Asesmen autentik adalah produk-produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman-
pengalaman kehidupan nyata. Newton Public Schools.
Menurut Grant Wiggins, dalam artikelnya The Case for Authentic Assessment, “Asesmen
otentik memberikan siswa seperangkat tugas yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang
ditemukan dalam aktifitas-aktifitas pengajaran: melakukan penelitian; menulis, merevisi dan
membahas artikel; memberikan analisa oral terhadap peristiwa politik terbaru; berkolaborasi
dengan siswa lain melalui debat, dst.” Melalui asesmen otentik, siswa lebih terlibat dalam tugas
dan guru dapat lebih yakin bahwa asesmen yang diberikannya itu bermakna dan relevan.
Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik harus menjadi bagian
integral dari pengajaran, sehingga dengan demikian penilaian tidak digunakan hanya sebagai
suatu alat untuk mengumpulkan data sebagaimana dalam paradigm lama, tetapi juga untuk
mempengaruhi pengajaran. Ini memerlukan penerapan dan pengembangan fungsi penilaian yang
mengukur produktivitas siswa, pencapaian mereka dalam pembelajaran kemampuan berpikir
matematis dalam mendapat suatu hasil yang berarti bagi siswa tersebut. Penilaian autentik
mempunyai karakter pokok yang sama dengan pengajaran, yang berguna bagi para guru untuk
meningkatkan pengajaran. Dalam penilaian autentik diharapkan para siswa dapat merumuskan
permasalahan, memikirkan solusi, dan menginterpretasikan hasil
JENIS-JENIS ASESMEN AUTENTIK
Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar
peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik
pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta
didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Penilaian
kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi yang
memuat satu ranah atau lebih. Berdasarkan indikator-indikator ini dapat ditentukan cara
penilaian yang sesuai, apakah dengan tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan
perseorangan atau kelompok. Untuk itu, ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian
unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri.
Jawaban Skor
………………..
…………………………….. 2
……………………………..
…………………………………. 2
………………………………...
2
…………………………………..
2
1
1
Jumlah skor 10
D. Penilaian Proyek
1. Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran
tertentu secara jelas.
1. Pengertian
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang
dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait
dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode
untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai
oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan
peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus
melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan
kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi
musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dsb.
Catatan:
Guru menyarankan kepada peserta didik untuk menyatakan secara jujur sesuai kemampuan yang
dimilikinya, karena tidak berpengaruh terhadap nilai akhir. Hanya bertujuan untuk perbaikan
proses pembelajaran.
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan informasi hasil
dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk
memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap
seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang
sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.
Karakteristik Penilaian Autentik
1) Berisi seperangkat tugas penting yang dirancang secara luas dalam merepresentasikan bidang kajian
tertentu.
3) Kriteria selalu diberikan di muka sehingga siswa tahu bagaimana mereka akan dinilai.
4) Penilaian berpadu dalam kerja kurikulum sehari-hari sehingga sulit untuk membedakan antara
penilaian dan pembelajaran.
5) Peran guru berubah dari penyampaian pengetahuan (atau bahkan antagonis) menjadi berperan sebagai
fasilitator, model dan teman dalam belajar.
6) Siswa mengetahui bahkan akan ada presentasi di hadapan publik atas pekerjaan yang telah dicapai
sehingga mereka akan sungguh mengerjakan tugas tersebut.
7) Siswa tahu bahwa akan ada pemeriksaan baik dalam proses yang mereka digunakan dalam
pembelajaran dan produk-produk yang dihasilkan dari pembelajaran.