Anda di halaman 1dari 15

CEKUNGAN NATUNA

Struktural

Stratigrafi

Petroleum System

Eksplorasi Dan
Produksi
ke
Kelompok 6

Asep Rizal
Ipan Swara Hidayatullah

Alfian
Syifantoni Rex Garvinct
Wangsa H

Farchan
Rizqi N H Sugiarto

Azizurahman
CEKUNGAN NATUNA BARAT

Secara Geografis Kabupaten Natuna terletak di


belahan Utara Indonesia tepatnya antara 2º Lintang Utara
– 5º Lintang Utara dan 104º Bujur Timur – 110º Bujur
Timur. Luas Wilayah Kabupaten Natuna ( sebelum Kab.
Anambas Terbentuk ) adalah 14.190.120 ha atau
141.901,2 Km2, terdiri dari daratan seluas 323.520 ha
(3.235,2 km2) dan perairan seluas 13.866.600 ha (138.66
km2). Wilayah daratan terdiri dari 272 pulau besar dan
kecil yang tersebar di perairan Laut Cina Selatan.
Kabupaten Natuna saat ini memang menjadi salah satu
daerah andalan penghasil minyak dan gas Indonesia.
Berdasarkan laporan studi Kementerian dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) tahun 2002, cadangan minyak yang
dimiliki Natuna mencapai 308,30 Juta Barel. Sementara
Cadangan Gas Buminya terbesar se-Indonesia, yaitu
sebesar 54,78 triliyun kaki kubik. Tidak mengherankan
jika Dana Bagi Hasil Migas menjadi sumber utama
pendapatan Daerah Kabupaten Natuna.
STRUKTURAL

Struktural Cekungan Natuna Barat merupakan


cekungan sedimen yang
terletak di sisi barat Pulau Kalimantan.
Cekungan ini merupakan bagian
Teren dari lempeng Eurasia, bagian dari
Sundaland. Cekungan ini mempunyai
Patahan Jenis dasar berupa kerak benua.

patahan
Peta lokasi
Cekungan
Natuna
Barat.
Arah / Patahan
Cekungan Natuna Barat merupakan cekungan rift intrakontinental yang
berada pada Paparan Sunda. Perkembangan cekungan ini pengaruhi
oleh dua fase tektonik utama yaitu fase ekstensional pada Eosen -
Oligosen dan fase kompresional pada Miosen. Fase ekstensional yang
terjadi pada Eosen - Oligosen dipengaruhi oleh adanya kolisi (collision)
antara India dan Asia Fase ini mengakibatkan terjadinya rifting pull-
apart yang menghasilkan graben dan setengah graben pada Cekungan
Natuna Barat. Fase kompresional yang terjadi pada Miosen diperkirakan
dipengaruhi oleh pergerakan Blok Indochina menuju Paparan Sunda.
Struktur utama pada cekungan ini memiliki orientasi umum berarah
barat daya-timur laut (SW-NE) dan barat laut-tenggara (NW-SE).
Jenis Patahan

Fase kompresional yang terjadi pada


Miosen diperkirakan dipengaruhi oleh
pergerakan Blok Indochina menuju
Paparan Sunda Fase ini mengakibatkan
terbentuknya struktur inversi ( fase
inversi), sesar naik serta sesar geser.
Struktural
Cekungan Natuna Barat merupakan cekungan rift
intrakontinental yang berada pada Paparan Sunda
Perkembangan cekungan ini pengaruhi oleh dua fase tektonik
utama yaitu fase ekstensional pada Eosen - Oligosen dan fase
kompresional pada Miosen. Fase ekstensional yang terjadi
pada Eosen - Oligosen dipengaruhi oleh adanya kolisi
(collision) antara India dan Asia. Fase ini mengakibatkan
terjadinya rifting pull-apart yang menghasilkan graben dan
setengah graben pada Cekungan Natuna Barat
STRATIGRAFI
1. Stratcekungan Natuna Barat dimulai dari basement pra-tersier dan seluruh
pengendapan tersier. Urutan lithostratigrafi di Cekungan Natuna Barat dari
yang paling tua (basement) sampai ke yang muda dibagi atas lima
kelompok, yaitu:

Batuan Dasar atau Basement, berumur Pra-Tersier.

Kelompok Belut, berumur antara Eocene sampai Oligocene Bawah.

Kelompok Gabus, berumur akhir Oligocene.

Kelompok Udang, berumur antara akhir Oligocene atas sampai


awal Miocene.

Kelompok Barat, berumur antara Oligocene Bawah sampai


Miocene Bawah.

Kelompok Arang, berumur antara Miocene Bawah sampai


Miocene Tengah.

Kelompok Muda, berumur antara Miocene Atas sampai Pleistoc ene.


PETROLEUM SYSTEM

Seal

Reservoir
Trap

Batuan Migrasi
Induk
Batuan Induk

Berdasarkan analisis pirolisis menunjukkan bahwa hidrokarbon


berada seribu Feet dari formasi Barat. Serta menyatakan bahwa
Formasi Benua, Lama, Keras dan Barat memiliki potensial
menjadi batuan sumber. Minyak X terbentuk dari kerogen tipe 1
yang berasal dari formasi Lama dan Keras. Titik akumulasi adalah
pada kedalaman 9000 ft, pada 227o F. Batuan sumber pada Lower
Gabus yang memiliki nilai TOC rendah-sedang, dan terjadi
didalam mudstone, thin carboneceus sandstone , dan batubara.
Migrasi Dan Trap

Karena depocenter pada cekungan Natuna Barat adalah lipatan tipe


Sunda, trap yang paling mudah terjadi adalah anticline. Lapisan
 sandstone dari sedimen  syn-rift dapat juga menjadi trap
 stratifraphic dan kombinasi keduanya. Waktu hidrokarbon bermigrasi
bertepatan pada saat inversi awal, yaitu pada zaman Oligocene. Arah
migrasi terbagi menjadi dua kemungkinan. Pertama adalah migrasi
dip/lateral , yaitu dari  source rock menuju reservoar rock , dan yang
lainnya adalah migrasi vertikal, yaitu migrasi dari  source rock menuju
reservoar melalui jalur patahan secara vertikal.
Reservoir Dan Seal

Batuan reservoar pada formasi Lama/Benua memliki porositas


 berkisar antara 7% dengan permeabilitas 0,1-2,3 md. Formasi
Lower Gabus memiliki porositas rata-rata 22%, dan formasi
Keras memiliki  porositas 16-23%. Formasi Barat dan Arang
memiliki batuan shale, sehingga efektif menjadi batuan  seal/cap
rock . Dorongan yang kuat pada tahap inversi menjadikan
formasi ini adalah formasi  Fault Seal.
Sejarah

Produksi

Eksplorasi
Eksplorasi dan Produksi

Berdasarkan data dan perhitungan, potensi migas Indonesia masih besar. Telah
dijelaskan bahwa dari 128 cekungan sedimen Indonesia, baru 18 cekungan yang berstatus
produksi. Ini berarti masih ada 110 cekungan sedimen lainnya yang terbuka untuk
dieksplorasi lebih lanjut. Bila 20% saja dari 110 cekungan itu bisa menjadi cekungan
produksi, hal itu sudah sangat baik.
Data juga menunjukkan bahwa prospektivitas migas Indonesia masih sangat baik. Dari
banyak wilayah operasi migas di Indonesia saat ini, telah dikenali hampir 1.200 struktur
perangkap di bawah permukaan Bumi yang bisa dibor untuk membuktikan kandungan
migasnya. Perhitungan sumber daya migas untuk hampir 1200 perangkap itu adalah sekitar
30 miliar barel ekivalen minyak dan gas.

Anda mungkin juga menyukai