Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL PENELITIAN TESIS/DISERTASI

CALON MAHASISWA BARU UM

Nama : Fatikh Inayahtur Rahma, S.Si, M.Pd


Program Studi : Doktoral Pendidikan Dasar
Jalur : Perkuliahan

A. Judul : Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis Media Komik Digital Untuk
Meningkatan Pemahaman Konsep IPA Materi Struktur Pancaindera dan Fungsinya
Pada Siswa Sekolah Dasar.
B. Latar Belakang
IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan berlaku secara umum yang
membahas tentang sekumpulan data mengenai gejala alam yang dihasilkan
berdasarkan hasil observasi, eksperimen, penyimpulan, dan penyusunan teori.
Istilah IPA dikenal juga dengan istilah ilmu sains. Kata sains berasal dari bahasa
latin yaitu scientia yang secara harfiah berarti pengetahuan, namun dalam
perkembangan pengertiannya menjadi ilmu pengetahuan alam atau sains. IPA
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep saja melainkan juga merupakan suatu proses penemuan.
Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar seperti yang diamanatkan dalam
kurikulum 2013 tidaklah hanya sekedar siswa 2 memiliki pemahaman
Pembelajaran alam semesta saja. Melainkan melalui pendidikan IPA siswa juga
diharapkan memiliki kemampuan, (1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu
sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat; (2) Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan; (3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-
konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari; (4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam
kehidupan sehari-hari; (5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan
pemahaman ke bidang pengajaran lain; (6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam; (7) Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan
Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari.
Siswa sebagai subjek pendidikan, dituntut supaya aktif dalam belajar mencari
informasi dan mengeksplorasi sendiri atau secara berkelompok. Guru hanya
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing ke arah pengoptimalan pencapaian
ilmu pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa
mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami,
berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru
apabila ada kesulitan.
Kenyataan yang terjadi, mata pelajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang
disukai siswa. Bahkan siswa beranggapan mata pelajaran IPA sulit untuk dipelajari.
Dimana metode pembelajaran yang digunakan kurang relevan. Karena materi
pelajaran mengacu pada menghafal hanya menggunakan pedoman buku paket.
Guru mengajar tidak menggunakan media pembelajaran dan guru fokus
menjelaskan materi sehingga pembelajarannya monoton. Siswa cenderung pasif,
hanya menerima apa yang disampaikan guru tanpa bisa mengeluarkan pendapat,
bertanya, serta menjawab pertanyaan. Jika guru mengajukan pertanyaan, siswa
tidak berani menjawab, jika ada itu hanya 4-5 orang siswa saja. Dan jika ada
kendala siswa tidak berani bertanya. Nilai yang diperoleh siswa masih di bawah
ketuntasan belajar minimal, dimana KBM yang digunakan adalah 70. Namun masih
terdapat 85 % dari siswa dalam pembelajaran IPA mendapat nilai di bawah KBM
yaitu ( 25 – 65 ). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di
kelas IV SDI Wahid Hasyim Bangil tahun 2021 dan data hasil ulangan materi,
struktur panca indra dan fungsinya, prestasi belajar siswa masih rendah. Persentasi
siswa tuntas hanya 15% persen dari 30 siswa dan untuk siswa seluruhnya
diperlukan remedial. Rendahnya hasil belajar IPA siswa dibanding mata pelajaran
lain karena hingga kini guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang 6
sangat aktif dan siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif. Siswa yang
belajar tinggal datang ke sekolah duduk mendengarkan, mencatat, dan mengulang
kembali di rumah serta menghafal untuk menghadapi ulangan. Pembelajaran seperti
ini membuat siswa pasif karena siswa berada pada rutinitas yang membosankan
sehingga pembelajaran kurang menarik. Pada umumnya pembelajaran lebih banyak
memaparkan fakta, pengetahuan, hukum, kemudian biasa dihafalkan bukan berlatih
berpikir memecahkan masalah dan mengaitkannya dengan pengalaman empiris
dalam kehidupan nyata sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna.
C. Rumusan Masalah/Tujuan Penelitian
1. Bagaimana efektifitas, efisiensi dan kemenarikan produk Pengembangan Bahan
Ajar IPA Berbasis Media Komik Digital Untuk Meningkatan Pemahaman
Konsep IPA Materi Struktur Pancaindera dan Fungsinya Pada Siswa Sekolah
Dasar.
2. Bagaimana hasil belajar setelah menggunakan produk Pengembangan Bahan
Ajar IPA Berbasis Media Komik Digital Untuk Meningkatan Pemahaman
Konsep IPA Materi Struktur Pancaindera dan Fungsinya Pada Siswa Sekolah
Dasar.
D. Kerangka Teori
1. Bahan Ajar
2. Media Pembelajaran
3. Media Komik
4. Hakikat Belajar
5. Hakikat IPA
6. Materi Struktur Pancaindera dan Fungsinya
7. Kaitan materi IPA dengan menggunakan media komik berbasis digital
meningkatan Pemahaman Konsep IPA Materi Struktur Pancaindera dan
Fungsinya Pada Siswa Sekolah Dasar.
E. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang berorientasi
menghasilkan produk pengembangan media pembelajaran dalam bidang
pendidikan. Penelitian pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji ke efektifan produk tersebut.
Desain pengembangan media komik digital mengacu pada model Research and
Development (R&D) dari Borg and Gall. Rancangan pada model Research and
Development (R&D) dari Borg and Gall ini mempunyai tujuan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk yang dikembangkan. Model ini
menggunakan 10 tahap terdiri dari: (1) penelitian dan pengumpulan informasi, (2)
perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal oleh validasi, (5)
revisi produk, (6) uji lapangan, (7) revisi produk II, (8) uji coba lapangan, (9) revisi
produk akhir, (10) diseminasi dan implementasi.
Desain validasi yang digunakan pada penelitian pengembangan ini adalah ahli
materi/isi mata pelajaran IPA, ahli desain media pembelajaran, guru sebagai ahli
pembelajar dan siswa sebagai pengguna produk atau uji lapangan. Validasi ini
meliputi validasi isi dan validasi desain produk yang digunakan.
Model eksperimen/uji coba yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai mana
gambar di bawah ini :

R O1 O2
R X

O3 O4
Gambar Desain eksperimen dengan kelompok kontrol
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa R menunjukkan bahwa pengambilan
sampel adalah secara random. X merupakan treatment (tindakan) dengan O1 adalah
nilai kemampuan awal kelompok eksperimen, dan O3 merupakan nilai kelompok
kontrol. Sedangkan O2 adalah hasil dari O1 setelah dikenai tindakan (menggunakan
media baru), dan O4 adalah hasil dari O3 dengan menggunakan cara lama.
Jenis data yang diperoleh dari hasil validasi terhadap media pembelajaran yang
telah dikembangkan ada dua macam. Data pertama berupa data kuantitatif yang
diperoleh dari hasil penskoran berupa presentase yang dihasilkan melalui angket
dan tes untuk mengetahui kelayakan atau kevalidan media pembelajaran. Data
kedua merupakan data kualitatif dilakukan dengan kondisi yang alami (natural
setting), sumber data premier dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada
observasi berperan serta (participant observation),wawancara mendalam (in depth
interview) dan dokumentasi.
Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis uji t. analisis
deskriptif adalah mendeskriptifkan semua pendapat, saran dan tanggapan validator
yang didapat dari lembar kritik dan saran. Data dari angket merupakan data
kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skala likert yang memiliki kriteria lima
tingkat kemudian dianalisis melalui perhitungan prosesntase skor item pada setiap
jawaban dari setiap pertanyaan yang terdapat pada angket.
Analisis Uji-t adalah Pada uji coba lapangan, data dihimpun menggunakan
angket dan tes prestasi atau achievement test (tes pencapaian hasil belajar). Data uji
coba lapangan dikumpulkan dengan menggunakan tes awal dan tes akhir dalam
rangka untuk mengetahui hasil belajar kelompok uji coba sasaran yakni kelas IV A
dan IV B sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik analisis data
menggunakan eksperimen one group pretest posttest design yaitu sampel diberi tes
awal dan tes akhir disamping perlakuan. Kriteria ujinya adalah uji t untuk amatan
ulang, ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh suatu perlakuan
yang dikenakan pada sekelompok objek penelitian. Adapun rumus yang digunakan
dengan tingkat kemaknaan 0,05 adalah:
F. Daftar Rujukan
1. Walter Borg and M.D. Gall, Education Research and Introduction. 1983. New
York: Loongman.
2. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R& D. 2011.Bandung: CV. Alfabeta.
3. Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.2003. Jakarta: Bumi Aksara.
4. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. 2008(Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai