Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 2

Khusnul Ramdhani Rianata (2153053029)


M. Yogya Andika (2113053144)
Rahma Citra Dewi (2113053031)
Ridha Sandi Perdana (2113053109)
Shita El Qolby (2113053165)
Resume Materi

A. Pengertian literasi sains


Secara harafiah literasi sains terdiri dari kata literatus yang berarti literasi dan scientia yang
berarti pengetahuan. Literasi sains adalah kemampuan untuk menggunakan informasi ilmiah,
mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti untuk memahami dan
membuat keputusan tentang alam dan perubahan alam yang disebabkan oleh manusia (OECD,
2003).
Menurut PISA, literasi sains didefinisikan sebagai “kemampuan untuk menggunakan
informasi ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti
untuk memahami dan membantu membuat keputusan tentang alam dan perubahan yang
disebabkan oleh manusia.” Berdasarkan penjelasan tersebut, literasi sains dapat diartikan
sebagai kemampuan menggunakan informasi ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan, dan
menarik kesimpulan berdasarkan bukti untuk memahami dan mengambil keputusan tentang
alam dan perubahan alam yang disebabkan oleh manusia.

Unsur pokok yang terdapat pada literasi sains


menurut Harlen (2004: 64) diantara nya adalah :
1. Concepts or ideas, which help understanding of scientific aspects of the
world around and which enable us to make sense of new experiences by
linking them to what we already know;
2. Processes, which are mental and physical skills used in obtaining,
interpreting and using evidence about the world around to gain knowledge
and build understanding;
3. Attitudes or dispositions, which indicate willingness and confidence to
engage in enquiry, debate and further learning;
4. Understanding the nature (and limitations) of scientific knowledge.
[2/10 21.11] Ridha Sandi: Berdasarkan penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa ilmu yang
paling penting dalam pengembangan literasi sains peserta didik adalah pengetahuan ilmu
pengetahuan alam, proses ilmu alam, pembentukan sikap dan pemahaman ilmu pengetahuan
alam, di samping ilmu pengetahuan alam.
kemampuan ilmiah dalam memecahkan berbagai permasalahan dan kemampuan mengambil
keputusan berdasarkan pertimbangan ilmiah. Menurut Poedjiad (Toharudin, et.al, 2011: 2),
seseorang yang memiliki literasi sains dan teknis ditandai dengan kemampuan memecahkan
masalah sesuai tingkatannya dengan bantuan konsep-konsep ilmiah yang diperoleh dalam
pendidikan, mengetahui produk teknologi.
Tujuan pendidikan sains adalah untuk meningkatkan keterampilan peserta didik agar dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi, termasuk menghadapi berbagai
permasalahan kehidupan di era global. Jadi literasi
sains diharapkan peserta didik mampu memenuhi berbagai tuntutan zaman
yaitu menjadi problem solver dengan pribadi yang kompetitif, inovatif, kreatif,
kolaboratif, serta berkarakter.
2.2 Komponen dan Aspek-aspek Dalam Literasi Sains

Salah satu komponen yang bisa diukur untuk mengakses kemampuan


literasi sains siswa adalah dengan mengakses kemampuan inkuiri. Wenning
(2006) dalam jurnalnya Assessing Inquiry Skills as a Component of Scientific
Literacy mengatakan bahwa kemampuan literasi sains dapat diketahui dengan
mengukur kemampuan inkuiri siswa. Kemampuan inkuiri berarti kemampuan
menyelidiki.

1.Aspek Konteks
Literasi sains pada PISA tidak terbatas pada konteks sains sekolah.
Penilaian literasi sains pada PISA 2015, fokus pada situasi yang
berhubungan dengan diri sendiri, keluarga dan teman sebaya (personal),
masyarakat (lokal/nasional) dan kehidupan di seluruh dunia (global).
Salah satu konteks yang digunakan dalam penilaian literasi sains
pada PISA 2015 adalah teknologi. Berdasarkan hal itu, perlu adanya suatu
pandangan dan pendekatan baru yang menggabungkan sains dan teknologi
dalam pembelajaran. Tala (2009, hlm.275) mengungkapkan bahwa peran
kognitif teknologi yang sangat penting di dalam konstruksi pengetahuan
sains, menunjukkan diperlukannya suatu pandangan baru yang
menyatukan sains dan teknologi serta pertimbangannya dalam pendidikan
sains.

2.Aspek Kompetensi
Terdapat tiga kompetensi untuk literasi sains pada PISA 2015 yang harus
dimiliki siswa untuk konteks yang telah ditentukan.
A. Menjelaskan fenomen secara ilmiah
Mengenali, memberi dan mengevaluasi berbagai penjelasan
mengenai berbagai fenomena alam dan teknologi, seperti :
a) Mengingat kembali dan menerapkan pengetahuan sains
yang tepat
b) Mengidentifikasi, menggunakan, dan membuat model serta
gambaran yang bersifat menjelaskan
c) Membuat prediksi dan memberikan alasannya dengan tepat
B.Mengevaluasi dan mendesain pertanyaan ilmiah
Menjelaskan dan menilai penyelidikan ilmiah serta mengajukan
cara untuk merumuskan pertanyaan secara ilmiah, seperti :
a) Mengidentifikasi pertanyaan penyelidikan dalam suatu
studi ilmiah
b) Membedakan cara untuk pertanyaan yang dapat dan yang
tidak dapat diselidiki secara ilmiah
c) Mengajukan cara menyelidiki pertanyaan yang diberikan
secara ilmiah
C.Menganalisis dan mengevaluasi data, klaim, dan argument ilmiah
dalam berbagai representasi serta menarik kesimpulan yang tepat,
seperti :
a) Mengubah data dari satu representasi ke representasi
lainnya
b) Menganalisis dan menafsirkan data serta menarik
kesimpulan dengan tepat
c) Mengidentifikasi asumsi, fakta, dan penalaran di dalam teks
yang berhubungan dengan sains

3.Aspek Pengetahuan
A. Pengetahuan Konten
Pada aspek pengetahuan, konten pengetahuan literasi sains pada
PISA terdiri dari bidang ilmu fisika, kimia, biologi, bumi dan
ruang angkasa. Konten pengetahuan literasi sains untuk bidang
ilmu fisika, yaitu :
a) Struktur materi (contoh : model partikel, ikatan)
b) Sifat materi (contoh : perubahan wujud, termal dan
konduktivitas elektrik)
c) Perubahan kimia pada materi (contoh : reaksi kimia,
transfer energi, asam/basa)
B. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural dapat dianggap sebagai pengetahuan
tentang prosedur standar yang digunakan ilmuwan untuk mendapatkan data yang
valid.Pengetahuan prosedural untuk literasi sains
pada PISA, seperti :
a) Konsep varibel, termasuk variabel bebas, terikat dan control
b) Konsep perhitungan, seperti kuantitatif, kualitatif, dan
penggunaan skala variabel kontinyu
c) Cara menaksir dan meminimalisir ketidakpastian, seperti
pengulangan perhitungan
C.Pengetahuan Epistemik
Menurut Duschl (dalam OECD, 2016, hlm. 27), pengetahuan
epistemic mengacu pada pemahaman tentang peran konsepsi dan
penentuan ciri-ciri yang utama bagi proses pembentukan
pengetahuan dalam sains.Konstruksi dan fitur pendefinisian sains pada pengetahuan
epistemik, yaitu :
a) Dasar dari observasi ilmiah, fakta, hipotesis, model dan
teori
b) Fungsi dan tujuan sains (untuk menghasilkan penjelasan
tentang alam) yang membedakannya dengan teknologi
(untuk menghasilkan solusi optimal bagi kebutuhan
manusia) serta hal yang mendukung pertanyaan dan data
yang tepat baik ilmiah maupun teknologi.

4.Aspek Sikap
Salah satu tujuan pendidikan sains adalah mengembangkan sikap
yang mengarahkan siswa untuk terlibat dengan isu-isu ilmiah. Sikap
menjadi bagian dari literasi sains. Aspek sikap untuk literasi sains
meliputi ketertarikan pada sains dan teknologi, kesadaran lingkungan
dan menilai pendekatan ilmiah untuk penyelidikan.
2.3 Penerapan Literasi Sains di Sekolah Dasar

Penerapan literasi sains di sekolah dasar sejalan dengan empat pilar pendidikan universal yang
dirumuskan UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to
live. Pembelajran yang diharapkan di tingkat Sekolah Dasar adalah penekanan pada
pembelajaran salingtemas (sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat). Pembelajaran ini
lebih diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang suatu karya melalui penerapan
konsep IPA.
Adapun untuk metode dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tidak dibatasi,
artinya guru bebas menggunakan metode apapun dengan penekanan tujuan utama literasi sains
tetap tercapai. Tujuan utama tersebut merupakan hasil pembelajaran interaksi guru dengan
siswa, yaitu pengembangan dan penguasaan sikap ilmiah serta ketarampilan proses sains.
Proses pembelajarannya menitikberatkan pada pemberian pengalaman langsung dan
pengaplikasian hakikat sains.

Pemberian pengalaman langsung dan pengaplikasian sains diperoleh melalui pratikum.


Pratikum merupakan suatu rangkaian kegiatan yang memungkinkan seorang siswa
mengaplikasikan keterampilan atau mempraktikkan sesuatu (Daniah, 2020). Melalui pratikum
diharapkan siswa tertarik untuk belajar, ikut serta dan tidak apatis. Setidaknya ada 3 faktor
yang penting diperhatikan guru dalam menerapkan literasi sains di SD yaitu:
1. Stimulus siswa agar siap bealajar.
2. Libatkan siswa dalam pembelajaran.
3. Ciptakan suasana belajar yang menyengkan.
2.4 Faktor Rendahnya Menerapkan Literasi Di SD

Literasi sains dalam pembelajaran di Indonesia masih sangat kurang,


hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Program for International Student
Assessment (PISA) 2015 menunjukkan rata-rata nilai sains negara OECD
adalah 493, sedangkan Indonesia baru mencapai skor 403 dan mendapat
peringkat 62 dari 70 negara. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
rendahnya literasi sains di indonesia yaitu gender, ekonomi dan sosial, serta
imigrasi (OECD, 2007). Di Indonesia Literasi Sains dipersepsikan hanya dalam pembelajaran
IPA.

Hubungan antara kemampuan literasi sains dan hasil belajar kognitif pada
peserta didik dalam materi sistem saraf manusia. Didapat hasil penelitian
menunjukkan bahwa hubungan kemampuan literasi sains dan hasil belajar diketahui melalui
pengujian statistika korelasi pearson (r=.032) r menunjukkan bahwa ada hubungan positif
antara kemampuan literasi sains
dan hasil belajar, artinya semakin tinggi kemampuan literasi sains, maka semakin tinggi hasil
belajar peserta didik meskipun nilai korelasi antara
keduanya dalam kategori rendah disebabkan oleh perbedaan pemahaman
peserta didik terhadap suatu konsep sains, dalam hal ini sistem saraf manusia.
2.5 Manfaat Literasi Sains
Literasi sains membantu kita untuk
membentuk pola pikir, perilaku, dan membangun karakter manusia untuk
peduli dan bertanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat, dan alam
semesta, serta permasalahan yang dihadapi masyarakat modern yang sangat
bergantung pada teknologi Adapun Indikator literasi sains menurut PISA yaitu
konsep literasi sains, proses sains, konten sains dan konteks aplikasi sains.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
literasi sains peserta didik diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang
didapat disekolah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Komponen untuk mengakses
kemampuan literasi sains siswa adalah dengan mengakses kemampuan
inkuiri serta pengaplikasian literasi sains mencakup empat aspek, yaitu
aspek konteks, aspek konten, aspek kompetensi/proses, dan aspek sikap.
Penerapan literasi sains di sekolah dasar yaitu learning to know, learning to
do, learning to be dan learning to live. Sangat penting mempelajari dan mengetahui konsep
literasi sains
guna memahami mahluk hidup dan prosesnya, ekonomi lingkungan hidup
dan permasalahan lainnya yang dihadapi oleh masyarakat modern yang
sangat bergantung pada teknologi dan kemajuan serta perkembangan ilmu.

Anda mungkin juga menyukai