Anda di halaman 1dari 11

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI

KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA


DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING
(CTL) PADA SISWA

Roy Citra Centuri Saragih1


Dr.Nyiayu Fahriza Fuadiah, S.Si., M.Pd2

1)
Mahasiswa Program Studi PGSD, Fakultas KependidikanIlmu Pendidikan Universitas
Terbuka
2)
Tutor Karil Program Studi PGSD, Fakultas Kependidikan Ilmu Pendidikan Universitas
Terbuka

1)
Email : citrasaragih2019@gmail.com

nyiayufahriza@gmail.com 2)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil pengamatan peneliti pada dalam melaksanakan
pembelajran di SD Negeri 097801 Limag khususnya pada pembelajaran IPS materi keragaman suku
bangsa dan budaya di Indonesia menggunakan metode ceramah yaitu metode yang menuntut siswa
mendengarkan lebih banyak penjelasan dari guru. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar pada pelajaran IPS topik Keragaman Suku dan Budaya di Indonesia dengan metode
Contextual Teaching Learning (CTL), yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan menggunakan
jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini
dibagi menjadi 2 siklus, siklus 1 tingkat ketuntasannya sebesar 65% dan siklus II 90%. Maka
disimpulkan bahwa metode Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik dalam pembelajaran IPS pada materi keragaman suku dan budaya di Indonesia yang
dilaksanakan di SD Negeri 097801 Limag. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan
metode Contextual Teaching Learning (CTL) dapat menciptakan pembelajaran efektif dan tujuan
tersampaikan dengan tepat pada pembelajaran IPS dengan topik materi keberagaman suku dan
budaya di Indonesia di IV SD Negeri 097801 Limag.
Kata kunci : Contextual Teaching Learning, Hasil Belajar.

PENDAHULUAN

Menurut UUD 1945, salah satu harapan bangsa dan negara Indonesia adalah
mencerdaskan masyarakat. Hampir setiap bangsa di dunia, termasuk Indonesia, memiliki
tujuan yang tetap (Auliah et al., 2021).

Pendidikan menurut Yuwono (2018) adalah proses pengarahan energi bawaan yang
ada pada anak untuk memaksimalkan kepuasannya baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat. Artinya kurikulum dengan pembelajaran mempunyai hubungan yang
sangat penting menjadi bagian dari pendidikan, meningkatkan potensi kemampuan yang
dalam diri untuk menghadapi masa depan yang berakhlak mulia (Sulastri et al., 2020).
Pendidikan ialah usaha pengembangan potensi dan keterampilan yang dilakukan secara
sadar dan terencana yang ada pada diri dan akhlak mulia baikitu kebutuhan individual
maupun dalam lingkungan masyarakat dan bernegara (Sukemi, 2019).

Belajar adalah suatu proses yang melibatkan orang-orang dan lingkungannya


berinteraksi untuk membawa perubahan jangka panjang dalam perilaku, sikap, kebiasaan,
pengetahuan, dan keterampilan (Khairunnisak, 2015, hlm. 5). Pendidikan IPS yang terdepan
di Indonesia. Seiring dengan perubahan keadaan bangsa Indonesia, pendidikan IPS di negara
tersebut mengalami sejumlah penyesuaian. Kurikulum IPS yang diajarkan di Indonesia saat
ini berbeda dengan kurikulum IPS yang diperkenalkan pada awalnya. Pendidikan IPS
Indonesia tidak lepas dari kemajuan pendidikan IPS di luar negeri, khususnya di Amerika
dan Inggris. Menurut Rudy Gunawan (2016: 20), istilah “ilmu sosial” digunakan untuk
menggambarkan bidang studi yang berasal dari Amerika Serikat dan diperkenalkan ke
Indonesia. Pemikiran IPS Amerika yang dipandang sebagai negara dengan pengalaman yang
luas dan reputasi akademik yang besar dalam mata pelajaran tersebut, berdampak besar pada
konsepsi IPS di Indonesia (Huriah Rachmah, 2014: 43).

Pembelajaran kontekstual, juga dikenal sebagai Contextual Teaching and Learning


(CTL) ialah metode pengajaran yang menghubungkan informasi dengan kehidupan aktual
siswa sehari-hari. Menurut Komalasari (2017), pembelajaran kontekstual ialah strategi
pembelajaran yang menghubungkan pelajaran yang didapatkan dengan
kehidupanpesertadidikkesehari-harian, baik itu di sekolah, masyarakat, mapun negara agar
membantu mereka memahami relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Pengajaran dan pembelajaran kontekstual (CTL), juga dikenal sebagai pembelajaran
kontekstual, adalah strategi pengajaran yang menghubungkan pengetahuan dengan
pengalaman aktual siswa sehari-hari. Untuk membantu siswa menyadari relevansi konten
dengan kehidupan sehari-hari, Komalasari (2017) mendefinisikan pembelajaran kontekstual
sebagai pendekatan pembelajaran yang menghubungkan pengetahuan yang diajarkan dengan
kehidupan nyata siswa di rumah, sekolah, masyarakat, dan sebagai warga negara.

Aspek-aspek kajian yang penulis lakukan sama-sama menggunakan metode yang sama
untuk meningkatkan hasil belajar setelah peneliti membaca dan menelaah sejumlah publikasi
ilmiah sebelumnya. Penelitian ini berjudul Menggunakan Pendekatan CTL untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS di Sekolah Dasar dan dilakukan oleh Nurafni (2013).
Menurut temuan penelitian ini, Siswa di kelas empat sekolah dasar dapat mempelajari mata
pelajaran sains dengan lebih efektif jika menggunakan Pendekatan Kontekstual. Strategi
CTL dapat meningkatkan hasil belajar saintifik siswa kelas IV SD Negeri 097801 Limag,
demikian temuan penelitian tersebut. Penelitian Poppy (2010) yang berjudul Pengaruh
Pembelajaran pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar IPS Siswa SD kelas IV. Hal ini
berusaha menjelaskan bagaimana pembelajaran kontekstual mempengaruhi hasil belajar IPS
siswa di sekolah dasar. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil pembelajaran siklus I (64%),
dan siklus II (72,14%). Tujuan umum dari beberapa pernyataan penelitian di atas adalah
untuk peningkatkan hasil belajar murid dengan menerapakan strategi CTL. Topik, isu, dan
tempat kawasan atau tempat itulah yang membedakan tesis peneliti dengan tesis sebelumnya.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengalaman peneliti saat melakukan pembelajaran


di SD Negeri 097801 Limag karena rendahnya hasil belajar murid pada pelajaran IPS materi
keragaman suku dan budaya di Indonesia. Kegiatan belajar mengajar yang kurang ideal
niscaya akan menghasilkan hasil belajar yang kurang ideal pula. Nilai rata- rata yang rendah
yaitu 53,50 untuk materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia bagi murid kelas
IV SD Negeri 097801 Limag semester ganjil tahun pelajaran 2023/2024, sedangkan KKM
yang ditetapkan ialah 65,00, menunjukkan rendahnya hasil belajar murid padamata IPS.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS Materi
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia dengan metode CTL (Contextual
Teaching and Learning) pada Siswa Kelas IV. Dari permasalahan tersebut di atas, peneliti
memutuskan akan melakukan penelitian dengan judul, “Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia dengan metode CTL (Contextual
Teaching and Learning) pada Siswa”.

METODE PENELITIAN
Penelitian pembelajaran ini dilakukan dengan menerapkan metodologi PTK dan
reflektif terkait dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti, mulai dari
pembuatan rencana hingga evaluasi tindakan tertentu di kelas dengan tujuan meningkatkan
keadaan belajar (Devimar et al., 2022).

Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan hasil belajar IPS materi keragaman
suku bangsadan budaya di Indonesia dengan Metode CTL (Contextual Teaching and
Learning). Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada peserta didik Kelas IV SD Negeri
097801 Limag.
Pelaksanaan pembelajaran peningkatan hasil belajar IPS ini dilaksanakan di kelas IV
SD Negeri 097801 Limag, dengan menggunakan 2 Siklus. Siklus 1 ini dilaksanakan pada
hari Senin, 9 Oktober 2023 dan siklus 2 dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Oktober 2023.
Merencanakan Perbaikan RPP Siklus 1 dan RPP Siklus 2, serta memperbaiki metode
pembelajaran dan media pembelajaran.

Pengamatan/ Instrumen pada pengamatan akan dilakukan oleh tutor yang akan menjadi
bahan masukan untuk peneliti. Peneliti meneliti, mengamati, dan memperhitungkan
pengaruh dari dan menggunakan kriteria tertentu yang ditentukan. Peneliti dapat mengubah
dan menyempurnakan objek yang dievaluasi berdasarkan temuan refleksi tersebut.

Tahapan-tahapan pembelajaran dilaksanakan sebagai berikut :

Gambar 1. Tahap-tahap PTK


Peneliti menjadwalkan kegiatan dalam dua siklus untuk memungkinkan pembelajaran
melalui partisipasi kelas dan untuk lebih jelas mengevaluasi bagaimana hasil belajar murid
berkembang. Pada siklus II akan dikaji masalah-masalah yang bersumber dari kontemplasi
siklus I.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan belajar mengajar yang kurang ideal niscaya akan menghasilkan hasil belajar
yang kurang ideal pula. Nilai rata- rata yang rendah yaitu 53,50 untuk materi keragaman
suku bangsa dan budaya di Indonesia bagi murid kelas IV SD Negeri 097801 Limag
semester ganjil tahun pelajaran 2023/2024, sedangkan KKM yang ditetapkan ialah 65,00,
menunjukkan rendahnya hasil belajar murid pada mata IPS. Tujuan dari penelitian ini ialah
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS Materi Keragaman Suku Bangsa dan
Budaya di Indonesia dengan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) pada Siswa
Kelas IV
Penelitian siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 9 Oktober 2023 dengan tujuan untuk
meningkatkan metode mengajar pada mata pelajaran IPS dengan keberagaman suku dan
budaya di Indonesia. Dalam penelitian ini, proses disusun dalam beberapa siklus.
Merencanakan, melakukan, mengamati, dan merefleksi membentuk setiap siklus. Pada tahap
perencanaan, guru membuat RPP berdasarkan analisis temuan siklus I, dengan
penekanan khusus pada penggunaan teknik CTL. Pada saat kegiatan ini dilaksanakan,
peneliti mengajar kelas IPS dengan menggunakan metode CTL dengan topik keragaman
suku dan budaya Indonesia.

Berdasarkan hasil pengamatan guru pembimbing maka, refleksi yang dapat dinyatakan
pada siklus I menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran CTL untuk meningkatkan
pembelajaran IPS pada topik keberagaman suku dan budaya di Indonesia siklus I ini sudah
mencapai rata-rata indikator keberhasilan. Dari 20 siswa pada sisklus I terdapat sebanyak 13
siswa sudah mencapai KKM atau sekitar 65%, sehingga penerapan pembelajaran dengan
metode CTL untuk meningkatkan pembelajaran lagi perlu lebih ditingkatkan lagi pada siklus
II. Berikut table hasil belajar Siklus I.
Tabel 1. Hasil belajar Siklus I
Tidak Nilai
Siklus Tuntas Persentase
Tuntas Rata-rata

I 13 7 60,05 65%

Terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan siklus I yang harus diselesaikan adalah
media pembelajaran yang masih kurang lengkap, seperti yamg kita ketahui mengajar pada
usia tingkat SD khususnya kelas IV sangat diharapkan menggunakan media yang benar-
benar dapat langsung diterima siswa, artinya media tersebut nyata dipahami dan dimengerti
anak secara lansung. Untuk itu guru harus lebih banyak lagi mempersiapkan media yang
mampu menarik minat siswa, misalnya boleh menggunakan proyektor atau media elektronik
lainnya sehingga pada saat ini masih dibutuhkan perbaikan pembelajaran pada siklus II yang
diharapkan nantinya mampu untuk lebih baik lagi.
Siklus II ini dilakukan pada hari Jumat, 13 Oktober 2023. Prosedur pembelajaran
dilaksanakan berdasarkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan siklus II
telah menggunakan metode CTL untuk pembelajaran IPS dengan muatan keragaman suku
dan budaya Indonesia. Siklus II dilaksanakan selama satu pertemuan, kemudian langsung
diadakan evaluasi.
Pada perencanaan siklus II ini, pendidik menyusun rencana proses perbaikan
pembelajaran yang akan diadakan di SD Negeri 097801 Limag kelas IV. Alat atau media
yang dipersiapkan dalam rencana pembelajaran ini adalah perangkat pembelajaran berupa
RPP, Gambar-gambar keberagaman suku dan budaya di Indonesia, lembar tugas dan lembar
observasi.
Pada saat pembelajaran berlangsung dalam video pembelajaran, tutor pembimbing
melakukan pengamatan. Hasil pembelajaran pada siklus II dapat meningkatkan hasil
belajar dimana sudah mendapat nilai melampaui indikator keberhasilan dibandingkan
dengan siklus I. Dari 20 siswa pada sisklus I terdapat sebanyak 18 siswa sudah mencapai
KKM atau sekitar 90%, sehingga pembelajaran dengan penerapan metode CTL sudah dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Untuk lebih jelas perhatikan table berikut.
Tabel 2. Hasil Belajar Siklus II
Tidak Nilai
Siklus Tuntas Persentase
Tuntas Rata-rata

II 18 2 80,28 90%

Berdasarkan refleksi siklus II ini, terlihat jelas mengapa pendekatan pembelajaran CTL
(Contextual Teaching and Learning) telah meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV tentang
keragaman suku dan budaya di Indonesia, meningkatkan indikator keberhasilan belajar dari
65% menjadi kurang lebih 90%. Oleh karena itu, pembelajaran mata pelajaran IPS Kelas IV
pada SD Negeri 097801 Limag dengan topik keberagaman suku dan budaya di Indonesia
dengan metode CTL dinyatakan berhasil dengan nilai cukup baik dan dicukupkan sampai
siklus II ini.
Hasil penerapan metode CTL pada siklus I menunjukkan proses pembelajaran sudah
ada sedikit peningkatan, dan guru mengajar tidak lagi secara tradisional. Hanya saja guru
masih kurang dalam penggunaan media pembelajaran. Hasil nilai rata-rata yang didapat di
siklus I ini ialah 6,05. Berdasarkan nilai tersebut dijelaskan bahwa pada video pembelajaran
siklus I sudah terlihat proses pembelajaran telah mengalami perubahan, namun masih perlu
perbaikan pada satu sisi. Perbaikan ini dilakukan karena nilai yang didapat masih terkesan
belum memberikan kepuasan sebagai hasil perbaikan pembelajaran.

Penerapan metode CTL pada siklus I menunjukkan proses pembelajaran yang tidak
vakum atau tidak seutuhnya lagi guru yang mendominasi kelas dibandingkan pada tahap pra
siklus. Maka metode CTL ini akan dilaksanakan kembali pada perbaikan siklus II ditambah
dengan memperbanyak media pembelajaran.

Materi tentang keragaman suku dan budaya di Indonesia digunakan untuk


menyempurnakan pembelajaran IPS di kelas IV di siklus II yang menunjukkan bahwa rata-
rata hasil belajar siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan
dengan hasil siklus I. Siklus II merupakan peningkatan atau kelanjutan pembelajaran dari
siklus I. Persentase peserta didik yang lulus meningkat dari 65% pada siklus I jadi 90% pada
siklus II dengan nilai rata-rata 82,8, sesuai dengan data yang dikumpulkan setiap siklus.

Untuk lebih jelasnya perhatikan table dan grafik perbandingan hasil belajar siklus 1
dan 2 berikut ini:
Tabel 3. Perbandingan siklus I dan II

Tidak Nilai
Siklus Tuntas Persentase
Tuntas Rata-rata

I 13 7 60,05 65%

II 18 2 80,28 90%

Untuk melihat peningkatan hasil belajar, perhatikan grafik di bawah ini.

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Siklus I Siklus II

Tuntas Nilai Rata-rata Persentase Ketuntasasn

Gambar 2. Perbandingan Siklus I dan II

Berdasarkan nilai yang didapatkan, tampakbahwa kualitas pembelajaran IPS yang


dimaksud mengalami perubahan yang lebih baik. Ini berarti penggunaan metode CTL
berhasil diterapkan pada pelajaran IPS dengan materi topik keragaman suku dan budaya di
Indonesia. Keberhasilan ini juga tidak terlepas dari kemampuan guru dalam melakukan self-
test dan bimbingan dari tutor, sehingga pembelajaran IPS benar-benar mendapatkan suasana
yang menyenangkan.
KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terjadi peningkatan pembelajaran dengan
menggunakan metode CTL di SD Negeri 097801 Limag, yaitu pada siklus I dan siklus II
dengan nilai rata-rata perolehan masing-masing siklus 60,5 dan 82,8. Namun, pada bagian
siklus I ini pembelajaran belum mendapat tanggapan atau nilai yang belum begitu baik
sehingga dapat dinyatakan bahwa pembelajaran pada siklus I ini masih mendapat nilai yang
cukup. Kemudian pada siklus II dilaksanakan dengan meningkatkan media pembelajaran
atau alat pembelajaran yang mendukung serta dengan menerapkan metode CTL, sehingga
nilai pada siklus II ini meningkat secara signifikan, artinya perbaikan pembelajaran
meningkat dengan baik. Sehingga pembelajaran dihentikan pada siklus II. Berdasarkan
refleksi siklus II ini, terlihat jelas mengapa pendekatan pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning) telah meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV tentang keragaman
suku dan budaya di Indonesia, meningkatkan indikator keberhasilan belajar dari 65%
menjadi kurang lebih 90%. Oleh karena itu, pembelajaran mata pelajaran IPS Kelas IV pada
SD Negeri 097801 Limag dengan topik keberagaman suku dan budaya di Indonesia dengan
metode CTL dinyatakan berhasil dengan nilai cukup baik dan dicukupkan sampai siklus II
ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan metode CTL dapat
meningkat hasil belajar siswa kelas IV.

SARAN
Berdasarkan kesimpulan tersebut hendaknya pendidik dapat menciptakan situasi
belajar yang menarik dan menyenangkan dengan melakukan metode pembelajaran yang tepat
sehingga peserta didik merasa tidak bosan ketika mengikuti proses pembelajaran khususnya
pembelajaran Bahasa Indonesia. Guru harus menggunakan permainan kartu kata yang
menggabungkan presentasi konten, kegiatan kelompok/tim, tes/ kuis individu, perhitungan
skor pertumbuhan individu, dan penghargaan kelompok untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Siswa juga dituntut untuk berpartisipasi penuh dalam pembelajaran mereka sesuai
dengan harapan, yang akan membantu mereka memahami informasi yang disampaikan
pendidik kepada mereka dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Devimar, H., Daulay, M. I., & Nurmalina, N. (2022). Peningkatan Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Talking
Stick. 4, 1349–1358. Kompetensi. Jakarta: Kencana.
Hania, P., Setyawan, A., & Citrawati, T. (2020). Pemanfaatan Alat Peraga IPS Menggunakan
Metode Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Kelas IV SDN Mlajah 1 Bangkalan. Prosiding Nasional
Pendidikan: LPPM IKIP PGRI Bojonegoro, 1(1), 307-311. Retrieved from:
https://prosiding.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/Prosiding/article/view/1052

Huriah Rachmah. 2014. Pengembangan Profesi Pendidikan IPS.Bandung. Alfabeta


Khairunnisak. 2015. Penggunaan Media Kartu Kata Sebagai Strategi Dalam Pembelajaran
Membaca Permulaan: Studi Kasus Di Madrasah Obtidaiyah Negeri Rukoh,
Banda Aceh. Jurnal Pencerahan. Vol. 9(2): Hal 66-82
Komalasari, K. (2017). Pembelajaran kontekstual: konsep dan aplikasi. Bandung: Refika
Aditama.
Pangemanan, A. (2020). Application of Contextual Teaching and Learning Approach on
Statistics Material Against Student Results. International Education Studies,
13(4), 1. https://doi.org/10.5539/ies.v13n4p1
Pramudya, L. N., Nurtamam, M. E., & Siswoyo, A. A. (2021). Pengaruh Metode Permainan
Berdasarkan Teori Diesnes Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV
SDN Grabagan Sidoarjo. Retrieved from:
https://pta.trunojoyo.ac.id/welcome/detail/140611100033

Rudy Gunawan. 2016. Pendidikan IPS, Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Sukemi, S. (2019). Kartu kata bergambar meningkatkan kemampuan bahasa anak. Prosiding
Seminar Nasional Magister Psikologi Universitas Ahmad Dahlan, 546–552.
Sulastri, H. M., Saleh, Y. T., & Sunanih, S. (2020). Pengaruh Media Kartu Kuartet
Terhadap Kemampuan Membaca Siswa Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia.

Suprijono, Agus. (2015). Cooperative learning teori dan aplikasipaikem. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Taconis, R. ,Brok, P. D, &Pilo , A. (2016). Teachers creating context. AW Rotterdam, The
Netherlands: Sense Publishers.
Yuwono, I. (2018). Efektifitas Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pelafalan Kosakata Bahasa Inggris Pada Anak Autis Kelas VII
Di SLB Negeri Pelambuan Banjarmasin. Univeristas Lambung Mangkurat.
W Anitah Sri, dkk (2018). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai