Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan, antara lain yang pertama adalah
isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi gas,
sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum Paschen.
Kedua isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara
serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi
energi.
Ketiga isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi
pelepasan muatan (discharge).
Namun kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi.
Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi kegagalan minyak
transformator seperti luas daerah elektroda, jarak celah (gap spacing), pendinginan,
perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak ), pengaruh kekuatan dielektrik
dari minyak transformator yang diukur serta kondisi pengujian atau minyak
transformator itu sendiri juga mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak
transformator.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEKANISME
KEGAGALAN ISOLASI CAIR YAITU :
• PARTIKEL
Ketidak murnian memegang peranan penting dalam kegagalan
isolasi. Partikel debu atau serat selulosa dari sekeliling dielektrik
padat selalu tertinggal dalam cairan. Apabila diberikan suatu
medan listrik maka partikal ini akan terpolarisasi. Jika partikel
tersebut lembab atau basah maka gaya ini makin kuat karena
permitivitas air tinggi. Partikel yang lain akan tertarik ke daerah
yang bertekanan tinggi hingga partikel partikel tersebut
bertautan satu dengan lainnya karena adanya medan. Hal ini
menyebabkan terbentuknya jembatan hubung singkat antara
elektroda. Arus yang mengalir sepanjang jembatan ini
menghasilkan pemanasan lokal dan menyebabkan kegagalan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEKANISME
KEGAGALAN ISOLASI CAIR YAITU :
• Air
Air yang dimaksud adalah berbeda dengan partikel yang
lembab. Air sendiri akan ada dalam minyak yang sedang
beroperasi/dipakai. Namun demikian pada kondisi operasi
normal, peralatan cenderung untuk mambatasi
kelembaban hingga nilainya kurang dari 10 %. Medan
listrik akan menyebabkan tetesan air yang tertahan
didalam minyak yang memanjang searah medan dan pada
medan yang kritis, tetesan itu menjadi tidak stabil. Kanal
kegagalan akan menjalar dari ujung tetesan yang
memanjang sehingga menghasilkan kegagalan total.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEKANISME
KEGAGALAN ISOLASI CAIR YAITU :
• Gelembung
Pada gelembung dapat terbentuk kantung kantung gas yang
terdapat dalam lubang atau retakan permukaan elektroda,
yang dengan penguraian molekul molekul cairan menghasilkan
gas atau dengan penguatan cairan lokal melalui emisi elektron
dari ujung tajam katoda. Gaya elektrostatis sepanjang
gelembung segera terbentuk dan ketika kekuatan kegagalan
gas lebih rendah dari cairan, medan yang ada dalam
gelembung melebihi kekuatan uap yang menghasilakn lebih
banyak uap dan gelembung sehingga membentuk jembatan
pada seluruh celah yang menyebabkan terjadinya pelepasan
secara sempurna.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEKANISME
KEGAGALAN ISOLASI CAIR YAITU :
• PARTIKEL
Ketidak murnian memegang peranan penting dalam kegagalan
isolasi. Partikel debu atau serat selulosa dari sekeliling dielektrik
padat selalu tertinggal dalam cairan. Apabila diberikan suatu
medan listrik maka partikal ini akan terpolarisasi. Jika partikel
tersebut lembab atau basah maka gaya ini makin kuat karena
permitivitas air tinggi. Partikel yang lain akan tertarik ke daerah
yang bertekanan tinggi hingga partikel partikel tersebut
bertautan satu dengan lainnya karena adanya medan. Hal ini
menyebabkan terbentuknya jembatan hubung singkat antara
elektroda. Arus yang mengalir sepanjang jembatan ini
menghasilkan pemanasan lokal dan menyebabkan kegagalan.
SIFAT LISTRIK CAIRAN ISOLASI CAIR YAITU :
SIFAT SIFAT LISTRIK YANG MENENTUKAN UNJUK KERJA CAIRAN SEBAGAI ISOLASI ADALAH :
Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami kegagalan dalam kondisi tekanan
listrik (electric stress ) yang tinggi.
Kapasitansi Listrik per unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya.
Minyak petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena meruapakan campuran
cairan hidrokarbon. Minyak ini memiliki permitivitas kira-kira 2 atau 2.5 . Ketidak bergantungan
permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai
dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk
frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas 5 untuk gelombang mikro.
Faktor daya
Faktor dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan tinggi akan menentukan unjuk
kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat sejumlah rugi rugi dielektrik. Faktor dissipasi
sebagai ukuran rugi rugi daya merupakan parameter yang penting bagi kabel dan kapasitor.
Minyak transformator murni memiliki faktor dissipasi yang bervariasi antara 10 -4 pada 20 oC dan
10-3 pada 90oC pada frekuensi 50 Hz.
Resistivitas
Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resitivitasnya lebih besar dari 10 9
W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang diperlukan untuk material isolasi adalah 10 16
W-m atau lebih. (W=ohm)
KEKUATAN DIELEKTRIK
• Kekuatan dielektrik merupakan ukuran kemampuan suatu
material untuk bisa tahan terhadap tegangan tinggi tanpa
berakibat terjadinya kegagalan.
• Kekuatan dielektrik ini tergantung pada sifat atom dan
molekul cairan itu sendiri.
• Namun demikan dalam prakteknya kekuatan dielektrik
tergantung pada material dari elektroda, suhu, jenis
tegangan yang diberikan, gas yang terdapat dalam cairan
dan sebagainya yang dapat mengubah sifat molekul cairan.
• Dalam isolasi cairan kekuatan dielektrik setara dengan
tegangan kegagalan yang terjadi.
KEGAGALAN ISOLASI PADAT
MEKANISME KEGAGALAN BAHAN ISOLASI PADAT
Uraian masing masing jenis kegagalan pada bahan isolasi padat adalah :
• Kegagalan asasi (intrinsik) adalah kegagalan yang disebabkan oleh jenis
dan suhu bahan ( dengan menghilangkan pengaruh luar seperti tekanan,
bahan elektroda, ketidakmurnian, kantong kantong udara. Kegagalan ini
terjadi jika tegangan yang dikenakan pada bahan dinaikkan sehingga
tekanan listriknya mencapai nilai tertentu yaitu 10 6 volt/cm dalam waktu
yang sangat singkat yaitu 10-8 detik
• Kegagalan elektromekanik adalah kegagalan yang disebabkan oleh
adanya perbedaan polaritas antara elektroda yang mengapit zat isolasi
padat sehingga timbul tekanan listrik pada bahan tersebut. Tekanan
listrik yang terjadi menimbulkan tekanan mekanik yang menyebabkan
timbulnya tarik menarik antara kedua elektroda tersebut. Pada tegangan
106 volt/cm menimbulkan tekanan mekanik 2 s.d 6 kg/cm 2.
KEGAGALAN STREAMER
• Kegagalan streamer adalah kegagalan yang terjadi sesudah suatu banjiran (avalance).
Sebuah elektron yang memasuki band conduction di katoda akan bergerak menuju anoda
dibawah pengaruh medan memperoleh energi antara benturan dan kehilangan energi
pada waktu membentur. Jika lintasan bebas cukup panjang maka tambahan energi yang
diperoleh melebihi pengionisasi latis (latice). Akibatnya dihasilkan tambahan elektron
pada saat terjadi benturan. Jika suatu tegangan V dikenakan terhadap elektroda bola,
maka pada media yang berdekatan (gas atau udara) timbul tegangan.
• Karena gas mempunyai permitivitas lebih rendah dari zat padat sehingga gas akan
mengalami tekanan listrik yang besar. Akibatnya gas tersebut akan mengalami kegagalan
sebelum zat padat mencapai kekuatan asasinya. Karena kegagalan tersebut maka akan
jatuh sebuah muatan pada permukaan zat padat sehingga medan yang tadinya seragam
akan terganggu. Bentuk muatan pada ujung pelepasan ini dalam keadaan tertentu dapat
menimbulkan medan lokal yang cukup tinggi (sekitar 10 MV/cm).
• Karena medan ini melebihi kekuatan intrinsik maka akan terjadi kegagalan pada zat padat.
Proses kegagalan ini terjadi sedikit demi sedikit yang dapat menyebabkan kegagalan total.
KEGAGALAN ISOLASI GAS
Mekanisme Kegagalan Isolasi Gas
Maka dari itu perlunya sebuah metode pengujian pada isolasi peralatan listrik untuk mengetahui besar nilai tegangan tembus
pada isolasi peralatan listrik yang akan di ujikan. Dengan mengetahui nilai tegangan tembus isolasi tersebut kita dapat
mengetahui range tegangan berapa yang wajib untuk kita hindarkan pada peralatan listrik yang akan di gunakan.
Maka dari itu perlunya sebuah metode pengujian pada isolasi peralatan listrik untuk mengetahui besar nilai tegangan tembus
pada isolasi peralatan listrik yang akan di ujikan. Dengan mengetahui nilai tegangan tembus isolasi tersebut kita dapat
mengetahui range tegangan berapa yang wajib untuk kita hindarkan pada peralatan listrik yang akan di gunakan.
PARTIAL DISCHARGE
Partial discharge (peluahan parsial) adalah peristiwa pelepasan/loncatan bunga api listrik yang
terjadi pada suatu bagian isolasi (pada rongga dalam atau pada permukaan) sebagai akibat adanya
beda potensial yang tinggi dalam isolasi tersebut Partial discharge dapat terjadi pada bahan isolasi
padat, bahan isolasi cair .
A Partial Discharge is an electrical discharge or spark that bridges a small portion of the
insulation between two conducting electrodes.
Partial Discharge activity can occur at any point in the insulation system, where the electric
field strength exceeds the breakdown strength of that portion of the insulating material.
Partial Discharge & Transient Earth Voltage (TEV) emissions
When Partial Discharge activity occurs within high voltage switchgear insulation, it
generates electromagnetic waves in the radio frequency range. The signal can travel
through insulating materials or components, though the signal attenuation increases
with each surface or medium that it traverses. Essentially, the majority of the
electromagnetic pulses produced by these Partial Discharge ‘sparks’ are conducted
away by the surrounding metalwork, but a small proportion impinge onto the inner
surface of the casing. These small charges (between 0.1mV to 1V each) escape through
joints in the metalwork, or gaskets on gas insulated switches, and pass as a raised
voltage across the outside surface of the switch to earth. These pulses of charge were
first discovered at EA Technology in the 1970s by Dr John Reeves, who named them
Transient Earth Voltages (TEVs). He established that these TEV signals are directly
proportional to the condition of the insulation for all switchgear of the same type,
measured at the same point.
The discovery of TEVs produced a powerful technique for non-invasively checking the
condition of switches of the same type and manufacture, in that TEV readings are
measured in dBmV and the instruments are used comparatively. From a practical
perspective, Partial Discharge activity may be detected non-intrusively by placing a
probe on the outside of the switchgear whilst the switchgear is in service.
Pengukuran Partial Discharge (PD)
• Partial discharge (peluahan parsial) adalah peristiwa pelepasan/loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu bagian
isolasi (pada rongga dalam atau pada permukaan) sebagai akibat adanya beda potensial yang tinggi dalam isolasi tersebut
Partial discharge dapat terjadi pada bahan isolasi padat, bahan isolasi cair maupun bahan isolasi gas.
• Mekanisme kegagalan pada bahan isolasi padat meliputi
A) KEGAGALAN ASASI (INTRINSIK),
B) ELEKTRO MEKANIK,
C) STREAMER,
D) THERMAL DAN
E) KEGAGALAN EROSI.
• Kegagalan pada bahan isolasi cair disebabkan oleh adanya kavitasi, adanya butiran pada zat cair dan tercampurnya bahan
isolasi cair.
• Pada bahan isolasi gas mekanisme townsend dan mekanisme streamer merupakan penyebab kegagalan. Dari uraian di
atas menunjukkan bahwa kegagalan isolasi ini berkaitan dengan adanya partial discharge.
• Pengukuran partial discharge pada peralatan tegangan tinggi merupakan hal yang sangat penting karena dari data data
yang diperoleh dan interpretasinya dapat ditentukan reability suatu peralatan yang disebabkan oleh penuaan (agging) dan
resiko kegagalan dapat dianalisa.
• Spesifikasi pengujian partial discharge tergantung pada tipe peralatan tes dan bahan isolasi yang digunakan pada proses
konstruksi suatu peralatan.
• Adanya partial discharge di dalam bahan isolasi dapat ditentukan dengan tiga metode yaitu :
1) dengan pengukuran tegangan pada objek,
2) dengan pengukuran arus di dalam rangkain luar dan
3) mengukur intensitas radiasi gelombang elektromagnetik yang disebabkan karena adanya partial
discharge.
GANGGUAN OPERASIONAL PADA
PERALATAN ISOLASI
• Pada setiap peralatan listrik, cacat manufaktur atau masalah gangguan
operasional dapat selalu terjadi akibat kegagalan pada bahan isoalsinya.
Isolasi listrik pada mesin listrik, seperti motor , generator ataupun
transformator rentan terhadap , tekanan thermal, serangan bahan kimia,
dan gerakan gulungan didalam peralatan karena faktor vibrasi.
sambaran petir. Oleh karena itu, dalam pusat listrik harus ada