Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengertian Keterampilan literasi sains

Literasi sains (Science literacy) berasal dari kata latin yaitu literatus yang artinya huruf, melek huruf atau
berpendidikan dan scientia yang artinya memiliki pengetahuan. Secara harfiah literasi berasal dari kata
literacy yang berarti melek huruf atau gerakan pemberantasan buta huruf. Sedangkan istilah sains berasal
dari bahasa Inggris Science yang bearti ilmu pengetahuan. Menurut Mahyuddin (Prati,dkk, 2019) Sains
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta – fakta, konsep – konsep, atau prinsip – prinsip
saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Poedjiadi mengatakan bahwa “sains merupakan
sekelompok pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang diperoleh dari pemikiran dan penelitian
para ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen menggunakan metode ilmiah”.

Menurut Nana (2021) literasi sains adalah kemampuan untuk memahami konsep dan proses sains serta
memanfaatkan sains untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut PISA (Programme for International Student Assessment) literasi sains merupakan
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan
mengambil kesimpulan berdasarkan bukti-bukti ilmiah dalam rangka memahami serta membuat
keputusan berkenaan dengan alam dan perubahannya akibat aktivitas manusia.

Menurut Syukur et al (Sri,dkk, 2022) literasi sains adalah merupakan kemampuan manusia untuk
menggunakan dan memahami pengetahuan di bidang sains. Tuntutan pada abad 21 seorang pendidik
harus meningkatkan keterampilan siswa agar memiliki kompetensi untuk menghadapi era globalisasi.

sumber :
Pratiwi, S. N., Cari, C., & Aminah, N. S. (2019). Pembelajaran IPA abad 21 dengan literasi sains siswa.
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika, 9(1), 34-42

Wardani, S., Haryani, S., Sarwi, S., Prasetya, A. T., Lobemato, M. N. R., & Septiaseh, D. Peningkatan
Kompetensi Guru dalam Penulisan Instrumen Tes Literasi Sains Pada Guru Sekolah Dasar di SD Negeri
Bulustalan. JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan, 6(3), 662-667.

B. langkah

Literasi sains dibagi menjadi empat dimensi, yaitu kompetensi/proses sains, pengetahuan/konten sains,
konteks aplikasi sains, dan sikap sains. Kompetensi sains terdiri dari tiga aspek, yaitu menjelaskan
fenomena ilmiah, mengevaluasi, dan merancang penyelidikan ilmiah, serta menafsirkan data dan bukti
ilmiah. Pengetahuan sains terdiri dari pengetahuan konten, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan
epistemik. Konteks aplikasin sains meliputi kesehatan dan penyakit, sumber daya alam, mutu lingkungan,
bahaya dan perkembangan mutakhir sains dan teknologi. Sedangkan sikap sains merujuk pada
pengembangan pengetahuan sains lebih lanjut, mengejar karir dalam sains, dan menggunakan konsep dan
metode ilmiah dalam kehidupan

Literasi sains adalah kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan, dan
menarik kesimpulan berdasarkan fakta untuk memahami alam semesta dan membuat keputusan dari
perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia. Seseorang dikatakan memiliki literasi sains jika
memiliki tiga kompetensi, yaitu:
1. Menjelaskan fenomena ilmiah; pada kompetensi ini siswa mampu mengakui, memberikan dan
mengevaluasi penjelasan dari berbagai fenomena alam dan teknologi.
2. Mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah; pada kompetensi ini siswa mampu menggambarkan
dan menilai pertanyaan ilmiah serta mengusulkan cara mengatasi pertanyaan ilmiah.
3. Menafsirkan data dan bukti ilmiah; pada kompetensi ini siswa mampu menganalisis dan mengevaluasi
informasi ilmiah, pertanyaan dan argumen dalam berbagai representasi serta membuat kesimpulan yang
tepat

sumber :
Sapitri, R. D., Hadisaputra, S., & Junaidi, E. (2020). Pengaruh penerapan praktikum berbasis kearifan
lokal terhadap keterampilan literasi sains dan hasil belajar. Jurnal Pijar Mipa, 15(2), 122-129.

Sutrisna, N. (2021). Analisis kemampuan literasi sains peserta didik SMA di Kota Sungai Penuh. Jurnal
Inovasi Penelitian, 1(12), 2683-2694.

Anda mungkin juga menyukai