Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN LITERASI SAINS TERHADAP


SIKAP ILMIAH SISWA SEKOLAH DASAR

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Metodologi Penelitian

Disusun oleh:

Shafira Aura Azzahra – 1107620235

Kelas E PGSD 2020

Dosen pengampu:

Prayuningtyas, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakathu

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT


karena atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Korelasi antara
Kemampuan Literasi Sains terhadap Sikap Ilmiah Siswa Sekolah Dasar”.
Penyusunan proposal penelitian ini dibuat sebagai salah satu syarat
menyelesaikan mata kuliah Metodologi Penelitian.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini


melalui proses yang panjang. Penulis juga menyadari bahwa proposal
penelitian ini dapat terselesaikan karena banyak pihak yang turut serta
membantu, membimbing, memberi petunjuk, saran dan motivasi. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan ucapan rasa terima kasih, terutama
kepada:

1. Ibu Prayuningtyas, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata


kuliah Metodologi Penelitian atas segala saran dan kritik yang telah
diberikan kepada penulis.
2. Orang tua penulis atas segala dukungan baik materi maupun
nonmateri yang telah diberikan.
3. Teman-teman Kelas E PGSD 2020.

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun
akan berguna untuk penulisan selanjutnya yang lebih baik. Semoga
proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.

Waasalamua’alaikum Wr.Wb

Bekasi, Januari 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development), Indonesia berada di urutan 74 dari 79 negara dalam
survei kemampuan literasi penduduknya. Di sisi lain, menurut
UNESCO dari banyaknya anak-anak di Indonesia hanya 0,01% yang
gemar membaca. Hal ini menunjukkan bahwa literasi menjadi hal yang
harus diperhatikan oleh pendidikan Indonesia. Literasi mengacu pada
kemampuan informasi dan komunikasi. Kemampuan tersebut meliputi
mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan
mengomunikasikan informasi. Terdapat istilah yang lebih spesifik
mengenai literasi yaitu literasi sains. Literasi sains mengacu pada
kemampuan tiap individu dalam mengumpulkan, mengolah, dan
mengomunikasikan sains. Literasi sains meliputi beberapa unsur, yaitu
pengetahuan sains, pengembangan sikap ilmiah, dan pemahaman
siswa terhadap sains. Berdasarkan hal tersebut, literasi sains memiliki
hubungan erat dengan sikap ilmiah siswa.
Sikap ilmiah adalah sikap yang ditandai dengan adanya
kemampuan siswa dalam memahami dan mengembangkan ilmu
pengetahuan yang ia temukan. Aktivitas yang mencerminkan sikap
ilmiah adalah proses mengamati, mengkategorikan, menginterpretasi,
mengajukan pertanyaan, berhipotesis, bereksperimen, dan
mempresentasikannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti
merasa penting melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan
kemampuan literasi sains dan sikap ilmiah siswa. Hal ini karena salah
satu unsur esensial literasi sains adalah pengembangan sikap ilmiah.
Oleh sebab itu, dilakukan penelitian yang berjudul “Korelasi antara
Kemampuan Literasi Sains terhadap Sikap Ilmiah Siswa Sekolah
Dasar”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah kemampuan literasi sains mempunyai korelasi terhadap
sikap ilmiah siswa sekolah dasar?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menjelaskan korelasi kemampuan literasi sains terhadap
sikap ilmiah siswa sekolah dasar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Literasi Sains

Secara bahasa, literasi sains tersusun dari dua kata yaitu literatus
yang memiliki arti melek huruf dan scientia yang memiliki arti
berpengetahuan. Literasi sains merupakan kemampuan mengolah
pengetahuan sains, memahami pertanyaan, dan menyimpulkannya
berdasarkan bukti-bukti yang ada, hal ini dilakukan dalam rangka
memahami serta membuat keputusan mengenai alam dan perubahannya
karena aktivitas manusia atau alam itu sendiri.

Literasi sains mengacu pada keahlian individu dalam memahami,


mengomunikasikan, dan mengaplikasikan pengetahuan ilmiah atau sains
sehingga sikap dan kepekaannya terhadap diri sendiri dan lingkungan
dapat berkembang dan diharapkan mampu memecahkan masalah
berdasarkan pertimbangan ilmiah. Menurut pendapat Harlen (2004) yang
dikutip dari artikel Dirasa dkk, terdapat unsur-unsur penting pada literasi
sains yaitu pengetahuan sains, proses ilmiah, pengembangan sikap
ilmiah, dan pemahaman siswa terhadap sains sehingga siswa tidak hanya
mengetahui konsep sains, tetapi juga menerapkan keterampilan ilmiah
dalam memecahkan berbagai masalah dan membuat keputusan
berdasarkan pertimbangan ilmiah.

Untuk meningkatkan kemampuan literasi sains, perlu melakukan


beberapa hal yaitu menerapkan pembelajaran sains yang menyenangkan
dan bermakna dengan mengembangkan sikap, gagasan, dan
keterampilan proses sains melalui kegiatan penemuan ilmiah.

2.1.2 Sikap Ilmiah

Dalam pembelajaran sains, salah satu hal yang perlu diperhatikan


adalah sikap ilmiah. Sikap ilmiah muncul dari interaksi yang terjadi antara
individu dengan lingkungan. Sikap terbentuk dari proses kognitif yang
terjadi pada pembelajaran sains yang efektif dan efisien. Terbentuknya
sikap akan mempengaruhi perilaku sehari-hari suatu individu. Sikap
sebagai kecenderungan untuk berpikir, merasa, memahami, dan
bersikap terhadap objek kognitif. Sikap ilmiah sendiri terbagi menjadi
dua, yaitu sikap yang fokus pada sains sebagai sudut pandang kita
terhadap dunia yang berguna bagi pengembangan karir di masa
depan dan sikap untuk memecahkan suatu masalah. Sikap ilmiah
merupakan aturan perilaku yang ilmuwan lakukan ketika dalam
penyelidikan ilmiah. Sikap ilmiah merupakan kemampuan untuk
bereaksi secara konsisten, rasional, dan objektif dengan cara tertentu
dalam setiap permasalahan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober –
November 2022. Lokasi penelitian berada di SD Negeri Sumber Jaya
06, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Proses pengumpulan data melalui dua tahap penelitian, yaitu:
a. Riset pendahuluan melalui studi kepustakaan
b. Studi lapangan

3.3 Jenis dan Sumber Data


3.3.1 Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang
dapat dihitung, yang diperoleh dari latihan soal yang
dibagikan dan berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.3.2 Sumber Data
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
sumber datanya diamati dan dicatat untuk pertama kalinya
Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari
hasil penyebaran daftar pertanyaan kepada pihak yang
berkaitan .
b. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh tidak
langsung, data tersebut diperoleh penulis dari jurnal dan
buku–buku literatur yang memberikan informasi tentang
penelitian terkait.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Adalah seluruh data yang menjadi perhatian penulis dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Populasi dalam
penelitian ini adalah Siswa kelas 5 SDN Sumber Jaya 06 pada
bulan Januari sampai Maret 2022 yang berjumlah 245 siswa.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa
anggota populasi. Subset ini diambil karena dalam banyak
kasus tidak mungkin kita meneliti seluruh anggota populasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah Siswa kelas 5E SDN
Sumber Jaya 06 yang berjumlah 40 siswa.

3.5 Metode Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Disebut
kuantitatif karena informasi atau data yang diperoleh berupa
numerik (angka) mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
data, dan penampilan hasilnya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode korelasional yaitu suatu penelitian
untuk mengkaji hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh
mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi
dalam variabel lain.
DAFTAR PUSTAKA

H. Durasa, A. S. (2022). Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP


pada Materi Pemanasan Global. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan, 51-63.

Muhajirin. (2022). Tingkat Literasi Indonesia 5 Besar Terbawah di Dunia,


Begini Cara Meningkatkannya. LANGIT7.

Yuliati, Y. (2017). Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA. Jurnal


Cakrawala Pendas, 21-28.

Yuri Rahmah, M. N. (2019). Penerapan Model Pembelajaran 5E untuk


Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Siswa
Kelas VIII SMP Negri 6 Kota Bima. Oryza: Jurnal Pendidikan
Biologi, 40-46.

Anda mungkin juga menyukai