Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................ i
DAFTAR TABEL...............................................................................................................iv
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
Pra-Pemboran .................................................................................................... 10
H. Efisiensi................................................................................................................. 19
i
I. Energi Panas Bumi Ramah Lingkungan ............................................................... 21
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 42
B. Saran ..................................................................................................................... 42
LAMPIRAN...................................................................................................................... 45
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup baik kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.
Kebutuhan energi tersebut tentunya harus diimbangi dengan tersedianya
pasokan energi yang cukup. Akan tetapi semakin berkembangnya proses
kehidupan manusia, energi yang dibutuhkan semakin banyak sementara
ketersediaan energi makin berkurang.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Geothermal
Geothermal atau energi panas bumi adalah energi panas yang terdapat
dan terbentuk di dalam kerak bumi. Temperatur di bawah kerak bumi
bertambah seiring bertambahnya kedalaman. Suhu di pusat bumi
diperkirakan mencapai 5400 C. Menurut Pasal 1 UU No.27 tahun 2003
tentang Panas Bumi Panas Bumi adalah sumber energi panas yang
terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan
dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam
suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses
penambangan.
Gambar 1. Geothermal
Sumber : www.greenpeace.org/geothermal
Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi
yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas
matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Selain itu sumber energi panas
bumi ini diduga berasal dari beberapa fenomena:
Sumber: www.pln.go.id
5
Dieng (Jawa Tengah), PLTP Wayang Windu (Jawa Barat), PLTP Patuha
(Jawa Barat), PLTP Sibayak (Sumatera Utara)
Sumber: https://zmpulungan.wordpress.com/2013/10/06/pembangkit-listrik-tenaga-panas-bumi/
1. Uap di-supply dari sumur produksi melalui sistem transmisi uap yang
kemudian masuk ke dalam Steam Receiving Header sebagai media
pengumpul uap. Steam Receiving Header dilengkapi dengan Rupture
Disc yang berfungsi sebagai pengaman terakhir unit .Bila terjadi tekanan
berlebih (over pressure) di dalam Steam Receiving maka uap akan
dibuang melalui Vent Structure. Vent Structure berfungsi untuk warming-
up di pipe line ketika akan start unit dan sebagai katup pengaman yang
akan membuang tekanan bila sudden trip terjadi.
6
2. Dari Steam Receiving Header uap kemudian dialirkan ke Separator
(Cyclone Type) yang berfungsi untuk memisahkan uap (pure steam) dari
benda-benda asing seperti partikel berat (Sodium, Potasium, Calsium,
Silika, Boron, Amonia, Fluor dll).
3. Kemudian uap masuk ke Demister yang berfungsi untuk memisahkan
moisture yang terkandung dalam uap, sehingga diharapkan uap bersih
yang akan masuk ke dalam Turbin.
4. Uap masuk ke dalam Turbin sehingga terjadi konversi energi dari Energi
Kalor yang terkandung dalam uap menjadi Energi Kinetik yang diterima
oleh sudu-sudu Turbin. Turbin yang dikopel dengan generator akan
menyebabkan generatkut berputar saat turbin berputar sehingga terjadi
konversi dari Energi Kinetik menjadi Energi Mekanik.
5. Generator berputar menghasilkan Energi Listrik (Electricity)
6. Exhaust Steam (uap bekas) dari Turbin dikondensasikan di dalam
kondensor dengan sistem Jet Spray (Direct Contact Condensor).
7. NCG (Non Condensable Gas) yang masuk ke dalam kondensor dihisap
oleh First Ejector kemudian masuk ke Intercondensor sebagai media
pendingin dan penangkap NCG. Setelah dari Intercondensor, NCG
dihisap lagi oleh Second Ejector masuk ke dalam aftercondensor sebagai
media pendingin dan kemudian dibuang ke atmosfir melalui Cooling
Tower.
8. Dari kondensor air hasil condensasi dialirkan oleh Main Cooling Water
Pump masuk ke Cooling Tower. Selanjutnya air hasil pendinginan dari
Cooling Tower uap kering disirkulasikan kembali ke dalam kondensor
sebagai media pendingin.
9. Primary Cooling System disamping sebagai pendingin Secondary
Cooling System juga mengisi air pendingin ke Intercondensor dan
aftercondensor.
10. Overflow dari Cold Basin Cooling Tower akan ditampung untuk
kepentingan Re-injection Pump.
11. River Make-Up Pump beroperasi hanya saat akan mengisi Basin Cooling
Tower.
7
D. Kebutuhan Geothermal
8
Tabel 2. Data Kebutuhan Listrik Indonesia
b. Diameter lubang yang besar fluida yang diproduksi adalah air (secara
komersial, harganya tidak tinggi), maka dibutuhkan flow-rate yang
tinggi untuk dapat menutup biaya produksi. Hal ini berarti
membutuhkan lubang bor yang besar dan casing yang besar.
Pra-Pemboran
Ketika geolog telah mengetahui lokasi sumur bor, dia harus
mempersiapkan ringkasan perkiraan batuan apa saja yang akan dijumpa,
suksesinya dan ketebalannya, dan dengan dimana akan terjadi hilangnya
sirkulasi (misalnya sesar). Hal ini harus diterjemahkan ke bentuk yang
10
sederhana meliputi informasi pemboran. Laporan harus singkat bagi juru
bor, yaitu dengan menggunakan informasi yang tersedia bukan hanya
dari geologi tetapi juga dari sumber lainnya seperti geofisika. Laporan
harus memperkirakan formasi stratigrafi, dan hilangnya sirkulasi dalam
arti kemungkinan problem pemboran, serat juga membuat rekomendasi,
saran tentang program coring dan perekaman data pemboran. Rincian
lengkap dan kepastian prediksi tergantung pada banyak faktor. Sangat
sukar untung melakukan prediksi pada sumur yang pertama, terutama
pada daerah dimana singkapannya sangat buruk atau pada formasi
batuannya datar. Prediksi geologi untuk sumur berikutnya biasanya
menjadi lebih mudah sejalan dengan bertambahnya penyelidikan dan
sumur produksi. Selanjutnya untuk menggunakan teknik di atas, geolog
dapat menggunakan studi dari sumur terdahulu. Akan tetapi, hal ini tidak
selalu mudah di lapangan panas bumi dimana terjadi perubahan lateral
tiba-tiba pada jenis batuan titik.
a. Rotary Drilling
b. Drilling Fluid
12
a) Water-based mud, adalah campuran fluida dengan material
solid, berbahan dasar air.
d) Udara
13
d. Comentation Formasi belum benar-benar terisolasi meskipun casing
sudah terpasang di dalam lubang bor. Masih ada celah antara casing
dan dinding lubang bor yang disebut sebagai anulus. Bagian ini harus
diisi semen untuk menghindarkan komunikasi antara formasi. Proses
penyemenan tidak dilakukan pada bagian yang menggunakan liner.
16
G. Reservoir Geothermal di Indonesia
Karakteristik Geothermal
Terjadinya sumber energi panas bumi di Indonesia serta
karakteristiknya dijelaskan oleh Budihardi (1998) sebagai berikut. Ada tiga
lempengan yang berinteraksi di Indonesia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng
IndiaAustralia dan lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi antara ketiga
lempeng tektonik tersebut telah memberikan peranan yang sangat penting
bagi terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia.
1. geopressured reservoir
2. hot dry rock reservoir
3. magma reservoir dan,
4. hydrothermal reservoir.
18
1. Vapor Dominated System
Sumur menghasilkan uap kering atau basah,karena pori-pori batuan
reservoir
mengandung uap panas.
T < 125oC
T = 125oC - 225oC
T > 225oC
H. Efisiensi
Efisiensi termal dari pembangkit listrik tenaga panas umi cenderung
rendah karena fluida panas bumi berada pada temperatur yang lebih rendah
dibandingkan dengan uap atau air mendidih. Berdasarkan hukum
termodinamika, rendahnya temperatur membatasi efisiensi dari mesin kalor
dalam mengambil energi selama menghasilkan listrik. Sisa panas terbuang,
kecuali jika bisa dimanfaatkan secara lokal dan langsung, misalnya untuk
pemanas ruangan. Efisiensi sistem tidak memengaruhi biaya operasional
seperti pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil.
19
Tabel 3. Tabel Investasi Geothermal
Potensi panas bumi Indonesia yang mencapai 28,1 GW, 40% potensi
panas bumi dunia. Pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi di
Indonesia saat ini baru mencapai 4,2% (1.189 MW), terkait dengan
peningkatan pemanfaatan panas bumi pemerintah telah menyusun Roadmap
pemanfaatan panas bumi yang dituangkan dalam Kebijakan Energi Nasional
dan mentargetkan pemanfaatan panas bumi menjadi 5% pada tahun 2025
atau setara dengan kapasitas PLTP sebesar 9.500 MW.
20
Tabel 4. Return of Investment
21
recharge (rembesan) air permukaan, menjadikan energi panas bumi
sebagai energi yang berkelanjutan (sustainable energy).
J. Manifestasi Geothermal
Suatu daerah yang memiliki potensi geothermal memiliki
penampakan permukaan atau manifestasi tertentu, berikut ini akan
dijelaskan beberapa manifestasi daerah potensi geothermal:
Sumber : https://earthmax.wordpress.com/2010/05/04/manifestasi-permukaan-daerah-
potensi-geothermal/.
Hot pools terbentuk dari air panas atau uap pemanas kolam dari air
tanah. Hot pools mungkin bisa tenang, ebulliant (effervescent) atau
mendidih. Biasanya terdapat ditengah-tengah suatu erupsi
hydrothermal minor purba
6. Fumaroles
Fumarol merupakan sebuah uap dan gas magmatic yang keluar dengan
suhu tinggi, naik tanpa menjadi air panas dulu. Sebuah solfatara berisi
emisi sulfur. Soffioni menghasilkan asam borat. Fumarol bisa
terbakar, berhati-hati saat mendekatinya.
7. Geysers
Geyser merupakan sebuah vent (celah) tempat dimana air panas dan
uap dipancarkan dengan kuat. Syarat terbentuk geyser adalah batuan
dengan retakan dan air mendidih pada kedalaman dangkal.
Contoh Geyser:
23
8. Hydrothermal Eruptions (Letusan hidrotermal)
Contoh seepage:
Mud pool merupakan sumber air panas atau fumarol terdiri dari kolam
yang biasanya ada gelembung lumpur. Lumpur ini umumnya berwarna
putih keabu-abuan, tapi kadang-kadang berwarna bintik-bintik
kemerahan atau pink dari senyawa besi.
24
Lumpur ini kental, sering bergelembung, dan seperti bubur. Sebagai
lumpur yang mendidih, sering menyembur hingga melebihi pinggiran
dari mudpot, vulkanik kecil dapat terbentuk dengan tinggi 35 feet.
Walaupun mudpots sering disebut mud volcanoes, sebenarnya mud
volcanoes sangat berbeda di alam. Area geotermal Taman Nasional
Yellowstone terdiri dari beberapa contoh baik mudpot dan paint pot,
kita dapat jumpai juga di beberapa area di Iceland dan New Zealand.
L. Scaling Geothermal
Scale adalah endapan padatan pada permukaan logam, batu, atau material
lain. Pada sistem geothermal, scale terbentuk dari fluida geotermal yang berfase
liquid (air). Terdapat 3 kelas mineral pada fluida geothermal yang dapat
menyebabkan terjadinya scaling, yakni:
Air merupakan pelarut universal sehingga air selalu berada dalam proses
melarutkan atau mengendapkan mineral tersebut menjadi scale. Fenomena
tersebut menentukan batas kelarutan.
Tingkatan dari scaling mineral pada air tidak sepenuhnya tergantung pada
komposisi kimia air itu sendiri atau mineral yang larut, melainkan disebabkan
oleh derajat saturasi dari air terhadap mineral yang nilainya berbeda-beda,
perubahan temperature, perubahan tekanan, perubahan potensial redoks,
perubahan konsentrasi relatif terhadap mineral lainnya, dan perubahan pH.
Arnorsson mereview secara teoritis mengenai pengendapan mineral kalsit dari air
geotermal. Hasil studi tersebut menjelaskan bahwa fluida geothermal di reservoir
26
berbagai tempat didunia adalah jenuh dengan kalsit. Kalsit dibawah jenuh
(undersaturated) mungkin ada dibeberapa tempat dikarenakan rendahnya kadar
karbon dioksida.
CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) Ca2+ (aq) + 2HCO3 (aq)
Hampir dari semua sistem geotermal berisi karbon dioksida yang larut. Fakta
terpenting dari pengendapan kalsit adalah
Silica Scaling
Silica scaling sering menjadi masalah serius pada operasi lapangan panasbumi.
Silica scaling pada pipa produksi berakibat mengurangi diameter pipa, sehingga
mengurangi laju alir dan bahkan pipa dapat tersumbat sehingga harus diganti.
27
Cara yang paling efektif untuk menangani masalah silica scaling adalah dengan
mencegah terjadinya silica scaling tersebut. Olek karena itu kajian tentang potensi
silica scaling sangat diperlukan pada operasi lapangan panasbumi.
Penanggulangan Scale
Istilah scale dipergunakan secara luas untuk deposit keras yang terbentuk pada
peralatan yang kontak atau berada dalam air. Dalam operasi produksi minyak
bumi sering ditemui mineral scale seperti CaSO4, FeCO3, CaCO3, dan MgSO4.
Senyawa-senyawa ini dapat larut dalam air. Scale CaCO3 paling sering ditemui
pada operasi produksi minyak bumi. Akibat dari pembentukan scale pada operasi
produksi minyak bumi adalah berkurangnya produktivitas sumur akibat
tersumbatnya penorasi, pompa, valve, dan fitting serta aliran.
Penyebab terbentuknya deposit scale adalah terdapatnya senyawasenyawa
tersebut dalam air dengan jumlah yang melebihi kelarutannya pada keadaan
kesetimbangan. Faktor utama yang berpengaruh besar pada kelarutan senyawa-
senyawa pembentuk scale ini adalah kondisi fisik (tekanan, temperatur,
konsentrasi ion-ion lain dan gas terlarut).
28
2. Dalam banyak hal bahan kimia dapat dengan mudah mencegah
menempelnya suatu partikel-partikel pada permukaan padatan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis inhibitor untuk
mendapatkaIl efektifitas kerja inhibitor yang baik adalah sebagai berikut: Jenis
scale, dengan diketahuinya komposisi scale, dapat dilakukan pemilihan scale
inhibitor yang tepat. Kekerasan scale. Temperatur, secara umum, inhibitor
berkurang keefektifannya apabila Temperature meningkat. Setiap inhibitor
mempunyai batas maksimum temperatur operas agar dapat berfungsi dengan baik.
pH, kebanyakan scale inhibitor konvensional tidak efektif pada pH rendah.
Kesesuaian bahan kimia, scale inhibitor yang digunakan harus sesuai dengan
bahan kimia lain yang juga digunakan untuk kepentingan operasi seperti corrosion
inhibitor. Beberapa scale inhibitor ada yang bereaksi dengan kalsium, magnesium
atau barium membentuk scale pada konsentrasi yang tinggi. Padatan terlarut,
semakin banyak padatan terlarut maka semakin tinggi konsentrasi inhibitor yang
29
digunakan. Kesesuaian dengan kondisi air, kandungan ion ion kalsium, barium,
dan magnesium yang ada dalam air akan menyebabkan terjadinya reaksi dengan
beberapa jenis inhibitor sehingga menimbulkan masalah baru yaitu terbentuknya
endapan. Sehingga jenis inhibitor harus dipilih sesesuai mungkin. lklim, setiap
inhibitor mempunyai titik lebur tertentu dan cara menginjeksikan ke dalam sistem,
sehingga untuk menghindari terjadinya pembekuan ataupun perubahan komposisi
dari inhibitor.
1. Hidrokarbon
Hidrokarbon diperlukan sebagai pelarut hidrokarbon digunakan untuk
menghilangkan minyak, parafin, atau asphaltic materials yang menutupi scale
yang terbentuk, karena apabila digunaka asam sebagai penghilang scale
makaasam ini tidak akan bereaksi dengan scale yang tertutupi oleh minyak (oil
coated scale), oleh sebab itu minyak harus dihilangkan terlebih dahulu dari scale
dengan menggunakan hidrokarbon.
2. Asam klorida
Asam klorida adalah bahan yang banya digunakan untuk membersihkan
scale yang telah terbentuk. Bahan ini dapat digunakan pada berbagai kondisi.
Asam klorida digunakan dengan konsentrasi 5%, 10%, atau 15% Hcl. Reaksi yang
terjadi: CaCO3 + 2 HCI H2O + CO2 + CaCl2 Corrotion inhibitor harus
ditambahkan dalam Hcl untuk menghindari efek keasaman pada pipa yang dapat
menyebabkan korosi.
3. Inorganic Converters
Inorganic converters biasanya merupakan suatu karbonat atau hidroksida
yang akan bereaksi dengan kalsium sulfat dan membentuk acid soluble calcium
carbonate. Kemudian diikuti dengan penambahan asam klorida untuk melarutkan
karbonat atau kalsium hidroksida yang terbentuk.
30
CaSO4 + (NH4)2CO3 -- (NH4)2S04 + CaCO3
CaCO3 + 2 Hcl - H2O + CO2 + CaCl2
CO2 yang terbentuk dari reaksi dengan asam ini akan membantu mengeluarkan
secara mekanis scale yang mungkin tersisa. Inorganic converters sebaiknya tidak
digunakan pada scale yang keras.
4. Organic Converters
Organic converters seperti natrium sitrat, potassium asetat sering
digunakan. Reaktan ini akan bereaksi dengan scale kalsium sulfat, sehingga scale
akan menjadi lebih lunak dan mudah dibersihkan dengan melewatkan air.
5. Natrium Hidroksida
Larutan 10% natrium hidroksida dapat melarutkan hingga 12,5% berat dari
scale kalsium karbonat.
Dasar dari mekanisme scale inhibitor yakni usaha pencegahan sedini mungkin
akan terjadinya scale dengan cara menginjeksikan bahan kimia ke dalam sumur
untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antara ion dan kation yang bisa
31
mengendap. Jenis jenis Scale Inhibitor yang memiliki kemampuan mencegah
terjadinya Scale :
Phospate ester
Polymers (polyacramides)
Phosphonates
32
ramah lingkungan, cukup tertarik melakukan pengembangan geothermal di
Indonesia karena begitu besarnya potensi.
35
L. Perbandingan PLT Geothermal dengan PLT lain
36
Tabel 7. Perbandingan harga listrik berbagai macam pembangkit
37
dengan baik, antara lain panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari,
aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisar, laut.
38
listrik, baik untuk kepentingan umum maupun untuk kepentingan
sendiri.
Di tingkat pusat, terdapat peran dari Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral serta Menteri Keuangan. Sehubungan dengan Pengusahaan Panas
Bumi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan
beberapa kebijakan yang dituangkan dalam peraturan-peraturan berikut.
a. Permen ESDM No. 11 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penetapan Wilayah
Kerta Pertambangan (WKP) Panas Bumi
b. Permen ESDM No. 2 Tahun 2009 tentang Pedoman Penugasan Survei
Pendahuluan Panas Bumi (sebagai perubahan atas Permen ESDM No. 05
Tahun 2007).
c. Permen ESDM No. 05 Tahun 2009 tentang Pedoman Harga Pembelian
Listrik oleh PT. PLN dari Koperas atau Badan Usaha Lain (sebagai
perubahan atas Permen ESDM No. 14 Tahun 2008 tentang Harga
Patokan Penjualan Listrik dari PLTP jo. Permen ESDM No. 269-12
Tahun 2008 tentang BPP Tenaga Listrik Tahun 2008 yang Disediakan
oleh PT. PLN).
d. Permen EDSM No. 11 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kegiatan Usaha Panas Bumi
e. Permen ESDM No. 31 Tahun 2009 tentang Harga Pembelian Tenaga
Listrik oleh PT. PLN (Persero) Kecil dan Menengah atau Kelebihan
Tenaga Listrik
39
f. Permen ESDM No. 32 tahun 2009 tentang Harga Patokan Pembelian
Tenaga Listrik oleh PT. PLN (Persero) dari Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi
g. Permen ESDM No. 15 Tahun 2010 tentang Daftar Proyek-Proyek
Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang
Menggunakan Energi Baru Terbarukan, Batubara, dan Gas serta
Transmisi Terkait
Peraturan Menteri Keuangan berperan dalam merumuskan kebijakan
fiskal. Agar harga jual listrik ke masyarakat tetap murah Menteri Keuangan
mengeluarkan beberapa kebijakan yang dituangkan dalam peraturan-
peraturan berikut sebagai peraturan pelaksana PP No. 1 Tahun 2007 jo. PP
No. 62 Tahun 2008.
40
Tabel 8. Pembangkit listrik di Indonesia
Sumber : www.pln.go.id/files/public/data-kelistrikan
41
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Geothermal atau energi panas bumi adalah energi panas yang terdapat
dan terbentuk di dalam kerak bumi. Indonesia memiliki potensi sebesar 40%
sumber daya panas bumi karena mengandung cadangan panas bumi terbesar
di dunia yang letaknya di permukaan negara Indonesia. Daerah yang
terbesar memiliki potensi energi geothermal adalah Kota Bandung, Jawa
Barat. Indonesia menjadi urutan ketiga sebagai negara yang membutuhkan
energi geothermal yaitu sebesar 1197 Mwe.
B. Saran
Kami sebagai penyusun menyarankan kepada mahasiwa teknik
perminyakan untuk membaca makalah ini agar menambah wawasan tentang
energi geothermal terutama daerah-daerah yang berpotensi di Indonesia agar
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia itu sendiri. Kami menyadari
makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu penyusun menyarankan
pembaca untuk juga membaca dari refensi lain . Kami berharap agar para
pembaca memberikan kritik dan saran terhadap makalah ini agar menjadi
42
pembelajaran dan kemajuan untuk kami dalam menyusun makalah
selanjutnya.
43
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Djoko. 2010. Eksplorasi Energi Panas Bumi. Bandung: Jurusan Teknik
Geofisika ITB
http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/energi-panas-
bumi/item268
http://gushaironfadli.com/energi-panas-bumi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_panas_bumi
http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/07/potensi-besar-pemanfaatan-
geothermal-di-indonesia
http://geothermal.itb.ac.id/sites/default/files/public/Sekilas_tentang_Panas_Bu
mi.pdf
http://www.kompasiana.com/hferdinando/potensi-energi-panas-bumi-di-
daerah-cincin-api-indonesia_5516e553a33311f17aba7e0c
http://psdg.geologi.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&
id=841&Itemid=611
44
LAMPIRAN
Pertanyaan :
Jawaban :
1. Polutan yang dimaksud adalah NH3, H2S, dan CO2, berupa gas dan dapat
menyebabkan penyumbatan pada pipa (contoh: H2S) dan sebelum dibuang
ke lingkungan dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk memperkecil
efek yang dapat merusak lingkungan seperti proses pembakaran maupun
filtrasi.
2. Karena pada proses naiknya air (sistem hidrotermal) lapisan air melewati
beberapa lapisan tanah yang memiliki beberapa mineral seperti NaCl yang
45
dapat mempengaruhi sifat fisik maupun kimia dari fluida tersebut.
46
reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan
ditemukan pada kedalaman yang lebih dangkal. Sistim panas bumi di
Pulau Sumatera umumnya berkaitan dengan kegiatan gunung api
andesitis riolitis yang disebabkan oleh sumber magma yang bersifat lebih
asam dan lebih kental, sedangkan di Pulau Jawa, Nusatenggara dan
Sulawesi umumnya berasosiasi dengan kegiatan vulkanik bersifat
andesitisbasaltis dengan sumber magma yang lebih cair dan juga karena
fore arc basin terdapat dekat dengan zona subduksi.
6. a. Sitem Geopressured
Lokasi reservoir ini lebih dalam dari pada reservoir hidrothermal, yaitu
sekitar 2400 m - 9100 m. Reservoir ini memiliki kadar garam yang
tinggi, tetapi memiliki temperatur yang rendah. Sistem ini berasosiasi
dengan sistem reservoir gas dan minyak yang dalam. Reservoir ini berisi
air panas yang mengandung banyak sekali gas metana sehingga berada
pada lingkungan yang gradien tekanannya lebih besar daripada gradien
hidrostatik. Percobaan dalam skala laboratorium sudah dilakukan yaitu
dengan memproduksikan fluida tersebut ke permukaan. Kemudian gas
metana dipisahkan dari airpanasnya. Gas metana dibakar untuk memanasi
air sehingga meningkatkan harga entalpi air.
b. Sistem Hot Dry Rock
Reservoir ini memiliki kedalaman yang sangat dalam sehingga
permeabilitasnyamenjadi lebih kecil. Sumber panas yang tinggi dalam
batuan impermeabel berasal dari intrusi magma atau gradient
geothermalnya. Tidak terdapat fluida pada batuan yang impermeable.
Pemanfaatannya dilakukan dengan cara membor reservoir ini dengan
membuat artificial reservoir (injeksi air dingin pada lapisan batuan panas
yang impermeable), kemudian dilakukan hydraulic fracturing(rekahan
buatan) dimana air diinjeksikan dengan tekanan yang besar sehingga
mengakibatkan rekahan di reservoir.
c. Sistem Magma
Eksploitasi pada reservoir ini sangat berbahaya sehingga belum banyak
yang mengkajinya. Caranya adalah dengan mencari reservoir yang berisi
47
magma pada kedalaman yang relatif dangkal kemudian mengambil magma
tersebut dari sebuah sumur untuk memanasi heat exchanger.
d. Sistem Hidrotermal
Pada reservoir ini, air berasal dari permukaan yang diperoleh dari air hujan
(natural recharge). Air ini kemudian masuk karena adanya perekahan
batuan melalui saluran pori-pori diantara butir-butir batuan. Air tersebut
kemudian terakumulasi di dalam reservoir sampai penuh dan terpanaskan
oleh batuan beku panas (pluton). Pada reservoir yang sudah berisi air,
terjadilah arus konveksi sehingga memanaskan semua air di dalam
reservoir tersebut.
7. Energi panas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan
karena fluida panas bumi setelah energi panas diubah menjadi
energi listrik, fluida dikembalikan ke bawah permukaan (reservoir)
melalui sumur injeksi. Penginjeksian air kedalam reservoir
merupakan suatu keharusan untuk menjaga keseimbangan masa
sehingga memperlambat penurunan tekanan reservoir dan mencegah
terjadinya subsidence. Penginjeksian kembali fluida panas bumi setelah
fluida tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, serta adanya
recharge (rembesan) air permukaan yang dilakukan berdasarkan kaidah
Geothermal Reservoir Management, menjadikan energi panas bumi
sebagai energi yang berkelanjutan (sustainable energy).
8. Untuk mencegah perpindahan panas berlebih saat melewati pipa dan
mencegah pemuaian pipa. Terdapat pipa vertikal namun tidak terlalu
disarankan mengingat adanya gaya gravitasi yang dapat menyebabkan
kondensasi uap.
9. Kebanyakan PLTP dibangun pada gunung api yang sudah tidak aktif
sehingga memiliki reservoir geothermal dan resiko bencana yang rendah.
48