
a. Tes diagnostik
Berhubung ada bermacam-macam tes diagnostik maka tingkat pencapaian yang dituntut
juga tidak sama. Untuk tes yang sifatnya memonitor kemajuan, tingkat pencapaian yang
diperolah siswa merupakan informasi tentang keberhasilannya. Tindakan guru
selanjutnya adalah menyesuaikan dengan hasil tes diagnostik.
Tes prasyarat adalah tes diagnostik yang sifatnya khusus. Fungsinya adalah untuk
mengetahui penguasaan bahan prasyarat yang sangat penting untuk kelanjutan studi bagi
pengetahuan berikutnya. Untuk ini maka penguasaannya dituntut 100%.
b.Tes formatif
Ditinjau dari tujuan, tes formatif digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah
mencapai tujuan intruksional khusus. Dalam sistem pendidikan yang lama, tidak ada
tuntutan terhadap pencapaian TIK namun dalam tahun 1975, dangan keluarnya kurikulum
tahun 1975 dan modul, tingkat pencapaian untuk tes formatif adalah 75%. Siswa yang
belum mencapai skor 75% dari skor yang diharapkan, diwajibkan menempuh kegiatan
perbaikan (renudial program) sampai siswa yang bersangkutan lulus dalam tes yang
berarti bahwa siswa tersebut telah mencapai skor 75% dari skor maksimal yang
diharapkan.
c.Tes sumatif
Sesuai dengan fungsi tes sumatif yaitu memberikan tanda kepada siswa bahwa mereka
telah mengikuti suatu program dan untuk menentukan posisi kemampuan siswa
dibandingkan dengan kawan dalam kelompoknya. Maka tidak diperlukan suatu tuntutan
harus berapa tingkat penguasaan yang dicapai. Namun demikiantidak berarti bahwa tes
sumatif tidak penting. Perlu diingat bahwa tes sumatif ini dilaksanakan pada akhir
program, berarti nilainya digunakan untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan.
Secara terpisah, tidak ditentukan tingkat pencapaiannya tetapi secara keseluruhan akan
dikenakan suatu norma tertentu yaitu norma kenaikan kelas atau norma kelulusan.
9. Ditinjau dari cara pencatatan hasil
a. Tes diagnostik
Dicatat dan dilaporkan dalam bentuk profil.
b. Tes formatif
Prestasi setiap siswa dilaporkan dalam bentuk catatan berhasil atau gagal menguasai
sesuatu tugas.
c. Tes sumatif
Keseluruhan skor atau sebagian sskor dari tujuan-tujuan
yang dicapai

C. Kegunaan Data Evaluasi


kegunaan data evaluasi adalah sebagai dasar untuk mengambil sebuah keputusan dan
secara khusus dapat dirinci sebagai berikut:
1.Administratif
Administrator menggunakan hasil evaluasi untuk pengelompokkan kelas, melengkapi
laporan-laporan untuk wali murid, memberikan informasi untuk menempatkan siswa jika dia
pindah sekolah, dan melengkapi laporan kemajuan sekolah kepada instansi yang lebih tinggi.
2. Instruksional
Supervisor dan guru menggunakan hasil evaluasi untuk membantu meningkatkan cara
mengajar guru agar lebih baik.
3. Bimbingan dan penyuluhan
Hasil yang diperoleh dari berbagai teknik evaluasi seperti tes intelegensi,achievement
test, attitude test, catatan observasi, catatan harian, interest inventories, dan catatan kumulatif
dapat digunakan.
4. Penyelidikan
Hasil yang diperoleh digunakan untuk menyelidiki apakah ada ketidaksesuaian atau
ketidakberesan dalam program, baik dari segi siswa, guru, kurikulum, ataupun lainnya.[4]

D. Program Evaluasi
1. Pengertian Program Evaluasi
Program evaluasi belajar merupakan tahapan mengenai evaluasi yang dilakukan oleh
guru untuk memperoleh umpan balik apakah proses belajar mengajar sudah berjalan dengan
baik. Program Evaluasi adalah suatu program yang berisi ketentuan dan cara-cara
tentang penyelenggaraan atau pelaksanaan evaluasi pendidikan di suatu sekolah dan merupakan
pegangan atau pedoman bagi guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut.
2. Beberapa Hal yang Perlu Mendapat Perhatian dalam Penyusunan Program Evaluasi
a. Pimpinan sekolah dan guru-guru benar-benar menyadari kekurangan serta kelemahan-
kelemahan yang terdapat dalam menyelenggarakan evaluasi yang pernah dilakukan selama ini.
Dengan mengetahui dan meneliti kekurangan dan kelemahan tersebut, selanjutnya mereka akan
berusaha bagaimana memperbaikinya.
b. Penyusunan program evaluasi hendaklah dilakukan bersama oleh pimpinan sekolah dan guru-
guru di sekolah itu.
c. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor
3. Ciri-ciri Program Evaluasi yang Baik
a. Desain atau rancangan program evaluasi itu komprehensif yakni, mencakup nilai-nilaian dan
tujuan-tujuan pokok yang akan dicapai oleh sekolah itu bagi setiap individu murid, sebagai
pribadi yang baik
intelektual, mental, emosional, dan sosial.
b.Perubahan-perubahan tingkah laku individu harus mendasari penilaian perumbuhan dan
perkembangannya
c. Hasil-hasil evaluasi harus disusun sehingga memudahkan interpretasi
d. Program evaluasi haruslah berkesinambungan dan saling kaitan dengan kurikulum
4. Isi Program Evaluasi
a. Adanya perumusan tujuan umum sekolah yang bersangkutan seperti yang tercantum di dalam
kurikulumm sekolah masing-masing
b. Perumusan tujuan tiap mata pelajaran sesuai dengan tujuan sekolah masing-masing.
c. Rincian tentang aspek-aspek pertumbuhan siswa yang harus diperhatikan dalarn setiap
kegiatan evaluasi seperti sikap, watak, kecakapan, pengetahuan, keterampilan, cara berpikir,
kepemimpinan, serta cara penyesuain dan secara emosional dan sosial.
d. Ketentuan tentang pemilihan alat-alat evaluasi yang sesuai dan dapat dipergunakan untuk
mengevaluasi setiap aspek pertumbuhan yang dihendaki. Misalnya observasi, catatan harian
(anecdotal records), beberapa jenis tes kepribadian, dan achievement test.
e. Ketentuan dan petunjuk-petunjuk tentang cara-cara menskor (scoring system) dan cara
mengolahnya.
f. Ketentuan dan petunjuk-petunjuk tentang syarat-syarat kerja yang harus diperhatikan dalam
setiap tindakan evaluasi bagaimanakah melaksanakya dan alat-alat apa yang harus dipersiapkan
g. Ketentuan tentang jadwal kegiatan evaluasi, yang memuat antara lain: bilamana evaluasi
harus dilakukan, berapa kali dalam tiap semester, aspek-aspek mana yang perlu dievaluasi, dan
alat evaluasi yang dipergunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta:


Bumi Aksara.
Arikunto, Suharimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara.
Anan. Evaluasi Program Pendidikan, (online),
(http://anan-nur.blogspot.com, diakses 14 januari 2012).
Wiwit. Fungsi dan Kegunaan Evaluasi Pendidikan
(http://w3i3t2a.blogspot.com, diakses Sabtu, 01 Oktober 2011).
Arikunto dalam Dr.Purwanto, M.Pd., Evaluasi Hasil Belajar (Cet
III;Yogyakarta:Penerbit PustakaPelajar,2011), hal.24.
http://kedungbuluku.blogspot.com/2013/12/makalah-subjek-dan-sasaran
evaluasi.html

Anda mungkin juga menyukai