Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SASARAN EVALUASI HASIL BELAJAR


Disajikan untuk memenuhi tugas mata kuliah : Evaluasi hasil belajar matematika
Dosen Pengampu: Fury Styo Siskawati, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :

Erna Fatimatuz Zaroh 2103402071004

Zakiyah 2103402071015

Ahmad Jauhari Mahfudh 2103402071023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2023
PEMBAHASAN
EVALUASI HASIL BELAJAR

A. Evaluasi Hasil Belajar


a. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar
Sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan
kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau
pengamatan karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang
kegiatan atau proses pendidikan tersebut.
Sasaran penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan
karena penilaian menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Sasaran
penilaian terdiri dari unsur-unsur yang meliputi:
1. Input
Input adalah bahan mentah yang akan dimasukkan ke transformasi. Yang
dimaksud dengan bahan mentah disini adalah calon siswa yang baru akan
memasuki sekolah. Adapun calon siswa yang masih memiliki pribadi yang
utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi dalam bentuk tes yang digunakan untuk
alat mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidaknya mencakup empat hal,
yaitu:
- Kemampuan
Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan
seseorang.
- Kepribadian
kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri
individu.
- Sikap-Sikap
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa.
- Intelegensi
Diterjemahkan dari bahasa Inggris-Kecerdasan telah didefinisikan dalam
banyak cara: kapasitas untuk logika, pemahaman, kesadaran diri,
pembelajaran, pengetahuan emosional, penalaran, perencanaan, kreativitas,
pemikiran kritis, dan pemecahan masalah.
2. Transformasi
Transformasi adalah mesin yang berguna untuk mengubah bahan
mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang
dimaksud transformasi. Sekolah itu sendiri dari beberapa mesin yang
menyebabkan berhasil atau gagalnya sebagai transformasi. Bahan jadi yang
diharapkan ditentukan oleh beberapa sebagai akibat bekerjanya unsur-unsur
yang ada.
Unsur-unsur yang berfungsi sebagai faktor penentu dalam kegiatan
sekolah tersebut antara lain: 1) Siswa sendiri 2) Guru dan personal lainnya 3)
Bahan pelajaran 4) Metode mengajar dan sistem evaluasi 5) Sarana penunjang
6) Sistem administrasi.
3. Output
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh tingkat pencapaian/ prestasi belajar mereka selama mengikuti
program. alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes
pencapaian atau achievement test.
Jadi, sasaran evaluasi dibagi menjadi 3 macam yaitu input,
transformasi dan output. Input sendiri merupakan sasaran evaluasi yang
bertujuan untuk membentuk kemampuan, kepribadian, sikap dan intelegensi
peserta didik. Sedangkan transformasi merupakan sebuah metode, media,
kurikulum, pendidik atau peserta didik (personal) dan sistem administrasi yang
masing-masing merupakan sasaran dari evaluasi yang berada dalam lingkup
transformasi. Dan yang terakhir adalah output yang merupakan pengujian atau
tes evaluasi itu sendiri (dalam hal ini adalah soal-soal evaluasi) yang menjadi
salah satu sasaran evaluasi.
Objek penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan
karena penilai (tester) menginginkan informasi tentang objek yang dinilainya.
Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input
atau bahan mentah yang siap untuk diolah tidak lain adalah para calon peserta
didik, seperti calon murid, calon siswa, calon mahasiswa dan sebagainya ditilik
dari segi input ini maka objek dari evaluasi pendidikan meliputi tiga aspek yaitu
aspek kemampuan, aspek kepribadian dan aspek sikap.
- Aspek Kemampuan
Dalam dunia pendidikan di sekolah, untuk dapat diterima sebagai calon
peserta didik dalam rangka mengikuti program pendidikan tertentu, maka para
calon peserta didik itu harus memiliki kemampuan yang sesuai atau memadai,
sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan
tertentu itu nantinya, peserta didik tidak akan mengalami banyak hambatan
atau kesulitan. Maka dari itu bekal kemampuan yang dimiliki oleh para calon
peserta didik perlu untuk dievaluasi terlebih dahulu, guna mengetahui sampai
mana kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing calon peserta didik
dalam mengikuti program pendidikan tertentu. Adapun alat yang bisa
digunakan dalam mengevaluasi kemampuan calon peserta didik itu adalah tes
kemampuan (aptitude test).
- Aspek Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang yang terdapat dalam diri seseorang dan
menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum mengikuti program
pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi
kepribadiannya masing-masing, sebab baik buruknya kepribadian mereka
secara psikologis akan dapat memengaruhi keberhasilan mereka dalam
mengikuti program pendidikan tertentu. Evaluasi yang sering digunakan untuk
mengetahui kepribadian seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes
kepribadian (personality test).
- Aspek Sikap
Sikap pada dasarnya merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai
gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Sikap merupakan
sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka
dari itu diprolehnya informasi mengenai sikap seseorang adalah penting sekali.
Aspek Sikap tersebut perlu dinilai atau dievaluasi terlebih dahulu bagi calon
peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu. Untuk menilai
sikap tersebut digunakan alat berupa tes sikap (attitude test), atau sering
dikenal dengan skala sikap (attitude scale), sebab tes tersebut berbentuk skala.
[1]
b. Subjek Hasil Belajar
Seseorang yang melakukan pekerjaan penilaian disebut dengan subjek evaluasi.
Ada pandangan lain yang disebut dengan subjek evaluasi adalah siswa, yakni
orang yang dievaluasi. Pandangan lain mengklafikasikan siswa sebagai objek
evaluasi dan guru sebagai subjeknya.
B. Evaluasi Hasil Belajar
a) Sasaran (Objek) Evaluasi Pendidikan
Yang dimaksud dengan obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala
sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan
titik prisat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin
memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut.
Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui obyek dari evaluasi
pendidikan adalah dengan ialan menyoroti dari tiga segi, yaitu segi input,
transformasi dan output, dimana input kita anggap sebagai “dapur tempat
mengolah bahan mentah", dan output kita anggap sebagai "hasil pengolahan yang
dilakukan di dapur dan siap untuk dipakai".
Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah,
input atau bahan mentah yang siap untuk diolah, tidak lain adalah para calon
peserta didik. Dititik tolak dari segi input, maka obyek dari evaluasi pendidikan
meliputi empat aspek, yaitu :
1. Aspek Kemampuan Untuk dapat diterima dan mengikuti program dalam suatu
lembaga/institusi/sekolah sebagai calon peserta didik harus memiliki kemampuan
yang sesuai atau memadai atau sepadan. Sehubungan dengan itu maka bekal
kemampuan yang dimiliki oleh para calon peserta didik perlu untuk dievaluasi
terlebih dahulu, guna mengetahui samPai sejauh mana kemampuan yang dimiliki
oleh masing - masing calon dalam mengikuti program pendidikan tertentu itu.
Adapun alat yang biasa dipergunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan
peserta didik itu adalah tes kemampuan (aptitude test).
2. Aspek Kepribadian Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri
seseorang, dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum mengikuti
program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu dievaluasi
kepribadiannya, sebab baik buruknya kepribadian mereka secara psikologis akan
dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program pendidikan
yang akan diikuti. Dalam hal-hal tertentu informasi tentang kepribadian sangat
diperlukan. Alat untuk mengetahui atau mengungkap kepribadian seseorang
adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian (personqlity test).
3. Aspek Sikap Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku
manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian keluar. Namun karena sikap
ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam
pergaulan, maka banyak orang yang menginginkan informasi tentang sikap
tersebut. Untuk menilai sikap tersebut digunakan alat berupa tes sikap atau
attitude fest atau sering dikenal dengan skala sikap (attitude scale), sebab tes
tersebut berbentuk skala.
b) Pelaku (Subyek) evaluasi Pendidikan
Yang dimaksud dengan pelaku evaluasi pendidikan adalah orang yang
melakukan pekerjaan evaluasi dalam bidang pendidikan. Berbicara mengenai
subyek evaluasi pendidikan di sekolah, kiranya perlu dikemukakan, bahwa
mengenai siapa yang disebut sebagai subyek evaluasi pendidikan untuk setiap tes,
ditentukan oleh suatu aturan pembagian tutas untuk melakukan tugas evaluasi
tersebut. Jadi subyek evaluasi pendidikan itu dapat berbeda-beda orangnya.
Suatu contoh misalnya dalam kegiatan evaluasi prestasi hasil belaiar, maka
subyek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran
tertentu. Jika yang dievaluasi adalah sikap peserta didik, maka subyeknya adalah
guru atau petugas yang sebelumnya melaksanakan evaluasi tentnag sikap itu, yang
didahului adanya pendidikan atau latihan (training) mengenai cara-cara menilai
sikap seseorang. Untuk melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian dimana
menggunakan sebuah alat ukur yang sudah distandarkan, maka subyeknya adalah
ahli-ahli psikolog yaitu seseorang yang memang telah dididik untuk menjadi
tenaga ahli yang profesional di bidang psikologi. Hal ini disebabkan bahwa
disamping alat-alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kepribadian
seseorang itu sifatnya rahasia, juga hasil-hasil pengukuran yang diperoleh dari tes
kepribadian itu hanya dapat diinterpretasikan dan disimpulkan oleh para psikolog,
dan tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain. [2]
C. Evaluasi Hasil Belajar
a.) Pengertian Objek dan Subjek Sasaran Evaluasi Pendidikan
1. Objek evaluasi
Berbicara mengenai tentang obyek evaluasi berarti berbicara segala sesuatu
yang menjadi titik pusat pengamatan dalam evaluasi. Pendidikan nasional yang
mengacu pada Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Binjamin S. Bloom yang
membagi objek penilaian kedalam tiga domain, yakni domain kognitif, domain afektif,
dan domain psikomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.
a. Kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berfikir. Menurut teori
yang dikemukan oleh Benjamin S. Bloom dkk., segala upaya yan menyangkut aktivitas
otak adalah termasuk ranah kognitif. Hasil belajat kognitif adalah prilaku yang terjadi
dalam kawasan kognisi, proses belajar yang melibatkan kognisi meliputikegiatan sejak
penerimaan stimulus eksteren oleh sensori, penyimpanan pengelolaan dalam otak
menjadi informasi hingga pemanggilan kembali untuk menyelesaikan masalah.
Hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal, kemampuan yang
menimbulkan perubahan prilaku dalam domain kognitif meliputi beberapa jenjang.
Banyak klasifikasiyang banyak di buat oleh para psikolog dan pendidikan, namun
klasifikasi yang banyak digunakan oleh Benyamin S. Bloom yang terdiri dari enam
jenjang.
1) Knowledge (Pengetahuan)
Pengetahuan atau ingatan merupakan proses proses berfikir yang rendah. Dalam
buku Education Testing and Measurement dikatakan bahwa sasaran level pengetahuan
adalah kemampuan siswa mengigat. Pernyataan ini mengadung arti bahwa soal untuk
level pengetahuan adalah meminta siswa untuk mengigat kembali atau mengenali fakta
,istilah, gejalah dan sebagainya.
2) Comprehension (Pemahaman)
Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan peserta didik untuk
mampu memahami arti atau konsep, situasi atau fakta yang diketahuinya hal ini peserta
didik tidak hanya menghafal secara verbalitas, tapi memahami konsep dari
masalah atau fakta yang ditanyakan.
3) Application (Penerapan)
Aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau mengunakan ide-ide
umum, tata cara, metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya
dalam situasi baru dan kongkrit.
4) Analysis (Analisi)
Analisis adalah suatu usaha memilah suatu intergrasi (suatu kesatuan) menjadi unsure-
unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya dan atau susunanya. Analisis
merupakan kemampuan seseorang untuk merinci suatubahan atau keadaan menurut
bagia-bagian yang lebih kecil mampu memahami hubungan yang diantaranya bagian-
bagian dengan bagian-bagian lainya.
5) Synthesis (Sintesi)
Kemampuan sintesi adalah kemampuan untuk menyatukan unsur-unsur atau bagia-
bagian ke dalam bentuk menyeluruh . kemampuan berpikir sintesi ini merupakan
kebalikan dari kemampuan berpikir analisi. Berpikir berdasarkan pengetahuan hafalan,
berpikir pemahaman, berpikir aplikasi dan berpikir analisi dapat dipandang sebagai
berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berpikir divergen.
6) Evalution (Evaluasi)
Evalusi merupakan jenjang yang berpikir tertinggi dalam ranah kognitif. Evalusi
merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terdapat suatu situasi.
Evaluasi adalah memberikan keputasan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari
segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemahaman, metode, materi dan lain-lainya.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan sikap
seseorang dapat diramalkan perubahanya. Bila seseorang telah memiliki penguasaan
tingkat kognitif tingkat tinggi.penilaian hasil belajar afektif kurang mendapatkan
perhatian dari guru. Para guru hanya menilai ranah kognitif semata-mata.
Ada beberapa jenis ranah afektif sebagai hasil belajar kategorinya dimulai dari tingkat
yang paling mendasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.[6]
1) Reciving/attending
Yakni semacam kepekaan dalam menerima (stimulus) dari luar yang dating keepada
siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran,
keinginan, untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau ransangan dari
luar.
2) Responding/jawaban
Yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang dating dari luar.
Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari
luar yang datang pada dirinya.
3) Valuing (penilaian)
Berkenaan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini
termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk
menerima nilai kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4) Organisasi
Yakni mengembangkan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan
satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang
termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dll.
5) Karakteristik nilai atau interalisasi tentang nilai.
Yakni keterpaduan tentang sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk
keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
c. Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu. Ada enam tingkat keterampilan, yakni:
1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
3) Kemampuan spiritual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan
auditif, motoris, dan lain-lain.
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.
5) Geraka-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks.
6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan
ekspresif dan interpretative.
2. Subjek Pendidikan
Yang dimaksud dengan subyek evaluasi di sini adalah orang yang melakukan pekerjaan
evaluasi. siapa yang dapat disebut sebagai subyek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan
oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. sebagai contoh adalah
sebagai berikut:
a. Untuk melaksanakan evaluasi tentang presentasi belajar atau pencapaian, maka
subyek evaluasi adalah guru.
b. Untuk melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian dimana menggunakan sebuah
alat ukur yang sudah distandarisasi, maka subyeknya adalah ahli-ahli psikologi. [3]
KESIMPULAN

Sasaran (Objek) evaluasi Hasil Belajar Merupakan Segala sesuatu yang bertalian
dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan
karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses
pendidikan tersebut.
Mengutip dari dua buku karangan Riinawatii dan Gito Supriyadi, Salah satu cara
untuk mengenal atau mengetahui sasaran dari evaluasi Pendidikan adalah dengan menyoroti
dari 3 segi, yaitu segi Input, Trnasformasi dan Output. Input sendiri merupakan sasaran
evaluasi yang bertujuan untuk membentuk kemampuan, kepribadian, sikap dan intelegensi
peserta didik. Sedangkan transformasi merupakan sebuah metode, media, kurikulum,
pendidik atau peserta didik (personal) dan sistem administrasi yang masing-masing
merupakan sasaran dari evaluasi yang berada dalam lingkup transformasi. Dan yang terakhir
adalah output yang merupakan pengujian atau tes evaluasi itu sendiri (dalam hal ini adalah
soal-soal evaluasi) yang menjadi salah satu sasaran evaluasi.
Akan Tetapi Pada buku karangan Nana Sudjana Objek sasaran dapat diketahui dalam
penilaian kedalam tiga domain, yakni domain kognitif, domain afektif, dan domain
psikomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Domain Kognitif
adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berfikir. Sedangkan Domain Afektif adalah
yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Dan yang terakhir adalah Domain Psikomotorik adalah
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu.
Subjek pendidikan adalah orang yang melakukan penilaian. Siapa yang dapat disebut
sebagai subyek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan menurut aturan yang berlaku. Sebagai
contohnya adalah sebagai berikut:
1. Untuk melakukan penilaian terhadap suatu penyajian atau hasil belajar, yang melakukan
evaluator adalah guru.
2. Untuk melakukan evaluasi kepribadian dengan menggunakan yang sudah distandarisasi,
subjeknya adalah ahli-ahli psikolog.
Jadi, dalam evaluasi hasil belajar Pendidikan melibatkan berbagai sasaran atau objek
yang dapat dilihat dari berbagai perspektif dan domain, serta melibatkan berbagai subjek
evaluasi dengan jenis penilian yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Riinawati. 2021. Pengantar Evaluasi Pendidik. Yokyakarta: Thema Publishing.
Hal.48-50
[2] Supriyadi Gito. 2011. Pengantar& Teknik Evaluasi Pembelajaran. Malang:
Intimedia. Hal.11-15
[3] Sudjana Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Hal.30-31

Anda mungkin juga menyukai