DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
ZUPRILIANSYAH 1804109010003
ULFA RAHMATI 1804109010007
FADLUL AKBAR 1804109010016
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
energi tersebut, perlu diupayakan sumber energi yang berasal dari daerah sendiri,
diantaranya energi panas bumi. Gunung Seulawah Agam memiliki beberapa
manifestasi panas bumi di sekitar permukaannya dan memiliki potensi panas bumi
yang sangat besar namun hingga kini belum diekplorasi dan diekploitasi.
Manifestasi panas bumi pada daerah penelitian ditandai dengan adanya mata air
panas di Ie Suum, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar pada aluvium
dan batuan vulkanik Kuarter Tua (Plistosen), manifestasi tersebut mengindikasikan
bahwa ada sistem reservoir di bawah permukaan daerah Ie Suum yang belum
diketahui. Penelitian yang dilakukan terdiri dari bidang-bidang geologi dan
geokimia.
2
1.4 Ruang Lingkup
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik
geologi, tipe fluida, potensi panas bumi dan sebagai pegangan dalam menentukan
langkah eksplorasi lanjut. Penelitian ini diharapkan juga dapat membantu
pemerintah dalam upaya memberikan rekomendasi dan pemanfaatan energi panas
bumi baik dalam bidang listrik maupun non-listrik.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Geologi
Geologi secara umum membahas mengenai material pembentuk bumi dan
segala proses yang terjadi baik di dalam bumi (bawah permukaan) maupun yang
terjadi di atas permukaan bumi. Gaya yang bekerja di dalam bumi (endogen)
menghasilkan gempabumi dan aktivitas vulkanik, sementara itu gaya eksternal
(eksogen) menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, dan pembentukan bentang
alam. Semua proses itu menyebabkan batuan memiliki ciri yang khusus.
Karakteristik dan ciri khusus dari batuan itulah yang dipelajari oleh geologi.
Sehingga dapat dilakukan interpretasi proses geologi apa saja yang berkontribusi
dalam pembentukan batuan tersebut. Dalam mempelajari ilmu kebumian (terutama
geologi), diperlukan kegiatan luar ruangan untuk memperoleh data. Suatu studi
geologi yang baik memang didasarkan oleh observasi dan percobaan yang
dilakukan di lapangan. Pekerjaan lapangan tersebut kemudian didukung oleh
percobaan laboratorium. Data lapangan dan laboratorium tersebut kemudian diolah
melalui interpretasi dan rekonstruksi suatu model geologi. Terkadang penelitian
geologi menuntut suatu pemodelan yang kompleks. Hal ini dikarenakan proses
geologi yang bekerja pun sesungguhnya memang kompleks dan rumit dan
melibatkan proses-proses fisika, kimia, dan/atau biologi. Oleh sebab itu,
pemahaman ilmu-ilmu dasar seperti matematika, statistika, kimia, fisika, dan
biologi penting untuk membangun nalar geologi. Salah satu cabang ilmu dari
geologi yaitu geologi struktur. Pada dasarnya, tujuan utama mempelajari geologi
struktur pada eksplorasi geothermal adalah untuk memprediksi geometri pada
sistem rekahan yang ada, estimasi kemungkinan aliran fluida, menganjurkan
stimulasi yang cocok untuk karakterisasi reservoir. Tanpa pengetahuan ini sangat
sulit untuk menemukan reservoir geothermal. Ada beberapa metode yang
dipelajari pada geologi struktur yang penting untuk mengetahui perkembangan
permeabilitas reservoir, yaitu pemetaan geologi, sistem rekahan, mekanika batuan
dan medan stress. Hasil dari keempat metode ini akan menghasilkan model
numerik yang bisa digunakan untuk menentukan luas dan volume reservoir.
Kebanyakan medan panasbumi terjadi pada struktur yang kompleks meskipun
4
dengan usia batuan reservoir yang masih muda. Selama pemetaan, kedudukan
batuan (jurus dan kemiringan) dari unit lithologi harus dicatat sehingga struktur
deformasinya dapat dikenali. Meskipun demikian, pada sebagian medan
panasbumi, sesar adalah hal yang lebih umum dibanding dengan lipatan, dan Hal
ini lebih penting dalam pemahaman hidrologi panas bumi. Sesar-sesar dapat
diinterpretasikan melalui foto geologi yang didukung oleh hasil geologi lapangan
(Santoso, 2004).
Hal yang paling penting dari pemetaan geologi geothermal adalah zona
rekahan karena mereka lah yang membawa fluida ke permukaan. Zona rekahan
yang biasanya muncul pada sistem panas bumi adalah sebagai berikut :
• Zona Sesar (fault),
• Zona Sesar Minor/Rekahan (Fracture),
• Zona Singkapan (Outcrop)
• Interusi Sistem Vulkanik (dyke)
Lapangan panas bumi biasanya berasosiasi dengan bentang alam vulkanik
yang merupakan salah suatu area yang biasanya mempunyai batuan penyusun
berupa batuan beku serta memiliki struktur geologi yang kompleks. Dalam kaitan
struktur geologi yang berhubungan dengan geothermal, struktur geologi yang
penting diperhatikan adalah struktur rekahan terutama sesar (Fracture). Aliran
fluida pada reservoir di zona fracture atau sesar biasanya lebih besar dan mungkin
justru hampir semuanya berada di zona ini. Fracture berhubungan dengan
permeabilitas dari reservoir. Interusi magma pada batuan beku biasanya memiliki
permeabilitas yang sangat kecil. Struktur fracture sangat penting diperhatikan
dikarenakan struktur ini erat hubunganya dengan pelolosan fluida hidrotermal dan
siklus hidrologi. Dimana fracture akan menjadikan batuan beku yang memiliki
permeabilitas primer yang kecil ini akan mempunyai permeabilitas sekunder yang
besar. Sehingga karena pengaruh rekahan akan menyebabkan permeabilitas
totalnya menjadi besar (Suryono, 2006)
Perlu diketahui bahwa timbulnya suatu manifestasi panasbumi
dipermukaan erat dengan struktur rekahan dan kaldera didaerah vulkanik. Hal ini
dikarenakan proses pelolosan fluida panasbumi membutuhkan permeabilitas yang
tinggi. Permeabilitas tersebut dapat meloloskan fluida dari bawah menuju ke
permukaan. Permeabilitas batuan beku biasanya terdapat pada zona rekahan.
5
Permeabilitas rekahan (faracture permebility) berdasarkan arahnya dibagi atas dua
yaitu permeabilitas vertikal (vertikal permeability) dan permeabilitas horizontal
(horizontal permeability). Sesar sangat mendukung terbentuknya permeabilitas
vertikal, sehingga melalui bidang sesarnya dapat meloloskan fluida panas bumi ke
permukaan. Sehingga dipermukaan nampak adanya suatu manifestasi panasbumi.
Sedangkan permeabilitas horizontal pada batuan beku baisanya terbentuk oleh
adanya kekar. Hubungan antara sesar dan manifestasi panas bumi dapat dilihat
dilapangan yaitu berupa suatu pola kelurusan antara suatu lokasi manifestasi panas
bumi dengan lokasi lainnya pada satu sistem sesar (Suryono, 2006).
2.2 Geokimia
Geokimia merupakan salah satu disiplin ilmu yang ada saat ini. Geokimia
berasal dari dua buah disiplin ilmu yaitu ilmu geologi dan kimia. Hal ini bukan
penggabungan ilmu, namun merupakan disiplin ilmu yang hanya membantu
menjelaskan fenomena-fenomena geologi yang terjadi dan ditinjau dari sisi
kimianya. Sebelum masuk lebih dalam mempelajari geokimia kita harus memahami
ilmu geologi terlebih dahulu. Geokimia ialah pengetahuan yang mempelajari
bentuk,sifat dan fungsi serta aksi- reaksi kimia alam yang ada di bumi. Hakakatnya
Geokimia adalah ilmu yang mempelajari kandungan unsur dan isotop dalam lapisan
bumi, terutama yang berhubungan dengan kelimpahan (abundant), penyebaran
serta hukum-hukum yang mengaturnya. Dari dasar ini berkembang beberapa
cabang ilmu geokimia di antaranya, geokimia panas bumi, geokimia mineral,
geokimia petroleum dan geokimia lingkungan. Geokimia panas bumi, bertujuan
untuk mengetahui jenis manifestasi, pengukuran temperatur, pH, debit. kimia air,
gas, temperatur, Hg tanah dan CO2 udara tanah untuk interpretasi geokimia panas
bumi. Evaluasi data kimia dilakukan melalui klasifikasi tipe air panas, pendugaan
temperatur bawah permukaan yang berhubungan dengan reservoir panas bumi.
6
2.3 Geologi Umum
Gambar 2.1 Peta Geologi Regional Seulawah Agam, Kabupaten Aceh Besar
(Sumber. Bennet et.al, 1981)
2.3.1. Morfologi
Aliran sungai di Pulau Sumatera berawal dari puncak pegunungan Bukit
Barisan di bagian barat, dengan ketinggian mencapai >2000 mdpl. Sungai-sungai
berkemiringan curam dan mengalir mengikuti pola arah barat laut - tenggara.
Sungai-sungai di pantai barat mengikuti arah struktur dan perlapisan batuan yang
menyayat dalam,berpola mendaun (dendritik). Sedangkan di kaki bukit pantai utara
polanya beragarn, umumnya memotong batuan sedimen berumur Tersier Atas dan
selanjutnya berpola berkelok (meander) sewaktu memasuki pesisir pantai menuju
Selat Malaka. Pola aliran sungai di Gunung Seulawah Agam menunjukkan berpola
7
memancar (radial). Morfologi pantai timurlaut, berupa daerah perbukitan dengan
ketinggian <500 m dpl, diisi batuan sedimen Tersier. Morfologi pantai barat,berupa
dataran tinggi dengan elevasi + 900 m dpl, diisi oleh sedimen berlapis berumur
Tersier. Deretan gunung api berumur Plio-Plistosen dengan ketinggian antara +
500-800 m dpl menempati pantai utara hingga bagian barat Sigli.
Puncak tertinggi +1810 m dpl membentuk Kerucut Gunung Seulawah
Agam. Terpisah dari Pegunungan Bukit Barisan terdapat dataran Banda Aceh yang
sangat luas, diisi oleh batuan sedimen berumur Plio-Plistosen. Selain dataran Banda
Aceh terdapat juga dataran pantai yang sangat luas terletak di daerah Sigli
(J.D.Bennett, dkk, 1981).
2.3.2. Stratigrafi
Batuan daerah Ie Su'um adalah satuan vulkanik Lam Teuba (Qtvl) berumur
Plistosen. Terdiri dari batuan gunung api andesit-dasit, breksi batu apung, tufa,
aglornerat, aliran abu di dalamnya terdapat lahar (Qvtl). Batuan tersebut sebagian
ditutupi aluvium (Qh) berupa kerikil, pasir dan lumpur (J.D. Bennett, dkk,1981).
2.3.3. Struktur
Struktur yang mengontrol daerah adalah sesar barat laut- tenggara (NW-SE).
Pola aliran sungai dipantai barat dipengaruhi pola struktur dan litologi, yang
menyayat dalam berpola mendaun. Kegiatan tektonik telah berlangsung sejak
Mesozoikum Akhir, dengan arah barat laut-tenggara dibagian tepi cekungan/jalur
gunung api, di ujung barat paparan Sunda.
Pada Akhir Kapur di duga terjadi kegiatan tektonik di wilayah tepi
cekungan. Kegiatan ini mungkin akibat adanya perubahan arah aktivitas pemekaran
lempeng Indo-Australia. Aktivitas pada Akhir Kapur berlanjut hingga Tertier dan
menghasilkan pengangkatan (geanticline) berbentuk jalur gunung api Tertier.
Selanjutnya kegiatan tetap berlanjut yang maksimalnya terjadi pada Plio-Plistosen.
Arah tektonik adalah utara barat searah jalur gunung api Sunda (Pulau jawa dan
sekitarnya) dan berasosiasi dengan kegiatan subduction dari pemekaran dasar
samudera Indo-Australia yang mengarah ke barat. Penunjarnan miring dari plate
Indo- Australia ke plate Asia terjadi akibat adanya patahan besar Sumatra yang
8
sejajar dengan arah patahan dan berarah menganan (dextralstrict-slipfault system/
SFS). Arah patahan dextral ini berlanjut hingga laut Andaman di utara yang berupa
cekungan (back-arc basin) yang terbentuk Awal Miosen dengan sistim patahan
geser (transform -fault). Struktur yang terdapat di daerah bahasan berupa patahan
barat laut-tenggar (NW-SE). Di Gunung Seulawah Agam terdapat struktur kawah
dan kaldera .(J.D. Bennett, dkk,(1981).
9
2.4.1. Stratigrafi
Disusun berdasarkan hubungan relatif antara masing-masing unit.
Penamaanya di dasarkan pada pusat erupsi dan genesa pembentukannya. Dari
pengamatan batuan dan analisis petrografi, daerah dibagi menjadi 3 satuan. Urutan
ke tua ke muda sebagai berikut :
Satuan Diorit G. Meuh (Qpdm)
• Satuan Koluvium Ie Suum (Qki)
• Satuan Aluvium Ie Suum (Qai)
10
2.5 Tabel Tinjauan Pustaka
Berikut merupakan tabel tinjauan pustaka, tabel tinjauan tersebut berisi
informasi data-data referensi yang terkait dengan topik penelitian ini, tinjauan
pustaka tersebut dapat digunakan sebagai pedoman pengetahuan peneliti ataupun
pendekatan solusi masalah dalam penelitian ini.
11
menggunakan
geotermometer SiO2
(air) dan
geothermometer Na-
K (gas).
12
Muhammad Dalam tahapan Pengukuran Jika hasil yang
Kadri, Teguh eksplorasi energi metode geolistrik diperoleh dari
Febri Sudarma, panas bumi dilkukan dengan metode tersebut
2019, Jurnal, menggunakan membuat lintasan nilai resistivitas
Penentuan metode geolistrik elektroda yang lapisan batu
Struktur Bawah guna untuk menginjeksi arus lempung dengan
Permukaan mengetahui melalui kisaran (0,00-100
Daerah penyebaran fluida, elektroda. Beda ohm-m),
Geothermal penampang potensial yang resistivitas pada
Menggunakan anomali dan muncul pada alat lapisan batuan
Metode model lapisan pengukur ABEM lanau (150-200
Geolistrik di bawah permukaan resistivity dapat ohm-m), lapisan
Desa Penen dari daerah terukur sehingga batuan pasir
Kecamatan Biru berpotensi didapat harga memiliki
Biru, Kabupaten geothermal. resistivitas semu resistivitas (350-
Deli Serdang. yang diperoleh 500 ohm-m) dan
Vol. 08 No. 01 dari alat terindentifikasi
geolistrik. lapisan batuan
Kemudian data gamping dengan
akan diolah nilai resistivitas
menggunakan berada di atas
Res2Div untuk 2250 ohm-m, bisa
mendapatkan di simpulkan
penampang potensi panas
kontur 2D dari bumi daerah
nilai resistivitas tersebut sangat
lapisan batuan. prospek.
Cyrke A.N. dalam metode Struktur Jika sudah
Bujung, Alamta eksplorasi energi permukaan didapatkan hasil
Singarimbun, panas bumi perlu dianalisis melalui dari identifikasi
Dicky Muslim, untuk para peneliti kerapatan struktur
Febri Hirnawan mengidentifkasi lineament di permukaan,
dan Adjat struktur permukaan densitas kelurusan,
Sudradjat. 2011, permukaan daerah dengan metode anomali magnetik
jurnal, panas bumi FFD. Lineament dan manifestasi
Identifikasi berdasarkan ini diasumsikan panas bumi,
prospek panas densitas berasosiasi kemudian akan
bumi kelurusan, dengan fracture dikomplikasikan
berdasarkan anomali magnetik, atau fault di dengan data
Fault and dan manifestasi daerah panas geomagnetik
Fracture Density panas bumi di bumi yang untuk diketahui
(FFD): permukaan. umumnya apakah daerah
Studi kasus tertutup oleh tersebut prospek
Gunung Patuha, manifestasi atau tidak.
Jawa Barat. Vol. permukaan
2 No. 1 sehingga sulit
teridentifikasi.
Fault dan
13
fracture ini
diasumsikan
sebagai bidang
lemah
yang menjadi
jalur pergerakan
fluida termal
sehingga dapat
menjadi petunjuk
bagi lokasi
daerah
permeabel atau
reservoir.
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
15
• Loupe (perbesaran 20 x)
• Pita Ukur
• Termometer Maximum dan pH meter
• Kamera Digital
• Buku Catatan Lapangan, Alat Tulis Dan Gambar
• Kantong sampel batuan dan air panas
• pH Meter Digital
• Termometer Digital
• Kertas pH Universal
• Tabung botol untuk sampel air, tanah/batuan.
16
250 X 150 m. Pengambilan sampel air panas dilakukan di mata air panas Ie
Su’um 1 dan 2.
4) Analisa Laboratorium : Pada tahapan ini meliputi Analisa geologi dan
geokimia. Analisa geologi meliputi Analisa batuan/mineralogi. Analisa
geokimia dilakukan dilaboratorium untuk mengetahui komposisi kimia dari
sampel air panas yang diuji di laboratorium panas bumi. Unsur-unsur kimia
air panas yang diuji antara lain : Na, K, Li, Ca, Fe, Mg, As, NH4. HCO3, Cl,
SO4, B, F, SiO2, pH dan daya hantar listrik (DHL). Contoh udara tanah
dengan cara Titrasi.
5) Pengolahan Data dan Interpretasi : Pada tahapan ini termasuk di
dalamnya mengkompilasi data geologi dan geokimia. Hasil pada tahapan
ini juga disebandingkan dengan hasil penelitian terdahulu, sehingga hasil
interpretasi akan lebih baik. Karakteristik data dan hasil laboratorium
geologi, geokimia dapat mengidentifikasi jenis batuan, arah, kemiringan,
patahan, prakiraan perangkap panas, tipe klasifikasi air panas,
geotermometer air panas, kosentrasi Hg tanah, CO2 udara tanah, daerah
prospek dan potensi sumber daya (hipotesis).
6) Tahap kompilasi data : Pada tahap ini dilakukan terhadap data hasil survey
lapangan (geologi dan geokimia)
7) Tahap Pengambilan kesimpulan : Pengambilan kesimpulan merupakan
tahap Analisa data uang terakhir, yaitu dengan menyimpulkan kondisi
system panas bumi daerah penelitian. Tahap ini akan memahami
karakteristik sistem panas bumi, perkiraan potensi atau cadangan panas
bumi serta memberikan rekomendasi pemanfaatan panas bumi daerah
penelitian.
8) Tahap Penyusunan Laporan : Pada tahapan ini terdiri dari Laporan
pendahuluan, Laporan Antara yang berisi tinjauan Pustaka dan hasil
tinjauan lapangan dan Laporan Akhir . Pada laporan ini disusun berdasarkan
dari semua kegiatan saat penelitian yang terdiri dari tahap persiapan,
observasi geomorfologi, tahap survey lapangan, analisa laboratorium,
pengolahan data dan interpretasi, tahap kompilasi data serta tahap
pengambilan kesimpulan.
17
3.4 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir merupakan alur proses penelitian yang dibuat agar penelitian
dapat berjalan terarah dan sistematis.
Tahap Persiapan
Mulai
Studi Pustaka
Tahap Persiapan
Survey Lapangan
Geologi Geokimia
Sampel Data
Interpretasi
Potensi dan Model Sistem Panas bumi
Selesai
18
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, L., Ismail, N. and Faisal, F. (2017) ‘Kajian Awal Penentuan Daerah
Prospek Panas Bumi di Gunung Bur Ni Telong berdasarkan Analisis Data DEM
SRTM dan Citra Landsat 8’, Jurnal Rekayasa Elektrika, 13(3), p. 125. doi:
10.17529/jre.v13i3.8332.
19