Anda di halaman 1dari 12

e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA BUKU TEKS DALAM


PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA MATERI
MEMBUAT SINOPSIS NOVEL REMAJA INDONESIA KELAS
VIII C DI SMP NEGERI 2 SAWAN

Elisabeth Pinis1, Ida Bagus Sutresna2, Ida Ayu Md. Darmayanti3


Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {piniselisabeth@gmail.com, sutresna1956@gmail.com,


dayudarmayanti1984@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) pembelajaran bahasa Indonesia melalui
penggunaan media buku teks pada materi membuat sinopsis novel remaja Indonesia di kelas
VIII C di SMP Negeri 2 Sawan dan (2) kendala-kendala yang memengaruhi ketidakefektifan
penggunaan media buku teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada materi membuat
sinopsis novel remaja Indonesia di kelas VIII C di SMP Negeri 2 Sawan. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, baik secara teoretis maupun
praktis. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas VIII C SMP Negeri 2 Sawan,
sedangkan objek penelitian ini yakni pembelajaran dan kendala-kendala yang memengaruhi
ketidakefektifan penggunaan media buku teks pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam
membuat sinopsis novel remaja Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan
menggunakann teknik analisis data deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1)
pembelajaran bahasa Indonesia dalam materi membuat sinopsis remaja Indonesia lebih
terfokus pada buku teks. (2) Kendala-kendala yang memengaruhi ketidakefektifan
pembelajaran pada materi membuat sinopsis novel remaja Indonesia, yakni berasal dari
faktor guru dan siswa. Kendala yang dirasakan oleh guru di antaranya guru kekurangan
waktu dalam proses pembelajaran dan membuat siswa agar tidak mudah bosan untuk
mendengarkan materi yang dijelaskan. Selanjutnya, kendala yang dirasakan oleh siswa di
antaranya, tidak semua siswa memiliki buku teks, sulit memahami contoh sinopsis novel
pada buku teks, kemampuan siswa dalam membuat sinopsis novel remaja Indonesia sangat
rendah, menemukan novel remaja Indonesia cukup susah, serta membaca novel
membutuhkan kosentrasi dan waktu yang cukup lama.
Kata-kata Kunci: Media Buku teks, Pembelajaran bahasa Indonesia, sinopsis novel

Abstract
This study aims to describe (1) learning Indonesian through the use of text book media on
the material to make a synopsis of Indonesian adolescent novels in class VIII C in SMP
Negeri 2 Sawan and (2) constraints that affect the ineffectiveness of text book media use in
learning Indonesian at material make synopsis of adolescent novel Indonesia in class VIII C
in SMP Negeri 2 Sawan. The results of this study is expected to provide benefits for some
parties, both theoretical and practical. The subject of this study are students and teachers of
class VIII C SMP Negeri 2 Sawan, while the object of this study, namely learning and
constraints that affect the ineffectiveness of the use of textbook media on learning Indonesian
in making synopsis of adolescent novel Indonesia. This research uses data collection method
in the form of observation, interview, and documentation. Data were analyzed by using
qualitative descriptive data analysis technique. The results showed (1) Indonesian language
1
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

learning in the material made the Indonesian teen synopsis more focused on text books. (2)
Constraints affecting the ineffectiveness of learning in the material make synopsis of
adolescent novel Indonesia, that is derived from factor of teacher and student. Constraints
felt by teachers, including teachers lack of time in the learning process and make students
not easily bored to listen to the material described. Furthermore, the obstacles felt by
students, among them not all students have textbooks, difficult to understand examples of
novel synopsis of text books, students' ability in making synopsis of teen novels Indonesia is
very low, finding novel teenagers Indonesia is quite difficult, and reading novel requires
concentration and a long time.
Keywords: Media Text books, Indonesian Lessons novel synopsis

PENDAHULUAN 2008: 5). Pada prinsipnya, perubahan


Peran pendidikan sangat penting kurikulum dalam kurun waktu tertentu
demi kemajuan suatu bangsa. adalah suatu kebutuhan.
Menurut Denemark (dalam Hamalik, Dalam usaha mencapai tujuan
2006: 62), pendidikan adalah sesuatu perkembangan nasional, pemerintah
yang sangat penting dalam telah mengambil langkah-langkah
masyarakat modern, baik segi politik kebijaksanaan, terutama dalam
maupun dari segi ekonomi. Itu bidang pendidikan. Dalam bidang
sebabnya, pendidikan bukan saja hal pendidikan, pemerintah telah
yang penting bagi individu, melainkan merencanakan untuk meningkatkan
juga sangat penting bagi kehidupan mutu pendidikan melalui sistem
nasional (Hamalik, 2006: 62). Selain pendidikan yang sesuai dengan
itu, untuk meningkatkan kualitas tuntutan pembangunan di segala
sumber daya manusia perlu adanya bidang yang memerlukan jenis-jenis
peningkatan kualitas pendidikan. keahlian dan keterampilan serta
Peningkatan kualitas pendidikan dapat sekaligus dapat meningkatkan
dilihat melalui kebijakan-kebijakan produktivitas, mutu, dan efisiensi
pemerintah yang tentu dapat kerja, seperti yang direncanakan
meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam Garis-garis Besar Haluan
pendidikan. Salah satu kebijakan yang Negara (GBHN) Republik Indonesia.
terjadi pada bidang pendidikan, yakni Untuk mencapai mutu pendidikan
adanya perubahan kurikulum. Menurut yang memadai, pemerintah telah
Sriasih (2008: 4), kebijakan di bidang mengambil langkah-langkah ke arah
kurikulum merupakan kebijakan yang pembaharuan, seperti yang telah
mendasar, yang berimplementasi disebutkan di atas, yakni perubahan
pada kebijakan-kebijakan yang lain. kurikulum. Menurut Nurgiyantoro
Kurikulum pendidikan di Indonesia (2004: 92), tuntutan perubahan itu
telah mengalami beberapa kali haruslah direspon oleh dunia
pergantian. Pergantian ini tiada lain pendidikan dan tanggapan secara
dimaksudkan untuk senantiasa konkret dilakukan oleh perubahan
menyesuaikan alam pendidikan kurikulum untuk disesuaikan dengan
dengan perkembangan ilmu kebutuhan masyarakat.
pengetahuan, teknologi, dan seni. Salah satunya kurikulum 2013 (K-
Kurikulum sebagai pedoman mengajar 13). Seiring dengan pembaharuan
mempunyai karakteristik fleksibel kurikulum K-13 hingga saat ini, masih
dalam kurun waktu tertentu harus banyak sekolah, baik SD, SMP,
direnovasi sehingga mempunyai nilai maupun SMA/MA yang menggunakan
inovatif dan komunikatif (Sriasih, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
2
(KTSP) sebagai acuan dalam proses hubungan siswa terhadap siswa yang
belajar mengajar. Menurut Sriasih lain, dan hubungan siswa terhadap
(2008: 117), kurikulum yang ideal sumber-sumber yang lain (Sriasih,
sebenarnya adalah kurikulum yang 2008: 53).
memperhatikan perbedaan-perbedaan Pemilihan buku teks sangat
yang dihadapi oleh masing-masing penting berkaitan dengan kualitas dan
sekolah karena kenyataannya hampir sesuai dengan kurikulum yang berlaku
setiap sekolah berada dalam kondisi (KTSP). KTSP memberikan
yang berbeda-beda dalam banyak hal. kebebasan penuh kepada sekolah
Selain itu, kondisi dan kemampuan untuk mengatur proses belajar
sekolah berbeda, kebutuhan, mengajar sesuai dengan kemampuan
keinginan, motivasi, kesiapan, potensi, siswa. Begitu juga, dengan pemilihan
dan gaya belajar siswapun berbeda- sumber belajar. Salah satunya,
beda. Berkaitan dengan hal itu, penggunaan media buku teks pada
pengembangan KTSP ini mengacu proses belajar mengajar. Menurut
UU RI. No. 20 Tahun 2003 tentang Sriasih (2008: 117), buku teks
Sistem Pendidikan Nasional dan senantiasa menyesuaikan diri dengan
Peraturan Pemerintahan RI. No. 19 kurikulum yang berlaku. Artinya,
Tahun 2005 tentang Standar Nasional setiap orang yang akan menerbitkan
Pendidikan (Sriasih, 2008: 118). sebuah buku harus mengikuti
KTSP adalah kurikulum yang kurikulum yang berlaku. Selain itu,
berbasis lingkungan, masyarakat, kehadiran buku teks harus
orang tua, dan sekolah. Faktor-faktor mempunyai dua bentuk, yakni buku
lingkungan yang dipertimbangkan di teks siswa dan buku teks guru. Kedua
antaranya adalah kondisi geografi dan jenis buku teks ini dalam
kondisi daerah sekolah penyelenggara kehadirannya saling membutuhkan
pendidikan. Faktor-faktor masyarakat dan saling melengkapi, khususnya
yang perlu dicermati adalah kondisi digunakan dalam pembelajaran.
perekonomian, bisnis, kondisi sosial, Berkaitan dengan hal tersebut,
kebutuhan, keinginan masyarakat, buku teks yang digunakan harus
dan budaya. Faktor sekolah, misalnya, sesuai dengan kurikulum yang berlaku
SDM-nya, fasilitas siswa dan lainnya. sehingga pengaplikasian di sekolah
Dalam proses belajar mengajar, siswa tidak melenceng dari kurikulum yang
sebagai subjek bina perlu dijadikan berlaku. Menurut Muslich (2012: 63),
sasaran dalam pembinaan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
artian, segala kegiatan terpusat pada (KTSP) SD/MI, SMP/MTs, maupun
siswa. Berdasarkan fungsi buku teks SMA/SMK/MA bidang studi bahasa
siswa, diharapkan pada proses belajar Indonesia yang merupakan perbaikan
mengajar akan efektif apabila terjadi dari kurikulum 2004 harus dapat
hubungan yang akrab antara siswa dioperasikan dalam pembelajaran.
dan guru. Untuk membina hubungan Standar Kompetensi (SK) dalam
antara guru dan siswa, diperlukan KTSP bidang studi bahasa Indonesia
adanya media yang tepat dalam (yang memuat empat keterampilan
proses belajar mengajar. Salah satu berbahasa) harus dijabarkan lebih
media yang memperlancar hubungan lanjut dalam format silabus yang
guru dan siswa adalah buku teks. memuat indikator yang operasional,
Buku teks bukan saja menjadi media materi pembelajaran yang sesuai,
yang memperlancar hubungan guru strategi pembelajaran yang
dengan siswa, melainkan juga kontekstual, jam pertemuan yang
3
proporsional, dan alat evaluasi yang Membuat sinopsis novel remaja
valid. Berdasarkan silabus itulah, guru Indonesia memang diperlukan empat
dapat menyusun program tahunan aspek keterampilan dalam berbahasa,
(prota), program semester (promes), di antaranya berbicara,
dan rencana pelaksanaan mendengarkan, membaca, dan
pembelajaran (RPP) yang siap menulis. Akan tetapi, yang paling
dilaksanakan dalam pembelajaran penting adalah keterampilan
bagi siswanya (Muslich, 2012: 63). membaca. Membaca adalah suatu
Untuk mencapai tujuan pendidikan proses berpikir, yang termasuk di
dan pengajaran bahasa dan sastra dalamnya mengartikan, menafsirkan,
Indonesia, kurikulum, buku pelajaran, dan menerapkan ide-ide dari lambang
metode pengajaran, evaluasi yang direpresentasikan dalam bentuk
pengajaran, guru perpustakaan, teks. Alasan memilih keterampilan
sekolah, dan lingkungan keluarga membaca dibandingkan dengan
serta masyarakat memegang peranan keterampilan yang lain karena
penting. Kurikulum bahasa dan sastra memiliki beberapa kelebihan yakni
harus luwes, memungkinkan guru dan keterampilan membaca lebih fokus
peserta didik mengembangkan pada pemahaman, baik dari segi
kreativitas dalam kegiatan belajar apresiasi maupun kreatif pembaca.
mengajar. Selain itu, isi dan cara Artinya, dalam hal ini, pembaca
penyajian buku pelajaran harus dituntut untuk menggunakan daya
menarik dan menunjang pembinaan imajinasi untuk memahami isi
kemampuan dan keterampilan keseluruhan sebuah teks, sehingga
berbahasa dengan baik dan benar pembaca mampu memperoleh
serta meningkatkan kemampuan gambaran yang disajikan penulis. Hal
apresiasi sastra. ini juga dapat dikatakan membaca
Dalam pengajaran sastra, pemahaman apresiasi melibatkan
diperlukan proses belajar mengajar seluruh dimensi kognitif sebelumnya
yang sekaligus melibatkan karena apresiasi berkaitan dengan
pengalaman, pengetahuan, dan impak psikologi dan estetis terhadap
penilaian peserta didik terhadap teks (Sudiana, 2007: 34).
sastra secara langsung sehingga Membuat sinopsis berarti
terjadi interaksi dinamis antara membaca novel secara keseluruhan,
peserta didik, karya sastra, dan guru memahami, dan menuangkan kembali
(Muslich, 2012: 335). Untuk mencapai isi cerita melalui kegiatan menulis.
tujuan keterampilan berbahasa, Menurut Wirajaya dan Sudarmawati
khususnya pada pembelajaran sastra, (2008: 96), sinopsis merupakan
pemerintah mencantumkan materi ringkasan suatu bacaan atau teks
ajar membuat sinopsis novel remaja cerita yang mewakili dari kandungan
Indonesia pada silabus Kurikulum isi bacaan atau teks cerita. Membuat
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) novel remaja Indonesia berarti
untuk Sekolah Menengah Pertama membuat sebuah ringkasan sebuah
(SMP). Hal tersebut dapat dilihat novel remaja, yang di dalam ringkasan
dalam Standar Kompetensi (SK), tersebut berisi novel secara
yakni memahami teks drama dan keseluruhan. Dalam proses membuat
novel remaja, sedangkan Kompetensi sinopsis novel, sangat diperlukan
Dasar (KD), yakni membuat sinopsis upaya pemahaman unsur-unsur novel.
novel remaja Indonesia. Dengan adanya standar
kompetensi dan kompetensi dasar
4
tersebut, terbentuknya kecintaan dalam novel berdasarkan struktur
siswa terhadap novel remaja yang jelas. Namun, siswa lebih
Indonesia dan terlahir penulis novel banyak menulis ulang novel itu
yang andal. Namun, pada sendiri. Selain itu, peneliti juga
kenyataannya, pembelajaran mewawancarai salah satu siswi kelas
membuat sinopsis novel remaja VIII C SMP Negeri 2 Sawan yang
Indonesia sudah diajarkan, hanya bernama Amik. Ia mengatakan bahwa
wawasan siswa terhadap membuat materi membuat sinopsis novel remaja
sinopsis novel remaja Indonesia merupakan materi yang cukup sulit.
sangat berkurang. Dengan demikian, Tidak hanya itu, banyak kendala yang
perlu adanya kerja sama antara guru, dialaminya, seperti tidak memiliki buku
siswa, orang tua, dan fasilitas sekolah teks sebagai acuan, menemukan
yang lain. Contohnya, penyediaan novel remaja cukup sulit,
buku teks di perpustakaan sekolah membutuhkan konsentrasi, dan
yang memadai. menyita waktu yang cukup lama.
Berdasarkan pengalaman peneliti Dipilihnya SMP Negeri 2 Sawan
selama meneliti di kelas VIII C SMP sebagai tempat penelitian karena
Negeri 2 Sawan, kemampuan berbagai pertimbangan. Pertama,
membuat sinopsis novel remaja sebagian guru sudah banyak yang
Indonesia masih sangat rendah tersertifikasi. Kedua, hasil tulisan
dibandingkan dengan kelas VIII A dan siswa yang dilihat dari hasil belajar
VIII B, yang sudah pasti diajarkan oleh siswa kurang baik. Ketiga, SMP
guru bahasa Indonesia yang sama. Negeri 2 Sawan masih menggunakan
Hal ini dapat dilihat dari kriteria KTSP. Keempat, SMP Negeri 2
ketuntasan minimal (KKM) siswa Sawan dapat dikatakan sebagai
sebesar 78, sedangkan kemampuan sekolah di pedesaan dilihat
siswa dalam membuat sinopsis novel berdasarkan letak geografisnya.
remaja Indonesia di bawah nilai KKM. Berdasarkan hal tersebut, tentunya
Hal tersebut dikarenakan oleh sulitnya peneliti ingin mengetahui proses
siswa memahami contoh sinopsis belajar dan pembelajaran di SMPN 2
yang terdapat dalam buku teks. Selain Sawan, khususnya pada materi
itu, siswa pada umumnya, tidak membuat sinopsis novel remaja
memiliki buku teks sebagai acuan Indonesia.
pembelajaran. Tidak hanya itu, siswa Berdasarkan hal tersebut, peneliti
juga kurang berminat dalam hendak meneliti buku teks sebagai
pembelajaran bahasa Indonesia, objek dalam penelitian ini. Hal ini
khususnya pada materi membuat dikarenakan oleh dalam
sinopsis novel remaja Indonesia. pembelajaran, guru menggunakan
Berdasarkan hasil wawancara buku teks sebagai media atau acuan
peneliti kepada guru bahasa dalam proses belajar mengajar.
Indonesia yang bernama I Made Berdasarkan wawancara peneliti
Sucita, yang menyatakan bahwa kepada I Made Sucita, beliau
materi membuat sinopsis novel remaja mengatakan siswa diwajibkan memiliki
Indonesia memang cukup susah untuk buku teks sebagai pedoman
diaplikasikan ke siswa/siswi SMP. Hal pembelajaran. Hal ini bertujuan
ini terlihat ketika siswa ditugasi untuk membantu dan mendorong siswa,
membuat sinopsis novel remaja memotivasi belajar, mempermudah
Indonesia, yakni siswa kurang mampu konsep pemahaman, dan
menyusun atau merangkai cerita memungkinkan siswa untuk belajar
5
mandiri. Namun, pada kenyataannya, Pembelajaran Bahasa Indonesia pada
masih ada siswa yang belum memiliki Materi Membuat Sinopsis Novel
buku teks. Hal ini juga didukung oleh Remaja Indonesia Kelas VIII C di SMP
pengamatan peneliti saat observasi di Negeri 2 Sawan. Berdasarkan hal di
kelas, banyak siswa yang tidak atas, peneliti nantinya akan
membawa buku teks. Ketika guru mendeskripsikan pelaksanaan
bertanya, banyak siswa beralasan pembelajaran bahasa Indonesia
tidak mempunyai buku teks dan ada dengan menggunakan media buku
juga yang mengatakan lupa teks dalam pembelajaran membuat
membawa buku teks ke sekolah. Hal sinopsis novel remaja Indonesia.
inilah yang akan menyebabkan proses Peneliti juga ingin mengetahui
belajar mengajar kurang efektif. kendala-kendala yang memengaruhi
Penelitian penggunaan buku teks proses belajar yang dihadapi oleh
bukanlah penelitian baru di kalangan guru dan siswa dalam pembelajaran
mahasiswa ataupun dosen. bahasa Indonesia pada materi
Sebelumnya penelitian penggunaan membuat sinopsis novel remaja
buku teks sebagai media sudah Indonesia.
pernah diteliti oleh Supriyo (2015),
Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas METODE PENELITIAN
Muhammadiyah Metro dengan judul Penelitian ini menggunakan
Pengaruh Buku Teks dan Cetak rancangan penelitian deskriptif.
terhadap Hasil Belajar di SMA N 1 Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri
Marga Tiga Kabupaten Lampung 2 Sawan yang beralamatkan di Jalan
Timur pada Kelas XII IPS Tahun Raya Singaraja-Air Sanih, Desa
Pelajaran 2013/2014. Selain itu, Bungkulan, Kecamatan Sawan,
sudah diteliti oleh saudari Mulyanti Singaraja-Bali. Alasan peneliti
(2012), Jurusan Pendidikan Bahasa memilih SMP Negeri 2 Sawan sebagai
dan Sastra Indonesia, Universitas lokasi penelitian karena beberapa
Pendidikan Ganesha dengan judul alasan: 1) sebagian guru sudah
“Studi tentang Tingkat Keterbatasan tersertifikasi; 2) berdasarkan
Teks Bacaan dalam Buku Pelajaran pengalaman selama PPL-Real dan
Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII wawancara, dilihat dari hasil tulisan
SMP Negeri 1 Sawan dengan siswa, tulisan siswa kurang baik,
Menerapkan Teknik Cloze”. Penelitian khususnya di bidang karya sastra; 3)
sejenis juga pernah dilakukan oleh SMP Negeri 2 Sawan terletak di
Anderiyanti (2015) dengan judul daerah pedesaan berdasarkan letak
penelitian “Pengaruh Penggunaan geografisnya. Namun, berada pada
Buku Paket terhadap Hasil Belajar posisi yang strategis yakni, di pinggir
Siswa pada Mata Pelajaran SAINS jalan raya umum; dan 4) perpustakaan
pada Materi Perubahan Sifat Benda sebagai sumber pengetahuan tidak
di Kelas III SDN 19/1 Muara Tembesi”. menunjang pembelajaran di sekolah.
Akan tetapi, ada beberapa materi Hal ini dikarenakan, pada tahun 2005
yang belum diteliti secara mendetail perpustakaan SMP Negeri 2 Sawan
oleh peneliti-peneliti sehingga peneliti mengalami musibah kebakaran.
tertarik untuk meneliti pembelajaran Yang menjadi sumber data pada
membuat sinopsis novel remaja penelitian ini adalah berasal dari
Indonesia di kelas VIII C di SMP subjek dan objek penelitian. Tentunya,
Negeri 2 Sawan dengan judul Analisis subjek penelitian ini adalah siswa dan
Penggunaan Media Buku Teks dalam guru kelas VIII C SMP Negeri 2
6
Sawan Tahun ajaran 2017/2018, pembimbing harus mampu
sedangkan objek dalam penelitian ini menghidupkan suasana di kelas.
adalah (1) pembelajaran bahasa Dalam artian, guru tidak harus
Indonesia dengan menggunakan monoton dengan materi
media buku teks pada materi pembelajaran. Akan lebih baik, jika
membuat sinopsis novel remaja diselipkan lelucon atau motivasi yang
Indonesia kelas VIII C SMP Negeri 2 menarik perhatian siswa. Dengan hal
Sawan dan (2) kendala-kendala yang tersebut, proses interaksi guru, siswa,
memengaruhi ketidakefektifan dan sumber belajar akan jauh lebih
penggunaan media buku teks dalam menarik sehingga menciptakan
pembelajaran bahasa Indonesia pada keadaan yang aktif dan kondusif.
materi membuat sinopsis novel remaja Berikut akan dipaparkan secara
Indonesia kelas VIII C SMP Negeri 2 terperinci terkait pelaksanaan
Sawan. pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti Kondisi ruangan tenang ketika
menggunakan metode observasi, guru mulai memasuki ruangan kelas
wawancara, dan dokumentasi. Data- VIIIC. Sebagai pemimpin di kelas,
data yang telah dikumpulkan, ketua kelas dengan semangat
selanjutnya akan dianalisis memberikan aba-aba untuk
menggunakan instrumen penelitian. mengucapkan salam kepada guru.
Instrumen yang digunakan oleh Setelah selesai, guru melakukan
penelitian ini adalah pedoman pemeriksaan terhadap kesiapan siswa
wawancara dan lembar observasi. di antaranya, mengecek kehadiran,
Metode deskriptif kualitatif digunakan menyiapkan fisik, dan mental siswa.
untuk menganalisis data hasil Kemudian, guru memfokuskan
observasi, khususnya, wawancara. perhatian dan kenyamanan suasana
siswa di kelas. Lalu, guru memulai
HASIL DAN PEMBAHASAN kegiatan pembelajaran.
Hasil Penelitian Kegiatan pembelajaran diawali
Berdasarkan hasil observasi, dengan guru menyuruh siswa
dalam proses belajar mengajar di membuka buku teks halaman 96,
kelas, pada umumnya, guru mengungkapkan Kompetensi Dasar
menggunakan media buku teks (KD), indikator, dan tujuan
sebagai pedoman pembelajaran. Akan pembelajaran, lalu menulisnya di
tetapi, guru juga menggunakan papan tulis. Berikut kutipannya.
beberapa strategi untuk mendukung “Anak-anak, silakan membuka
media buku teks yang akan buku teks halaman 96. Pada buku
digunakan.Strategi yang dimaksud, teks sudah tertera tujuan
yakni ceramah, membacakan teks, pembelajaran yang harus dicapai
diskusi, tanya jawab, dan memberikan pada pembelajaran kita kali ini”
tugas. Melalui strategi yang telah Berdasarkan kutipan di atas, dapat
disebutkan di atas, diharapkan siswa dipahami bahwa sebelum guru
mampu mencapai hasil yang memulai menjelaskan materi, terlebih
maksimal. dahulu guru memberitahu siswa untuk
Berdasarkan hasil observasi, membuka buku teks sebagai media
dalam proses belajar mengajar di sekaligus sumber pengetahuan. Guru
kelas, selain guru sebagai fasilitator, juga harus mengungkapkan
guru juga berperan sebagai kompetensi dasar (KD), indikator, dan
pembimbing. Guru sebagai tujuan pembelajaran. Hal inibertujuan
7
menginformasikan dan mengarahkan siswa baik, guru dengan mudah
pemikiran siswa terkait arah atau membimbing dan mengarahkan
tujuan pembelajaran yang harus pemahaman siswa, sedangkan, jika
dicapai oleh siswa itu sendiri. Sebagai tidak, guru harus menjelaskan secara
guru yang profesional, tentunya hal terperinci terkait materi yang ajarkan,
semacam di atas sudah dirancang sehingga pengetahuan siswa lebih
berdasarkan rencana pelaksanaan terarah.
pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh Selanjutnya, saat menjelaskan
guru mata pelajaran. materi tentang membuat sinopsis
Setelah Kompotensi Dasar (KD), novel remaja Indonesia, guru
Indikator, dan tujuan pembelajaran menggunakan metode ceramah. Hal
sudah terlaksana, langkah ini ditunjukkan pada kutipan berikut.
selanjutnya, yakni guru Guru: “Baik anak-anak, coba
menghubungkan materi membuat perhatikan buku teks halaman 96.
sinopsis novel remaja Indonesia Sebelum kita mempelajari membuat
dengan kehidupan sehari-hari siswa. sinopsis novel remaja Indonesia,
Berikut kutipannya. terlebih dahulu, kita harus memahami
Guru: “Apakah kalian pernah pengertian novel dan unsur-unsur
membaca novel? Apa yang kalian novel secara garis besar. Novel
ketahui tentang novel?” merupakan salah satu bentuk karya
(Beberapa siswa mengacungkan sastra fiksi yang perwujudannya
tangan, guru memilih siswa yang sangat ditentukan oleh adanya unsur-
duduk paling pojok untuk menjawab unsur cerita yang satu dengan yang
pertanyaan). lainnya, yang diolah sedemikian rupa
Siswa 1: “Pernah. Novel adalah oleh penulis, berdasarkan
karya sastra yang berbentuk cerita, pengalaman, baik dari penulis sendiri
yang menceritakan kehidupan atau masyarakat sekitar sehingga
manusia.” menjadi sebuah karya sastra yang
Guru : “Baik, terima kasih. Apakah mengesankan. Adapun unsur-unsur
masih ada yang memberikan novel, yakni unsur intrinsik dan
pendapat?” ekstrinsik, sedangkan sinopsis novel
Berdasarkan kutipan di atas, dapat merupakan ringkasan suatu bacaan
dipahami bahwa sebelum guru atau teks cerita yang mewakili
menjelaskan materi, terlebih dahulu, kandungan isi bacaan atau teks
guru mengadakan tes awal dalam cerita.”
bentuk lisan dengan memberikan Setelah itu, guru menjelaskan
beberapa pertanyaan yang terkait materi terkait materi sinopsis novel
dengan materi yang akan diajarkan Indonesia. Terlebih dahulu, guru
atau dipelajari. Pertanyaan- memberikan contoh sinopsis novel
pertanyaan tersebut mungkin akan yang ada pada buku paket halaman
lebih menjadi komunikatif antara siswa 96 yang berjudul “ Ronggeng Dukuh
dan guru. Hal ini bertujuan Paruk” Karya Ahmad Tohari. Hal ini
mengetahui pengetahuan awal siswa dibuktikan pada kutipan berikut.
terkait materi yang akan dipelajari. Guru: “Baik, anak-anak, untuk
Dengan pertanyan-pertanyaan seperti lebih memahami, perhatikan contoh
itu, guru bisa memprediksi teks sinopsis novel remaja Indonesia
pengetahuan siswa terkait materi pada buku teks halaman 96 yang
membuat sinopsis novel remaja berjudul “Ronggeng Dukuh Paruk”
Indonesia. Jika pemahaman awal karya Ahmad Tohari”.
8
Berdasarkan kutipan di atas, guru pertemuan dengan mengucapkan
mengharapkan siswa untuk fokus salam.
terhadap materi pelajaran, khususnya
membuat sinopsis novel remaja Pembahasan Penelitian
Indonesia dan memperhatikan contoh Hasil penelitian meliputi (1)
teks sinopsis yang tercantum di buku pembelajaran bahasa Indonesia
teks halaman 96.Selanjutnya, guru dalam menggunakan media buku teks
menunjuk salah satu siswa untuk pada materi membuat sinopsis novel
membacakan contoh sinopsis di remaja Indonesia di kelas VIII C di
depan kelas, sedangkan siswa yang SMP Negeri 2 Sawan, (2) kendala-
lain diminta untuk memperhatikan dan kendala yang memengaruhi
menyimak bacaan yang sedang ketidakefektifan penggunaan media
dibaca oleh teman di depan kelas. buku teks dalam pembelajaran
Setelah selesai, guru menyuruh siswa bahasa Indonesia pada materi
untuk membentuk kelompok, masing- membuat sinopsis novel remaja
masing anggota kelompok terdiri atas Indonesia di kelas VIII C di SMP
4-5 orang. Guru meminta siswa untuk Negeri 2 Sawan.
membaca kembali dan mendiskusikan Guru memulai pelajaran dengan
secara berkelompok. Lalu, meminta siswa membuka buku teks
menemukan dan membuat kerangka halaman 96. Kemudian, guru menulis
sinopsis yang telah mereka baca. di papan tulis dan mengungkapkan
Yang terakhir adalah kembali KD, SK, Indikator, dan tujuan
mempertanggungjawabkan hasil pembelajaran. Hal ini dimaksudkan
diskusi dengan membaca di depan untuk mengarahkan pemikiran siswa
kelas secara nyaring, lalu terkait materi yang akan dipelajari. Hal
dikumpulkan kepada guru. ini sejalan dengan pendapat Muslich
Berdasarkan hal tersebut, pada (2012: 63), Standar Kompetensi (SK)
pembelajaran ini, guru menggunakan dalam KTSP bidang studi bahasa
metode diskusi. Hal ini bertujuan Indonesia (yang memuat empat
menciptakan interaksi atau bertukar keterampilan berbahasa) harus
pikiran melalui diskusi antara siswa dijabarkan lebih lanjut dalam format
dan siswa lainnya guna menemukan silabus yang memuat indikator yang
kerangka-kerangka sinopsis novel operasional, materi pembelajaran
remaja Indonesia yang sudah yang sesuai, strategi pembelajaran
dibacakan. Selain itu, melalui metode yang kontekstual, jam pertemuan
ini, guru juga menanamkan rasa yang proporsional, dan alat evaluasi
tanggung jawab terhadap diri siswa, yang valid. Berdasarkan silabus itulah,
melalui kemampuan siswa dalam guru dapat menyusun program
mengerjakan tugas kelompok. tahunan (prota), program semester
Pada kegiatan penutup, pertama- (promes), dan rencana
tama, guru mengevaluasi melalui pelaksanaanpembelajaran (RPP)
kegiatan tanya jawab dengan yang siap dilaksanakan dalam
memberikan beberapa pertanyaan pembelajaran bagi siswanya.
terkait materi yang sudah diajarkan. Dalam proses belajar mengajar di
Untuk memotivasi belajar siswa, guru kelas, guru menggunakan media buku
memberikan nilai tambahan kepada teks sebagai pedoman pembelajaran
siswa yang menjawab pertanyaan pada materi membuat sinopsis novel
guru selama proses tanya jawab. remaja Indonesia kelas VIII C SMPN 2
Setelah itu, guru mengakhiri Sawan. Hal ini sejalan dengan
9
pendapat Sriasih (2008: 22), buku khususnya pada materi membuat
teks merupakan buku pelajaran dalam sinopsis novel remaja Indonesia.
bidang studi tertentu, yang merupakan Beberapa siswa memiliki motivasi
buku standar, yang disusun oleh para dalam menerima pelajaran yang
pakar dalam bidang itu dengan dibuktikan dengan antusias dalam
maksud-maksud dan tujuan belajar, memperhatikan guru saat
instruksional, yang diperlengkapi mengajar, aktif dalam menjawab
dengan sarana-sarana pengajaran pertanyaan guru, ataupun bertanya
yang serasi dan mudah dipahami oleh ketika ada hal yang belum dimengerti.
para pemakainya di sekolah-sekolah Akan tetapi, tidak sedikit siswa yang
dan perguruan tinggi sehingga dapat kurang memiliki motivasi selama
menunjang pengajaran. kegiatan belajar mengajar. Hal ini
Selain menggunakan buku teks, ditunjukkan oleh sikap siswa yang
dalam memberikan materi membuat tidak memperhatikan guru saat proses
sinopsis, guru juga menggunakan belajar mengajar berlangsung,
metode ceramah, diskusi, dan tanya mengobrol dengan teman
jawab untuk menjelaskan materi sebangkunya, menggambar pada
secara terperinci. Hal tersebut sejalan buku tulis, dan bahkan mengerjakan
dengan pendapat Roestiyah (2008: tugas yang tidak berkaitan dengan
36) yang mengatakan bahwa metode mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal
ceramah adalah suatu cara mengajar seperti itulah yang menyebabkan
yang digunakan untuk menyampaikan pembelajaran tidak kondusif. Namun,
informasi keterangan atau uraian seperti yang telah dibahas pada hasil
tentang suatu pokok persoalaan serta penelitian bahwa guru dan siswa juga
masalah lisan. Pada tahap ini, guru mengalami kendala dalam
juga berperan untuk menanyakan melaksanakan pembelajaran bahasa
keterlibatan siswa dengan cerpen Indonesia pada materi membuat
atau novel tersebut. Kemudian, guru sinopsis novel remaja Indonesia.
meminta komentar siswa terkait Terkait kendala tersebut,
kemampuan teknik pengarang dalam berdasarkan hasil wawancara peneliti
mengelola unsur-unsur cerpen atau dengan guru bahasa Indonesia yang
novel, relevansi cerpen atau novel mengajar di kelas VIII C, yaitu I Made
tersebut dengan kebutuhan siswa Sucita, menjelaskan ketika mengajar
pribadi, kehidupan pribadi siswa, dengan menggunakan media buku
ataupun kehidupan masyarakat teks adalah siswa kurang memahami
secara luas (Emzir, 2015: 255). contoh pada buku teks. Hal ini juga
Selanjutnya, terkait kendala- dikarenakan oleh banyak siswa yang
kedala yang memengaruhi tidak mempunyai dan tidak membawa
ketidakefektifan penggunaan media buku teks saat pembelajaran
buku teks dalam pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini, guru
bahasa Indonesia pada materi cenderung memilih buku teks dengan
membuat sinopsis novel remaja mempertimbangkan buku teks mudah
Indonesia kelas VIII C di SMP Negeri didapatkan, menarik, dan dapat
2 sawan yakni guru dan siswa. dipahami oleh guru itu sendiri. Namun,
Berdasarkan observasi yang guru jarang memilih buku yang mudah
dilakukan saat pembelajaran didapatkan, menarik, dan dapat
berlangsung, siswa memiliki motivasi dipahami oleh siswa. Hal tersebut
yang berbeda-beda dalam menerima didukung oleh pendapat Sriasih (2008:
pelajaran bahasa Indonesia, 34), seorang guru harus mampu
10
memilih buku teks yang berkualitas permasalahan juga berkaitan dengan
dan bermutu, semakin baik kualitas fasilitas yang dimiliki oleh sekolah
buku teks, semakin sempurna untuk menunjang proses belajar
pengajaran mata pelajaran yang mengajar di sekolah. Salah satu
ditunjangnya. fasilitas yang sangat mendukung
Selanjutnya, kendala guru pada proses belajar mengajar adalah
bagian penutup, yakni melaksanakan ketersedian buku teks di perpustakaan
evaluasi. Evaluasi merupakan salah SMP Negeri 2 Sawan. Dengan fungsi
satu cara untuk mengetahui teks sebagai sumber, akan
pemahaman siswa dan untuk memungkinkan siswa dapat belajar
mengetahui tercapainya tujuan sendiri di rumahnya tanpa bimbingan
pembelajaran. Penilaian yang guru, juga dapat dimanfaatkan di
dilakukan diharapkan tidak terlepas perpustakaan (Sriasih, 2008: 54).
dari ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Setiap mengakhiri SIMPULAN DAN SARAN
pelajaran guru diharapkan melakukan Berdasarkan hasil penelitian dan
evaluasi untuk mengetahui siswa pembahasan di atas dapat
dapat memahami materi yang telah disimpulkan sebagai berikut. Pertama,
disampaikan atau tidak. Namun, pada penggunaan media buku teks dalam
proses pembelajaran berlangsung, pembelajaran bahasa Indonesia pada
guru kekurangan waktu dalam materi membuat sinopsis novel remaja
menyelesaikan pembelajarannya. Hal Indonesia kelas VIII C SMP Negeri 2
ini terlihat, guru tidak mengevaluasi Sawan, yaitu guru menggunakan
pembelajaran secara keseluruhan, media buku teks sebagai sumber atau
bahkan tidak memberikan tugas pedoman pembelajaran. Sebelum
rumah atau tugas tambahan kepada melaksanakan pembelajaran, guru
siswa. Dengan melakukan evaluasi menyusun RPP berdasarkan silabus
pada akhir proses pembelajaran, dan kurikulum yang berlaku, yakni
dapat meningkatkan KTSP dan selanjutnya diaplikasikan
keantusiasan/perhatian siswa dalam ke pembelajaran dengan bantuan
mengikuti kegiatan belajar. media buku teks. Pada umumnya,
Kemudian, kendala yang dihadapi saat pelaksanaan pembelajaran, guru
oleh siswa dalam mengikuti proses menggunakan buku teks, mulai dari
belajar mengajar adalah siswa tidak tujuan pembelajaran, materi
memiliki buku teks sebagai pedoman pembelajaran, dan contoh teks
pembelajaran. Hal ini juga berdampak khususnya pada materi membuat
pada keaktifan siswa yang monoton sinopsis novel remaja Indonesia.
pada buku teks dalam mengikuti Berdasarkan hal tersebut, dapat
pelajaran. Ketika siswa memiliki buku, dikatakan bahwa guru yang mengajar
mereka bisa menjawab pertanyaan di kelas VIII C SMP Negeri 2 Sawan
yang diberikan oleh guru, sedangkan pada materi membuat sinopsis novel
siswa yang tidak memiliki buku teks remaja Indonesia kurang memadai
diibaratkan sebagai pelengkap di dalam menggunakan media buku
ruangan kelas. Hal ini diakibatkan oleh teks. Kedua, kendala-kendala yang
kurangnya kesadaran siswa untuk memengaruhi ketidakefektifan
memiliki buku teks siswa sebagai penggunaan media buku teks dalam
pendamping pembelajaran. pembelajaran bahasa Indonesia pada
Berdasarkan pengamatan penulis, materi membuat sinopsis novel remaja
selain permasalahan di ruangan kelas, Indonesia kelasa VIII C di SMP Negeri
11
2 Sawan, yakni berasal dari guru dan bahan pertimbangan untuk mengambil
siswa. Kendala-kendala yang dialami kebijakan atau tindak lanjut terhadap
oleh guru pada saat pembelajaran kelangsungan proses pembelajaran
yakni guru kekurangan waktu dalam yang dilaksanakan oleh guru,
menyelesaikan pembelajaran dan khususnya penyediaan fasilitas buku
cara membuat siswa agar tidak teks. (4) Bagi peneliti lain, diharapkan
mudah bosan untuk mendengarkan dapat melakukan penelitian sejenis
materi, sedangkan, kendala-kendala dengan cakupan yang lebih luas
yang memengaruhi siswa saat sehingga jangkauan wawasan
pembelajaran, yakni tidak semua penelitian ini semakin luas.
siswa memiliki buku teks, siswa sulit
memahami contoh sinopsis novel DAFTAR RUJUKAN
pada buku teks, kemampuan siswa Emzir dan Saifur Rohman. 2015. Teori
dalam membuat sinopsis novel remaja dan Pengajaran Sastra. Jakarta:
Indonesia sangat rendah, menemukan PT. Raja Grafindo Persada.
novel remaja Indonesia cukup susah, Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan
membaca novel membutuhkan Guru Berdasarkan Pendekatan
kosentrasi, dan waktu yang cukup Kompetensi. Jakarta: PT. Bumi
lama. Selain itu, kurangnya Aksara.
ketersedian buku teks di perpustakaan Muslich, Masnur. 2012. Bahasa
SMP Negeri 2 Sawan sebagai sumber Indonesia pada Era Globalisasi.
pengetahuan. Oleh karena itu, Jakarta: Bumi Aksara.
pembelajaran membuat sinopsis novel Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori
remaja Indonesia di kelas VIII C SMP Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Negeri 2 Sawan kurang memadai. Universitas Gadjah Mada.
Berdasarkan simpulan di atas, Nurgiyantoro, Burhan. 2004.
dapat diajukan beberapa saran terkait “Penilaiaan Pembelajaran Sastra
dengan hasil penelitian yang Berbasis Kompetensi” FBS
dilakukan oleh peneliti sebagai Universitas Negeri Yogyakarta.
berikut. (1) Saran bagi guru. Pertama, Diksi Volume 11, No.1
guru bahasa Indonesia hendaknya Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar
mampu mengembangkan proses Mengajar. Jakarta: PT RINEKA
belajar mengajar menjadi lebih CIPTA
menarik dan bervariasi, serta Sriasih, Sang Ayu. 2008. Telaah Buku
meningkatkan kreativitas apresiasi Teks. Buku Ajar/modul (belum
sastra dalam pencapaian hasil belajar diterbitkan). Singaraja: Universitas
yang maksimal. Kedua, guru bahasa Pendidikan Ganesha.
Indonesia harus mampu memberikan Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
solusi terhadap kendala-kendala yang Pendidikan. Bandung: Alvabeta.
dihadapi oleh siswa saat Wirajaya. A & Sudarmawati. 2008.
pembelajaran membuat sinopsis novel Berbahasa dan Bersastra
remaja Indonesia. (2) Saran bagi Indonesia untuk SMP/MTS Kelas
siswa. Siswa hendaknya lebih aktif VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan
dalam proses belajar sehingga Departemen Pendidikan Nasional
mampu meningkatkan kemampuan Tahun 2008.
pemahaman siswa terkait membuat
sinopsis novel remaja Indonesia. (3)
Saran bagi pihak sekolah. Bagi pihak
sekolah, penelitian ini dapat dijadikan
12

Anda mungkin juga menyukai