Oleh:
Fitra Ramadhanti
1206398
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik, dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini berguna untuk membantu
pembaca dalam mempelajari Pembangkit listrik Tenaga Gelombang Laut,
Makalah ini disusun sebagai bekal pembaca dan melengkapi tugas Tekni Tenaga
Listrik. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan pengerjaan makalah ini
masih banyak kekurangan, sehingga penulis berharap saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak agar makalah ini dapat lebih bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4.
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis energi telah diprediksikan akan melanda lima tahun yang akan
datang. Hal ini dikarenakan semakin langkanya minyak bumi dan semakin
meningkatnya permintaan energi. Untuk itu diperlukan sebuah terobosan baru
untuk memanfaatkan energi lain, selain energi yang tidak dapat diperbaharui ini.
Karena jika kita tergantung pada energi yang tidak dapat diperbaharui saja, maka
di masa depan kita akan kesulitan untuk memanfaatkan energi ini karena
keterbatasan sumber dari energi tersebut. Lalu bagaimana dengan nasib anak cucu
kita nanti? Oleh karena itu manusia harus berusaha memanfaatkan sumber daya
hayati yang ada di bumi ini dengan sebaik-baiknya dan dalam pemanfaatannya
harus dikembangkan dari sekarang. Akan tetapi penggunaannya haruslah
mempunyai tujuan yang positif yang nantinya tidak akan membahayakan manusia
itu sendiri.
Sumber daya hayati yang ada di bumi ini salah satunya adalah lautan.
Wilayah bumi didominasi oleh laut, dan laut juga mempunyai banyak potensi
pangan dan potensi sebagai sumber energi. Potensi pangan yang ada di laut adalah
beranekaragamnya spesies ikan dan tanaman laut. Dan potensi sumber energi
yang ada di laut ada 3 macam, yaitu: energi ombak, energi pasang surut dan energi
panas laut. Salah satu energi di laut adalah energi ombak. Sebenarnya ombak
merupakan sumber energi yang cukup besar. Ombak merupakan gerakan air laut
yang turun-naik atau bergulung-gulung. Energi ombak adalah energi alternatif
yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan
gelombang.
Untuk itu kita akan mencoba menggali informasi tentang tenaga ombak
yang sudah dimanfaatkan oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan
survei
yang
dilakukan Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi
(BPPT) dan Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, terlihat bahwa banyak
daerah-daerah pantai yang berpotensi sebagai pembangkit listrik bertenaga
ombak. Ombak di sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di atas Kepala Burung
Irian Jaya, dan sebelah barat Pulau Sumatera sangat sesuai untuk menyuplai
energi listrik. Kondisi ombak seperti itu tentu sangat menguntungkan, sebab tinggi
ombak yang bisa dianggap potensial untuk membangkitkan energi listrik adalah
sekitar 1,5 hingga 2 meter, dan gelombang ini tidak pecah sampai di pantai.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
7. Bagaimana Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
(PLTGL) ?
8. Apa Pengertian Dari Pembangkit Listrik Tenaga Ombak ?
9. Apa saja Komponen-Komponen Utama pada PLTGL ?
10. Bagaimana Proses PLTGL ?
11. Bagaimana Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut dunia dan di
Indonesia ?
12. Apa saja Keuntungan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga
Ombak ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
2. Mengetahui pengertian dari pembangkit listrik tenaga ombak.
3. Mengetahui komponen-komponen pada pembangkit listrik tenaga
ombak.
4. Mengetahui proses pembangkitan listrik dengan menggunakan tanaga
ombak.
5. Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan pada pembangkit listrik
tenaga ombak.
6. Perkembangan pembangkit listrik tenaga ombak di Indonesia dan
dunia.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui mengenai pembangkit listrik tenaga ombak.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tenaga Listrik (TTL).
BAB II
PEMBAHASAN
sayangnya
pengembangan
teknologi
yang
memanfaatkan
gelombang laut kurang mendapat respons. Seiring perjalanan waktu pada 1973,
dunia dilanda krisis minyak. Krisis bahan bakar dari fosil itu kembali mendorong
dan memacu peneliti dari berbagai universitas mencoba mengembangkan
pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Peneliti itu di antaranya Stephen Salter
dari Edinburgh University, Johannes Falnes dari Norwegian Institute of
Technology, Michael E. McCormick dari U. S. Naval Academy, David Evans dari
Bristol University, Michael French from University of Lancaster, John Newman,
serta Chiang C. Mei dari MIT.
Pembangkit listrik tenaga gelombang telah dikembangkan di Jerman.
Perusahaan Energie Baden-Wuttemberg Ag (EnBW) bekerja sama dengan Vorth
Siemen Hydro Power Generation GmbH & Co. Bermula dari EnBW melihat
potensi untuk pembangkit gelombang di pantai Laut Utara. Akhirnya pemerintah
Jerman merancang pilot project pembangkit listrik tenaga gelombang.
Pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) yang telah berjalan
adalah PLTGL Limpet dikelola oleh Wavegen, anak perusahaan Vorth Siemen
yang berbasis di Inggris. PLTGL Limpet mampu memproduksi listrik 500 kwh.
Pembangkit tersebut menggunakan teknologi Oscillating Water Column (OWC)
yang mengubah energi gelombang menjadi udara pendorong untuk menggerakan
turbin.
Sementara itu, PLTGL yang di Jerman akan memiliki kapasitas 250 kWh.
Dengan kapasitas tersebut, PLTGL tersebut dapat mengaliri listrik ke 120 rumah.
Pemerintah Jerman berharap pembangunan PLTG tersebut tidak mengganggu
lingkungan sekitar pantai. Oleh karena itu, EnBW menjalin kerja sama dengan
proyek konservasi pantai agar pembanguan PLTGL tidak merusak keindahan alam
daerah sepanjang pantai.
B. Jenis-jenis Energi
Tiga tipe Energi Secara umum, potensi energi gelombang laut dapat
menghasilkan listrik dapat dibagi menjadi tiga tipe potensi energi yaitu energi
pasang surut (tidal power), energi gelombang laut (wave energy), dan energi
panas laut (ocean thermal energy).
1. Energi pasang surut merupakan energi yang dihasilkan dari pergerakan air
laut akibat perbedaan pasang surut.
2. Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan
gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya.
3. Energi panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air laut di
permukaan dan di kedalaman.
Energi
dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, seperti saat ini telah didirikan
sebuah Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak (PLTO) di Yogyakarta, yaitu
model Oscillating Water Column.
D. Komponen-Komponen Utama pada PLTGL
1. Piston Hirolik
Piston hidrolik adalah bagian yang berfungsi menjaga keseimbangan
generator agar kedudukanya tidak terpengaruh oleh laju ombak yang
bergerak.
2. Turbin
Pada Prinsipnya turbin bekerja sebagai "Penerima Energi", artinya dia
menerima energi (kinetik) dari angin dan merubahnya menjadi energi lain
yang dapat digunakan seperti listrik. Angin yang datang akan menumbuk
sayap kipas (baling-baling) pada kincir angin, sehingga sayap kipas akan
berputar. Kemudian sayap kipas akan memutar memutar generator.
3. Generator
Generator berfungsi untuk merubah energy mekanik yang berasal dari
turbin menjadi energy listrik. Generator inilah yang disebut konventer
energy. Jenis generator yang digunakan pada PLTGL ialah jenis Generator
Asinkron (generator tak-serempak) yang merupakan motor induksi yang
dirubah menjadi generator, generator ini dipilih karena PLTGL sebagai
energi alternatif tidak banyak membutuhkan perawatan seperti halnya
generator sinkron, lebih kuat, handal, harga lebih murah dan tidak
membutuhkan bahan bakar pada saat diaplikasikan di lapangan, tapi cukup
bergantung pada sumber energi terbarukan seperti air, angin, dan lain
lain sebagai prime over (penggerak mula). Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya
digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh
generator ini berupa AC (Alternating Current).
E. Proses PLTGL
Pertama aliran gelombang laut yang mempunyai energi kinetik masuk
kedalam mesin konversi energi gelombang. Kemudian dari mesin konversi aliran
gelombang yang mempunyai energi kinetik ini dialirkan menuju turbin. Di dalam
turbin ini, energi kinetik yang dihasilkan gelombang digunakan untuk memutar
rotor. Kemudian dari perputaran rotor inilah energi mekanik yang kemudian
disalurkan menuju generator. Di dalam generator, energi mekanik ini dirubah
menjadi energi listrik (daya listrik). Dari generator ini, daya listrik yang dihasilkan
dialirkan lagi menuju sistem tranmisi (beban).
Pada teknologi OWC ini, digunakan tekanan udara dari ruangan kedap air
untuk menggerakkan whells turbine yang nantinya pergerakan turbin ini
digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Ruangan kedap air ini dipasang
tetap dengan struktur bawah terbuka ke laut. Tekanan udara pada ruangan kedap
air ini disebabkan oleh pergerakan naik-turun dari permukaan gelombang air laut.
Gambar 1. Proses terbentuknya aliran udara yang dihasilkan oleh gelombang laut
Gerakan gelombang di dalam ruangan ini merupakan gerakan compresses
dan gerakan decompresses yang ada di atas tingkat air di dalam ruangan. Gerakan
ini mengakibatkan, dihasilkannya sebuah alternating streaming kecepatan tinggi
dari udara. Aliran udara ini didorong melalui pipa ke turbin generator yang
digunakan untuk menghasilkan listrik. Sistem OWC ini dapat ditempatkan
permanen di pinggir pantai atau bisa juga ditempatkan di tengah laut. Pada sistem
yang ditempatkan di tengah laut, tenaga listrik yang dihasilkan dialirkan menuju
transmisi yang ada di daratan menggunakan kabel.
daerah Selatan Sydney, Australia. Listrik baru bisa dihasilkan PLTGL jika
gelombang laut datang menerpa corong yang menghadap ke lautan. Gerakan
tersebut mengalirkan udara melalui dan masuk menggerakan turbin. Dari putaran
turbin tersebut, sebanyak 500 kWh daya listrik dihasilkan setiap hari dan langsung
disalurkan ke rumah-rumah . Pusat PLTGL yang di Australia merupakan proyek
percontohan. Pemerintah Australia berencana membangun PLTGL yang lebih
besar dan menghasilkan listrik lebih kuat di pantai selatan Australia. Dengan
pembangunan PLTGL, para ahli teknologi PLGL Australia pun mendapat
kebanjiran order untuk membangunan PLTGL di beberapa negara. Hawai,
Spanyol, Afrika Selatan, Cile, Meksiko, dan Amerika Serikat juga tertarik.
yang
dilakukan Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi
(BPPT) dan Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, terlihat bahwa banyak
daerah-daerah pantai yang berpotensi sebagai pembangkit listrik bertenaga
ombak. Ombak di sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di atas Kepala Burung
Irian Jaya, dan sebelah barat Pulau Sumatera sangat sesuai untuk menyuplai
energi listrik. Kondisi ombak seperti itu tentu sangat menguntungkan, sebab tinggi
ombak yang bisa dianggap potensial untuk membangkitkan energi listrik adalah
sekitar 1,5 hingga 2 meter, dan gelombang ini tidak pecah hingga sampai di
pantai.
Potensi tingkat teknologi saat ini diperkirakan bisa mengkonversi per
meter panjang pantai menjadi daya listrik sebesar 20-35 kW (panjang pantai
Indonesia sekitar 80.000 km, yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau, dan sekitar
9.000 pulau-pulau kecil yang tidak terjangkau arus listrik nasional, dan
penduduknya hidup dari hasil laut). Dengan perkiraan potensi semacam itu,
seluruh pantai di Indonesia dapat menghasilkan lebih dari 2~3 Terra Watt
Ekuivalensi listrik, bahkan tidak lebih dari 1% panjang pantai Indonesia (~800
km) dapat memasok minimal ~16 GW atau sama dengan pasokan seluruh listrik di
Indonesia tahun ini.
Saat ini telah didirikan sebuah Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak
(PLTO) di Yogyakarta,
yaitu
model Oscillating
Water
Column.
Tujuan
didirikannya PLTO ini adalah untuk memberikan model sumber energi alternatif
yang ketersediaan sumbernya cukup melimpah di wilayah perairan pantai
Indonesia. Model ini menunjukan tingkat efisiensi energi yang dihasilkan dan
parameter-parameter minimal hiroosenografi yang layak, baik itu secara teknis
maupun ekonomis untuk melakukan konversi energi.
Proyek yang mendapat bantuan (hibah) dari pemerintah Norwegia
sebanyak 70 persen (sekitar 5,1 juta dolar AS) dari total investasi itu
direncanakan, dalam periode tiga tahun, PLTO Baron selesai dikerjakan dan
sebesar 1.100 kilo watt jam listriknya bisa dinikmati oleh sekitar dua ribu rumah
warga sekitarnya. Sebagai proyek percontohan, memang PLTO di Baron ini masih
dalam tahap uji coba, belum dalam skala komersial. Namun demikian tidak
tertutup kemungkinan, jika proyek percontohan Baron sukses, maka instalasiinstalasi listrik yang bersumber pada tenaga ombak akan banyak bermunculan.
Yang digunakan PLTO Baron, pada prinsipnya serupa dengan yang dikembangkan
di daerah Toftestailen, Norwegia. Namun para peneliti di Indonesia kini sedang
mempersiapkan software (piranti lunak) yang unik, lain dari pada yang lain.
Untuk sistem mekaniknya, PLTO dikenal memakai teknologi OWC
(Oscillating Wave Column). Untuk OWC ini ada dua macam, yaitu OWC tidak
terapung dan OWC terapung. Untuk OWC tidak terapung prinsip kerjanya
sebagai berikut. Instalasi OWC tidak terapung terdiri dari tiga bangunan utama,
yakni saluran masukan air, reservoir (penampungan), dan pembangkit. Dari ketiga
bangunan tersebut, unsur yang terpenting adalah pada tahap pemodifikasian
bangunan saluran masukan air yang tampak berbentuk U, sebab ia bertujuan untuk
menaikkan air laut ke reservoir.
Bangunan untuk memasukkan air laut ini terdiri dari dua unit, kolektor
dan konverter. Kolektor berfungsi menangkap ombak, menahan energinya
semaksimum
mungkin,
lalu
memusatkan
gelombang
tersebut
ke
konverter. Konverter yang didesain berbentuk saluran yang runcing di salah satu
ujungnya ini selanjutnya akan meneruskan air laut tersebut naik menuju reservoir.
Karena bentuknya yang spesifik ini, saluran tersebut dinamakan tapchan (tapered
channel).
Setelah air tertampung pada reservoir, proses pembangkitan listrik tidak
berbeda dengan mekanisme kerja yang ada pada pembangkit listrik tenaga air
(PLTA). Air yang sudah terkumpul itu diterjunkan ke sisi bangunan yang lain.
Energi potensial inilah yang berfungsi menggerakkan atau memutar turbin
pembangkit listrik.
Selain OWC tidak terapung, kita juga mengenal OWC tidak terapung lain
seperti OWC tidak terapung saat air pasang. OWC ini bekerja pada saat air pasang
saja, tapi OWC ini lebih kecil. Hasil survei hidrooseanografi di wilayah perairan
Parang Racuk menunjukkan bahwa sistem akan dapat membangkitkan daya listrik
optimal jika ditempatkan sebelum gelombang pecah atau pada kedalam 4-11
meter. Pada kondisi ini akan dapat dicapai putaran turbin antara 3000-700 rpm.
Posisi prototip II OWC (Oscillating Wave Column) masih belum mencapai lokasi
minimal yang disyaratkan, karena kesulitan pelaksanaan operasional alat mekanis.
Posisi ideal akan dicapai melalui pembangunan prototip III yang berupa sistem
OWC apung. Untuk OWC terapung, prinsip kerjanya sama seperti OWC tidak
terapung, hanya saja peletakannya yang berbeda.
Selain model Oscillating Water Column, ada beberapa perusahaan &
lembaga lainnya yang mengembangkan model yang berbeda untuk memanfaatkan
ombak sebagai penghasil energi listrik, antara lain:
khusus.
Renewable Energy Holdings; ide mereka untuk menghasilkan listrik dari
tenaga ombak menggunakan peralatan yang dipasang di dasar laut dekat tepi
pantai sedikit mirip dengan Pelamis. Prinsipnya menggunakan gerakan naik
turun dari ombak untuk menggerakkan piston yang bergerak naik turun pula
di dalam sebuah silinder. Gerakan dari piston tersebut selanjutnya digunakan
antara lain, selain hemat biaya dari segi investasi maupun operasional, juga
bermanfaat bagi lingkungan hidup. PLTO tidak mengeluarkan limbah berupa
padat, cair, maupun gas seperti halnya pada PLTA, PLTO pun bisa dimanfaatkan
untuk membudidayakan ikan air laut. Sebab, pada bangunan reservoirnya banyak
sekali mengandung oksigen akibat gerakan air laut naik menuju reservoir
tersebut.
Ditanjau dari sudut wisata, PLTO Baron diharapkan semakin menambah
kashanah wisata ilmiah di lokasi tersebut. Dengan kata lain tidak tertutup
kemungkinan kalau Pantai Baron nantinya bisa menjadi objek wisata ilmiah, suatu
wisata yang menawarkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kekurangan dalam pemanfaatan energi ombak sebagai pembangkit
listrik ini adalah :
Bergantung pada ombak; kadang ombak tersebut dapat menjadi sumber
energi, kadang tidak, Perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat
dan muncul secara konsisten. Akan tetapi jika kita memanfaatkan energi ini maka
kelebihan yang kita dapatkan adalah energi bisa diperoleh secara gratis, tidak
butuh bahan bakar, tidak menghasilkan limbah, mudah dioperasikan dan biaya
perawatan rendah, serta dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang memadai.
Oleh karena itu mengingat potensi yang telah dmiliki oleh ombak begitu
besar, maka sebaiknya mulai sekarang kita perlu memanfaatkan energi ombak ini
sebagai pembangkit tenaga listrik guna memenuhi kebutuhan akan energy listrik
di hari mendatang, dengan mengembangkan model tersebut di seluruh pesisir
pantai Indonesia.
Energi tidal juga merupakan salah satu macam dari energi ombak.
Kelemahan energi ini diantaranya adalah membutuhkan alat konversi yang handal
yang mampu bertahan dengan kondisi lingkungan laut yang keras yang
disebabkan antara lain oleh tingginya tingkat korosi dan kuatnya arus laut.
Saat ini baru beberapa negara yang yang sudah melakukan penelitian
secara serius dalam bidang energi tidal, diantaranya Inggris dan Norwegia. Di
Norwegia, pengembangan energi ini dimotori oleh Statkraft, perusahaan
pembangkit listrik terbesar di negara tersebut. Statkraft bahkan memperkirakan
energi tidal akan menjadi sumber energi terbarukan yang siap masuk tahap
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahsan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada pembahasan ini adalah agar Indonesia
dapat lebih memanfaatkan ombak sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif
untuk pembangkit listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Khazaku.
2010.
Pembangkit
Listrik
Tenaga
Ombak
(online).
(http://khanzaku.wordpress.com/2010/01/23/pembangkit-listrik-tenaga-ombak,
diakses 24 Mei 2011).
(http://insinyurmuslim.blogspot.com/2013/05/pembangkit-listrik-tenagagelombang-laut.html). Diakses pada tanggal 04 Oktober 2014
2009.
Pembangkit
Listrik
Tenaga
Ombak
(online).
(http://niken11.wordpress.com/2009/09/11/pembangkit-listrik-tenaga-ombak/,
dikses 24 Mei 2011).