Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Undang Rosidin M.Pd.
Dr. Viyanti, M.Pd.
Disusun Oleh:
Tanggapan:
Calongesi (1995) mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan suatu
keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Secara garis besar
dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas
sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif- alternatif keputusan. Dengan demikian,
Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan terkait pencapaian siswa terhadap tujuan-tujuan
pengajaran (Purwanto, 2002). Evaluasi: Prosedur yang digunakan untuk
menentukan apakah subjek (yaitu siswa) memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan, seperti kualifikasi tertentu. Ini menggunakan asesmen (ingat
bahwa asesmen dapat berupa tes) untuk menentukan kualifikasi sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan (Kizlik, 2012).
Proses Produk
2. Objek evaluasi tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan
pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Tuliskan
argumen Anda terkait pernyataan ini
Tanggapan:
Objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan
dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran (Rosidin,
2017: 41-45). Berdasarkan pernyataan ahli tersebut saya sepakat dengan
pernyataan poin 2 bahwa objek evaluasi tentang pembelajaran, maka semua
hal yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi
pembelajaran.
Pendapat lain melihat ruang lingkup objek evaluasi itu dari segi lain, yaitu
dari segi pencapaian tujuan belajar murid dari berbagai mata pelajaran di
sekolah. Dari pandangan tersebut dirumuskan beberapa aspek kepribadian
yang perlu diperhatikan di dalam penilaian sebagai berikut
Obyek atau sasaran evaluasi pendidikan juga diartikan sebagai segala sesuatu
yang berkaitan dengan proses pendidikan, dijadikan titik pusat perhatian atau
pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi
tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk
mengetahui obyek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan
menyorotinya dari tiga segi, yaitu dari segi input, transformasi, dan output.
Dilihat dari segi input ini, obyek dari evaluasi pendidikan meliputi;
a. Aspek kemampuan, untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik
dalam rangka tiga aspek, yaitu: mengikuti program pendidikan
tertentu, maka para calon peserta didik harus memiliki kemampuan
yang sesuai atau memadai, sehingga dalam mengikuti proses
pembelajaran pada
program pendidikan tertentu itu nantinya peserta didik tidak akan
mengalami banyak hambatan atau kesulitan. Sehubungan dengan itu,
maka bekal kemampuan yang dimiliki calon peserta didik perlu untuk
dievaluasi terlebih dahulu, guna mengetahui sampai sejauh mana
kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing calon peserta didik
dalam mengikuti program tertentu.
b. Aspek kepribadian, kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri
seseorang dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum
mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu
terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya masing-masing. Evaluasi
yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkapkan kepribadian
seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian
(personality test).
c. Aspek sikap, sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari
tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang
memancar keluar. Karena sikap ini merupakan sesuatu yang sangat
dibutuhkan dalam pergaulan, maka memperoleh informasi mengenai
sikap seseorang adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu maka
aspek sikap perlu dinilai atau dievaluasi terlebih dahulu bagi calon
peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu.
d. Aspek inteligensi, mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan tes
inteligensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam hal
ini, yang terkenal adalah tes buatan Binet dan Simon yang dikenal
dengan tes Binet-Simon. Dari hasil tes akan diketahui IQ orang
tersebut. IQ bukanlah inteligensi, tetapi hanyalah angka yang
memberikan petunjuk tinggi rendahnya inteligensi seseorang
3. Jika ingin melakukan kegiatan evaluasi, terlepas dari jenis evaluasi apa yang
digunakan, maka pendidik harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu
tentang tujuan dan fungsi evaluasi. Jika tidak, maka pendidik akan mengalami
kesulitan merencanakan dan melaksanakan evaluasi. Bagaimana argumen
Anda terkait pernyataan tersebut
Tanggapan:
Arifin (2013:5) mengemukakan bahwa pada hakikatnya evaluasi adalah suatu
proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai
dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu
dalam rangka mengambil suatu keputusan. Dalam proses evaluasi harus ada
pemberian pertimbangan (judgement). Pemberian pertimbangan ini pada
dasarnya merupakan konsep dasar evaluasi. Melalui pertimbangan inilah
ditentukan nilai dan arti (worth and merit) dari sesuatu yang sedang
dievaluasi. Tanpa pemberian pertimbangan, suatu kegiatan bukanlah termasuk
kategori kegiatan evaluasi. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti
haruslah berdasarkan kriteria tertentu. Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan
nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu proses yang dapat
diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria ini penting dibuat oleh evaluator
dengan pertimbangan (a) hasil evaluasi dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah (b) evaluator lebih percaya diri (c) menghindari adanya unsur
subjektifitas (d) memungkinkan hasil evaluasi akan sama sekalipun dilakukan
pada waktu dan orang yang berbeda, dan (e) memberikan kemudahan bagi
evaluator dalam melakukan penafsiran hasil evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA